Abstrak Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian bukanlah pilihan, melainkan tuntutan karena laju pertambahan penduduk dan pengalihan fungsi lahan terus meningkat pesat. Upaya pemerintah membuka lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan Tengah merupakan catatan hitam masa lalu. Kontroversi pendapat dalam pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian sering diperdebatkan karena sifat gambut di satu sisi banyak dimanfaatkan oleh penduduk lokal secara turun temurun untuk penghasil kebutuhan hidup berupa pangan seperti padi, sagu, dan ikan; papan seperti kayu, rotan; dan obat-obatan seperti tanaman temu-temuan (jahe, kencur, temulawak), pasak bumi, madu, sarang burung dan lain sebagainya. Di sisi yang lain gambut harus dipertahankan karena fungsi lingkungannya sebagai lumbung air, pemendam karbon, pelindung dan penawar pencemaran serta kekhasan warisan cagar alam hayatinya yang unik. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian memerlukan formulasi yang adil dan bijak antara fungsi produksi sebagai lahan budidaya dan fungsi lingkungannya sebagai penyangga lingkungan dan komunitasnya. Gatra (aspek) yang saling berlawanan antara sisi produksi dan sisi lingkungan ini sejatinya dipadukan secara kompensatif. Pemanfaatan gambut untuk pertanian memerlukan pengetahuan dasar tentang gambut itu sendiri. Sistem pengelolaan lahan gambut harus berlandaskan pada sifat dan watak gambut untuk menghindari terjadinya degradasi lahan.
291
292
293
294
295