Anda di halaman 1dari 35

PERBEDAAAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS V SEMSETER II SD N 2 KARANGANYAR KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATENCIREBON TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ANTARA YANG

SERING MEMBACA BUKU DI PERPUSTAKAN DENGAN YANG JARANG MEMBACA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah: Etika Profesi Keguruan Dosen : Drs. Endang Abdurahman, M. Pd

Disusun oleh: CIPTA ANTO 07460859

TARBIYAH / BIOLOGI B / SEMESTER V

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CIREBON 2009

KATA PENGANTAR
Penelitian Tindak Kelas (PTK) merupakan penelitian yang digunakan didunia pendidikan yang berguna bagi peningkatan mutu, proses dan hasil pembelajaran dikelas. Pelaporan Penelitian Tindak Kelas dengan judul Perbedaan Kemampuan Membaca Siswa Kelas V SDN 2 Kanci Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2009/2010 antara yang Sering Membaca Buku di Perpustakaan dengan yang Jarang. Penelitian ini terdiri dari empat bab. yaitu pendahuluan, landasan teori, data dan analisis data, simpulan dan saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh gambaran peningkatan pemahaman dan menyimak dalam membaca buku-buku ilmu pengetahuan,khususnya kelas V SDN 2 Kanci Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon.Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perubahan positif tentang membaca dan menyimak. Mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi ilmiah baik bagi siswa,guru.sekolah maupun peneliti atau pembaca.

Kanci Kulon,

Januari 2010

Peneliti

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii


I. PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan dan Batasan Masalah 2 1. 2 2. 2 C. Definisi Operasional .. 2 1. 2. 3 3. Membaca Buku di Perpustakaan 3 D. Tujuan Penelitian . 3 E. Manfaat Penelitian . 3 F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 4 1. 4 2. Hipotesis . 4 G. Metode dan Teknik Penelitian . 5 1. 5 2. 5 H. Populasi dan Sampel . 5 1. Populasi 5 Teknik Penelitian . Metode Penelitian .. Anggapan Dasar Perbedaan Kemampuan Membaca ... 2 Batasan Masalah Rumusan Masalah .

2. .. 6

Sampel

II. LANDASAN TEORITIS.. 7 A. Hakikat membaca . 7 1. 7 2. 9 3. 11 4. 13 B. Kemampuan Efektifitas Membaca .. 14 1. 14 2. C. 1. 2. III. Pemahaman Membaca . 16 Tujuan Membaca Buku di Perpustakaan .. 17 Manfaat Membaca Buku di Perpustakaan . 17 Hakikat Membaca Buku di Perpustakaan 17 Kecepatan membaca . Tujuan Membaca.. Jenis-jenis Membaca Aspek-aspek Membaca . Pengertian membaca

METODOLOGI PENELITIAN 20 A. Siklus I. 20 B. Siklus II. 23

KESIMPULAN .. 24 DAFTAR PUSTAKA 25 RPP.......................................................................................................... 26 SILABUS................................................................................................. 30

II.

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca pada hakikatnya dapat diperoleh melalui jalur pendidikan sekolah dasar dan luar sekolah. Sementara itu melek huruf penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 200 juta lebih, telah mencapai 85%. Akan tetapi diberbagai kesempatan sering terdengar kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyimak serta mendalami informasi dari bacaan secara umum disinyalir masih tergolong rendah. Kenyataan ini akan mempengaruhi kemampuan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan persaingan pada masa yang akan datang. Semakin maju suatu bangsa, semakin tinggi minat baca masyarakatnya. Masyarakat yang gemar membaca pada dasarnya adalah masyarakat belajar. Dalam masyarakat yang gemar membaca dan belajar, buku dan bahan bacaan mempunyai potensi yang sangat strategis serta sering menjadi kata kunci dalam pengembangan sumber daya manusia. Untuk merangsang supaya

masyarakat kita gemar membaca harus terus digelorakan dan dimasyarakatkan (Totong, 2000:77). Lebih lanjut diungkapkan pula Totong (2001:77) bahwa kebiasaan membaca di negara yang sudah maju sering dijadikan bahan bandingan untuk menunjukan bagaimana waktu senggang dimanfaatkan untuk membaca. Di negara yang demikian,membaca sudah menjadi kesenangan serta merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Selanjutnya di sekolah, guru telah menyediakan waktu dan tenaga untuk mendidik siswa mau membaca. Namun terkadang banyak siswa yang malas siswa yang jauh dari informasi. Berpangkal dari hal-hal diatas, penulis marasa tertarik untuk meneliti kemampuan membaca siswa yang intensitas membacanya tinggi anatara lain sering membaca buku diperpustakaan dengan siswa yang intensitasnya kurang atau tidak pernah membaca buku diperpustakaan. Untuk itu, maka penulis mengadakan penelitian untuk membuktikan kemampuan membaca siswa yang sering membaca buku diperpustakaan dengan kemampuan siswa yang jarang membaca buku diperpustakaan. Maka judul penelitian yang penulis tuliskan adalah Perbedaan Kemampuan Membaca Siswa Kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2009/2010 antara yang Sering Membaca Buku di Perpustakaan dengan yang Jarang. J. Rumusan dan Batasan Masalah 3. Rumusan Masalah Bertitik tolak pada permasalahan diatas, maka penulis perlu merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut. a. Bagaimanakah kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar tahun ajaran 2009/2010 yang sering membaca buku di perpustakaan? b. Bagaimanakah kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar tahun ajaran 2009/2010 antara yang sering membaca buku di perpustakaan dengan yang jarang? membaca sehingga menjadi

