Anda di halaman 1dari 12

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada awal dekade 1980-an banyak negara berkembang yang mengalami krisis ekonomi (external shocks), terutama diakibatan oleh pembengkakan utang luar negeri, sehingga membuat negara-negara tersebut mengalami stagnasi ekonomi, penurunan pendapatan per kapita, dan instabilitas ekonomi. Negara-negara Amerika Latin, Asia dan Afrika merespons krisis ekonomi tersebut dengan mencoba meningggalkan strategi pembangunan yang menempatkan pemerintah/negara dalam posisi sentaral (state-led development strategies), misalnya bias dilihat dari segi substitusi impor (SI), dan menggantinya dengan lebih memberdayakan institusi pasar (market mechanism) dalam menggerakan ekonomi, khususnya melalui kebijakan privatisasi dan liberalisasi. Kebijakan SI sendiri marak dipromosikan di negaranegara berkembang untuk mengatasi persoalan defisit neraca pembayaran, dimana negara maju memperoleh surplus yang begitu besar dari perdagangannya dengan negara berkembang. Krisis ekonomi dewasa ini telah membawa Indonesia pada titik yang terburuk selama lebih dari 30tahun. Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang besar dengan laju inflasi yang tinggi. Nilai tukar Rupiah jatuh, suku bunga tinggi. Pengaruh kemarau yang berkepanjangan pada tahun 1997, berdampak negatif pada produksi bahan makanan, yang pada gilirannya Indonesia harus mengimpor beberapa jenis bahan makanan dalam jumlah yang cukup besar. Kegiatan produksi tersendat-sendat dan ekspor hasil industri manufaktur menghadapi berbagai hambatan, antara lain, oleh karena kesulitan untuk mengimpor bahan baku dan suku cadang. Sebabnya oleh karena hilangnya kepercayaan kepada perbankan nasional. Bank-bank dan perusahaan-perusahaan kita menghadapi masalah hutang yang berat baik di dalam maupun di luar negeri.

B. Tujuan Untuk mengetahui dan mempelajari terjadinya Reformasi, Globalisasi dan Era Perdagangan Bebas di Indonesia.

Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

BAB II PEMBAHASAN
A. REFORMASI EKONOMI 1. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950) Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :


Inflasi yang sangat tinggi. Disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada

saat itu diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di masyarakat sebesar 4 milyar. Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jawa saja, diperkirakan sebesar 1,6 milyar. Jumlah itu kemudian bertambah ketika pasukan Sekutu berhasil menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan menguasai bank-bank.


Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945. Blokade laut ini dimulai pada bulan November 1945 ini, menutup pintu keluar-masuk

perdagangan luar negeri RI. Adapun alasan pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah: 1. Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke Indonesia; 2. Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya; 3. Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang bukan Indonesia.
  

Kas negara kosong. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan. Tanah pertanian rusak. 1. Tenaga kerja dijadikan romusha 2. Tanah pertanian ditanami tanaman keras

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :


 Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan

persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.


 Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India seberat 500000 ton,

mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
2 Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

 Konferensi ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang

bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
 Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.  Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 yaitu mengalihkan tenaga

bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.


 Pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk Planing Board (badan perancang ekonomi yang

bertugas untuk membuat rencana pembangunan ekonomi jangka waktu 2 sampai tiga tahun). Kemudian IJ Kasimo sebagai menteri Persediaan Makanan Rakyat menghasilkan rencana produksi lima tahun yang dikenal dengan nama Kasimo Plan, yang isinya:
y y y y

Memperbanyak kebun bibit dan padi unggul Pencegahan penyembelihan hewan pertanian Penanaman kembali tanah kosong Pemindahan penduduk (transmigrasi) 20 juta jiwa dari Jawa ke Sumatera dalam jangka waktu 1-15 tahun.

2. Demokrasi Terpimpin Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi: 2.1 Gunting Syafruddin Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950. Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar. 2.2 Sistem Ekonomi Gerakan Benteng Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya adalah:


Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.


3 Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.

Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju. Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program Gerakan

Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan karena :
o

Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal. Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif. Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah. Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya. Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.

o o o o

Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.

2.3 Nasionalisasi De Javasche Bank Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951. 2.4 Sistem Ekonomi Ali-Baba Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (menteri perekonomian kabinet Ali I). Tujuan dari program ini adalah:
 

Untuk memajukan pengusaha pribumi. Agar para pengusaha pribumi bekerjasama memajukan ekonomi nasional.

Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.

Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha pribumi dan non pribumi.

Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:




Pengusaha pribumi

kurang pengalaman

sehingga hanya

dijadikan

alat

untuk

mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
 

Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas. Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

2.5 Persaingan Finansial Ekonomi (Finek) Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk

merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gde Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi:
  

Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral. Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.

2.6 Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah. RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :


Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot. Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaanperusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.

Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
5 Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

2.7 Musyawarah Nasional Pembangunan Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena:
  

Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas. Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan. Timbul pemberontakan PRRI/Permesta. 3. Orde Baru Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi

Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing. Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. 4. Pasca Suharto Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut. Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil dan tumbuh pesat. PDB bisa dipastikan melebihin Rp 6300 Trilyun meningkat lebih dari 100 kali lipat dibanding PDB tahun 1980. Setelah India dan China, Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat diantara 20 negara anggota Industri ekonomi terbesar didunia G20.

Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

B. GLOBALISASI EKONOMI 1. Arah Strategi Stabilisasi Tingkat kepercayaan (confidence) masyarakat yang masih rendah, tercermin pada kurs Rupiah yang belum stabil, walaupun selama bulan Agustus 1998 terlihat adanya kecenderungan makin menguatnya Rupiah, berkonsekuensi terhadap peningkatan hargaharga serta terhambatnya kegiatan produksi dan investasi di dalam negeri. Adapun alur pikir strategi stabilisasi adalah sebagai berikut : a. Confidence masyarakat perlu dipupuk kembali. Pertama-tama harus diarahkan pada pengembalian para pelaku ekonomi dalam negeri; dengan makin nyatanya tandatanda pulihnya kepercayaan pelaku-pelaku dalam negeri, kepercayaan para pelaku luar negeri akan mulai ikut kembali pulih. b. Dengan pulihnya confidence secara bertahap, maka kurs Rupiah akan makin stabil serta secara gradual makin membaik dan akhirnya mencapai tingkat yang wajar. c. Karena melemahnya kurs Rupiah adalah penyebab terpenting dari inflasi saat ini, maka dengan stabilnya kurs pada tingkat yang wajar, tekanan inflasi mereda dan laju inflasi akan terus menurun. Harga barang kebutuhan pokok, dengan konsekuensi subsidi yang harus disediakan, akan juga menurun secara bertahap. d. Menurunnya inflasi akan diikuti dengan menurunnya tingkat bunga. Bersama-sama dengan mulai berhasilnya pembenahan perbankan dan makin banyaknya para pelaku ekonomi yang mulai merasa aman, tenteram dalam melakukan kegiatan sehari-hari, maka penurunan tingkat bunga akan mendorong bangkitnya kembali kegiatan ekonomi dalam negeri. e. Pada akhirnya akan tercapai keadaan di mana kegiatan ekonomi kembali normal, lapangan kerja baru mulai terbuka lagi, inflasi menurun pada tingkat wajar, kurs Rupiah relatif stabil pada tingkat yang konsisten dengan pola kegiatan ekonomi yang normal.

2. Program Stabilisasi Pertama: Upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, di dalam dan di luar negeri, mengenai perekonomian Indonesia. Langkah-langkah reformasi di bidang politik, hukum dan ekonomi secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai sasaran ini (Pemerintah telah menyampaikan jadwal pelaksanaan langkah-langkah reformasi di bidang ini). Kedua: Upaya-upaya untuk menangani langsung masalah-masalah kongkrit di bidang ekonomi dan moneter yang timbul dan mendesak.
Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

