Anda di halaman 1dari 3

METODE LANGSUNG ( ) Oleh: Amirul Mukminin A.

Sejarah Metode Langsung ( ) Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Berdasarkan asumsi yang ada dalam proses berbahasa antara Ibu dan anak, maka F.Gouin (19801992) mengembangkan suatu metode yang diberi nama dengan metode langsung (thariqah mubasyarah), sebuah metode yang sebenarnya juga pernah digunakan dalam dunia pembelajaran bahasa asing abad XV). Metode ini mendapatkan momentum yang baiksejak jaman Romawi ( pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik dinegara Arab maupun di negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan. B. Definisi Metode Langsung ( ) Dari sejarah singkat distas adapat diartikan bahawa Metode Langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pelajar. Metode ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dilaksanakan dalam bahasa Arab langsung baik melalui peragaan dan gerakan. Penerjemahan secara langsung dengan bahasa peserta didik dihindari. Metode ini memiliki beberapa karakterisktik, diantaranya adalah: k Member prioritas tinggi pada keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca, menulis dan terjemah k Basis pembelajarannya terfokus pada teknik demonsratif; menirukan dan menghafal langsung, dimana murid-murid mengulang-ngulang kata, kalimat dan percakapan melalui asosiasi, konteks dan definisi yang diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan

pengertian menyimak menurut para pakar


Defenisi Menyimak Menurut Para Pakar Anderson (1972) dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambanglambang lisan (Anderson, 1972 : 68) Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 dalam Guntur Tarigan (1986 : 19) Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell, 1959; Anderson, 1972 : 69) Guntur Tarigan (1985 : 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Djago Tarigan (1986) Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.

METODE LANGSUNG ( ) Oleh: Amirul Mukminin A. Sejarah Metode Langsung ( ) Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Berdasarkan asumsi yang ada dalam proses berbahasa antara Ibu dan anak, maka F.Gouin (19801992) mengembangkan suatu metode yang diberi nama dengan metode langsung (thariqah mubasyarah), sebuah metode yang sebenarnya juga pernah digunakan dalam dunia pembelajaran bahasa asing abad XV). Metode ini mendapatkan momentum yang baiksejak jaman Romawi ( pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik dinegara Arab maupun di negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan. B. Definisi Metode Langsung ( ) Dari sejarah singkat distas adapat diartikan bahawa Metode Langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pelajar. Metode ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dilaksanakan dalam bahasa Arab langsung baik melalui peragaan dan gerakan. Penerjemahan secara langsung dengan bahasa peserta didik dihindari. Metode ini memiliki beberapa karakterisktik, diantaranya adalah: k Member prioritas tinggi pada keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca, menulis dan terjemah k Basis pembelajarannya terfokus pada teknik demonsratif; menirukan dan menghafal langsung, dimana murid-murid mengulang-ngulang kata, kalimat dan percakapan melalui asosiasi, konteks dan definisi yang diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan Kamus Umum Bahasa Indonesi (W. J. S. Poerwadarminta 1982 : 847) Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang). Menyimak adalah latihan mendengarkan baik-baik. Kesimpulan : Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.

METODE LANGSUNG ( ) Oleh: Amirul Mukminin A. Sejarah Metode Langsung ( ) Metode yang lazim digunakan dalam pengajarannya adalah metode langsung (tariiqah al mubasysyarah). Munculnya metode ini didasari pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar bahasa. Berdasarkan asumsi yang ada dalam proses berbahasa antara Ibu dan anak, maka F.Gouin (19801992) mengembangkan suatu metode yang diberi nama dengan metode langsung (thariqah mubasyarah), sebuah metode yang sebenarnya juga pernah digunakan dalam dunia pembelajaran bahasa asing abad XV). Metode ini mendapatkan momentum yang baiksejak jaman Romawi ( pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika, serta digunakan baik dinegara Arab maupun di negara-negara Islam di Asia termasuk Indonesia pada waktu yang bersamaan. B. Definisi Metode Langsung ( ) Dari sejarah singkat distas adapat diartikan bahawa Metode Langsung adalah metode bahasa yang dalam pelaksanaannya menolak pemakaian bahasa ibu pelajar. Metode ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi berbicara yang baik. Karena itu, kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dilaksanakan dalam bahasa Arab langsung baik melalui peragaan dan gerakan. Penerjemahan secara langsung dengan bahasa peserta didik dihindari. Metode ini memiliki beberapa karakterisktik, diantaranya adalah: k Member prioritas tinggi pada keterampilan berbicara sebagai ganti keterampilan membaca, menulis dan terjemah k Basis pembelajarannya terfokus pada teknik demonsratif; menirukan dan menghafal langsung, dimana murid-murid mengulang-ngulang kata, kalimat dan percakapan melalui asosiasi, konteks dan definisi yang diajarkan secara induktif yakni berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai