Anda di halaman 1dari 11

posted by: teddykw | 1 March, 2008 http://teddykw1.wordpress.

com/2008/03/01/teori-pertukaran-sosial/ Teori Pertukaran Sosial

Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan Kelley ini menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Pada perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran sosial semakin fokus pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu membentuk suatu hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk mencapai keseimbangan dalam hubungan tersebut.

Teori pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi (Theory of Economic Behavior). Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian komunikasi, misalnya dalam konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan organisasi. Oleh karena itu, teori pertukaran sosial ini, selain menjelaskan mengenai sikap dalam ekonomi, juga menjelaskan mengenai hubungan dalam komunikasi.

Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya . Ganjaran, biaya, laba dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini (Rahmat, 2002: 121).

Empat konsep tersebut antara lain:

1. Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dalam suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.

2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya.

3. Hasil dan laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila dalam suatu hubungan seorang individu merasa bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.

4. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu seorang individu mengalami hubungan yang memuaskan, tingkat perbandingannya menurun.

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah:

1. Individu yang terlibat dalan interkasi akan memaksimalkan rewards

2. Individu memiliki akses untuk informasi mengenai sosial, ekonomi, dan aspek-aspek psikologi dari interkasi yang mengizinkan mereka untuk mempertimbangkan berbagai alternatif.

3. Individu bersifat rasional dan memperhitungkan kemungkinan terbaik untuk bersaing dalam situasi menguntungkan.

4. Individu berorientasi pada tujuan dalam system kompetisi bebas.

5. Pertukaran norma budaya.

teori Pertukaran Sosial Diposkan oleh Muif Taste http://muiftaste.blogspot.com/2009/01/teori-pertukaransosial.htmlhttp://muiftaste.blogspot.com/2009/01/teori-pertukaran-sosial.html

Teori Pertukaran George Homans Inti teori pertukaran Homans terletak pada sekumpulan proposisi fundamental. Meski beberapa proposisinya menerangkan setidaknya dua individu yang berinteraksi, namun ia dengan hati-hati menunjukkan bahwa proposisi itu berdasarkan prinsip psikologis. Menurut Homans proposisi itu bersifat psikologis karena dua alasan. Pertama, proposisi itu biasanya dinyatakan da diuji secara empiris oleh orang yang menyebut dirinya sendiri psikolog. Kedua, dan yang lebih penting, proposisi itu bersifat psikologis karena menerangkan fenomena individu dalam masyarakat. Atas dasar pemikirannya ini, Homans mengakui telah menjadi seorang reduksionis psikologi. Reduksionisme menurut Homans adalah proses yang meunujukkan bagaimana proposisi yang disebut satu ilmu logikanya berasal dari proposisi yang lebih umum yang disebut ilmu lain. Walau Homans membahas prinsip psikologis, namun ia tak membayangkan individu dalam keadaan terisolasi. Ia mengakui bahwa manusia adalah makhluk sosial dan menggunakan sebagian besar waktu mereka berinteraksi dengan manusia lain. Ia mencoba menerangkan perilaku sosial dengan prinsip-prinsip psikologi. Homans tidak menolak perndirian Durkheim yang menyatakan bahwa ciri-ciri yang baru muncul itu dapat dijelaskan dengan prinsip psikologi. Untuk menjelaskan fakta sosial tak diperlukan proposisi sosiologi yang baru. Dalam sejumlah publikasi Homans memerinci program untuk mengembalikan orang ke dalam sosiologi, tetapi ia pun mencoba mengembangkan sebuah teori yang memusatkan perhatian pada psikologi, manusia dn bentuk-bentuk mendasar kehidupan sosial . Menurut Homans, teori ini membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, nyata atau tak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah atau biaya, sekurang-kurangnya antara dua orang. Dalam Social behaviour: Its Elementary Forms, Homans menyatakan bahwa teori pertukarannya berasal dari psikologi perilaku dan ilmu ekonomi dasar (teori pilihan rasional). Sebenarnya Homans menyesal menamakan teorinya teori pertukaran karena ia melihatnya sebagai penerapan psikologi perilaku pada situasi khusus. Homans memulai dengan membahas paradigma perilaku B.F. Skinner, khususnya tentang studi burung merpati skinner. Dia tertarik pada contoh perilaku merpati ini; Homans memperhatikan perilaku manusia. Menurut Homans, merpati Skinner tidak terlibat dalam hubungan pertukaran yang sebenarnya dengan psikolog yang menelitinya. Merpati itu hanya terlihat dalam hubungan pertukaran satu pihak, sedangkan pertukaran manusia sekurangnya melibatkan dua pihak. Merpati diperkuat oleh biji, sedangkan psikolog sebenarnya tidak diperkuat oleh patukan merpati. Merpati melanjutkan hubungan dengan lingkungan fisik. Karena tak ada hubungan timbal balik, Homans mendefinisikan hubungan demikian sebagai perilaku individual. Homans menyerahkan studi perilaku seperti itu kepada psikolog, dan ia mendesak agar sosiolog harus mempelajari perilaku sosial di mana aktivitas pihak lain dan dengan demikian saling mempengaruhi. Menurut Homans, yang penting adalah bahwa tak diperlukan proposisi baru untuk mejelaskan perbedaan perilaku sosial dan perilaku individual. Hukum perilaku individual seperti yang

