Anda di halaman 1dari 4

Radio Petra FM Catra Nandiwardhana (10/299602/SP/24175) PLIS DIBACA ULANG DAN DIKASIH SUB JUDUL ATAU NGGA TERSERAH

Iklan

Radio sebagai media penyiaran yang memiliki pendengar sebagai aset utama dalam mendapatkan iklan. Radio memproduksi berbagai macam program yang menarik agar memiliki banyak pendengar, jumlah pendengar itulah yang dijual kepada perusahaan atau biro iklan yang akan mengiklankan produknya di radio tersebut. Iklan adalah sesuatu yang sangat penting pada sebuah radio, karena pendapatan utama sebuah stasiun radio adalah iklan. Oleh karena itu, sejumlah radio berusaha memproduksi program yang menarik agar dapat memiliki banyak pendengar yang kemudian slot iklannya dibeli oleh pengiklan. Fungsi radio sebagai sebuah lembaga penyiaran yang memproduksi jasa informasi, hiburan, pendidikan dan juga sebagai kontrol sosial, stasiun radio juga harus memerlukan tahapantahapan strategi tertentu. Seperti mulai dengan penentuan target pasar, produksi, promosi. Radio selain sebagai media informasi dan hiburan, juga memiliki strategi pemasaran seperti layaknya organisasi komersial lain. Salah satunya adalah media promosi. Radio harus juga melakukan promosi melalui media lain. Lebih-lebih dalam persaingan radio saat ini yang cukup ketat. Ketatnya persaingan stasiun radio, memerlukan strategi untuk membedakan antara stasiun satu dan lainnya. Pembedaan segmentasi pendengar-program hingga kegiatan pendukung on-air dan off air memerlukan strategi tersendiri bagi masing-masing stasiun radio. Sebagai salah satu radio swasta yang mencoba untuk terus eksis, Radio Petra Yogyakarta juga mencoba untuk lebih menarik perhatian para pengiklan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, iklan sangat penting untuk kelangsungan hidup sebuah radio, karena iklan merupakan penghasil utama. Untuk menetapkan strategi promosi yang lebih efektif, idealnya sebuah stasiun radio selalu memantau perkembangan rating dari setiap program yang disiarkan untuk mengetahui seberapa besar animo masyarakat. Namun diakui Bapak Petrus, Radio Petra belum pernah mendapat hasil penghitungan rating yang pasti. Karena untuk mendapatkan data yang rinci mengenai rating, sebuah instansi radio harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit, mencapai belasan juta rupiah. Sehingga, untuk menekan biaya, Radio Petra mengandalkan respon dari pendengar sebagai parameter kesuksesan sebuah program. Karakter lain dari media radio adalah sifatnya yang lokal. Radio lazimnya melayani segmen pendengar yang terbatas, dengan jangkauan siaran yang terbatas pula. Lokalitas memudahkannya menjalin intensitas hubungan dengan pendengar. Sehingga fanatisme atau setidak-tidaknya favoritisme pendengar mudah dibangkitkan. Lokalitas juga menjamin keefektifan iklan. Segmentasi dan target pendengar yang diincar Radio Petra adalah keluarga. Lebih spesifik, dihitung secara umur adalah pendengar yang berusia 25 tahun hingga 65 tahun. Sejak awal Radio Petra tidak pernah membidik pasar anak muda, terlihat dari berbgai acara yang ditawarkan lebih pada program pengembangan diri secara spiritual dan karier. Dengan demikian, pemilihan iklan juga harus sangat selektif untuk menyesuaikan segmentasi radio ini.

Proposri penempatan iklan dalam Radio Petra per satu hari kegiatan siaran, diakui juga belum mempunyai hitungan yang pasti. Menurut Bapak Petrus, iklan yang tersedia di Jogja masih sangat minim, sedangkan jumlah stasiun radio kurang lebih sudah mencapai 40 stasiun radio. Maka penyeleksian jenis iklan semakin ketat. Pada setiap klien, Radio Petra menjanjikan perbandingan 2:1, artinya setiap dua lagu diselipkan satu iklan. Biasanya dengan menempatkan dua atau lebih iklan secara beruntun, iklan yang akan diingat cenderung yang terakhir. Dengan perbandingan demikian maka iklan dirasa lebih fokus dan tidak diinterupsi oleh iklan lain. Walaupun iklan adalah sumber penghidupan radio, tidak serta merta membuat Radio Petra gelap mata dan merangkul semua pengiklan yang berpotensi besar menguntungkan dari segi finansial. Radio Petra yang berangkat dari misi keagamaan secara tegas menolak untuk tidak menerima iklan rokok, yang terkenal bersedia membayar spot iklan dengan biaya yang tinggi. Mereka menyadari, rokok walaupun tidak secara harfiah dianggap haram oleh agama, namun rokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang diartikan tindakan tidak menghargai tubuh pemberian Tuhan. Mereka juga beralasan tidak ingin mengiklankan produk rokok karena ingin membantu menyukseskan himbauan pemerintah agar masyarakat tidak merokok di ruang publik. Selain berbagai kerja sama yang dijalin dengan pengiklan produk-produk komersial, seperti halnya kebanyakan radio swasta lainnya, Radio Petra digunakan sebagai media promosi berbagai jenis event yang diadakan oleh sekolah-sekolah di Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada juga tidak jarang bekerja sama dengan Radio Petra memasyarakatkan bermacam kegiatan agar menarik minat dan partisipasi publik. Radio Petra juga menyediakan ruang bagi berbagai instansi gereja di Yogyakarta untuk beriklan, baik melalui spot iklan maupun adlips. Radio Petra tidak mengkhususkan untuk golongan gereja tertentu saja, gereja Kristen maupun Katholik semua berkesempatan memasang iklan. Selain memasang iklan reguler, instansi gereja juga ditawarkan untuk mengisi blocking program. Blocking adalah hampir seperti membeli dan memonopoli jam siaran tertentu tanpa diselingi iklan yang digunakan sebagai sarana dakwah atau sekedar berinteraksi dengan jemaat gereja. Blocking terbagi menurut hitungan jam dan frekuensi tayang. Tersedia blocking 15 menit, 30 menit, hingga satu jam per hari, dengan frekuensi tayang setiap hari, seminggu sekali, sampai sebulan sekali. Banyaknya instansi gereja yang memanfaatkan sarana ini, menjadikan blocking sebagai sumber pemasukan yang cukup menjanjikan bagi Radio Petra. Pemasaran/ strategi pemasaran ( mboh terserah editor :* ) Startegi komunikasi pemasaran Radio Petra secara substansial tidak berbeda dengan kebanyakan radio swasta lainnya. Radio Petra menggunakan kelima elemen pemasaran yakni periklanan, publisitas, promosi penjualan, penjualan perorangan dan direct marketing. Setiap tahunnya divisi marketing Radio Petra selalu berusaha menjaga dan meningkatkan jumlah order iklan. Hal ini bertujuan untuk pembiayaan oprasional kegiatan-kegiatan yang dilakukan mengingat Radio Petra adalah radio lokal yang berdiri sendiri dan bukan radio berjaringan yang mendapat suntikan dana dari radio pusat. Menghadapi persaingan dengan radio swasta sejenis lain dilakukan dengan upaya menguatkan segmentasi dan menerapkan harga khusus.

