Anda di halaman 1dari 39

Jumat, 30 Oktober 2009

Manajemen Kebidanan Dengan Anemia Ringan


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anemia gizi adalah suatu keadaan di mana kadar haemoglobin darah (Hb) dalam darah kurang dari normal. Anemia di masyarakat dikenal juga dengan istilah kurang darah. Sebagian masyarakat menganggap anemia sebagai tekanan darah rendah. Anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah sampai ke otak dan bagian tubuh yang lain (Waskita, 2009). Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi berkisar antara 10 20 %. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting, dalam timbulnya anemia maka dapat di pahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negara yang sedang berkembang dibanding dengan negara yang sudah maju. Frekuensi dalam kehamilan setinggi 18,5 %, pseuduanemia 57,9 %, dan wanita hamil dengan haemoglobin 12 g/ 100 ml atau lebih banyak 23,6 %, haemoglobin rata rata 12,3 g/ml dalam trimester I 11,3 g / 100 ml, dalam trimester II 10,8 g/ 100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula. (Wiknjosastro, 2006). Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Anak, menilai tingginya angka penyakit anemia pada perempuan sebagai penyebab besarnya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 307 per 100 ribu kelahiran hidup dan merupakan tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu penyebab AKI yang dominan adalah Anemia ( Maswita, www.suara merdeka.com). Dinas Kesehatan Propinsi Papua menunjukkan bahwa angka kematian ibu dan anak masih tinggi karena salah satu penyebab yaitu anemia. Data Kesehatan menyebutkan gizi buruk pada ibu hamil 58,3 %, dan anemia pada ibu hamil 48,6 % Kadin (Papua.or.id/1/index.php//AKI PAPUA, 2009). Masalah anemia merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. anemia hamil di sebut potensial danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak) karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan (Manuaba, 1998). Pengaruh anemia terhadap persalinan pada ibu dan bayi yaitu, pada kala I (satu) persalinan dapat terjadi gangguan his dan terjadi partus terlantar, pada kala II (dua) berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi, pada kala III (tiga) dapat diikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atoni uteri, dan pada kala IV (empat) dapat terjadi perdarahan post partum (Manuaba, 1998). Periode kehamilan merupakan masa krisis dalam kehidupan ibu dan bayi sehingga diperlukan asuhan antenatal care karena diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan dan persalinan dan 50 % kematian masa nifas/ post partum terjadi dalam 24 jam pertama (Wiknjosastro, 2006). Data yang diperoleh dari Puskesmas Waena rekapan laporan tahunan (Januari Desember 2008) tercatat 632 kasus ibu dalam masa kehamilan, terdapat 42 kasus (0,66 %) dengan anemia sedang ,sedangkan anemia ringan 174 kasus (27,5%), ( Laporan Tahunan, 2008). Berdasarkan data data diatas maka Penulis tertarik untuk mengkaji masalah ini dan menuangkan dalam bentuk manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. B. RUMUSAN MASALAH Mengacu pada latar belakang maka Penulis membatasi pada masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan di Puskesmas Waena sebagai berikut : 1. Bagaimana melakukan pengkajian terhadap ibu hamil trimester III dengan anemia ringan ? 2. Bagaimana merumuskan diagnosa ibu hamil trimester III dengan anemia ringan ? 3. Bagaimana menentukan masalah potensial pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan? 4. Bagaimana melakukan penanganan segera pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan ? 5. Bagaimana membuat rencana tindakan asuhan menyeluruh dengan tepat terhadap ibu hamil trimester III dengan anemia ringan ? 6. Bagaimana melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana asuhan menyeluruh terhadap ibu hamil trimester III dengan anemia ringan ? 7. Bagaimana melakukan evaluasi dan mendokumentasikan terhadap tindakan yang sudah dilakukan pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan? C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan. 2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. b. Mampu menganalisa masalah dan menentukan diagnosa aktual ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. c. Mampu mengidentifikasi diagnosa dengan masalah potensial pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. d. Mampu membuat tindakan segera pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. e. Mampu membuat rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. f. Mampu melakukan tindakan pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. g. Mampu melakukan evaluasi dan mendokumentasikan pada ibu hamil trimester III dengan anemia ringan. D. MANFAAT PENULISAN 1. Untuk Puskesmas Agar dapat memantau serta memberi penanganan yang komprehensif pada kasus anemia ringan pada ibu hamil trimester III. 2. Untuk Pendidikan Sebagai informasi ilmiah dan menjadi acuan dalam melaksanakan manajemen kebidanan pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan. 3. Untuk Klien dan Keluarga Memberikan informasi tambahan tentang anemia ringan pada masa kehamilan, bahaya bahaya serta komplikasinya sehingga dapat di jadikan acuan dalam pemberian asuhan kebidanan pada masa kehamilan guna meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. 4. Untuk Penulis a. Mendapat pengalaman yang sangat berharga, menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan karena dapat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. b. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan pada Politeknik Kesehatan Jayapura.

BAB II LANDASAN TEORI A. KONSEP DASAR ANEMIA PADA MASA KEHAMILAN 1. Definisi Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah dan bahkan murah. Anemia pada masa kehamilan merupakan masalah Nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia (Manuaba, 1998). Anemia adalah penurunan jumlah masa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga terjadi penurunan kadar haemoglobin (Sudoyo, dkk, 2006). Anemia pada masa kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr %. Pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr % pada trimester II, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi ibu tidak selama masa nifas terjadi karena hemodilusi terutama pada trimester II (Saifuddin,2002) Anemia adalah ibu dengan kadar haemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 gr % (Wiknjosastro, 2006). Dikatakan anemia bila wanita hamil atau nifas kadar haemoglobin kurang dari 10 gr % (Mansjoer, 1999) 2. Etiologi Penyebab Anemia adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan, sumber zat besi yang masuk ke dalam tubuh dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. Ada beberapa hal yang biasa menyebabkan anemia : a. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan. Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah makanan sumber hewani dengan penyerapan zat besi ke dalam tubuh > 15%, sedangkan sumber nabati walaupun kaya akan zat besi tetapi tidak dapat diserap dengan baik dalam tubuh sehingga sedikit sekali yang dapat digunakan dalam tubuh dengan presentasi penyerapan < 3%. b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi terutama pada ibu hamil, masa tumbuh kembang, penyakit kronis seperti TBC, infeksi dan lain sebagainya ( Waskita, 2009). Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan. Hal itu disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang. Darah bertambah dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah

kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut : Plasma 30 %, sel darah 18 %, dan haemoglobin 19 %.Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita (Wiknjosastro, 2006). Penyebab anemia pada kehamilan dan nifas : a. Didapat 1) Anemia defisiensi besi 2) Anemia akibat kehilangan darah akut 3) Anemia pada peradangan atau keganasan 4) Anemia megaloblastik 5) Anemia hemolitik didapat 6) Anemia aplastik atau hipoplastik b. Herediter 1) Talasemia 2) Haemoglobinopati lain 3) Anemia hemolitik herediter tanpa haemoglobin (Sudoyo, dkk, 2006). Penyebab anemia umumnya adalah : a. Kurang gizi (malnutrisi) b. Kurang zat besi dalam diet c. Malapsorbsi d. Kehilangan darah yang banyak, persalinan yang lalu, haid dll. e. Penyakit penyakit kronik seperti TBC, Paru, cacingan, malaria, dll (Mochtar, 1998). 3. Frekuensi Anemia sedikit lebih sering di jumpai pada wanita hamil dari kalangan kurang mampu. Anemia tidak terbatas hanya pada mereka. Frekuensi anemia selama kehamilan sangat bervariasi, terutama bergantung pada apakah selama hamil wanita yang bersangkutan mendapat suplemen besi (Cunningham, dkk, 2006). 4. Gambaran Klinis Gejala anemia umum menjadi jelas apabila kadar haemoglobin telah turun dibawah 7 g / dl. Berat ringannya gejala anemia tergantung pada : a. Derajat penurunan haemoglobin b. Kecepatan penurunan haemoglobin c. Usia d. Adanya kelainan jantung atau paru sebelumnya (Sudoyo, 2006). Gejala dan tanda yang akan ditemui pada ibu hamil yang anemia yaitu : a. Lemas b. Pusing c. Mudah pingsan b. Malaise

a. Sakit kepala b. Lidah luka c. Napsu makan menurun d. Malnutrisi e. Mual dan muntah f. Konsentrasi hilang g. Nafas pendek Pada anemia yang parah pada pemeriksaan fisik ditemukan : a. Kulit nampak pucat b. Mukosa mulut c. Gusi dan kuku kuku jari d. Tachicardi e. Rambut rapuh f. Lidah licin. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan : a. Haemoglobin Pada pemeriksaan dengan sahli ditemukan kadar haemoglobin < 11 gr %, hal ini dapat menentukan seseorang menderita anemia, tetapi kadar haemoglobin saja belum dapat membedahkan type anemia maka perlu ada pemeriksaan lainnya.

b. Hapusan darah tepi Jika tidak tersedia cukup banyak zat besi untuk pembentukan sel sel darah merah, itu menjadi pucat dan ukurannya menjadi kecil, karena itu disebut hipokhronin dan mikrositik, namun jarang ditemukan pada penderita anemia ringan hanya pada penderita anemia berat ( Saifuddin, 2002). 5. Diagnosis Untuk menegakkan diagnosa anemia masa kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa dan pemeriksaan serta pengawasan haemoglobin yang dapat menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan haemoglobin yang dapat menggunakan alat sahli dapat digolongkan sebagai berikut : 1) Tidak Anemia : Hb 11 gr % 2) Anemia Ringan : Hb 9 10 gr % 3) Anemia Sedang : Hb 7 8 gr % 4) Anemia Berat : < 7 gr % 6. Komplikasi a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan 1) Bahaya selama kehamilan a). Abortus b). Persalinan prematur c). Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

d). Mudah menjadi infeksi e). Ancaman decompensasi kordis (Hb < 6 gr %) f). Mola Hidatidosa g). Hiperemesis gravidarum h). Perdarahan antepartum i). Ketuban Pecah Dini (KPD). 2) Bahaya saat persalinan a). Gangguan his, kekuatan mengejan b). Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar c). Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan d). Kala III dapat diikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri e). Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum dan atonia uteri. 3) Pada kala nifas a). Terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan post partum b). Memudahkan infeksi nifas c). Pengeluaran ASI berkurang d). Terjadi decompensasi kordis mendadak setelah persalinan e). Anemia saat nifas f). Mudah terjadi infeksi mammae b. Bahaya terhadap janin Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk : 1) Abortus 2) Terjadi kematian intra uterus 3) Persalinan prematuritas tinggi 4) Berat badan lahir rendah 5) Kelahiran dengan anemia 6) Dapat terjadi cacat bawaan 7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal 8) Intelegensi rendah (Manuaba, 1998). 7. Bentuk Bentuk Anemia Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan darah a. Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari : 1) Protein, glukosa dan lemak 2) Vitamin B12, B6, asam folat, dan vit C 3) Elemen dasar : Fe, ion, Cu, dan zink b. Sumber pembentukan darah, sumsum tulang

c. Kemampuan resorbsi usus halus terhadap bahan yang diperlukan d. Umur sel darah merah (eritrosit) terbatas sekitar 120 hari, sel sel darah merah yang sudah tua dihancurkan kembali menjadi bahan baku untuk membentuk sel darah yang baru. e. Terjadinya perdarahan kronik (menahun) 1) Gangguan menstruasi 2) Penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip serviks, penyakit darah 3) Parasit dalam usus seperti askariasis, ankilostomiasis, taenia. f. Berdasarkan faktor diatas anemia dapat digolongkan menjadi : 1) Anemia defisiensi besi (kekurangan zat besi) 2) Anemia megaloblastik (kekurangan vit B12) 3) Anemia hemolitik (pemecahan selsel darah lebih cepat dari pembentukan) 4) Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan selsel darah), (Manuaba, 1998). 8. Penanganan dan Pencegahan Penanganan dan pencegahan anemia berdasarkan penggolongannya : a. Anemia defisiensi besi Anemia dalam kehamilan dan masa nifas yang paling sering terjadi adalah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan misalnya pada perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir, apabila masuknya besi tidak di tambah di dalam kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi. Di daerah khatulistiwa besi lebih banyak keluar melalui air peluh dan kulit. Masuknya besi setiap hari yang dianjurkan tidak sama untuk pelbagai negeri. Di Indonesia zat besi untuk ibu hamil 17 mg, ibu menyusui 17 mg dan ibu tidak hamil 12 mg. 1) Diagnosa Diagnosa anemia defisiensi besi yang sedang tidak sulit karena ditandai ciri ciri yang khas yaitu mikrositosis (peningkatan jumlah mikrosit) dan hipokromasia (berkurangnya zat kromatin dalam inti sel). Sifat lain yang khas yaitu : kadar besi serum rendah, daya ikat besi serum tinggi, protoporfirin eritrosit tinggi, tidak ditemukan hemosiderin (warna yang mengandung besi) dalam sumsum tulang. 2) Therapy Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi peros. Biasanya diberikan garam besi sebanyak 600 1000 mg sehari seperti sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus. Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan obat besi per os, ada gangguan penyerapan, penyulit saluran pencernaan. Besi parenteral diberikan dalam bentuk ferri secara intramuskuler dapat disuntikan dekstran besi (imferon) atau sorbitol besi (jectofer) hasilnya lebih cepat dicapai, hanya penderita merasa nyeri di tempat suntikan. Kini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 mg asam folat untuk profilaksis anemia. Pemberian preparat parenteral yaitu : dengan

ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml / im, pada gluteus dapat dinaikkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr % transfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam masa nifas bila kadar haemoglobin kurang dari 8 gr %. 3) Pencegahan Didaerah daerah dengan frekuensi kehamilan, nifas yang tinggi sebaiknya setiap ibu hamil, nifas diberi sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu ibu di nasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin. 4) Prognosis Prognosis anemia defisiensi besi selama masa nifas umumnya baik bagi ibu dan anak. b. Anemia akibat perdarahan Anemia akibat perdarahan yang baru terjadi lebih mungkin bermanifestasi pada nifas. Solusio placenta dan placenta previa dapat menjadi sumber perdarahan serius, dan anemia sebelum atau setelah persalinan. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus kasus abortus, kehamilan, ektopik, dan molahidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan therapy segera untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi ke organ organ vital. Perdarahan uterus yang sering terjadi 1 2 minggu pada nifas. Perdarahan disebabkan oleh involusi abnormal tempat melekatnya placenta, atau placenta yang tertinggal. 1) Diagnosa Diagnosis dapat ditentukan melalui anamnesis pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan darah. 2) Therapy Penatalaksanaan awal sebaiknya diarahkan untuk mengendalikan perdarahan dengan menggunakan oksitosin, ergonovin, metilergo atau prostaglandin intravena. Anemia yang tersisa seyokyanya di terapi dengan besi. Untuk ibu dengan anemia sedang kondisinya stabil, dapat berobat jalan dengan therapy besi selama 3 bulan merupakan therapy terbaik. c. Anemia megaloblastik Anemia megaloblastik adalah anggota kelompok penyakit darah yang ditandai oleh kelainan darah dan sumsum tulang akibat gangguan sintesis DNA. Anemia megaloblastik selama masa nifas disebabkan karena defisiensi asam folat (pteroylglutamic acid), jarang sekali karena defisiensi vitamin B12 (cynocobalamin). Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan dan anemia megaloblastik sering ditemukan pada wanita yang jarang mengkonsusmsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi. 1) Diagnosa Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megaloblas (sel darah raksasa) atau promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang. Pemeriksaan asam formimino glutamik dalam air kencing (figlu test) dapat membantu dalam diagnosa. Kadar asam folat folik tidak dapat dipakai sebagai diagnostikum. Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan (absorption test) dan percobaan

pengeluaran (clearance test) asam folik. 2) Therapy Dalam pengobatan anemia megaloblastik selama nifas sebaiknya bersama sama dengan asam folik diberikan pula besi. Tablet asam folik diberikan dalam dosis 15 30 mg sehari. Jika perlu asam folik diberikan dengan suntikan dalam dosis yang sama. Sebaiknya bersama sama diberikan pula besi. a). Asam folik 15 30 mg / hari b). Vit B12 3 x 1 tablet / hari c). Sulfas ferrosus 3 x 1 tablet / hari d). Pada kasus sedang dan pengobatan peroral hasilnya lamban dapat diberikan transfusi darah. 3) Pencegahan Pada umunya asam folik diberikan secara rutin, kecuali di daerah daerah dengan ferkuensi anemia megaloblastik yang tinggi. Apabila pengobatan anemia dengan besi saja tidak berhasil, maka besi harus di tambah dengan asam folik. 4) Prognosis Anemia megaloblastik pada masa hamil umumnya mempunyai prognosis cukup baik. Pengobatan dengan asam folik hampir selalu berhasil. Apabila penderita mencapai masa nifas dengan selamat tanpa pengobatan, maka anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi (Mansjoer,dkk, 1999). d. Anemia hemolitik Anemia hemolitik di sebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat, baik saat hamil maupun masa nifas. Secara umum anemia hemolitik dibagi menjadi 2 (dua) golongan besar : 1) Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakospuskuler seperti anemia hemolitik herediter, thalasemia, anemia sel sabit heamoglobinopatia C, D, G, H, I dan lain-lain. 2) Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskuler seperti pada infeksi (malaria, sepsis dsb), keracunan arsenikum timah, sulfonamide,antagonismus, rhesus atau ABO, leukemia dll. Gejala yang lazim dijumpai ialah gejala proses hemolitik seperti anemia, heamoglobinemia, heamoglobinuria, hiperbilirubinemia dan sterkobilin lebih banyak dalam feaces. Disamping itu terdapat pula sebagai tanda regenerasi darah hiperplasia erithropoesis dalam susmsum tulang. Pada hemolisis yang berlangsung lama di jumpai pembesaran limpha dan anemia hemolitik herediter kadang kadang kelainan pada tengkorak dan tulang lain. 3) Pengobatan Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan dan nifas tergantung pada jenis dan beratnya. Obat obat penambah darah tidak memberi hasil. Transfusi darah diulangi beberapa kali, splenektomi di anjurkan pada anemia hemolitik bawahan dalam trimester II dan III. Pada anemia hemolitik yang diperoleh harus di cari penyebabnya. Sebab sebab itu harus di singkirkan (Wiknjosastro, 2006). e. Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel sel darah baru pada saat hamil dan nifas. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti. Kecuali yang disebabkan oleh sepsis, roentgen, racun atau obat. Dalam hal yang terakhir anemia di anggap sebagai komplikasi kehamilan dan nifas. Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. 1) Diagnosa Untuk diagnosa diperlukan pemeriksaan a). Darah tepi b). Fungsi sternal 2) Therapy Transfusi darah, yang kadang kadang perlu di ulangi sampai beberapa kali (Wiknjosastro , 2006). B. MANAJEMEN KEBIDANAN 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan penemuan, keterampilan dan rangkaian, tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997). Manajemen kebidanan adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggang dan kepuasan bidan sebagai provider (Simatupang, 2008). 2. Tujuan Proses Manajemen Kebidanan bertujuan untuk : a. Secara sistemik mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi data dasar. c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam dalam menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien. d. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya. e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien. f. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual. g. Melakukan konsultasi perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya. h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu dalam situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian kesehatan dan merevisi rencana asuhan dengan kebutuhan. 3. Proses Manajemen Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Langkah I : Pengumpulan Data Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap seperti: a. Pengkajian data fisik dan psikososial b. Riwayat Kesehatan c. Pemeriksaan fisik Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman ibu yang di identifikasi oleh bidan dengan pengarahan. Masalah ini sering menyertai diagnosa sebagai contoh, diperoleh diagnosa kemungkinan kecemasan karena kurangnya asi selama menyusui masalah yang berhubungan dengan diagnosa ini adalah bahwa ibu tersebut merasa cemas akan kondisi pertumbuhan dan perkembangan bayinya, masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa cemas. Diagnosa kebidanan, yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap siap bila diagnosa / masalah potensial ini benar benar terjadi. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkahlangkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasikan atau di antisipasi, yang sifatnya segera ataupun rutin. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua bela pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut.

Langkah VI : Melaksnakan Perencanan Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien, efektif dan aman. Pelaksanaanya dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama sama dengan klien atau anggota tim kesehatan lainnya, memastikan agar langkah langkah tersebut benar benar terlaksana. Bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksanannya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagimana telah di identifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaannya ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS WAENA I. ASUHAN KEBIDANAN PADA ANC HARI - I Tanggal Pengkajian : 5 September 2009 Tempat : Puskesmas Waena 1. LANGKAH I : PENGKAJIAN a. Data Subjektif 1. Biodata Nama ibu : Ny. M.A Suami : Tn.S.Y Umur : 27 tahun Umur : 34 tahun Agama : K. Protestan Agama : K. Protestan Suku/ bangsa : Sentani/Indonesia Suku/bangsa : Sentani/Indonesia Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS Nikah ke : I Nikah ke : I Lama Nikah : 5 tahun Lama nikah : 5 Tahun Alamat : Jl. Buper - Waena 2. Data Biologis/ fisiologis a. Keluhan Utama Sejak hamil umur 32 minggu, Ibu mengatakan sering pusing-pusing, mudah lelah, nafsu makan berkurang dan perut terasa kencang-kencang. b. Riwayat Reproduksi 1) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : 14 tahun b) Siklus haid : 28 hari c) Durasi : 3 -4 hari. d) Sifat darah : Encer e) Bau/ warna : Amis/ merah f) Banyaknya : 2 x ganti pembalut 2) Riwayat Kehamilan , Persalinan, dan Nifas yang lalu No Umur kehamilan Jenis persalinan Penolong Tempat BB/ PB Keadaaan Ibu & Bayi Lama ASI Umur Anak 1 2 3 CB (2005) CB (2007) Hamil ini Spontan Spontan Keluarga Keluarga Di Rumah Di Rumah - Baik Baik 1 Th 6 Bln 1 Th 8 Bln 4 Thn 2.4 Thn 3) Riwayat Kehamilan Sekarang : a) Gravida : G III P II A 0 b) HPHT : 19 12 2008 c) TP : 26 09 2009 d) Ante Natal Care : 4 kali e) Imunisasi Tetanus Toxoid : 1 kali f) Pergerakan anak dirasakan : Tgl 20 05 - 2009 g) Cukup bulan menurut ibu : Ya 4) Masalah masalah selama kehamilan : a) Trimester I 1. Mual muntah : Ada 2. Perut kembung : Ya 3. Sering Pusing : Ya 4. Mudah Lelah : Ya b) Trimester III 1. Nyeri ulu hati : Ya 2. Sering pusing : Ya 3. Mudah Lelah : Ya 4. Poliury : Ya