dikembangkan Skinner dalam studinya tentang merpati akan menerangkan perilaku sosial selama kita memperhatikan komplikasi penguatan mutualnya. Homans mengakui bahwa dengan berat hati akhirnya ia terpaksa meninggalkan prinsip yang berasal dari Skinner. Dalam karya teoritisnya, Homans membatasi diri pada interaksi kehidupan sehari-hari. Namun, jelas ia yakin bahwa sosiologi yang dibangun berdasarkan prinsip yang dikembangkannya akhirnya akan mampu menerangkan semua perilaku sosial. Dalam hal ini Homans menggunakan contoh jenis hubungan pertukaran yang menjadi sasaran perhatiannya. Berdasarkan dari pemikirannya terhadap Skinner, Homans mengambangkan beberapa proposisi antara lain adalah: Proposisi Sukes. Ada beberapa hal yang ditetapkan Homans menganai proposisi sukses. Pertama, meski umumnya benar bahwa makin sering hadiah diterima menyebabkan makin sering tindakan dilakukan, namun pembahasan ini tak dapat berlangsung tanpa batas. Di saat individu benar-benar tak dapat betindak seperti itu sesering mungkin. Kedua, makin pendek jarak waktu antara perilkau dan hadiah, makin besar kemungkinan orang mengulangi perilaku, dan begitu pual sebaliknya. Ketiga, menurut Homans, pemberian hadiah secara intermiten lebih besar kemungkinannya menimbulkan perulangan perilaku ketimbang menimbulkan hadiah yang teratur. Hadiah yang teratur menimbulkan kejenuhan dan kebosanan, sedangkan hadiah yang diterima dalam jarak waktu yang tek teratur sangat mungkin menimbulkan perulangan perilaku. Proposisi Pendorong. Homans tertarik pada proses generalisasi dalam arti kecenderungan memperluas perilaku keadaan yang serupa. Aktor mengkin hanya akan melakukan sesuatu dalam keadaan khusus yang terbukti sukses di masa lalu. Bila kondisi yang menghasilkan kesuksesan itu terjadi terlalu ruwet maka kondisi serupa mungkin tidak akan menstimulasi perilaku. Bila stimuli krusial muncul terlalu lama sebelum perilaku depirlukan maka stimuli itu benar-benar tak dapat merangsang perilaku. Aktor dapat menjadi terlalu sensitif terhadap stimuli terutama jika stimuli itu sangat bernilai bagi aktor. Kenyataannya aktor dapat menanggapi stimuli yang tak berkaitan, setidaknya hingga situasi diperbaiki melalui kegagalan berulang kali. Semuanya ini dipengaruhi oleh kewaspadaan atau derajat perhatian individu terhadap stimuli. Proposisi Nilai. Disini Homans memperkenalkan konsep hadiah dan hukuman. hadiah adalah tindakan dengan nilai positif; makin tinggi nilai hadiah, makin besarkemungkinan mendatangkan perilaku yang diinginkan. Hukuman adalah tindakan dengan nilai negatif; makin tinggi nilai hukuman berarti main kecil kemungkinan aktor mewujudkan perilaku yang tak diinginkan. Homans menemukan bahwa hukuman merupakan alat yang tak efisien untuk membujuk orang mengubah perilaku mereka karena orang dapat bereaksi terhadap hukuman menurut cara yang tak diinginkan. Sebenarnya lebih abik tak memberikan hadiah terhadap perilaku yang tak diinginkan; perilaku demikian akhirnya akan dihentikan. Hadiah jelas lebih disukai, tetapi persediaannya mungkin sangat terbatas. Homans menjelaskan bahwa teorinya sebenarnya bukanlah teori hedonistis; hadiah dapat berupa ameri atau altruistis. Proposisi Deprivasi-Kejenuhan. Dalam hal ini Homans mendefinisikan dua hal penting lainnya: biaya dan keuntungan. Biaya tiap perilaku didefinisikan sebagai hadiah yang hilang karena tidak jadi melakukan sederetan tindakan yang direncanakan. Keuntungan dalam pertukaran sosial dilihat sebagai sejumlah hadiah yang lebih besar yang diperoleh atas biaya yang dikeluarkan. Yang terakhir ini menyebabkan Homans menyusun kembali proposisi kerugian-kejemuan sebagai berikut: makin

