Anda di halaman 1dari 6

KEBUTUHAN SISTEM DALAM CLOUD COMPUTING

J a zi E k o , W i n ar n o S u g e n g Program Ilmu Komputer FMIPA UGM Yogyakarta

Pendahuluan
Perkembangan IT telah membuat proses dan strategis bisnis berubah dengan cepat. Penggunaan perangkat IT pada sistem manajemen perusahaan sudah menjadi keharusan saat ini, yang dapat dilihat dari anggaran belanja sampai dengan implementasi IT yang dimiliki. IT sudah dipandang sebagai salah satu senjata untuk bersaing di kompetisi global, kecenderungan ini terlihat dari tidak digunakannya lagi IT sebagai pelengkap dari proses bisnis perusahaan, namun IT dijadikan sebagai bagian dari proses bisnisnya. Karena tuntutan kebutuhan akan informasi yang semakin cepat, tata kelola ICT dalam manajemen di suatu perusahaan akan semakin kompleks baik dari sisi teknis atau non teknis lainnya . Pada era awal tahun 2000an, terdapat solusi yang ditawarkan pada vendor perangkat lunak, Konsep ini dahulu dikenal dengan ASP (Application Service Provider), yaitu suatu usaha yang menawarkan akses berupa penggunaan aplikasi perangkat lunak kepada pengguna individu maupun perkantoran melalui sarana Internet. Pada dasarnya ASP adalah suatu Independent Software Vendor (ISV) atau ISP yang memanfaatkan Internet sebagai sarana penyampaian sehingga program aplikasinya dapat berfungsi. Model ASP dapat dilihat pada
Gambar 1

Gambar 1 : Model ASP (sumber www.brightmindsynergy.com) Model ASP ini telah banyak digunakan sebagai solusi integrasi sistem dengan lebih efisien, efisien disisi biaya dan maintenancenya. Di indonesia sendiri sudah banyak yang memanfaatkan ASP Kantor pajak Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT secara elektronik (e-Filling), Cargo Garuda Indonesia dan sebagainya.
15. September 2011 1/6

Perkembangan IT saat ini menuju dengan konsep-kosenp social networkingnya, openess, share, colaborations, mobile, easy maintenance, one click, terdistribusi / tersebar, scalability, concurency dan transparan, Saat ini terdapat trend teknologi yang masih terus digali dalam penelitian-penelitian para pakar IT di dunia, yaitu Cloud Computing. Cloud Computing atau dalam bahasa indonesia bebas sering diterjemahkan sebagai Komputasi Awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, seperti yang termodelkan pada Gambar 2

Gambar 2 : Cloud Computing [wikipedia.org] Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Cloud Computing adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensorsensor, monitor dan lain-lain. Cloud Computing adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS (software as a service atau perangkat lunak berbentuk layanan) seperti yang termodelkan pada Gambar 3, Web 2.0 (generasi kedua layanan berbasis web), dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum yang dapat diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
15. September 2011 2/6

Pada sistem komputasi awan seperti yang telah disampaikan sebelumnya sumber daya disediakan secara terpusat tetapi tersembunyi, sehingga siapapun yang akan menggunakan dalam hal ini pengguna layanan dapat semakin mudah, cukup menghubungkan ke sistem komputasi awan terdekat melalui penyedia layanan, maka layanan akan diterima. Disamping kemudahan tersebut ada masalah, berkaitan dengan pengukuran internet dalam menghitung biaya sewa internet. Harapan pada sistem komputasi awan adalah kemudahan pengguna layanan dalam hal mengetahui pembiayaan sewa internet, seperti kemudahan pembayaran listrik, jelas cara pengukurannya sehingga kebenaran dan kejelasan dalam pembayaran biaya sewa dapat terpenuhi.

