Anda di halaman 1dari 6

Kondisi Demografi Sosial Kalimantan Selatan

A. Demografi Demografi adalah salah satu disiplin ilmu. Bidang kajiannya adalah struktur (susunan) populasi manusia atau kependudukan di lingkup wilayah tertentu dan dalam periode tertentu pula. Studi demografi akan mengkaji sebab dan akibat perubahan struktur kependudukan termasuk peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk yang disebabkan tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan proses perpindahan (migrasi) penduduk. Problematik demografi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan ilmu demografi. Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan struktur penduduk di wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat dicapai. Contoh kasus, pemerintah RRC melarang pasangan suami isteri memiliki lebih dari satu anak sejak akhir 1970-an (1978 atau 1979). Alasannya untuk mengurangi angka pertumbuhan penduduk sehingga beban sosial ekonomi berkurang. Demografi adalah ilmu statistik dan matematika yang mempelajari ukuran, komposisi dan persebaran penduduk serta perubahannya pada suatu kurun waktu melalui proses fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi serta perubahan penduduk (Boque: 1969). Sedangkan menurut Philip M. Hauser dan Duddley Duncan,

demografi adalah ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi

penduduk; serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas social. Jadi, demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

B. Provinsi Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk Kalimantan Selatan berjumlah 3.545.100 jiwa (2010). Pertumbuhan Kalsel Sepanjang Tahun 2010 Mencapai 5,58 Persen. Luas wilayah Kalimantan Selatan lebih kecil daripada luas wilayah Jawa Timur.

C. Gambaran Umum Kependudukan Provinsi Kalimantan Selatan 1. Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan menurut data statistik Kalimantan Selatan berdasarkan registrasi penduduk Kalimantan Selatan pada akhir tahun 2007, jumlah penduduk laki-laki adalah 1.700.790, jumlah penduduk perempuan adalah 1.695.890 jadi total keseluruhan penduduk di Kalimantan Selatan adalah 3.396.680. Secara rinci sebaran jumlah penduduk Kalimantan Selatan berdasarkan tabel: Kabupaten/Kotamadya Tanah Laut Kotabaru Banjar Barito Kuala Tapin Hulu Sungai Selatan Jenis Kelamin LK PR 137.538 128.091 135.766 136.234 236.783 243.227 132.634 136.814 75.704 76.373 103.467 103.935 Total penduduk 265.629 272.000 480.010 269.448 152.077 207.402 242.189 214.191 191.000 221.304 101. 860 615.570 164. 000 3. 396 .680 % 107,38 99,66 99,66 96,94 99,12 99,55 102,59 97,77 95,42 96,99 104,95 103,63 101,73 100,29

Hulu Sungai Tengah 122.645 119.544 Hulu Sungai Utara 105.890 108.301 Tabalong 93.264 97.736 Tanah Bumbu 108.964 112.340 Balangan 52.161 49. 699 Banjarmasin 313.272 302.298 Banjarbaru 82. 702 81. 298 Kalimantan Selatan 1. 700 .790 1. 695 .890 Source : BPS Statistik Kalimantan Selatan

Penduduk asli Banjarmasin adalah suku Banjar, yang terdiri atas Banjar Asli (tinggal di daerah kota) dan Banjar Kuala (tinggal di daerah pedesaan). Tidak ada data yang pasti Berapa persen masyarakat suku Banjar yang ada di Banjarmasin, tetapi ada yang memperkirakan sekitar 50 60%, sedangkan yang lain adalah suku pendatang. Suku pendatang yang paling dominan adalah suku Jawa (diperkirakan

sekitar 30 40%), sedangkan sisanya dari bagian Kalimantan yang lain (Dayak), Sulawesi, Madura, Sumatera Indonesia Sanitation Sector Development Program. 1. Penyebaran Penduduk Banjar Sesuai dengan keadaan geografis daerah kalsel yang banyak sekali sungaisungainya, dan pemadatan penduduk yang bermukim dimuara-muara Sungai, jadi tidak diherankan dari zaman dahulu sudah mengenal pelayaran dan perdagangan, suku bangsa Banjar sudah terkenal sejak dahulu sebagai suku bahari, jiwa pelacut dan juga pedagang yang sudah lama dimiliki oleh orang Banjar, yang menyebabkan suku Banjar banyak tersebar ke provinsi di Kalimantan dan kata-kata lain di Indonesia baik sebagai pedagang maupun pengusaha. 2. Hubungan penduduk asli dengan pendatang Pandangan penduduk asli terhadap mereka para pendatang biasa saja, maksudnya mereka menganggap sama dengan mereka, saling menghormati satu sama lainnya. Dan, saling tolong-menolong yang menjadi tradisi yang terus dipertahankan oleh orang Banjar, hubungan perkawinanpun antara kedua jenis penduduk tersebut dianggap biasa saja, maksudnya tidak dianggap lebih buruk ataupun lebih baik, asalkan saja dianggap satu keyakinan dalam beragama.

D. Latar Belakang Sosial-Budaya 1. Latar Belakang sejarawan Suku Banjar adalah penduduk Kalimantan Selatan yang secara historis sebenarnya adalah hasil pembauran yang lama antara suku bangsa Melayu tua (proto

Melayu) yang mula-mulanya mendiami daerah ini, dengan suku-suku bangsa yang dating kemudian yaitu melayu muda (deoteru melayu) yang kemudian mendiami daerah pantai dan tepian sungai besar. Kemudian datang unsur Melayu dan Jawa (unsur Budha dan Syiwa), dengan sisasisa peninggalan berupa candi-candi maupun alat-alat persenjataan, lalu dating unsure-unsur islam dengan segala manifestasinya dibawah dinasti raja-raja Banjar dengan pusatnya di Kayu Tangi Martapura, sedangkan unsure-unsur Barat dan modern terutama diperkenalkan oleh Belanda terutama dalam bentuk ekonomi uang dan pendidikan Barat. Dengan terjadinya perpaduan unsure-unsur tersebut dengan keadaan alamnya telah melahirkan kebudayaan Barat dengan unsur-unsur yang dominan, bahasa Banjar, Islam, Kebudayaan Sungai yang memberikan cirri khusus kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di Banjarmasin, dan menjadi cirri khas dari masyarakat Banjar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Salladien. 1980. Konsep Dasar Demografi. Surabaya: PT Bina Ilmu Surabaya 2. Syarifuddin, dkk. 1985. Pemilikan penggunaan Tanah secara Tradisional Daerah Kalimantan Selatan: Kalimantan Selatan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Wikipedia. Selatan/ 4. "Perpres No. 6 Tahun 2011". 17 Februari 2011. Kalimantan Selatan. http://www.wikipedia.com/kalimantan

http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/i d/590/. 5. Sensus Penduduk 2010

6. "INDONESIA: Population and Administrative Divisions" (PDF). The Permanent Committee on Geographical Names. 19 Desember 2003.

Anda mungkin juga menyukai