besar keuntungan yang diterima seseorang sebagai hasil tindakannya, makin besar kemungkinan ia melaksanakan tindakan itu . Proposisi Persetujuan-Agresi. Kita akan kaget menemukan konsep frustasi dan marah dalam karya Homans karena konsep itu rupanya mengacu pada keadaan mental. Homans menembahkan, bila seseorang tak mendapatkan apa yang ia harapkan, ia dikatakan menjadia kecewa, frustasi. Pengamat behaviorisme yang mempertahankan kemurnian bahasa, sama sekali takkan mengacu pada keadaan mental. Homans lalu menyatakan bahwa frustasi terhadap harapan eperti itu, tak selalu hanya mengacu pada keadaan internal.kekecewaan dapat pula mengacu pada seluruh kejadian eksternal, yang tak hanya dapat diamati oleh Parson saja tetapi juga oleh orang lain. Proposisi Rasionalitas. Homans menghubungkan proposisi rasionalitas dengan proposisi kesuksesan, dorongan, dan nilai. Proposisi rasionalitas menerangkan kepada kita bahwa apakah orang akan melakukan tindakan atau tidak tergantung pada persepsi mereka mengenai peluang dan sukses. Tetapi, apa yang menentukan persepsi ini? Homans menyatakan persepsi mengenai apakah peluang sukses tinggi atau rendah ditentukan oleh kesuksesan di masa lalu dan kesamaan situasi kini dengan situasi kesuksesan di masa lalu. Proposisi rasionalitas juga tak menjelaskan kepada kita mengapa seorang aktor menilai satu hadiah tertentu lebih daripada hadiah yang lain, Homans menghubungkan prinsip rasionalnya dengan proposisi behavioristiknya.