Gambar 3 : Model SaaS [ progress.com ]

Kebutuhan Server
Dari uraian pendahuluan sebelumnya telah disampaikan bahwa Cloud Computing adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS. SaaS seperti halnya model ASP adalah suatu model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh suatu vendor perangkat lunak ke pelanggan yang memanfaatkan Internet. Sehingga disini pelanggan cukup menyediakan sarana koneksi ke Internet kemudian dengan mengarahkan ke url dimana perangkat lunak tersebut disediakan oleh vendor maka pelanggan dapat mengakses secara penuh sesuai kesepakatan akses yang disetujui kedua belah pihak. Pelanggan tidak perlu mengeluarkan uang untuk memiliki perangkat lunak tersebut melainkan hanya untuk menggunakan. Pelanggan menggunakan perangkat lunak tersebut melalui antarmuka pemrograman aplikasi yang dapat diakses melalui web (web services). Adapun perbedaan antara ASP dan SaaS adalah pada ASP pelanggan diperuntukkan untuk pelanggan tunggal, sedangkan untuk SaaS dapat diperuntukkan pelanggan banyak, sehingga di SaaS pelanggan dapat mengkonfigurasikan sendiri kebutuhan perangkat lunaknya sesuai dengan profil yang dipersyaraktan sendiri-sendiri, disini seolah-olah banyak pelanggan memiliki perangkat lunak yang berbeda karena memiliki rule yang berbeda-beda tidak seperti ASP selurih pelanggan dioperasikan dengan pengaturan yang sama. Pada intinya faktor utama yang harus ada adalah akses Internet yang handal, untuk itu dibutuhkan peralatan pendukung Internet yang sesuai kebutuhan. Dari pendekatan ini maka Faktor-faktor yang diperhatikan sebagai persyaratan server untuk menunjang Cloud Computing adalah sebagai berikut : 1. Dedicated hardware, hal yang terkait disini adalah yang pertama masalah data center yang memenuhi kebutuhan para pelanggan secara spesifik, untuk itu kebutuhan redundan untuk catu daya, koneksi Internet, keamanan fisik maupun data sendiri sangat perlu diperhatikan. Selain itu bandwidth disesuaikan kebutuhan pelanggan
15. September 2011 3/6

2.

3. 4.

5.

yang mengakses, salah satu sumber mensyaratkan minimal bandwidth adalah 10Gbps untuk layanan cloud computing [info : Elastic Host]. Untuk kebutuhan ethernet pada umumnya menggunakan Fast Ethernet (100BaseX) untuk jaminan kecepatan transaksi data. Kemampuan processing perlu diperhatikan untuk itu Processor dan Memori harus disesuaikan dengan kebutuhan perangkat lunak yang disediakan untuk pelanggan, jika dikerjakan sebagai server layanan animasi maka faktor lag harus ditekan seminimal mungkin. Untuk kebutuhan penyimpanan merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan, hal mana seluruh data pelanggan sangat mengandalkan penyimpanan di server dimulai dari konfigurasi sistem dan hasil olahan datanya sendiri, untuk itu diperlukan media penyimpanan yang handal dan redundan, jika dimungkinkan sistem redundan bertingkat. Virtualized, yaitu kemampuan sebagai komputasi otonom. Dengan kemampuan ini sistem server diharuskan memiliki kemampuan pelanggan melakukan pengelolaan piranti lunaknya sendiri, seperti halnya pelanggan memiliki piranti lunak sendirisendiri. Sistem ini sangat membantu sistem administrasi pemeliharaan server. Untuk mendukung ini faktor piranti keras dan piranti lunak harus saling terintergrasi. Instant VMs (Instan virtual machines), yaitu kemampuan sebagai virtual machines. Sehingga bagi pihak pelanggan seolah-olah memiliki server dengan piranti lunak sendiri. Faktor pemilihan processor dan memori sangatlah berpengaruh. Cloud Storage, yaitu model jaringan penyimpanan online, di mana data disimpan pada server virtual, unumnya diselenggarakan pihak ke tiga, bukan pada host. Host berfungsi sebagai pengelola utama penyimpanan data. Dengan pengupayaan pihak ke tiga maka akan menghasilkan data dengan berukuran seolah-olah tak terbatas. Sehingga disini model SAN (storage area network) dapat digunakan. Easy Migration, kemampuan kemudahan migrasi sistem harus diupayakan, dan saat proses migrasi pelanggan diupayakan tidak merasakan pengaruhnya. Sistem ini dapat diwujudkan dengan pemilihan sistem operasi Unix atau turunannya, karena jaminan multitasking dan arsitektur memori yang handal yag dimiliki.