4. Batasan Masalah Untuk menghindari kesimpangsiuran permasalahan yang diteliti maka penulis perlu membatasinya. Penulis akan meneliti tentang perbedaan kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 antara yang sering membaca buku di perpustakaan dengan yang jarang. K. Definisi Operasional 4. Perbedaan Yang penulis maksud dengan perbedaan dalam penelitian ini adalah perbedaan kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 antara yang sering membaca buku di perpustakaan dengan yang jarang.

5. Kemampuan Membaca Kemampuan membaca yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah keseimbangan atau perpaduan antara kecepatan dan pemahaman membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajara 2009/2010 antara yang sering membaca buku di perpustakaan dengan yang jarang. 6. Membaca Buku di Perpustakaan Maksudnya kegiatan membaca buku di perpustakaan yang dilakukan siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 selama periode empat bulan antara September 2009 sampai dengan januari 2010. L. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : 1. Ingin mengetahui kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 antara yang sering membaca di perpustakaan.

2. Ingin mengetahui perbedaan kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 antara yang sering membaca buku di perpustakaan dengan yang jarang. M. Manfaat Penelitian Penelitian ini penulis harapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis bermanfaat untuk pengembangan teori keterampilan berbahasa antara lain membaca secara teori yang sudah ada. 2. Secara praktis bermanfaat bagi guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan membaca siswa berdasar kepada intensitas membaca buku perpustakaan dengan yang jarang.

N. Anggapan Dasar dan Hipotesis 3. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran penulis dalam penelitian yang akan dilakukan. Anggapan dasar ini merupakan pegangan umum dalam menarik suatu kesimpulan. Surakhmad (1985: 107) mengungkapkan bahwa anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Hal ini berarti bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat secara berbeda, seorang penyelidik mungkin saja meragukan suatu anggapan dasar yang dianggap orang lain diterima sebagai suatu kebenaran. Dari sifat anggapan dasar itu selanjutnya diartikan pula bahwa penyelidik dapat merumuskan satu atau lebih hipotesis yang dianggapnya sesuai dengan penyelidikannya. Berdasarkan hal tersebut, maka titik tolak penelitian ini sebagai berikut : 1) Perpustakaan merupakan sarana baca yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca siswa.

2) Intensitas membaca buku di perpustakaan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. 4. Hipotesis Hipotesis merupakan sesuatu dimana penelitian kita berarah pada kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti tapi masih harus dibuktikan atau di tes atau diuji kebenarannya (Arikunto, 1991:17 ). Berdasarkan pendapat tersebut, penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 antara yang sering membaca buku di perpustakaan dengan yang jarang membaca buku di perpustakaan.

O. Metode dan Teknik Penelitian 3. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah, yang berfungsi sebagai pegangan untuk mengumpulkan data. Untuk itulah metode penelitian sangat penulis perlukan. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Metode deskriftif komparatif digunakan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Dengan menggunakan metode ini, penulis akan mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan data dengan jalan membandingkan dua data tersebut. 4. Teknik Penelitian Dalam penelitian, data merupakan suatu yang mutlak harus ada, karena tanpa data seorang peneliti tidak dapat berbicara tentang sesuatu yang ditelitinya. Teknik yang penulis lakukan untuk memperoleh data yaitu dengan cara sebagai berikut.

1) Observasi dan Dokumentasi Teknik ini penulis gunakan untuk mengetahui tingkat intensitas membaca siswa di perpustakaan. 2) Teknik Tes Penulis mengetes kemampuan membaca siswa kelas V SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010 antara siswa yang sering membaca buku di perpustakaan perpustakaan. P. Populasi dan Sampel 3. Populasi Setiap penelitian memerlukan data atau informasi yang diperoleh dari sumber data untuk keperluan menjawab masalah penelitian, atau untuk menguji hipotesis seluruh sumber data memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi pemecahan masalah penelitian. Jadi, populasi penelitian ini adalah siswa SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2009/2010. 4. Sampel Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis mengambil sampel dari populasi yang dapat mewakili sebuah populasi. Berdasarkan pada pertimbangan (judgement) kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian ini penulis diizinkan untuk melaksanakannya di kelas V. Kepala sekola berpendapat bahwa kelas V merupakan tingkat kelas yang menjadi tolak ukur (stndarisasi) pengetahuan, di antaranya kemampuan membaca. Selain itu dalam GBPP siswa kelas V harus memiliki kemampuan dalam membaca, baik membaca pemahaman, maupun membaca cepat. Dengan demikian seluruh siswa kelas V penulis jadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Penarikan sampel tersebut penulis lakukan dengan cara total atau seluruh siswa kelas V. dengan siswa yang jarang membaca buku di