5. Nyeri perut : Ya

5) Pola Kegiatan Sehari hari No Kegiatan Trimester I Trimester II Trimester III a. Nutrisi a. Frekuensi makan b. Napsu makan c. Jumlah makan d. Makanan pantangan 1 2 kali sehari Kurang 1 porsi Tidak ada 2 x sehari Baik 1 porsi Tidak ada 2 x sehari Baik 1 porsi Tidak ada b. Eliminasi a. BAB 1) Frekuensi 2) Bau 3) Warna 4) Konsistensi b. BAK 1) Frekuensi 2) Bau 3) Warna 1 x sehari Busuk Kecoklatan Lunak 5 6 kali

Amoniak kekuningan 1 x sehari Busuk Kecoklatan Lunak 4 5 kali Amoniak kekuningan 1 x sehari Busuk Kecoklatan Lunak 6 7 kali Amoniak kekuningan c. Pola tidur dan istirahat a. Tidur siang b. Tidur malam jam 7 8 jam 1 jam 7 8 jam 1 jam 7 8 jam d. Hygiene perorangan a. Frekuensi mandi b. Pakai sabun c. Dikeringkan dengan handuk d. Frekuensi sikat gigi e. Pakai odol f. Frekuensi cuci rambut g. Memakai shampoo h. Ganti pakaian dalam 2 x sehari ya Ya 2 x sehari Ya

Ya Ya Ya 2 x sehari ya ya 2 x sehari Ya 2 x seminggu Ya Ya 2 x sehari ya ya 2 x sehari Ya 2 x seminggu Ya Ya 6) Kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan (a). Merokok : Tidak pernah (b). Minum alkohol : Tidak pernah (c). Obat penenang : Tidak pernah (d). Jamu : Tidak pernah

7) Riwayat Penggunaan Metode kontrasepsi : Suntik 8) Riwayat kesehatan yang lalu : 1) Penyakit yang pernah di derita : Malaria dan sakit Maag. 2) Riwayat Opname : Pernah Waktu ngidam 3) Riwayat Operasi : Tidak pernah 9) Riwayat Kesehatan Keluarga : 1) Penyakit kronis yang diderita : Tidak ada 2) Penyakit menahun yang diderita : Tidak ada 3) Penyakit menular yang diderita : Tidak ada 4) Riwayat persalinan kembar : Tidak ada 10) Keadaan Psikologi Ibu dan suami mengatakan merasa senang dengan kehamilan ini dan sangat mendukung dapat melahirkan dengan baik . 11) Keadaan Sosial Budaya (a). Kehamilan direncanakan : ya (b). Tanggungan dalam keluarga : suami dan istri, 2 orang anak dan 2 orang adik.

(c). Dukungan keluarga atas kehamilan : kedua belah pihak keluarga sangat mendukung dengan kehamilan ini. (d). Pendapatan rata rata keluarga : cukup untuk kebutuhan keluarga Rp 1.700.000. per bulan (e). Latar belakang sosial budaya : suami dan istri sama sama berasal dari satu suku yang sama ( Sentani ) dan memiliki adat istiadat yang sama. 12) Keadaan Keagamaan Suami dan istri dalam menjalankan ibadahnya dengan setia dan selalu ikut persekutuan di gerejanya. b. Data Objektif 1. Tanda tanda vital a. TD : 100 / 70 mmHg b. Nadi : 80 x /menit c. Respirasi : 24 x / menit d. Suhu badan : 37 C. 2. Pemeriksaan Fisik a. Tinggi badan : 156 cm b. BB sebelum hamil : 58 kg c. BB sekarang : 67 kg d. LILA : 27 cm 3. Penampilan a. Ekspresi wajah : Pucat b. Penampilan : Ibu nampak lemah c. KU : Baik d. Kesadaran : Compos Mentis 4. Kepala a. Rambut /warna : Hitam b. Kebersihan : Bersih 5. Muka a. Kulit muka : Tidak ada kelainan b. Bentuk wajah : Bulat 6. Mata a. Bentuk : Simetris b. Penglihatan : Jelas c. Conjungtiva : Pucat d. Sclera : Tidak ikterus 7. Hidung a. Bentuk : Simetris b. Sekret : Tidak ada 8. Telinga a. Bentuk : Simetris b. Kebersihan : Bersih c. Pendengaran : Baik

9. Mulut dan gigi a. Stomatitis : Tidak ada b. Mukosa mulut : Lembab c. Gusi : Normal d. Lidah : Bersih e. Gigi : Utuh f. Caries : Tidak ada 10. Leher a. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak teraba pembesaran b. Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak teraba pembesaran 11. Dada a. Payudara 1) Bentuk : Simetris 2) Pembesaran : Ya 3) Puting susu : Menonjol kiri dan kanan 4) Pengeluaran : Colostrum (+). 5) Kebersihan : Cukup 6) Konsistensi : Kenyal 7) Rasa nyeri : Tidak ada 8) Benjolan : Tidak ada 12. Ekstremitas atas dan bawah a. Bentuk : Simetris b. Varices : Tidak ada c. Oedema : Tidak ada d. Nyeri sendi : Tidak ada e. Refleks patella : + / + 13. Pemeriksaan obstetrik a. Inspeksi (1). Striae : Ada (2). Bekas operasi : Tidak ada (3). Limpa : Tidak membesar (4). Hepar : Tidak membesar b. Palpasi 1) Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 31 CM 2) Leopold II : Punggung kanan 3) Leopold III : Kepala 4) Leopold IV : 4/5 Bagian 5) Tafsiran Berat Janin : 31 12 x 155 = 2945 gram (Rumus Jhonson Tausak) 6) Kandung kemih : kosong c. Auskultasi : Bunyi Jantung Janin (+) 130 x/menit d. Genitalia : Tidak dilakukan karena ibu tidak bersedia. 14. Pemeriksaan Penunjang/ Laboratorium

Tanggal : 5 September 2009. a. Protein Urine : Negatif (-) b. Glukosa Urine/Reduksi : Negatif (-) c. Haemoglobin (Hb) : 10 gr % 2. LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosa : Ibu : Umur 27 tahun, G III P II A0, Usia kehamilan 37 minggu dengan anemia ringan. Janin : Intra uterine, presentasi kepala, tunggal, hidup. Data Dasar : DS : a. Ibu berumur 27 tahun, Gravida III Para II Abortus 0 b. 2. HPHT : 19 12 2008 c. 3. TP : 26 09 - 2009 d. Ibu mengeluh perut terasa mules e. Sering kencing f. Badan terasa lemas dan pusing DO : 1. Pemeriksaan Fisik 1). Muka : nampak pucat 2). Conjungtiva : pucat 2. Obstetrik a. Tinggi Fundus Uteri : 31 cm, Pu-ka, pres-kep, 4/5 bagian b. Tafsiran Berat Janin : 31 12 x 155 = 2945 gram (Rumus Jhonson Tausak) c. Auskultasi : Bunyi Jantung Janin (+) 130 x /menit. 3. Pemeriksaan Penunjang/ Laboratorium Haemoglobin : 10 gr % 3. LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL 1. Potensial terjadinya anemia sedang sampai berat. Dasar : DO : - Hb : 10 gr % DS : - Sering pusing - Cepat lelah 2. Potensial terjadinya Gangguan Pertumbuhan Janin Dasar : DO : - Hb : 10 gr % DS : - Porsi makan yang kurang : 1 Porsi - Jumlah pola makan 2 x sehari - Kurang nafsu makan 3. Potensial terjadinya perdarahan Dasar : - Hb : 10 gr %

4. LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA Tidak Ada

5. LANGKAH V : RENCANA ASUHAN Tanggal : 5 09 2009 Jam : 09. 30 wit a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu b. Kolaborasi Dokter untuk pemberian therapy c. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda Vital pada saat kunjungan. d. Beritahu ibu untuk pemenuhan gizi seimbang e. Beritahu ibu persiapan untuk persalinan f. Anjurkan persiapkan biaya untuk persalinan g. Anjurkan siapkan pendampingan saat persalinan h. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan i. Anjurkan istirahat yang cukup j. Berikan Tablet tambah darah. k. Anjurkan Ibu ketempat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan apabila terjadi halhal yang berbahaya dalam kehamilan. l. Anjurkan pengambilan keputusan tempat persalinan dan siapa yang menolong. m. Anjurkan ibu kunjungan ulang 1x seminggu 6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI Tanggal : 5 09 2009 Jam : 09. 40 wit a. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu b. Melakukan Kolaborasi Dokter tentang pengobatan c. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda Vital d. Memberitahukan ibu untuk pemenuhan nutrisi e. Memberitahukan ibu persiapan untuk persalinan f. Menganjurkan persiapkan biaya untuk persalinan g. Menganjurkan siapkan pendampingan saat persalinan h. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan i. Menganjurkan istirahat yang cukup j. Memberikan Tablet tambah darah. k. 11.Menganjurkan Ibu ketempat pelayanan kesehatan/petugas kesehatan apabila terjadi hal-hal yang berbahaya dalam kehamilan. l. Menganjurkan pengambilan keputusan tempat persalinan dan siapa yang menolong. m. Menganjurkan ibu kunjungan ulang 1x seminggu 7. LANGKAH VII : EVALUASI

Tanggal : 5 - 09 - 2009 Jam : 11. 00 wit 1. Tanda tanda vital 1). Tekanan darah : 100 / 70 mmHg 2). Nadi : 80 x / menit 3). Respirasi : 24 x / menit 4). Suhu badan : 37 C 2. Ibu sudah mengerti tanda- tanda bahaya dalam kehamilan 3. Ibu sudah menentukan tempat melahirkan di RSUD Abepura dan yang akan menolong Bidan serta di temani oleh mama. 4. Ibu sudah di berikan : 1). Sulfas Ferrosus: 2 x 1 (30 tablet). 2). Kalk : 1 x 1 (7 tablet) 3). Asam folat : 2 x 1 (30 tablet). 5. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan. 6. Ibu bersedia kunjungan ulang tiap minggu sekali

II. ASUHAN KEBIDANAN PADA ANC HARI - II Tanggal : 6 9 2009 Jam : 08. 00 wit 1. LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA DASAR DS : a. Ibu mengatakan masih pusing, lelah, napsu makan masih belum membaik b. Perut terasa kencang- kencang c. Sering buang air kecil DO : a. Keadaan umum : Baik b. Kesadaran : Compos mentis c. Tanda tanda vital 1). Tekanan darah : 110 / 80 mmHg 2). Nadi : 80 x / menit 3). Respirasi : 22 x / menit 4). Suhu badan : 36,5 C

d. Conjungtiva : Masih pucat e. Ibu tampak pucat. 2. LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosa : Ibu : Umur 27 tahun, G III PII A0, Usia kehamilan 37 minggu dengan anemia Ringan. Janin : Intra uterine, presentasi kepala, tunggal hidup. Data Dasar DS : a. G III P II A 0 b. HPHT : 19 12 2008. c. TP : 26 09 - 2009 d. Ibu mengatakan kadang-kadang pusing, rasa lelah berkurang, nafsu makan mulai membaik. DO : a. Conjungtiva : Masih pucat b. Palpasi 1). Tinggi Fundus Uteri : 31 cm, Pu-ka, pres-kep, 4/5 bagian 2). Tafsiran Berat Janin : 31 12 x 155 = 2945 gram (Rumus Jhonson Tausak) c. Auskultasi : BJJ (+) 136 x/menit Masalah : Gangguan pemenuhan nutrisi Dasar : a. Ibu mengatakan nafsu makan mulai membaik b. Ibu tampak masih pucat. Kebutuhan : a. Pemenuhan Nutrisi yang cukup b. Istirahat yang cukup. 3. LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL Potensial terjadinya anemia sedang. Dasar : - Conjungtiva : masih pucat 4. LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA Tidak ada 5. LANGKAH V : RENCANA ASUHAN a. Anjurkan untuk pemenuhan menu seimbang, sayuran warna hijau dan susu bila ada a. Anjurkan istirahat yang teratur. b. Diskusikan perlengkapan ibu dan bayi c. Diskusikan biaya, penolong, tempat dan alat transportasi untuk persalinan. d. Diskusikan tanda-tanda awal persalinan e. Beri motivasi agar ibu tetap kunjungan ulang. 6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

Tanggal : 6 9 2009 Jam: 08.30 wit a. Menganjurkan untuk pemenuhan nutrisi menu seimbang, sayuran warna hijau dan susu bila ada. b. Menganjurkan istirahat yang teratur c. Mendiskusikan perlengkapan ibu dan bayi d. Mendiskusikan biaya, penolong, tempat dan alat transportasi untuk persalinan. e. Mendiskusikan tanda-tanda awal persalinan f. Memberikan motivasi agar ibu tetap kunjungan ulang. 7. LANGKAH VII : EVALUASI Tanggal : 6 9 2009 Jam: 16. 00 wit 1. Tanda tanda vital 1). Tekanan darah : 110/ 80 mmHg 2). Nadi : 80 x / m 3). Respirasi : 20 x / m 4). Suhu badan : 36, 5 C 2. Ibu sudah menyiapkan biaya persalinan 3. Ibu sudah mulai membeli perlengkapan bayi dan ibu 4. Ibu makan Nasi, sayuran, telur dan ikan laut. 5. Ibu akan mengikuti anjuran yang sudah di berikan.

III. ASUHAN KEBIDANAN PADA ANC HARI - III Tanggal : 12 9 2009 Jam: 08. 00 wit 1. LANGKAH I : PENGKAJIAN DS : Ibu mengatakan rasa pusing dan rasa lelah mulai berkurang, nafsu makan mulai membaik. DO : a. Keadaan umum : Baik b. Kesadaran : Compos Mentis c. Tanda tanda vital : 1). Tekanan darah : 110/80 mmHg 2). Nadi : 80 x/menit 3). Respirasi : 20 x/menit 4). Suhu badan : 36,8 C d. Conjungtiva : tidak pucat e. Palpasi 1). Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 31 cm 2). Leopold II : Punggung kanan

3). Leopold III : Kepala 4). Leopold IV : 4/5 bagian f. Auskultasi : Bunyi Jantung Janin (+) 136 x/menit

2. LANGKAH II : INTEPRETASI DATA DASAR Diagnosa : Ibu : Umur 27 tahun, G III P II A 0, Umur Kehamilan 37 minggu dengan anemia ringan. Janin : Intra uterine, presentasi kepala, tunggal hidup. Data Dasar DS : a. Ibu sudah istirahat dengan baik b. Ibu mengatakan rasa pusing dan rasa lelah mulai berkurang, nafsu makan mulai membaik. DO : Conjungtiva : Tidak pucat. 3. LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL Potensial terjadinya anemia sedang. Dasar : Rasa pusing dan rasa lelah mulai berkurang. 4. LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA Tidak ada 5. LANGKAH V : RENCANA ASUHAN a. Motivasi tetap minum obat yang teratur b. Anjurkan untuk cek Hb ulang c. Motivasi pemenuhan menu seimbang dan sayuran hijau d. Anjurkan kontrol ulang bila belum melahirkan e. Motivasi KB. 6. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI Tanggal : 12 09 2009 Jam : 08.30 Wit a. Memberi motivasi tetap minum obat yang teratur b. Menganjurkan untuk cek Hb ulang c. Memberi motivasi pemenuhan menu seimbang dan sayuran hijau d. Menganjurkan kontrol ulang bila belum melahirkan. e. Memberi motivasi KB 7. LANGKAH VII : EVALUASI Tanggal : 12 09 2009 Jam : 16. 30 wit 1. Tanda tanda vital 1). Tekanan darah : 110 / 80 mmHg 2). Nadi : 80 x / m 3). Respirasi : 20 x / m 4). Suhu badan : 37 C 2. Obat sudah diminum secara teratur dan sebagian masih ada 3. Pemeriksaan Hb sudah dilakukan Hb 11 gr % 4. Ibu mengatakan mengerti dan memahami semua anjuran dan nasehat yang

diberikan oleh petugas 5. Ibu mengatakan akan mengikuti KB 6. Ibu akan lanjutkan kontrol bila belum melahirkan. BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil study kasus dengan diagnosa Ibu hamil dengan anemia ringan terhadap seorang klien seorang ibu berumur 27 tahun di Puskesmas Waena, dengan penanganan kurang lebih tiga kali kunjungan rumah, berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang di harapkan. Pada bagian ini Penulis membahas tinjauan tentang kasus yang terdapat pada bab III dan akan membandingkan dengan landasan teori yang ada, khususnya pada penanganan kasus dengan diagnosa ibu hamil dengan anemia ringan. Klien seorang wanita dengan GIII PII A0 dengan diagnosa ibu hamil dengan anemia ringan pada tanggal 7 September 2009. Gejala klinis yang dinampakkan pada saat itu adalah sebagai berikut ; sering pusing, cepat lelah, sakit kepala, saat itu pemeriksaan Hb ternyata 10 gram %. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum klien sebagai berikut ; Kesadaran Compos mentis, tanda-tanda vital ( 100/80 mmHg, Nadi 80 x/ menit, Respirasi 20 x/ menit, suhu badan 36,50C), keadaan umum baik pada pemeriksaan laboratorium di temukan Hb 10 gram %. Diagnosa kebidanan yang diangkat pada study kasus ibu hamil dengan anemia ringan prinsinya sama seperti yang ada dalam teori pelaksanaan tindakan manajemen asuhan kebidanan diarahkan untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan di dalam perawatannya menganjurkan klien untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur sesuai program kunjungan ibu hamil dan pengobatan yang telahdi tentukan atau yang direncanakan. Klien dan keluarga diberi peringatan tentang kondisi dan keadaan yang dihadapi oleh klien serta menganjurkan beberapa hal yang perlu diperhatikan bersama klien dan keluarga didalam pencapaian tujuan perawatan yang diharapkan melalui manajemen asuhan kebidanan yang diberikan. Beberapa hal yang dianjurkan sesuai dengan kondisi klien saat kunjungan I adalah sebagai berikut ; yaitu dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung gizi seimbang serta memeriksakan kehamilannya dengan teratur di Puskesmas dan pantau perkembangan agar anemia tidak berkelanjutan. Pengidentifikasian kebutuhan yang memerlukan penanganan segera sebenarnya belum dibutuhkan karena dapat dilakukan tindakan mandiri bidan, dan akan di lakukan kolaborasi dengan dokter bila keadaan berlanjut.Maka akan segera ditindak lanjuti dengan melakukan rujukan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada setiap melakukan tindakan manajemen asuhan kebidanan pada klien ibu hamil dengan anemia ringan respon yang

ditimbulkan oleh klien ada kemajuan yang dicapai, walaupun perubahan ke arah positif dicapai sedikit demi sedikit, sedangkan pada evaluasi akhir tidak terdapat masalah ibu hamil dengan anemia ringan yang dialami oleh klien menunjukan bahwa masalah dapat terselesaikan dengan tuntas atau baik, yaitu antara lain masalah kecemasan, resiko terjadinya anemia sedang sampai anemia berat. Penaganan klien dengan diagnosa atau masalah ibu hamil dengan anemia ringan kepada klien dan keluarga klien, penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif dan menyeluruh, oleh karena itu di sini akan dibahas bagaimana proses tersebut dilalui secara bertahap. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pelayanan kebidanan yang profesional merupakan hal penting dan sangat bermanfaat bagi seorang bidang yang akan memberikan konstribusi dalam pelavanan kesehatan penanaganan manajemen asuhan kebidanan yang komprehensif dan menyeluruh terhadap klien dan keluarga yang mempunyai masalah karena pada peningkatan kesehatan keluarga khususnya kesehatan ibu dan anak. Penanganan kesehatan ibu dengan masalah anemia ringan oleh seorang bidan professional sangatlah membantu dalam mempertahankan keadaan kesehatan ibu, dan menghindari dari komplikasi-kompilikasi yang sangat membahayakan bagi kesehatan ibu itu sendiri. Dalam karya tulis ilmiah ini, Penulis telah menangani suatu kasus nyata pada klien ibu hamil dengan anemia ringan di Puskesmas Waena selama kurang lebih tiga hari berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebinanan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan melakukan pengkajian serta pengumpulan data dasar yang benar mengenai status kesehatan klien dapat jelas. 2. Klien yang mengalami anemia ringan sangat rentang terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan dan kompliksai lain seperti perdarahan, sehingga diperlukan penanganan yang tepat. 3. Terciptanya hubungan dan kerja sama baik khususnya diantara tim kesehatan dengan pihak klien dan keluarga sangat mempercepat proses penyembuhan dari klien. 4. Pre planing terhadap klien dengan keluarga yang menghadapi masalah kesehatan ibu dan anak, khususnya yang berhubungan masalah anemia ringan perlu diberikan dengan seksama agar klien dan keluarga dapat mengatasi masalah kesehatan yang timbul. B. SARAN - SARAN Dalam karya tulis ilmiah ini penulis memberikan beberapa saran yang disampaikan kepada beberapa pihak, yaitu : 1. Untuk Puskesmas

a. Agar semua bidan yang ada di Puskesmas, dapat menerapkan manajemen asuhan kebidanan sebagai metode pendekatan dan pemecahan masalah pada setiap pasien diruanagan kebidanan, karena dengan manajemen kebidanan pelayanan yang komprehensif, efisien dan aman, dapat tercapai dalam arti menguntungkan kedua belah pihak yaitu pasien dan petugas kesehatan. b. Memberikan kesempatan kepada bidan untuk meningkatkan skill atau ketrampilan dan pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). DAFTAR PUSTAKA Cunningham, dkk., 2006, Obstetri Williams, Ed. 21, EGC, Jakarta.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN


Diposkan oleh MaPhia BlacK di 21:04

LANDASAN TEORI I. Pengertian a. Pengertian anemia menurut Prof.Dr.DSOG.Sarwono Prawirohardjo adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2. Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2. b. Pengertian anemia menurut http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid:798 adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12g/dl dan eritrosit kurang dari 37% maka wanita itu dikatakan anemia. II. Jenis-Jenis Anemia a. Menurut Prof.Dr.DSOG.Sarwono Prawirohardjo anemia dapat digolongkan

menjadi : a. Anemia Defisiensi Besi (Fe) Anemia yang disebabkan kekurangan zat besi b. Anemia Megaloblastik Anemia yang disebabkan kekurangan asan folik c. Anemia Hipoplastik Anemia yang disebabkan karena hipofungsi sumsum tulang d. Anemia Hemolitik Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.

b. Menurut http://www.tabloidnova.com/artisle.asp?id=12496 terdapat dua tipe anemia yang dikenal : a. Anemia Gizi Biasanya terjadi akibat adanya defisiensi zat besi yang diperlukan dalam pembentukan dan produksi sel darah merah. Anemia gizi sendiri ada beberapa macam seperti anemia besi, anemia gizi vitamin E, Anemia gizi asam folat, anemia gizi vitamin B12, Anemia gizi vitamin B6. b. Anemia Non Gizi adalah kurang darah yang disebabkan karena adanya perdarahan ( luka, menstruasi, dan lain-lain) atau penyakit darah yang bersifat genetik seperti hemofilia, thalasemia, penyakit ini dapat menimbulkan kondisi anemia. III. Penyebab Anemia umumnya disebabkan : a. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat b. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal c. Perdarahan kronik d. Penghancuran sel darah merah e. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita f. Penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus g. Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia h. Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria i. Terlalu sering menjadi donor darah j. Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi) k. Infeksi HIV IV. Gejala Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-gejala seperti : keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala khas yang menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut biasanya juga akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-bibir-kelopak mata tampak pucat,

telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang penyakit. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat. V. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunangkunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat suhu. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut : Hb 11 g% Tidak anemia 9-10 g% Anemia ringan 7-8 g% Anemia sedang <7 g% Anemia berat Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas. VI. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan 1. Bahaya selama kehamilan a. Dapat terjadi abortus b. Persalinan prematuritas c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim d. Mudah terjadi infeksi e. Mudah dekompensasi cordis (Hb<6g%) f. Mola hidatidosa g. Hiperemesis gravidarum h. Perdarahan antepartum i. Ketuban pecah dini (KPD) 2. Bahaya Saat Persalinan a. Gangguan HIS, kekuatan mengejan b. Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar c. Kala dua berlangsung lama sehinggan dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan d. Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri. e. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri 3. Pada Masa Nifas a. Terjadi sub inversio uteri menimbulkan perdarahan post partum b. Memudahkan infeksi peurperium

c. Pengeluaran ASI berkurang d. Terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan e. Anemia kala nifas f. Mudah terjadi infeksi mamae b. Bahaya terhadap janin Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butirbutir darah merah dan pertumbuhannya, sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Anemia dapat menyebabkan gangguan dalam bentuk : a. Abortus b. Terjadi kematian intra uterin c. Persalinan prematuritas tinggi d. Berat badan lahir rendah e. Kelahiran dengan anemia f. Dapat terjadi cacat bawaan g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal h. Inteligensia rendah VII. Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan Untuk menghitung terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit, pengobatan infeksi untuk cacing relatif mudah dan murah. Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat. Contoh preparat Fe tersebut Arralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal dan Hemaviton. Semua preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. Mengonsumsi suplemen panambah zat besi juga bisa mampu mencegah dan mengatasi anemia. Tetapi sebaiknya tidak bergantung pada obat atau suplemen penambah zat besi saja. Yang paling penting adalah menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi bahan makanan yang kaya asam folat dan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah yang dapat diperoleh dari daging, sayuran hijau dan susu.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA RINGAN TERHADAP Ny. K Di BPS PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2007 I. Pengumpulan Data Dasar A. Pengkajian Identitas Nama Istri : Ny.K Nama Suami : Tn. A Umur : 26 Tahun Umur : 29 Tahun Agama : Islam Agama : Islam Suku : Jawa Suku : Jawa Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Teratai No.20 Alamat : Jl. Teratai No.20 Kedaton B.Lampung Kedaton B.Lampung B. Anamnesa pada tanggal 17 Juni 2007 Pukul 09.30 WIB 1. Alasan Kunjungan Saat Ini Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan mengeluh cepat lelah, sering BAK, susah tidur, pegal-pegal pada pinggang dan kaki, serta kadang-kadang perut terasa sesak dan tertekan. 2. Riwayat Menstruasi Menarche : 13 Tahun Siklus : 28 Hari Lamanya : 6-7 Hari Sifat darah : Merah, encer dan tidak menggumpal Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut HPHT : 4 Oktober 2006 TP : 11 Juli 2007 Usia kehamilan : 36 Minggu 4 Hari Teratur/tidak : Teratur 3. Riwayat Perkawinan Kawin : 1 Kali Usia kawin pertama : 24 Tahun Lama perkawinan : 2 Tahun 4. Riwayat Kehamilan Sekarang a. Trimester I

ANC : 2 kali dibidan Keluhan : Ibu mengatakan pusing, cepat lelah serta tidak nafsu makan Terapi : Tablet Fe 1x1 tablet/ hari Kalsium laktat 3x1 tablet/hari Vitamin B kompleks 3x1 tablet/hari b. Trimester II ANC : 1 kali dibidan Keluhan : Ibu mengatakan pegal-pegal dipinggang sampai kekaki, penglihatan berkunang-kunang dan cepat lelah Terapi : Tablet Fe 1x1 tablet/ hari Kalsium laktat 3x1 tablet/hari Vitamin B kompleks 3x1 tablet/hari c. Trimester III ANC : 2 kali dibidan Keluhan : Ibu mengatakan cepat lelah, pegal-pegal dipinggang kadang-kadang perut teasa sesak Terapi : Tablet Fe 1x1 tablet/ hari Kalsium laktat 3x1 tablet/hari Vitamin B kompleks 3x1 tablet/hari 5. Riwayat Kesehatan Ibu dan keluarga tidak ada yang mendrita penyakit menular dan menderita penyakit keturunan serta penyakit yang memerlukan perawatan khusus,

6. Riwayat Imunisasi a. Ibu mendapat imunisasi TT1 pada usia kehamilan 16 minggu di BPS Putri b. Ibu mendapat imunisasi TT2 pada usia kehamilan 20 minggu di BPS Putri 7. Riwayat Psikososial a. Ibu senang dengan kehamilannya karena kehamilan ini sudah direncanakan b. Ibu dan keluarga berharap semoga dalam kehamilan dan persalinannya nanti berjalan normal tidak ada halangan suatu apapun 8. Aktifitas Sehari-hari a. Nutrisi 1. Sebelum hamil : Makan 3 kali sehari dengan porsi nasi, lauk, sayur dan buah tetapi ibu minum 7-8 gelas/hari 2. Saat hamil : Ibu makan 2 kali sehari, ibu kurang nafsu makan, ibu minum 7-8 gelas/hari b. Eliminasi 1. Sebelum hamil : BAB : 1x/hari BAK : 3-4x/hari 2. Saat hamil : BAB : 1x/hari BAK : 6-7x/hari