Teori Pertukaran Peter Blau Tujuan Peter Blau adalah untuk memahami struktur sosial berdasarkan analisis proses sosial yang mempengaruhi hubungan antara individu dan kelompok.. Blau bermaksud menganalisis struktur sosial yang lebih kompleks, melebihi Homans yang memusatkan perhatian pada bentuk-bentuk kehidupan sosial mendasar. Blau memusatkan perhatian kepada proses pertukaan yang menurutnya mengatur kebanyakan perilaku manusia dan melandasi hubungan antarindividu maupun kelompok. Blau membayngkan empat langkah berurutan, mulai dari pertukaran antara pribadi ke struktur sosial hingga ke perubahan sosial: Langkah 1: Pertukaran atau transaksi antarindividu yang meningkat ke Langkah 2: Diferensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke Langkah 3: Legitimasi dan pengorgansasian yang menyebarkan bibit dari Langkah 4: Oposisi dan perubahan. Mikro ke Makro. Di tingkat individual Blau dan Homans tertari pada hal yang sama. Tetapi, konsep pertukaran sosial Blau terbatas pada tindakan yang tergantung pada reaksi pemberian hadiah dari orang lain-tindakan yang segera berhenti bila reaksi yang diharapkan tidak kunjung datang. Orang saling tertarik karena berbagai alasan yang membujuk untuk membangun kelompok sosial. Segera setelah ikatan awal dibentuk, hadiah yang saling mereka berikan adakn membantu mempertahankan dan meningkatkan ikatan. Situasi sebaliknyapun mungkin terjadi: karena hadiah yang dipertukarkan dapat berupa sesuatu yang bersifat intrinsik seperti cinta, kasih sayang dan rsaa hormat, atau sesuatu yang berniali ekstrinsik seperti uang dan tenaga kerja fisik. Orang yang

teerlibat dalam ikatan kelompok tak selalu dapat saling memberikan hadiah secara setara. Bila terjadi ketimpangan dalam pertukaran hadiah, maka akan timbul perbedaan kekuasaan dalam kelompok. Norma dan Nilai. Menurut Blau, mekanisme yang menengahi antara struktur sosial yang kompleks itu adalah norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Ada mekanisme lain yang menengahi antara struktur sosial, tetapi Blau memusatkan perhatian pada konsensus nilai. Menurutnya konsensus nilai mengganti pertukaran tak langsung dengan pertukaran langsung. Seorang anggota menyesuaikan diri itu dan mendapat persetujuan implisit karena kenyataan bahwa penyesuaian diri memberikan kontribusi atas pemeliharaan dan stabilitas kelompok. Dengan kata lain, kelompok atau kolektivitas terlibat dalam suatu hubungan pertukaran dengan individu.

posted by Lafif Thoyibie - December 13, 2010 http://komunikasi-indonesia.org/2010/12/teori-pertukaran-sosial/ Teori pertukaran sosial menggunakan metafor ekonomi tentang biaya dan keuntungan [cost and benefit] untuk memprediksi perilaku. Teori ini berasumsi bahwa seseorang atau kelompok akan memilih strategi berdasarkan hitung-hitungan biaya dan keuntungan yang dia peroleh. Teori yang dikembangkan oleh John Thibaut dan Harold Kelley ini berlaku untuk banyak bidang kajian, termasuk komunikasi interpersonal, public relations, dan teori organisasi.

Teori pertukaran sosial menegaskan bahwa orang menjadi faktor penting dalam konsekuensi perilaku mereka sebelum mereka berbuat sesuatu. Secara umum, orang ingin menekan biaya mereka dan mendapat keuntungan yang lebih. Skema cepat kaya telah menggunakan prinsip ini sejak lama.

Akan tetapi, apa hubungan semua ini dengan public relations ? Anggap bahwa kita ingin orang merespons survei kita. Ingat, kita tentu ingin agar biaya survei terhadap responden potensial itu rendah dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Apa yang dapat kita lakukan untuk menekan biaya survei ini ? Sederhanakan perintah surveinya. Buatlah survei yang pendek. Jika diperlukan surat-menyurat, sediakan amplop yang sudah dibayar sebelumnya. Jika pengembalian survei melalui faks, gunakan nomor 800. Hindari pertanyaan terbuka, rumit, dan pribadi.

Sekarang, bagaimana kita meningkatkan keuntungan bagi responden? Buatlah survei menarik. Tekankan bahwa orang tersebut adalah orang yang dimintai pendapatnya, ingatkan mereka bahwa ide-ide mereka sangat penting. Sampaikan kepada para responden bagaimana hasil survei itu akan digunakan , asumsinya akan digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Ciptakan kesempatan untuk memperoleh reward yang nyata, sebagai contoh, dijanjikan akan memperoleh kopian hasil survei atau memenangkan sesuatu yang bernilai.

Logika yang sama bisa diterapkan dalam perilaku yang lebih kompleks dengan menggunakan matriks payoff. Anggaplah perusahaan kita , United Prworks, menyadari adanya kerusakan pada sebuah produk yang telah dikirim ke pelanggan. Kerusakan itu bisa berarti bahwa produk itu perlu diperbaiki lebih cepat dari tiga tahun waktu garansi yang dijanjikan. Kita bisa melihat situasi ini sebagai seperangkat keputusan yang mungkin dibuat, di mana setiap keputusan memiliki biaya [cost] dan keuntungan [reward] tersendiri. Dalam gambar 3.2, setiap sel bagian atas memuat keuntungan yang dipersepsikan, sementara sel dibawahnya memuat kemungkinan biaya yang akan dikeluarkan. Sebagian konsekuensi , seperti biaya telepon, adalah suatu hal yang pasti. Konsekuensi lainnya, seperti kemungkinan adanya gugatan hukum, dan publisitas yang negatif, dapat benar-benar terjadi atau tidak.

Jika pimpinan perusahaan United Prwork bisa melihat keputusan dengan cara seperti ini, perusahaan akan menarik kembali produk itu dan siap menerima kerugian jangka pendek. Masalahnya, sifat dasar manusia dapat membuat kita buta terhadap informasi yang ada dalam lingkup yang terkait dengan kemungkinan pelanggan mengetahui kerusakan tersebut. Kebiasaan manusia secara umum untuk tidak memedulikan masalah dan berharap bahwa semuanya berjalan tanpa ada masalah. Tugas seorang praktisi public relations adalah memberitahu pengambil keputusan agar dia bisa melihat keseluruhan opsi terkait dengan biaya dan keuntungan.

ditulis pada 13/04/2009 http://dhila13.wordpress.com/2009/04/13/menganalisa-hubungan-dengan-menggunakan-teoripertukaran-sosial/ Bagaimana hubungan anda dengan pasangan anda saat ini? Baikkah? Burukkah? Atau bahkan mengambang? Cobalah anda membaca teori-teori Hubungan Interpersonal khususnya Teori Pertukaran Sosial yang dikemukakan oleh J.W. Thibaut dan H.H. Kelley.

Thibaut dan Kelley adalah psikoanalist yang berkonsentrasi pada bidang psikologi sosial khususnya interpersonal relationship atau hubungan antar personal. Pada tahun 1959 mereka membuat buku yang berjudul The Social Psychology of Groups. Buku ini konsern menjelaskan analisa hubungan dyad atau antar dua orang. Cukup rumit sebenarnya jika kita membaca buku ini dengan detail. Namun saya mencoba mengambil sederhananya saja agar mudah dimengerti.

Ada 4 elemen dalam teori ini yang digunakan dalam menganalisa suatu hubungan yaitu, Rewards, Costs, Outcome, dan Comparison Level.

Rewards adalah elemen positif yang berguna meningkatkan nilai positif dalam sebuah hubungan. Contohnya ialah tingkah laku yang positif seperti menghargai, mendengarkan, memuji, dll. Sedangkan Costs ialah elemen negative yang bisa jadi dapat meretakkan hubungan. Seperti halnya dalam teori ekonomi, Cost merupakan biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu, dan bisa disebut juga Rugi. Contohnya ialah segala tingkah laku yang kurang menyenangkan seperti hal-hal yang memalukan, tidak menghargai, dll. Waktu dan usaha kita dalam menemui dan mendengarkan pasangan pun termasuk ke dalam cost.