10

IV. LANDASAN TEORITIS D. Hakikat membaca 5. Pengertian membaca Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting didalam kehidupan. Tanpa bahasa manusia tidak akan berinteraksi dengan segala macam kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat. Tampubolon (1990: 1-2) mengemukakan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi verbal. Artinya dalam komunikasi harus selalu ada dua pihak yang terlibat yakni pemberi dan penerima. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan keraf (1979: 21 ) yang menyatakan bahwa melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat di turunkan kepada generasi-generasi yang akan datang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi maka semua yang berada di sekitar manusia; peristiwaperistiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil karya cipta

11

manusia, disusun dan di ungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut dapat terjadi secara langsung juga tidak langsung. Selanjutnya keraf (1979: 22) menyatakan pula bahwa secara langsung maksudnya kita menerima informasi dari orang yang langsung menyampaikan secara lisan atau berhadapan langsung dengan si pemberi informasi tersebut.Secara tidak langsung yakni bunyi-bunyi bahasa yang disampaikan si pemberi informasi itu diubah menjadi lambang-lambang tulisan. Berdasarkan sistem komunikasi tersebut ada empat kemampuan berbahasa pokok yang harus dibina dan dikembangkan yaitu : menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara merupakan kemampuan pertama yang terdapat dalam komunikasi lisan, sedangkan membaca dan menulis merupakan kemampuan terakhir yang terdapat dalam komunikasi lisan. Membaca adalah salah satu kemampuan berbahasa pokok dan merupakan salah satu bagian dari komunikasi tulisan. Dachnant dan Smith dalam Pateda, (1987 : 92) mengatakan bahwa membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol tertulis. Houdgson dalam Tarigan (1989 : 7) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini dipenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan terungkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak akan terlaksanakan dengan baik. Harjasujana dan Mulyati (1997 : 6) mengemukakan bahwa membaca adalah interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun bersikap komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan makin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang baik. Pembaca hanya dapat berkomunikasi dengan karya tulis yang digunakan

12

oleh pengarang media untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalaman. Dengan demikian, pembaca harus mampu menyusun pengertian-pengertian yang tertuang dalam kalimat-kalimat yang disampaikan oleh pengarang sesuai dengan konsep yang terdapat pada pembaca. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Bermacammacam kemampuan diupayakan oleh seorang pembaca agar dia mampu memahami materi yang dicoba. Pembaca akan selalu berupaya supaya lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa membaca merupakan pengenalan dan persepsi struktur bahasa sebagai keseluruhan untuk memadukan makna tersurat dan tersirat dengan mengkomunikasikan struktur-struktur bahasa.

6. Aspek-aspek Membaca Pateda (1987:25-94) berpendapat membaca pada dasarnya mengkomunikasikan formulasi pesan yang ditentukan oleh sistem bahasa dan sistem lambang yang terdapat didalam suatu bahasa. Membaca adalah proses mengidentifikasi dan mengkomprehensi. Simbol-simbol kita identifikasikan dan kita komprehensipkan dengan makna. Simbol yang tertulis berwujud kode-kode yang kita tafsirkan dan menghasilkan makna simbol tersebut. Hubungan dengan aspek-aspek membaca bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks dan rumit yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Keterampilan membaca mencakup tiga komponen. a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal c. Hubungan lebih lanjut dari a dan b dengan makna atau meaning (Tarigan, 1993: 10).

13

Nurhadi (1987: 128-129), mengutarakan bahwa aspek keterampilan membaca dimulai dari : 1) 2) 3) a. b. c. d. e. f. 4) a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. 5) a. b. c. d. e. Keterampilan mengenal kata; Keterampilan mengenal tanda baca; Keterampilan memahami makna tersurat yang meliputi,: Keterampilan memahami makna kata; Keterampilan memahami makna frase; Keterampilan memahami makna kalimat; Keterampilan memahami makna paragraf; Keterampilan memahami makna sub bab; Keterampilan memahami makna bab. Keterampilan membaca kritis : Keterampilan menemukan ide pokok/gagasan utama Kemampuan menemukan tema cerita; Kemampuan membuat kesimpulan bacaan; Kemampuan menganalisis fakta-fakta penunjang; Kemampuan mengorganisasikan fakta-fakta; Kemampuan membedakan fakta dan opini; Kemampuan membedakan realitas dan fantasi Kemampuan menemukan unsur-unsur proppagenda; Kemampuan menemukan latar belakangtujuan bacaan secara tersirat;

pembelajaran; Kemampuan meramalkan dampak; Kemampuan menilai kesesuaian antara judul dan Kemampuan membaca kreatif, meliputi : Kemampuam memberi ringasan; Kemampuan membuat outline (kerangka karangan); Kemampuan menyusun resensi; Kemampuan menerapkan isi bacaan dalam koteks sehari-hari; Kemampuan membuat essay balikan.

pengembangan karangan.