c. Istirahat dan tidur 1. Sebelum hamil : Ibu tidur malam 7-8 jam/hari, tidur siang 1 jam 2. Saat hamil : Ibu tidur malam 5-6 jam/hari, tidur siang 1 jam d. Personal Hygiene Sebelum hamil dan saat hamil ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, keramas 2x/hari. e. Aktifitas / olah raga Ibu hanya mengerjakan aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga, ibu jarang berolah raga, bila ibu bekerja terlalu berat ibu merasa pusing dan cepat lelah. f. Seksualitas Tidak ada keluhan, ibu melakukan hubungan seksualitas 1x/minggu C. Pemeriksaan 1. Keadaan umum a. Keadaan umum : Baik b. Tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg Nadi : 78x/menit RR : 24x/menit temp : 370C c. BB sebelum hamil : 50 Kg Kenaikan BB selama hamil : 12 Kg BB saat hamil : 62 Kg d. Tinggi badan : 155 cm e. Ukuran LILA : 24 cm 2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi 1. Rambut : Lurus, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok dan keadaan bersih 2. Muka : Bentuk simetris, pucat, keadaan bersih tidak ada oedem 3. Mata : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, berfungsi dengan baik, keadaan bersih 4. Hidung : Bentuk simetris, keadaan bersih dan tidak ada pembesaran polip, berfungsi dengan baik 5. Mulut : Tidak ada kelainan pada mulut, tidak ada stomatitis, keadaan gigi bersih, tidak ada caries dan tidak ada pembesaran tonsil 6. Telinga : Bentuk simetris, keadaan bersih , fungsi pendengaran baik, daun telinga ada 7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembenhkakan vena jugularis 8. Dada : Bentuk simetris,pergerakan nafas teratus, tidak ada benjolan abnormal 9. Payudara : Membesar simetris, puting susu menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, kolostrum belum keluar , keadaan bersih 10. Abdomen : Bentuk simetris membesar sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas operasi, keadaan bersih 11. Punggung : Segitiga signoid simetris, bentuk tulang simetris 12. Genitalia : Keadaan bersih, tidak ada haemoroid, tidak ada oedem, tidak ada

varises 13. Ekstremitas Atas : Bentuk simetris,tidak ada cacat, tidak ada oedem, keadaan bersih, jari-jari tangan lengkap Bawah : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedem, berfungsi dengan baik, jari-jari kaki lengkap b. Palpasi 1. Leopold I : TFU 34cm, pada fundus teraba lunak, kurang bundar, kurang melenting berarti bokong Mc Donald : 34cm TBJ : (34-12) x 155 = 22 x 155 = 3410 g 2. Leopold II : Perut ibu sebelah kiri traba lebar dan memberikan tahanan yang besar berarti punggung. Perut ibu sebelah kanan teraba bagian kecil-kecil yang berarti ekstremitas. 3. Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bundar melanting yang berarti kepala 4. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, Posisi sejajar c. Auskultasi 1. Jantung :Detak jantung teratur, tidak terdengar mur-mur 2. Paru-paru : Tidak terdengan ronchi dan wheezing 3. DJJ : Positif, tratur, 140x/menit d. Perkusi Reflek patella positif dan reflek babinski negatif 3. Pemeriksaan fisik a. Hb : 9,4 g% b. Protein urine : (-) c. Reduksi urine : (-) II. Interprestasi Data Dasar, Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan 1. Diagnosa Ibu G1P0A0 hamil 36 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian terendah kepala, dengan anemia ringan. Dasar : a. Ibu mengatakan pegal-pegalpada pinggang dan kaki, sering lelah, pusing, mata

berkunang-kunang, b. Hb : 9,4 g% c. Ibu mengatakan hamil anak pertama d. HPHT : 5 Oktober 2006 e. Leopold I : TFU 34cm TBJ : 3410g f. Leopold II : Puki g. Leopold III : Kepala h. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, posisi sejajar i. DJJ : 140x/menit

2. Masalah a. Gangguan aktifitas Dasar : 1) Ibu merasakan kram pada kaki 2) Ibu mengatakan cepat lelah b. Gangguan rasa nyaman Dasar : 1) Ibu merasa cemas menjelang persalinan 2) Ibu mengatakan cepat lelah 3) Ibu mengatakan kurang istirahat c. Gangguan pemenuhan nutrisi 1) Ibu terlihat pucat 2) Ibu mengatakan tidak nafsu makan 3) Ibu tampak lemas 3. Kebutuhan a. Penyuluhan tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan seperti gangguan pada pinggang dan kaki. b. Penyuluhan tentang senam hamil dan latihan relaksasi. c. Penyuluhan tentang kebutuhan gizi ibu hamil d. Penyuluhan tentang persiapan persalinan. e. Pemberian Fe untuk pengobatan anemia ringan serta pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial Potensial terjadi persalinan lama, terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), terjadi sub involusi uteri yang menimbulkan perdarahan antepartum, pengeluaran ASI kurang. IV. Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan Kolaborasi Jika diperlukan lakukan kolaborasi dengan dokter

V. Perencanaan 1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini a. Ajarkan pada ibu cara menjaga kondisinya selama hamil b. Berikan terapi 1) Tablet Fe : 2 x 1 tablet/ hari 2) Kalsium laktat : 3 x 1 tablet/hari 3) Vitamin B kompleks: 3 x 1 tablet/hari 4) Vitamin C : 3 x 1 hari c. Anjurkan pada ibu cara mengkonsumsi zat besi d. Evaluasi cara ibu mengkonsumsi zat besi e. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu 2. Jelaskan pada ibu pentingnya breast care dan senam hamil a. Ajarkan bagaimana cara breast care dan senam hamil b. Evaluasi cara ibu melakukan breast care dan senam hamil c. Libatkan keluarga untuk mengingatkan ibu untuk melakukan breast care dan senam hamil 3. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil a. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang b. Anjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering c. Libatkan keluarga agar membantu ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang 4. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan dan berat 5. Berikan informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan 6. Berikan informasi tentang persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan 7. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan

VI. Pelaksanaan 1. Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini a. Mengajarkan pada ibu cara menjaga kondisinya selama hamil b. Memberikan terapi 1) Tablet Fe : 2 x 1 tablet/ hari 2) Kalsium laktat : 3 x 1 tablet/hari 3) Vitamin B kompleks: 3 x 1 tablet/hari 4) Vitamin C : 3 x 1 hari c. Menganjurkan pada ibu cara mengkonsumsi zat besi d. Mengevaluasi cara ibu mengkonsumsi zat besi e. Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu 2. Menjelaskan pada ibu pentingnya breast care dan senam hamil a. Mengajarkan pada ibu cara breast care dan senam hamil b. Mengevaluasi cara ibu melakukan breast care dan senam hamil

c. Melibatkan keluarga untuk mengingatkan ibu untuk melakukan breast care dan senam hamil 3. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil a. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang d. Menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering e. Melibatkan keluarga agar membantu ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang 4. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berlebihan dan berat 5. Memberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan 6. Memberikan informasi tentang persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan 7. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan

VII. Evaluasi 1. Ibu mengerti kondisinya saat ini a. Ibu mengerti cara menjaga kondisinya selama hamil b. Ibu mau mengkonsumsi tablet Fe, kalsium laktat, vitamin B kompleks, vitamin C 3 x 1 tablet/hari c. Ibu mengerti cara mengkonumsi zat besi d. Keluarga berjanji untuk memberikan bantuan psikologis pada ibu 2. Ibu mengerti manfaat breast care dan senam hamil a. Ibu mengerti cara breast care dan senam hamil b. Keluarga berjanjii akan mengingatkan ibu untuk melakukan breast care dan senam hamil 3. Ibu mengerti tentang kebutuhan gizi pada ibu hamil a. Ibu berjanji akan mengkonsumsi makanan gizi seimbang b. Ibu mengatakan akan makan sedikit tapi sering c. Keluarga berjanji akan membantu ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang 4. Ibu mengatakan akan istirahat yang cukup dan akan mengurangi aktifitas yang berlebihan dan berat 5. Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya dalam kehamilan 6. Ibu mengerti tantang persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan 7. Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang segera jika ada keluhan

Anda mungkin juga menyukai