Outcome ialah penggabungan nilai antara rewards dan costs. Misal nilai rewards lebih tinggi dari pada nilai costs (R > C), berarti outcome yang dihasilkan bagus. Itu artinya hubungan yang dijalankan cukup baik. Namun jika nilai rewards lebih rendah dari pada nilai costs (R < C), berarti outcome yang dihasilkan tidak begitu tinggi. Itu artinya hubungan yang dijalankan kurang bagus.

Lalu, Comparison Level. Elemen ialah standar komparasi (parameter) hubungan yang tengah kita jalani dengan hubungan kita yang lain sebagai pembanding. Elemen ini terbagi lagi atas 2 hal, yakni, Comparison Level (CL) dan Comparison Level for Alternative (CL alt). Dalam bukunya Thibaut dan Kelley menyatakan;

In evaluating the adequacy of the sampled and anticipated outcomes of a relationship, the members of a dyad will have need for some kind of standard or criterion of the acceptability of outcomes. At least two important kind of standard for such an evaluation can be identified. To try to make the distinction between these two standards as intuitively clear as possible, we may begin by saying that the first of these, called the comparison level (or CL), is the standard against which the member evaluates the attractiveness of the relationship or how satisfactory it is. The second, called the comparison level for alternative (or CL alt), is the standard the member uses in deciding whether to remain in or to leave the relationship. (Thibaut & Kelley 1959, 21)

Maksudnya ialah, CL digunakan untuk menganalisa seberapa tinggi kepuasan kita terhadap hubungan kita saat ini. Yang digunakan sebagai pembanding ialah hubungan kita di masa lalu (sebelum kita menjalin hubungan dengan teman kita saat ini). Misal, A dan B menjalin hubungan saat ini. Sebelumnya A dan B memiliki hubungan dengan orang lain. Maka, sebelumnya A dan B memiliki standar hubungan sendiri dalam mengharapkan dan menilai hubungannya sekarang. Jika hubungan A dan B dengan pasangan lain di masa lalu cukup baik, maka setidaknya mereka telah memiliki standar hubungan yang baik. Jika hubungan yang sekrang ini (antara A dan B) dirasa kurang baik, maka ada ketidakpuasan yang dirasakan mereka dalam hubungan ini. Namun jika hubungan yang sekarang lebih baik, maka itu melampaui standar nilai mereka. Dan mereka (A dan B) merasakan kepuasan, bahkan ini bisa dijadikan standar baru bagi mereka jika suatu ketika akan menjalani hubungan baru.

Sedang CL alt ialah komparasi hubungan dengan hubungan yang dimiliki dyad lainnya. Ini bisa menjadi sebuah pertimbangan apakah hubungan tersebut masih bisa dipertahankan atau tidak (lihat kembali kutipan diatas). Misal, kembali ke hubungan A dan B. Masing-masing dari A dan B tentu memiliki hubungan dengan orang lain di luar hubungan mereka sekarang ini, A dan C atau B dan D. Jika hubungan dengan orang lain itu ternyata lebih baik dan lebih memuaskan dari hubungan mereka yang sekarang (A dan B) bisa jadi hubungan mereka retak.

Dan untuk mengetahui seperti apa hubungan anda, terdapat 6 tipe hubungan dibawah ini;

Six Typologies of Relationship Relative Value of Outcome, CL, and CL alt State of the relationship

Outcome > CL > CL alt Satisfactory, stable, and interdependence

Outcome > CL alt > CL Satisfactory, stable, and,

independence

CL alt > CL > Outcome

Unsatisfactory, broken, and love to stay in other relationship

CL alt > Outcome > CL Satisfactory, unstable, and feel better to stay in other relationship

CL > CL alt > Outcome Unsatisfactory, broken

CL > Outcome > CL alt More unsatisfactory but gratify, interdependence, and cannot broken

CL

: Comparison Level

CL alt

: Comparison Level for Alternatives

Terakhir, silahkan dianalisa sendiri bagaimana hubungan anda dengan pasangan anda dengan elemen-elemen yang telah saya jelaskan diatas. semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai