Anda di halaman 1dari 4

Gaharu mati setelah setahun disuntik cendawan.

Ia memang tak bersalah, tapi terpaksa disakiti agar gubal yang harum segera muncul. Batang gaharu Aquilaria malaccensis berumur minimal 5 tahun dibor secara spiral. Artinya, setiap ujung bidang gergaji pertama akan bersambungan dengan bidang gergaji kedua. Begitu selanjutnya. Bidang gergajian itulah yang diberi cendawan. Setahun pasca penyuntikkan gubal sudah dapat dituai. Teknik sebelumnya, antar bidang gergaji tidak saling berhubungan. Interval antar bidang sekitar 10 cm dan perlu 2-3 tahun menuai gubal. Modifikasi teknologi pemberian cendawan itu dikembangkan oleh Drs Yana Sumarna MSi, periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Ia memberikan cendawan Fusarium spp pada setiap batang gaharu. Setahun berselang, ia bisa memanen 10 kg gubal gaharu dari pohon umur 6 tahun. Cara ini lebih efektif dibandingkan teknik lama lantaran teknik spiral mampu menahan pohon tetap berdiri kokoh walau ditiup angin kencang. Siapkan alat yang diperlukan: bor kayu dengan mata bor berdiameter 13 mm untuk melubangi batang, gergaji, spidol sebagai penanda tempat pelubangan, alat ukur, kapas, spatula, pinset, alkohol 70%, lilin lunak dan bibit gubal berupa cendawan. Proses pengerjaannya sederhana. 1. Inokulan berupa cendawan untuk membantu proses terbentuknya gubal. Beberapa contoh cendawan padat adalah Diplodia sp, Phytium sp, Fusarium sp, Aspergillus sp, Lasiodiplodia sp, Libertela sp, Trichoderma sp, Scytalidium sp, dan Thielaviopsis sp. Cendawan itu diperbanyak dengan mencampur satu sendok cendawan dan 100 gram

limbah serbuk kayu gaharu. Simpan satu bulan di botol tertutup rapat. 2. Buat tanda di lapisan kulit pohon berdiameter 10 cm dengan spidol untuk menentukan bidang pengeboran. Titik pengeboran terbawah, 20 cm dari permukaan tanah. Buat lagi titik pengeboran di atasnya dengan menggeser ke arah horizontal sejau 10 cm dan ke vertikal 10 cm. Dengan cara sama buatlah beberapa titik berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral. 3. Gunakan genset untuk menggerakkan mata bor. Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang mengikuti garis spiral bidang pengeboran. 4. Bersihkan lubang bor dengan kapas yang dibasuh alkohol 70% untuk mencegah infeksi mikroba lain. 5. Masukkan cendawan ke dalam lubang dengan menggunakan sudip. Pengisian dilakukan hingga memenuhi lubang sampai permukaan kulit. 6. Tutup lubang yang telah diisi penuh cendawan dengan lilin agar tak ada kontaminan. Untuk mencegah air merembes, permukaan lilin juga ditutup plester plastik. 7. Cek keberhasilan penyuntikan setelah satu bulan. Buka plester dan lilin. Inokulasi cendawan sukses jika batang berwarna hitam. Setelah itu buat sayatan ke atas agar kulit bawah terkelupas. Ini memudahkan untuk membuka dan menutup saat pengecekan selanjutnya. 8 . Satu tahun kemudian gaharu dipanen. Untuk meningkatkan keberhasilan, pekebun menambahkan senyawa pemicu stres. Dengan begitu daya tahan gaharu melemah, cendawan mudah berkembang biak, dan gubal pun lebih cepat terbentuk

Terbentuknya gubal gaharu merupakan fenomena infeksi jamur fusarium pada pohon penghasil gaharu (salah satunya Aquilaria malaccensis). Fenomena inilah yang menjadi dasar inokulasi jamur fusarium pada pohon gaharu untuk mempercepat timbulnya gubal yang beraroma wangi tersebut. Teknik aplikasi tidaklah begitu rumit hanya membutuhkan ketelitian dan kondisi yang steril dalam pelaksanaannya. Tahapan aplikasi fusarium antara lain sebagai berikut : 1. Tentukan pohon yang akan diakan diinokulasi. Ideal telah memiliki diameter 20 cm 40 cm. Pengalaman di lapangan menunjukkan diameter lebih besar kurang efisien karena membutuhkan isolat fusarium yang lebih banyak dan ukuran batang yang lebih kecil dikhawatirkan akan patah. Pada kondisi normal diameter 20 cm dapat dicapai pada umur tanaman 4-5 tahun.

2. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan antara lain : mesin bor tangan, mata bor ukuran 2 - 3 mm, genset (dapat juga menggunakan bor manual), aquades, isolat fusarium, pita/ tali plastik, alkohol 70%, lilin (untuk penutup lubang > 3mm), alat injeksi, peralatan tangga dan tali temali. 3. Buat jalur dan titik pengeboran dengan menggunakan pita/ rali plastik. Titik pengeboran dapat dimulai dari leher akar hingga batang bebas cabang. Jarak antar titik pengeboran lebih kurang 5 cm dan jarak antar satu jalur dengan jalur diantas/dibawahnya 15-20 cm. 4. Setelah mata bor disterilkan dengan alkohol, dilakukan pengeboran sesuai titik yang direncanakan pada kegiatan 3. Sudut pengeboran dibuat rata-rata air. Pengeboran dilakukan hingga sepertiga batang. 5. Fusarium cair diinjeksikan ke setiap lubang pengeboran sampai penuh. Pada ukuran lubang yang kecil 1-3mm tidak perlu dilakukan penutupan dengan lilin/ malam. Sebaliknya lubang pengeboran yang > 4 mm harus dilakukan penutupan. 6. Pengamatan keberhasilan penyebaran fusarium dapat dilakukan setelah 2 bulan setelah injeksi. Selanjutnya pohon dibiarkan secara alami mengalami infeksi/ penyebaran fusarium selama 1,5 - 2 tahun. .

Setelah dilakukan percubaan maka hasil yang terbaik untuk mendapatkan resin gaharu adalah dengan melakukan penyuntikan teknik spiral, bahan dan alat yang diperlukan adalah : 1. Bor kayu dengan ukuran minimal 10 mm, sesuai dengan diameter batang semakin besar diameternya maka ukuran bor semakin besar, ukuran bor yang biasa digunakan berukuran 13 mm. 2. Genset 450 watt atau 900 watt dan bor elektrik. 3. Marker permanent sebagai penanda titik bor. 4. Alat ukur meter untuk mengukur keliling batang dan jarak titik bor satu dengan lainnya. 5. Pinset dan suntikan sesuai ukuran bor (dibuat dr botol dan hos kecil). 6. Alkohol 70 % untuk sterilkan alat dan lubang hasil bor kayu. 7. Gunting serta kapas. 8. Lilin lunak, plaster atau lakban, untuk menutup lubang bor. 9. Sarung tangan getah dan Inokulan Gaharu. Proses pengerjaannya dengan mengikuti prosedur dibawah ini : 1. Ukur titik pengeboran awal 1 meter dari permukaan tanah. Beri tanda dengan marker. Kemudian buat lagi titik pengeboran diatasnya dengan mengeser kearah horizontal sejauh 15 cm dan vertical 15 cm. dengan cara yang sama buatlah titik berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral. 2. Ukur lingkaran batang untuk mendapatkan diameter batang. Misalkan lingkaran batang 60 cm, hitung diameternya dengan rumus : Keliling Lingkaran = diameter x 3,14. contoh 60 cm = diameter x 3,14 berarti diameter batang = 60 cm : 3,14 = 19,11 cm. 3. Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang pada titik pengeboran yang sudah ditanda dengan marker. Contoh : Kedalaman lubang bor = diameter batang x 1/3 = 19,11 x 1/3 = 6,4 cm. 4. Bersihkan lubang bor dengan kapas yang sudah direndam dengan alcohol. 5. Masukkan inokulan dengan pinset ke dalam suntikan yang ujungnya sudah dipotong, kemudian masukkan inokulan kedalam lubang sampai penuh. 6. Tutup lubang yang telah terisi penuh inokulan dengan lilin agar tak ada kontaminan dari mikroba yang lain. Untuk mencegah air ke permukaan, lilin ditutup kembali dengan plaster. 7. Cek hasil penyuntikan setelah 3 bulan, caranya buka plAster dan lilin kemudian kupas sedikit kulit batang, jika batang tampak berwarna coklat kehitam hitaman berarti penyuntikan berhasil. Tutup kembali lubang dengan lilin dan plester. 8. 7 bulan setelah penyuntikan ambil sample dengan mengebor lubang baru 5 cm diatas lubang sebelumnya, jika serbuk hasil bor sudah hitam atau wangi atau sesuai dengan ciriciri yang diinginkan maka pohon sudah dapat ditebang jika belum sesuai tutup kembali lubang dengan lilin. Tanda hasil mulai maksimal jika daun gaharu sudah mengering 50 % hal ini biasanya terjadi pada 1,5 tahun sampai 2 tahun setelah penyuntikan tergantung dari besarnya diameter batang, semakin besar diameter batang maka proses mengeringnya daun semakin lama. 9. SELAMAT BERJAYA DAN NIKMATI HASILNYA.

Anda mungkin juga menyukai