Layanan Provisioning
Saat ini para penyedia layanan menggunakan otomatisasi layanan provisioning untuk mempercepat pengiriman dan konfigurasi layanan. Otomasi pelayanan dan konfigurasi pengguna dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan dalam penyediaan layanan. Kemampuan otomatisasi merupakan tugas-tugas rutin manajemen administrasi seperti penambahan pengguna baru, update entri direktori, dan update-update fungsi pritanti lunak lainnya. Konsep layanan provisioning akan memunculkan skenario aplikasi multitenant hosting. Dengan arsitektur multitenant, sebuah aplikasi perangkat lunak dirancang untuk hampir partisi data dan konfigurasi, dan masing-masing organisasi klien bekerja dengan contoh aplikasi yang disesuaikan virtual. Multitenancy dianggap sebagai salah satu atribut penting dari Cloud Computing. Melalui layanan ini konsep akan melahirkan the real portal web.

Kebutuhan Sistem
Hal yang harus diperhatikan utama dalam pembangunan sistem Cloud Computing adalah Kehandalan dan Sekuriti (keamanan). Berkaitan masalah kehandalan sudah disinggung sebelumnya, khususnya kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunaknya. Hal mana kehandalan ini adalah kemampuan server dalam menjalankan SaaS (software as a service atau perangkat lunak berbentuk layanan), Web 2.0 (generasi kedua layanan berbasis web), dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan
15. September 2011 4/6

terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Disamping kelebihan yang dimiliki oleh Cloud Computing yaitu berupa kemudahan penggunaan perangkat lunak aplikasi tanpa harus investasi awal. Terdapat kelemahan sistem yang dimiliki. Sistem sangat mengandalkan layanan Internet, sedangkan diketahui Internet adalah layanan umum, siapa saja boleh masuk disana. Untuk itu diperlukan pengaturan Sekuriti penggunaan perangkat lunak aplikasi berbasis layanan web tersebut. Intinya semua layanan yang disediakan di cloud (awan) harus di berikan sekuriti berupa firewall yang baik seperti yang termodelkan pada Gambar 4. Sistem perangkat lunak hanya dapat digunakan oleh pelanggan secara private. Untuk itu konsep SaaS dengan kombinasi Sekuriti khusus, sangatlah baik, dimana dengan SaaS pelanggan dapat melakukan konfigurasi sendiri-sendiri tidak seperti ASP. Sehingga dengan sistem konfigurasi sendiri maka Sekuriti dapat lebih terjamin. Dalam hal ini konfigurasi tidak hanya berkaitan dengan penggunaan perangkat lunaknya saja melainkan pengaturan sekuriti harus mampu dilakukan sebagian oleh pelanggan. Dengan kemitraan antara pemilik dan pengguna layanan maka SaaS dapat berjalan sesuai dengan harapan. Dapat diibaratkan jika pintu memiliki hanya satu kunci maka akan rentan penyusupan, tetapi kalau digunakan kombinasi antara dua kunci maka sulit untuk penyusup melakukan pembobolan sistem.

