Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK FILSAFAT ILMU SOSIOLINGUISTIK (KAJIAN AKSIOLOGI)

Oleh: Solegar Prasetyo Setiawan Bayu Sri Sulihingtyas Umi Jaroh Wiwik Wijayanti Yessi Aprilia W Yohana Ika Harnita S

PROGRAM MAGISTER LINGUISTIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2011
SOSIOLINGUISTIK KAJIAN AKSIOLOGI Pendahuluan Ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Perkembangan ilmu tersebut dapat membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya dan bahkan menjadi tujuan hidupnya. Akan tetapi, dalam memanfaatkan ilmu tersebut ada nilai-nilai moral yang harus diikuti dan diterapkan sehingga tujuan hakiki manusia dalam kehidupan ini bisa tercapai. Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, manusia, dan alam, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya dan sejauh apa yang dapat dicapai akal manusia setelah mencapai pengetahuan. Cabang ilmu filsafat yang mengkaji tentang nilai dan moral ini adalah aksiologi. Bahasa adalah alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Dalam konteks ilmiah, bahasa tidak saja bisa dipandang sebagai sarana komunikasi individu atau kelompok untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, harapan, kegelisahan, cinta, kebencian, opini, dan sebagainya kepada individu atau kelompok lain, tetapi juga dapat dipandang sebagai suatu ilmu yang digunakan untuk mengetahui seluk beluk bahasa itu sendiri. Salah satu ilmu yang menkaji bahasa adalah Sosiolinguistik. Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap variasi penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami. Sosiolinguistik juga menyangkut individu sebab unsur yang sering terlihat melibatkan individu sebagai akibat dari fungsi individu sebagai makhluk sosial. Hal itu merupakan peluang bagi linguistik yang bersifat sosial untuk melibatkan diri dengan pengaruh masyarakat terhadap bahasa dan pengaruh bahasa pada fungsi dan perkembangan masyarakat sebagai akibat timbal-balik dari unsur-unsur

sosial dalam aspek-aspek yang berbeda, yaitu sinkronis, diakronis, prospektif yang dapat terjadi dan perbandingan. Hal tersebut memungkinkan sosiolinguistik membentuk landasan teoretis cabang-cabang linguistik seperti: linguistik umum, sosiolinguistik bandingan, antarlinguistik dan sosiolinguistik dalam arti sempit (sosiolinguistik yang konkret) (Deseriev, 1977:341-363). Dengan latar belakang tersebut, penulis ingin mencoba melihat sosiolinguistik sebagai ilmu dengan berargumentasi dari persepktif filsafat ilmu dan memakai prasyarat keilmuan aksiologis sebagai tolok ukurnya. Kegunaan Sosiolinguistik Setiap bidang ilmu tentu mempunyai manfaat dalam kehidupan praktis, begitu juga dengan sosiolinguistik. Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu dalam penggunaanya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Sosiolinguistik menjelaskan bagaimana menggunakan bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu, seperti dirumuskan fishman (1967:15) bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah who speak, what language, to whom, when , and to what end. Dari rumusan fishman itu dapat kita jabarkan manfaat atau kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis. Pengetahuan sosiolinguistik dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberi pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu. Misalnya: Jika kita adalah anak dalam suatu keluarga, tentu kita harus menggunakan ragam/gaya bahasa yang berbeda jika lawan bicara kita adalah ayah, ibu, kakak, atau adik. Jika seorang murid, tentu kita harus menggunakan ragam atau gaya bahasa yang berbeda pula terhadap guru, terhadap teman sekelas, atau terhadap sesama murid yang kelasnya lebih tinggi.

Sosiolinguistik juga akan menunjukkan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada di dalam masjid, di ruang perpustakaan, di taman, di pasar, atu juga di lapangan sepak bola.

Anda mungkin juga menyukai