14

Tarigan(1996:11) mengemukakan secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam membaca itu. 1) Ketrampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dianggap berbeda pada urutan yang paling rendah (lower order).Aspek ini mencakup : a. pengetahuan bentuk huruf; b. pengetahuan unsue-unsur linguistik (fonem), kata, frase, pola klusa, kalimat dan lain-lain c. pengenalan hubungan/korespondaensi pola ejaan dan bunyi ( kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at print), d. kecepatan membaca bertahap lambat. 2). Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (hingher order), aspek ini mencakup : a. memahami pengetian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal); b. memahami signifikasi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi / kebudayaan, reaksi pembaca); c. evaluasi atau penilaian ( isi, bentuk ); d. kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan; Untuk lebih jelasnya Tarigan (1986: 13) memperjelas aspekaspek membaca pada bagan berikut. Keterampilan mekanis (urutan lebih rendah) Pengenalan bentuk huruf Pengenalan unsur-unsur linguistik Pengenalan bunyi dan huruf Kecepatan lambat Aspek-aspek membaca Pemahaman pengertian membaca hubungan

15

sederhana Keterampilan pemahaman (urutan lenih tinggi) Pemahaman signifikasi makna Evaluasi isi dan bentuk Kecepatan membaca fleksibel 7. Jenis-jenis Membaca Tarigan (1986 : 22) mengemukakan bahwa membaca itu dibagi atas dua jenis. a. Membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan b. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang. c. Membaca dalam hati Membaca dalam hati adalah jenis membaca yang hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory) dan melibatkan pengaktifan mata dan ingatan (Tarigan, 1986: 29). Membaca dalam hati, mencakup hal berikut. 1) Membaca ekstensif, berarti membaca luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif terbagi pula atas : a) b) c) membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal. 2) Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganannya terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman per hari (Tarigan, 1990:35). Membaca intensif, meliputi : a) membaca telah isi, dibagi menjadi :

16

b)

membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide. membaca telaah bahasa, dibagi menjadi : membaca bahasa, membaca sastra.

Kaitan dengan hal di atas, Aminudin (1987: 17) menyatakan bahwa jenis-jenis membaca meliputi: (1) membaca dalam hati, (2) membaca cepat, (3) membaca teknik (4) membaca bahasa , (5) estetis, (6) kkritis, serta (7) membaca kreatif. Pakar lain Suhendar (1992; 24-29) membagi membaca dalam lima jenis sebagai berikut: a. Membaca nyaring Membaca nyaring mrupakan kegiatan membaca bersama-sama dengan orang lain dalam menangkap makna sebuah tulisan. Membaca nyaring dibedakan menjadi dua tipe. membaca sebagai pengujian demi kepentingan orang lain dan membaca sebagai kegiatan komunikasi atau sebagai kesenangan dan kegembiraan b. Membaca dalan hati Membaca dalam hati merupakan ketrampilan membaca yang sebenarnya, sebagai ketrampilan mengubah wujud tulisanmenjadi wujud makna,sebagai ketrampilan menangkap pokok -pokok pikiran dari bahan bacaan. c. Membaca pemahaman Membaca pemehaman adalah membaca bahan bacaan dengan menagkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan dalam , sehingga ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu dibaca sampai selesai. d. Membaca kritis Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang bijaksana , penuh dengan tenggang rasa, evaluatif dan analisis e. Membaca ide

17

Membaca ide merupakan jenis kegiatan membaca yang ingin mencari dfan memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. 8. Tujuan Membaca Tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca. Bahkan menurut hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca merupakan modal utama membaca. Tujuan membaca dalam menelusuri baris-baris bacaan (membaca) dapat mempengaruhi hasil membacanya. Dalam hal ini penulis sajikan sebuah ilustrasi tentang seseorang yang berjalan tanpa tujuan, arah, gerak, kecepatan irama, dan cara berjalannya berbeda dengan seseorang yang berjalan dengan mempunyai tujuan yang jelas. Orang yang berjalan dengan tujuan ke kantor pada pagi hari akan berbeda dengan orang yang berjalan tanpa tujuan, atau contoh lain orang berjalan menuju ke pasar akan berbeda situasinya dengan orang yang sedang berjalan-jalan menikmati indahnya pantai. Ilustrasi yang penulis sajikan di atas dapat memperjelas bahwa bila seseorang melakukan kegiatan membaca tanpa tujuan yang ingin dicapai maka membacanya akan sia-sia. Namun, bila seseorang membaca dengan mempunyai tujuan tertentu maka ia akan memperoleh apa yang diharapkannya dari bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu, Tampubolon (1921: 221) menyatakan bahwa tujuan umum membaca dapat dibagi menjadi tiga jenis : (a) untuk studi; (b) untuk usaha; (c) untuk kesenangan. Tarigan (1983: 9) mengatakan tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta untuk memperoleh informasi, membaca isi, memahami makna bacaan. Dengan memperhatikan pendapat- pendapat para ahli di atas bahwa tujuan membaca adalah modal utama untuk memperoleh informasi atau pesanpesan berkaitan dengan tujuan yang ingin kita peroleh. E. Kemampuan Efektifitas Membaca 3. Kecepatan membaca

18

Kecepatan membaca dengan pemahaman bacaan adalah dua kemampuan yang tidak terpisahkan. Sekalipun kecepatan membacanya tinggi belum tentu pemahaman bacaanya pun tinggi pula sebaliknya sekalipun kemampuan membacanya tinggi tetapi bila tidak disertai kecepatan membacanya belum tentu orang tersebut mempunyai kemempuan membaca yang baik. Kecepatan membaca seseorang dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan membaca. Nurhadi (1987: 35), mengemukakan bahwa kecepatan membaca dapat ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat kecepatan semula. Kecepatan membaca dengan 150 kata/menit melalui latihan intensif selama jangka wktu 1-2 bulan akan meningkat menjadi 400 kata/menit. Hal lain dikemukakan pula Nurhadi (1987: 23) yakni kecepatan membaca seseorang dapat ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat dengan cara : a. memahami membaca cepat; b. mengetahui cara mengukur kecepatan membaca; c. mampu mengukur tingkat pemahaman tingkat terhadap bacaan; d. mengetahui dan menerapkan meode dan teknik pengembangan kecepatan membaca; e. mengetahui faktor-faktor yang secara tak sadar menghambat kecepatan membaca; f. mengetahui bermacam-macam variasi kecepatan membaca sesuai dengan variasi tujuan membaca; g. mampu memilih aspek tertentu saja yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai tujuan membaca; h. menganggap kegiatan membaca sebagai kebutuhan; i. selalu membaca pada berbagai jenis bacaan, dengan rasa butuh yang tinggi (desakan untuk membaca). Sekalipun kecepatan membaca bisa ditingkatkan, namun harus kita sadari bahwa tidak semua pembaca mempunyai kecepatan yang sama, banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1980: 28), yang mengemukakan bahwa faktor-

19

faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca antara lain: a) tingkat kesulitan bahan bacaan; b) keakraban dan rasa ingin tahu kesulitan bahan bacaan; c) faktor kebiasaan-kebiasaan membaca. SD KELAS I II III IV V VI KECEPATAN MEMBACA / MENIT 60-80 90-110 120-140 150-160 170-180 190-250

Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan membaca adalah penguasaan teknik-teknik membaca yang tepat sesuai dengan tujuan, bahan, dan jenis membaca. Teknik-teknik membaca yang umum adalah : a. teknik baca pilih (selecting) b. teknik baca lompat (skipping) c. teknik baca rayap (skimming) d. teknik baca tetap (scanning) Berdasarkan pendapat-pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kecepatan membaca seseorang bisa ditingkatkan melalui latihan yang efektif, kecepatan pemahaman tidak melantur, kecepatan membaca disesuaikan dengan tujuan dan materi bacaan, memperhatikan normanorma kecepatan membaca. 4. Pemahaman Membaca Harjasujana dan Mulyati (1997: 50) mengemukakan bahwa pemahaman bacaan tergantung pada gabungan dari pengetahuan, bahasa, gaya kognitif, dan pengalaman membaca. Pemahaman membaca seseorang ditentukan oleh dua faktor yakni faktor eksternal dan internal. Artinya pemahaman tersebut akan ditentukan dari dalam diri pembaca juga dari luar. Sebagaimana dikemukakan Harjasujana dan Mulyati (1997: 50), bahwa terdapat lima hal pokok yang

20

mempengaruhi proses pemahaman sebuah wacana. Kelima faktor tersebut meliputi : a. b. c. d. Latar belakang pengalaman; Kemampuan berbahasa; Kemampuan berpikir; Tujuan membaca dan berbagai aspek lainnya seperti Selanjutnya Harjasujana dan Mulyati (1997: 67) berpendapat bahwa pemahaman baca seseorang ditentukan pula oleh kemampuan bahasa, minat, motivasi, dan kemampuan membaca, faktor-faktor tersebut bersumber pada diri pembaca. Faktor lain adalah : a) unsur dalam bacaan, b) sifat-sifat lingkungan baca berkenaan dan fasilitas guru, model pengajaran dan lain-lain. Memperhatikan pendapatpendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman membaca itu bukan faktor yang masing-masing berdiri sendiri dan tidak bersifat hierarkis, setiap faktor saling berkaitan. Selain itu penulis dapat menyimpulkan pula bahwa kemampuan efektif membaca (KEM) merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan kemampuan memahami isi bacaan. Kecepatan rata-rata baca merupakan cermin dari tolak ukur kemampuan visual, yakni kemampuan gerak mata dalam melihat lambanglambang grafis. Pemahaman isi bacaan merupakan cermin dari kemampuan kognitif, yakni kemampuan berpikir dan daya nalar dalam mencerna masukan grafis yang diterimanya melalui indra mata. Untuk mengetahui kemampuan efektif membaca seseorang diketahui data mengenai rata-rata kecepatan membaca dapat diketahui apabila jumlah kata yang dibaca dalam waktu tempuh baca. Sedangkan untuk menentukan presentase pemahaman seseorang terhadap bahan bacaan yang dibacanya adalah adalah dengan cara membagi skor bobot atau skor ideal kemudian dikalikan 100% untuk lebih jelasnya perlu penulis jabarkan rumus kemampuan efektif membaca (KEM) yangdapat di gunaka untuk

motivasi, sikap, minat, keyakinan dan perasaan.