Gambar 4 : Model Sekuriti Cloud [maintec.com] Dari hasil pooling lembaga riset independen Gartner terbaru menyatakan, sekitar 70 persen perusahaan (dengan jumlah karyawan kurang dari 1.000 orang) belum mau mengadopsi layanan clound computing karena alasan keamanan. Sumber media menyampaikan Fujitsu meski berani mengeluarkan investasi besar-besaran untuk mengembangkan bisnis komputasi awan secara global, Fujitsu tampak belum terlalu berambisi untuk menawarkan jasa komputasi awan di pasar Indonesia pada tahun 2011. Kekhawatiran pelanggan terhadap risiko keamanan disebut-sebut menjadi alasan mengapa komputasi awan sulit diadopsi perusahaan-perusahaan di Tanah Air Indonesia. Keamanan menjadi faktor yang paling dominan. Selain itu ada beberapa kendala lain seperti belum terbiasanya aktivitas reporting dan auditing di komputasi awan, sampai kurangnya rasa yakin perusahaan jika jasa itu benar-benar dapat mereduksi biaya, kata Achmad S. Sofwan, Presiden Direktur Fujitsu Indonesia, pada Fujitsu Media Gathering 2011 di Denpasar, Bali. Kendala sekuriti di Indonesia cukup mencuat, terlebih didongkark kejahatan di sektor perbankan, seperti kejahatan kartu kredit, ATM. Hal mana Indonesia masih merupakan negara berkembang, dan baru akan melek IT. Dikatakan akan melek IT karena hanya sebagain kecil saja masyarakat Indonesia yang melek IT, walapun tercatat pengguna IT semakin banyak. Sehingga banyak sekali yang mencoba melakukan penyusupan sistem.
15. September 2011 5/6

Sebagian besar masyarakat Indonesia pengguna IT tidak sadar bahwa jika fasilitas IT dirusak maka sebenarnya merusak fasilitas diri sendir, karena IT menggunakan fasuilitas Internet, sedang Internet milik bersama. Untuk itu selain usaha teknis sekuriti, perlu usaha sosial di faktor sekuriti. Dapat diibaratkan segala fasilitas semua ada di awan, dan awan ada dimana-mana sehingga dengan cukup meraih saja maka fasilitas dapat diperoleh. Kemudahan ini ternyata melahirkan ketidakamanan karena faktor manusiawi. Untuk itu saran yang dapat diberikan adalah bentuk sekuriti terbaik di Cloud Computing adalah selain sistem firewall berlapis juga menggunakan multi sistem dan custom firewall. Dan sistem sekutiri bukan hanya dari sisi luar tetapi juga harus dari sisi dalam. Karena penyususpan bukan dari luar tapi dari sisi dalam baik secar langsung maupun tidak langsung. Selain itu Log Sistem sangat diperlukan, untuk kebutuhan penelusuran sistem jika terjadi pembobolan sistem.

Kesimpulan
Cloud Computing adalah suatu fenomena baru dalam era komputasi sekarang ini. Baik perseorangan maupun lembaga, atau perusahaan dapat megoptimasikan bisnisnya tanpa harus melakukan investasi pengadaan diawal. Faktor kebutuhan server harus mendukung kemampuan : Dedicated hardware, Virtualized, Instant VMs, Cloud Storage, dan Easy Migration . Hal khusus yang harus diperhatikan adalah Kehandalan dan Sekuriti dari layanan. Kehandalan berkaitan dengan contohnya optimasi SaaS. Sedangkan sekuriti harus mampu mangatasi serang dari sis luar maupun dalam perangkat keras dan perangkat lunak yang uptodate diperlukan untuk mensupport sistem, bandwidth Internet sangat berpengaruh besar, tentunya faktor QoS tetap diperhatikan.

Daftar Rujukan
1. Deris Stiawan, Teknologi Cross Platform, Telecomuters & One Stop Solutions Cloud Computing, Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI 2. Develop team, "Difference between the ASP model dan the SaaS model", Luit Infotech Private Limited, Banalore India 3. Galih Hendro Martono, "Tren Cloud Computing", IlmuKomputer.Com ( diakses 15-Sept-2011 ) 4. Mohamad Tri Ramdhani (2010),"Cloud Computing, Layanan Client-Server Dunia Maya", http://dhanz3rd.wordpress.com ( diakses 15-Sept-2011 ) 5. Rosid (2011), "Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing", Rosid.net ( diakses 15-Sept-2011 ) 6. Wikipedia, Komputasi Awan, http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan ( akses 15-Sept-2011 )

15. September 2011

6/6

Anda mungkin juga menyukai