Secara umum, Radio Petra terbilang jarang melakukan kegiatan off air dalam rangka promosi, diakui Pak Petrus bahwa Radio Petra lebih fokus pada acara on air. Tapi setidaknya ada tiga acara off air yang rutin diadakan Radio Petra tiap tahunnya. Ketiga acara ini pada dasarnya bertujuan untuk lebih mendekatkan diri dengan pendengar setia mereka. 1. Memperingati Hari Raya Natal yang biasanya diadakan tiap bulan Januari. Selain memperingati hari besar umat Kristiani, acara ini juga dijadikan sebagai ajang silaturami bagi karyawan dan penyiar Radio Petra dengan para pendengar setia. 2. Memperingati Tahun Baru Imlek. Mengingat Radio Petra mempunyai program on air yang khusus memutarkan lagu-lagu berbahasa Mandarin, maka pendengar Radio Petra juga tidak sedikit yang berasal dari komunitas etnis Cina. Acara ini biasa diadakan beberapa hari setelah atau sebelum tahun baru Imlek. Bentuk acara dibuat menyerupai road show, yang mengambil tempat di Malioboro Mall. Acara dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan tari, Barongsai, games, dan talk show yang membahas tentang berbagai macam budaya Tiong Hoa. 3. Event HUT Petra, diadakan pada bulan Juni setiap tahunnya. Untuk event HUT pada tahun 2011 kemarin, Radio Petra mengadakan bakti sosial berupa pengobatan gratis di beberapa daerah. Selain ketiga acara tahunan yang telah disebutkan diatas, setiap bulan diadakan jumpa pedengar yang dikhususkan bagi umat Kristiani. Jumpa pendengar ini digagas oleh Paguyuban Pendengar Petra yang merupakan perkumpulan pendengar setia Radio Petra. Awalnya, Paguyuban Pendengar Petra berama Paguyuban Pecinta Radio Petra, yang sudah terbentuk sejak awal Radio Petra berdiri. Perkumpulan ini biasa melakukan pertemuan rutin pada hari Jumat minggu keempat tiap bulannya. Paguyuban Pendengar Petra bermarkas di tujuh tempat yang tersebar di penjuru D.I.Y yaitu Sleman, Kulon Progo bagian timur dan barat, Bantul, Gunung Kidul, Mamoniri, dan Wonosari. Rencana jangka pendek, Petra akan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dasar di sekitar Yogyakarta untuk memperkenalkan produk kertas baru bernama Kokoro. Kertas Kokoro ini adalah kertas dengan tekstur bergelombang yang bisa dikreasikan menjadi berbagai macam bentuk kerajinan tangan seperti tempat pensil, vas bunga, dan sebagainya. Kertas yang terdiri dari berbagai macam warna dan ukuran ini dijual dengan harga yang relatif mahal, maka Radio Petra berencana untuk melakukan promosi dengan target kalangan menengah keatas. Promosi ini dilakukan berkaitan dengan akan diadakannya lomba kerajinan tangan berbahan dasar kertas Kokoro yang akan diselenggarakan oleh Radio Petra pada akhir bulan Januari 2012. Sedangkan untuk rencana pengadaan event off air jangka panjang, sepanjang tahun 2012 direncanakan untuk mengadakan acara road show penyuluhan kesehatan pada masyarakat. Acara ini akan diadakan di luar kota sekita Yogyakarta, seperti Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Bantul. Acara ini merupakan bukti kepedulian Radio Petra untuk lebih meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.

XIXIXIX

Sebagai radio swasta dengan segmentasi keluarga dan berdiri mengusung golongan agama tertentu, merupakan sebuah tantangan bagi Radio Petra untuk dapat mempertahankan keberadaan ditengah maraknya pertumbuhan radio swasta lain dengan segmen yang lebih luas. Pak Petrus mengatakan, dengan pemasukan utama Radio Petra dari iklan yang tidak terlalu besar, untuk tahun-tahun ke depan manajemen Radio Petra berusaha untuk lebih sering mengadakan event off air. Dengan adanya event off air, maka akan mendapatkan pemasukan tambahan dari sponsor maupun uang pendaftaran. Pak Petrus menambahkan, bahwa ia sangat menyayangkan kesadaran beriklan masyarakat Yogya yang masih sangat rendah. Divisi marketing akan diusahakan lebih gencar untuk menanamkan awareness pada masyarakat untuk lebih mengiklankan produk maupun perusahaannya. Selain kendala pada pendapatan iklan dan bagian pemasaran, kendala lain yang dihadapi Radio Petra adalah masalah perawatan alat-alat teknis yang merupakan elemen yang sangat fundamental bagi sebuah stasiun radio. Perawatan rutin selalu dilakukan untuk menjaga agar alat-alat tersebut bisa bekerja sesuai dengan fungsinya, namun diakui Pak Petrus tetap ada sedikit kekhawatiran akan kemungkinan alat-alat teknis tersebut akan lekang dimakan umur yang makin uzur. Kekhawatiran Pak Petrus bukannya tanpa alasan, bila harus sampai mengganti dengan alat-alat yang baru, uang ratusan juta rupiah harus keluar dari kas Radio Petra. Maka kegiatan peremajaan tiap tahunnya harus sangat dioptimalkan.

Anda mungkin juga menyukai