21

menghitung dan menetukan kemampuan efektif membaca seseorang yang dikemukakan oleh Harjasujana dan Mulyati ( 1997:69 ). K Wm X B SI =kpm

Keterangan : K Wm Wd B SI = jumlah kata yang dibaca = waktu tempuh baca dalam satu menit = waktu tenpuh baca dalam satu detik = skor bobot perolehan tes yang dapat dijawab dengan benar = skor ideal/skor maksimal

Kpm = kata per menit F. Hakikat Membaca Buku di Perpustakaan 3. Tujuan Membaca Buku di Perpustakaan Kemampuan membaca pada hakikatnya dapat diperoleh melalui jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. Namun di berbagai kesempatan sering terdengar kemampuan masyarakat Indonesia untuk menyimak serta mendalami informasi dari bahan bacaan serta umum disinyalir masih tergolong rendah. Kenyataan ini akan mempengaruhi kemampuan bangsa kita dalam menghadapi tantangan dari masa depan. (Totong, 2001 :77) Lebih lanjut diungkap Totong (2001 : 77) bahwa peningkatan apresiasi terhadap buku dan minat serta kegemaran membaca sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas serta andal yang siap berkopetensi dengan masyarakat dunia lainnya. Kaitannya dengan hal diatas diungkapkan Harjasun, Yeti Mulyati, dan Titin S. (1988 : 10) bahwa kemampuan menggunakan buku di perpustakaan merupakan ciri resmi orang terpelajar kemampuan itu merupakan kunci untuk memperoleh pendidikan lewat intelegensi masingmasing. Dalam analisis yang terakhir, membaca buku di perpustakaan adalah salah satu jalan untuk menjadi orang terpelajar. Mengetahui cara memperoleh informasi dengan cepat dan mudah merupakan modal utama

22

dalam usaha menggunakan waktu dan tenaga seefisien-efesienya. Dengan pengetahuan tersebut para siswa dijamin untuk memperoleh angka yang lebih tinggi. Dan pada waktu mereka tamat sekolah dan harus mulai berkarya dan berperan, segala yang mereka peroleh di perpustakaan itu akan menjadi sumber inspirasi dan berkreasi. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan membaca buku diperpustakaan itu untuk meningkatkan wawasan, keterampilan membaca, dan menambah pengetahuan penggunaan perpustakaan. 4. Manfaat Membaca Buku di Perpustakaan Membaca buku di perpustaan kegiatan yang sangat penting, sebab diperpustakaan yang lengkap, pembaca akan mencari buku yang diperlukannya. Perpustakaan merupakan pusat informasi. Informasi di perpustakaan sangat banyak jumlahnya. Oleh karenanya, untuk dapat mengambil setiap sumber informasi dengan sebaik-baiknya, baik itu buku atau artikel atau bahan lainnya, kita dituntut untuk dapat menggunakan perpustakaan sebaik-baiknya. (Harjasujana, Yeti Mulyati, dan Titin S. 1988 : 10). Suryana (1982 : 1) mengemukakan bahwa fungsi dan tujuan perpustakaan secara umum, ialah membantu para siswa dan para pendidik dalam menempuh dan melaksanakan program pendidikan di sekolah; guna memperluas dan mempertinggi mutu pendidikan, baik individual, maupun kelompok dengan cara menyediakan bahan bacaan yang bermutu, membuat indeks buku-buku dan bahan lainnya serta menyelenggarakan sistem peminjaman yang teratur dan peraktis; mudah dilaksanakan para petugas dan pemakaiannya.

23

V. C. Siklus I

METODOLOGI PENELITIAN

Sebelum penulis menyampaikan data penelitian ini, perlu penulis kemikakan bahwa data penelitian ini penulis peroleh dari tes kemampuan membaca dan studi observasi, dokumentasi. Langkah-langkah yang penulis tempuh dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Meminta ijin dari kepala sekolah . Menyusun tes kemampuan membaca. Melaksanakan test. Melakukan studi observasi dan dokumentasi. Menganalisis data hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan, penulis memperoleh data hasil penelitian berupa data kemampuan efektif membaca dan data frekwensi membaca bukudi perpustakaan , yakni data kemampuan

24

efektif membaca siswa yang sering membaca buku di perpustakaan dan data kemampuan efektif membaca yang jarang membaca di perpustakaan. Untuk mengklasifikasikan data hasil observasi dan studi dokumentasi frekuensi membaca penulis menggunakan setandar sebagai berikut. 1. 2. Jumlah frekwensi membaca di perpustakaan kurang dari atau sama Jumlah frekuensi membaca di perpustakaan lebih dari 50 % dari Jumlah frekuensi terbesar adalah 26 kali. Jadi , siswa dikategorikan sering membaca di perpustakaan apabila ia membaca di perpustakaan lebih dari 13 kali selama jangka waktu yang didokumentasikan. Jangka waktu yang penulis gunakan dalam menentukan frekwensi membaca buku di perpustakaan adalah selama 4 bulan mulai September 2009 sampai Januari 2010. Data frekuensi membaca buku di perpustakaan secara lengkap penulis sajikan dalam table berikut. dengan 50% dari jumlah frekuensi terbesar termasuk kategori jarang. jumlah frekwensi terbesar termasuk kategori sering.

Tabel 1 Data Frekuensi Membaca di Perpustakaan Siswa Kelas V SDN 2 Kanci Kulon Tahun Ajaran 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Ade Hermawan Ahmad Nurbiki Adit Purnomo Rifqi Fadoli Yuni Miratun B. Rastini Andi Yanto Fina Ronika Jariyah Satriah Sutajaya Wandika Muh. Sarip Anggun Safitri Sep 8 8 8 8 8 7 8 7 8 8 7 7 8 8 7 Bulan Okt Des 9 4 8 10 10 9 8 9 9 9 8 7 10 8 9 8 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 Jan 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 Jml 25 23 26 26 25 23 24 24 24 22 22 25 24 24 23 Presentase Klasifikasi 96 85 100 100 96 88 92 92 92 85 85 96 92 92 88 Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering Sering

25

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Antini Desi Mita Rosadi Ari Fitriyani Pita Sari Mulyana Nurul Fajriyah Muh. Hasim Nursyasiah Siti Naria Siti Rohaeni Siti Sita Yusuf Maulana Soleh Kobul Moh. Suwanto Rizal Aditia Mahendra Aldi Idodo Misni Berdasarkan 1.

8 8 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 klasifikasi

9 9 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 3 3 3 4 4

4 4 1 4 3 2 2 1 3 2 1 2 3 3 2 4 3 2 3 2

4 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3

25 24 11 12 12 12 11 11 11 11 11 11 10 12 11 12 12 11 12 12

96 92 42 46 46 46 42 42 42 42 42 42 38 46 42 46 46 42 46 46 tersebut

Sering Sering Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang Jarang penulis

frekuensi

membaca

kemukakan data kemampuan efektif membaca sebagai berikut. Data Kemampuan Efektif Membaca Siswa yang Sering Membaca Berdasarkan pada tabel diatas, penulis kemukakan bahwa kemampuan membaca efektif membaca siswa yang sering membaca buku di perpustakaan tergolong masih kurang. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya kemampuan membaca siswa, bahkan ada siswa yang kemampuan membacanya jauh berbeda di bawah standar kemampuan membaca siswa SD sebesar 140 kpm. Namu demikian ada juga siswa yang telah memenuhi batas standar kemampuan membaca yakni dua orang siswa yang masing-masing memiliki kemampuan membaca 140 kpm dan 168 kpm. Secara umum, kemampuan membaca siswa yang sering membaca di perpustakaan telah mencapai 100 kpm. 2. Data Kemampuan Efektif Membaca Siswa yang Jarang Membaca Buku di Perpustakaan Buku di Perpustakaan

26

Berdasar pada tabel di atas, penulis mengemukakan bahwa kemampuan efektif membaca siswa yang jarang membaca buku di perpustakaan tergolong masih sangat kurang. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya kemampuan membaca siswa, bahkan semua siswa kemampuan membacanya jauh berada di bawah standar kemampuan membaca siswa SD sebesar 140 kpm. Secara umum, kemampuan membaca siswa yang sering membaca di perpustakaan hanya mencapai 63 kpm. Berdasar pada kedua tabel tersebut, penulis dapat kemukakan bahwa kemampuan efektif membaca siswa, berdasarkan frekuensi membaca buku di perpustakaan, berbeda. Untuk mendukung pernyataan tersebut, selanjutnya penulis akan menganalisis data dengan menggunakan uji statistik. D. Siklus II 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas kemampuan Efektif Membaca Siswa yang Sering Membaca Buku di Perpustakaan Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji normalitas data kemampuan efektif membaca siswa yang sering membaca buku di perpustakaan penulis uraikan sebagai berikut. 1) 2) 3) 4) 5) Menghitung rentang nilai Menghitung kelas interval Menghitung panjang kelas Menghitung rata-rata Menghitung standar deviasi

27

KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V (lima) SDN 2 Karang Anyar memiliki kecepatan dan pemahaman membaca yang kurang karena kecepatan membaca siswa SDN 2 Karang Anyar hanya mencapai 180 per menit. Hal ini terjadi karena sebagian besar siswa SDN 2 Karang Anyar jarang membaca buku diperpustakaan sehingga pemahaman dan tehnik membacanyapun kurang. Terdapat perbedaan kemampuan membaca yang signifikan pada siswa SDN 2 Karang Anyar Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon.

28

DAFTAR PUSTAKA o o o o o Angkasa n o o Presindo o Gramedia. o Presindo o Angkasa o keraf. 1979. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Yakarta : Gramedia Pustaka Utama. Tampubolon. 1990. Prinsip-Prinsip Dasar Membaca. Bandung: Surakhmad. 1985. Kesalahan Berbahasa. Jakarta : Akademika Nurhadi. 1987. System Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : Tarigan, Henry Guntur. 1989. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahas. Bandung : Angkasa Pateda. 1987. 1995. Cermat berbahasa. Jakarta : Akademika Arikunto. Bandung: Jemmars. Djudju Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidkan Luar Sekolah. hardjasundjana. 1997. ejaan yang disempurnakan. Bandung: Bandung: Rosda Karya. Totong. 2000. Tehnik-Tehnik Membaca. Jakarta: Erlangga . 2001. Membaca Cepat. Jakarta: Erlangga. 1991. Teknik-Teknik Membaca dan Berbahasa.

29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Sekolah Mata Pelajaraan Kelas Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu : SDN 2 Karang Anyar : Bahasa Indonesia :V : II (Dua ) : 1 (Satu) : 2 x 45

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami ragam teks non sastra dengan berbagai cara membaca Kompetensi Dasar : Siswa mampu menemukan makna tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat sesuaidengan konteks yang diingikan melalui kegiatan membaca. Siswa mampu membaca cepat Siswa mampu menyimpulkan isi bacaan

setelah membaca cepat 200 kata per menit

30

Indikator

: Siswa mampu menemukan kata tertentu dalam kamus dan mengetahui maknanya secara tepat dan tepat sesuai dengan konteks yang dinginkan. Siswa mampu menggunakan kata yang Siswa mampu mengungkapkan gagasan Siswa mampu memberikan kritik terhadap Siswa Siswa mampu mampu mengajukan manjawab pertanyaanpertanyaanditemukan tersebut dalam karangan. utama tiap paragraf teks bacaan pertanyaan seputar cara cepat dan tepat membaca pertanyaan seputar cara capat dan tepat dalam membaca Siswa mampu mengkriteriakan tehnik-tehnik Siswa mampu menampilkan cara cepat dan Siswa mampu menyukai membaca Siswa mampu mendemonstrasikan cara membaca tepat dalam membaca

cepat dan tepat dalam membaca. Siswa mampu memberi contoh cara cepat dan tepat dalam membaca I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : Mendemonstrasikan pemahaman dan cara cepat dan tepat dalam membaca Memberi contoh cara cepat dan tepat dalam membaca.

31

Menganalisis berbagai cara membaca II. Materi Pembelajaran : Keterampilan Membaca Dan Berbahasa A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. C. 1. 2. Hakikat membaca Pengertian membaca Aspek-aspek Membaca Jenis-jenis Membaca Tujuan Membaca Kemampuan Efektifitas Membaca Kecepatan membaca Pemahaman Membaca Hakikat Membaca Buku di Perpustakaan Tujuan Membaca Buku di Perpustakaan . Manfaat Membaca Buku di Perpustakaan

III. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Metode Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Centextual teaching learning (CTL) mindmaping

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan awal Memberikan pertanyaan tentang bagaimana cara cepat dan tepat dalam membaca. Kegiatan inti Melakukan kajian tentang tehnik-tehnik membaca cepat dan tepat Membandingkan berbagai tehnik-tehnik membaca cepat dan tepat

32

tepat

Melakuka dikusi kelas mengenai tehnik-tehnik membaca cepat dan Melakukan kajian berdasarka pendapat seorang ahli tentang tehnikMendiskusikan bagaimana manfaat menguasai tehnik-tehnik

tehnik membaca cepat dan tepat. membaca cepat dan tepat. Kegiatan akhir Memberikan pertanyaan tentang bagaimana cara cepat dan tepat dalam membaca. Menyimpulkan apa saja yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran tersebut.

V. Media Pembalajaran Alat dan Bahan Buku paket, LKS. Sumber Belajar Buku acuan yang relevan. VI. Penilaian Tehnik-tehnik membaca, kecepatan membaca dan pemahaman membaca.

Cirebon, 25 November 2009

33

SILABUS Sekolah Mata Pelajaraan Kelas Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu : SDN 2 Karang Anyar : Bahasa Indonesia :V : II (Dua ) : 1 (Satu) : 2 x 45

Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami ragam teks non sastra dengan berbagai cara membaca Kompetensi dasar Indikator Sumber belajar Siswa mampu Siswa mampu menemukan kata tertentu Buku acuan yang menemukan dalam kamus dan mengetahui maknanya relevan.

34

makna dalam

tertentu kamus

secara tepat dan tepat sesuai dengan konteks yang dinginkan. Siswa mampu menggunakan kata yang ditemukan tersebut dalam karangan. Siswa mampu mengungkapkan gagasan utama tiap paragraf Siswa mampu memberikan kritik terhadap teks bacaan Siswa mampu mengajukan pertanyaanpertanyaan seputar cara cepat dan tepat membaca Siswa membaca Siswa mampu mengkriteriakan tehniktehnik membaca Siswa mampu menampilkan cara cepat dan tepat dalam membaca Siswa mampu menyukai membaca Siswa mampu mendemonstrasikan cara cepat dan tepat dalam membaca. Siswa mampu memberi contoh cara cepat dan tepat dalam membaca mampu manjawab pertanyaanpertanyaan seputar cara capat dan tepat dalam

secara cepat dan tepat sesuaidengan konteks diingikan yang melalui

kegiatan membaca. Siswa mampu Siswa mampu setelah cepat membaca cepat menyimpulkan isi bacaan membaca

200 kata per menit

35

Anda mungkin juga menyukai