Adapun langkah-langkah untuk pengembalian kepercayaan masyarakat, mencakup: a. Upaya untuk menciptakan kembali rasa aman pada semua pelaku ekonomi dan menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat pada umumnya. b. Upaya untuk menggalang konsensus politik sebagai landasan bagi terciptanya suasana sosial dan politik dalam negeri yang stabil. c. Langkah-langka untuk memperbaiki governance, baik di sektor pemerintah (public governance) maupun di sektor dunia usaha (corporate governance). d. Pembenahan dan pengembalian kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan yang merupakan jantung bagi aliran pembiayaan kegiatan ekonomi dan pelaksanaan sistem pembangunan nasional. Sementara itu langkah-langkah khusus di bidang ekonomi dan moneter meliputi pokokpokok sebagai berikut: a. Prioritas utama diberikan kepada empat hal yaitu:  Mengamankan penyediaan barang kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau.  Mencegah agar inflasi tidak menjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi).  Mengfungsikan kembali peranan sentral perbankan dalam mendukung perekonomian, termasuk pemulihan kembali tersedianya pembiayaan bagi perdagangan (trade financing).  Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga utama perekonomian, khususnya dalam menghadapi krisis dan keadaan darurat. b. Dari segi sektoral langkah-langkah di bidang ekonomi dan moneter ini mencakup kebijakan-kebijakan di empat sektor, yaitu:  Kebijakan fiskal dan moneter Untuk menstabilkan kurs Rupiah dan menjaga agar inflasi yang terjadi tidak berubah menjadi inflasi yang tak terkendali (hiperinflasi), maka Bank Indonesia akan tetap mempertahankan kebijakan moneter ketat. Sementara itu dalam kebijaksanaan fiskal, pemerintah berketetapan untuk meringankan beban kelompok masyarakat yang paling rawan terhadap dampak krisis, khususnya masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Untuk tujuan ini APBN telah dihitung kembali dan sejauh mungkin diupayakan untuk dapat menampung program jaring pengaman sosial (Social Safety Net) yang diarahkan untuk membantu kelompok masyarakat tersebut.  Reformasi di sektor keuangan / perbankan Ketergantungan perekonomian terhadap sektor perbankan yang sangat besar selama ini, membuat tidak mungkin kita bisa pulih tanpa lebih dulu menyelesaikan masalahmasalah yang mewarnai perbankan dewasa ini. Sementara itu inti dari reformasi di sektor keuangan
8 Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

adalah pembenahan dan restrukturisasi perbankan. Adapun tujuan utama dari program pembanahan perbankan adalah untuk secepatnya memulihkan kembali sistem perbankan agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai pendukung kegiatan ekonomi.  Restrukturisasi hutang swasta dalam dan luar negeri Dengan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing di satu pihak serta relatif besarnya jumlah pinjaman perusahaan swasta dalam bentuk valuta asing baik terhadap kreditor dalam maupun luar negeri di lain pihak, tambahan pula sejumlah besar dari pinjaman luar negeri swasta tersebut akan jatuh tempo pada tahun 1998- 1999, maka dapat diduga bahwa tanpa restrukturisasi hutang sektor swasta tidak saja tekanan permintaan yang sangat besar terhadap valuta asing akan terjadi, yang pada gilirannya sangat mengganggu neraca pembayaran luar negeri, tetapi juga akan berakibat sebagian besar dari dunia usaha tidak akan dapat berperan kembali dalam kegiatan ekonomi nasional.  Reformasi struktural di sektor riil Agar perekonomian, terutama sektor riil dapat berkembang lebih efisien, pemerintah akan terus melanjutkan program reformasi struktural. Reformasi struktural di sektor riil mencakup : a) penghapusan berbagai praktek monopoli, b) deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang, termasuk bidang perdagangan dalam dan luar negeri dan bidang investasi, dan c) privatisasi BUMN. 3. Prioritas Jangka Pendek Untuk Memulihkan Perekonomian

Dalam jangka pendek upaya pemulihan atau penyelamatan perekonomian diprioritaskan pada upaya : a. Menggerakkan kembali roda perekonomian. Lingkup kegiatan dalam menggerakkan kembali roda perekonomian, antara lain adalah: y Membuat jaring pengaman sosial (Social safety net). Adapun program kegiatannya mencakup pengamanan ketersediaan dan penyedian subsidi bagi : o Kebutuhan pokok pangan dan obat-obatan serta bantuan di bidang pendidikan dalam rangka mengurangi jumlah anak putus sekolah. o Kegiatan padat karya/lapangan kerja produktif, dengan tujuan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli bagi kelompok paling rentan terhadap krisis ekonomi. y Memperbaiki sistem distribusi. Dalam kegiatan ini termasuk juga menjamin ketersediaan pasokan bahan pangan dan bahan pokok lainnya, mencakup penyediaan obat-obatan keseluruh wilayah tanah air.

Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

Memperkuat usaha kecil dan menengah serta koperasi. Antara lain dengan meningkatkan pembinaan termasuk bantuan perkreditan khusus. Mendorong ekspor dengan menghilangkan hambatan-hambatannya, mengurangi tarif, penghapusan pajak berbagai komoditi, dan bantuan penjaminan L/C. Membangun kembali sektor-sektor produksi. Adapun sektor produksi yang di prioritaskan adalah: o Pertanian terutama tanaman pangan yang dapat dihasilkan dalam jangka pendek, perikanan, dan peternakan. o o Industri, dengan titik berat memanfaatkan kapasitas produksi yang ada. Pariwisata.

Menggairahkan kembali iklim investasi. Menciptakan iklim berusaha dalam bentuk persaingan yang sehat, terbuka dan trasparan.

b. Penyehatan Perbankan Untuk menggerakkan kembali roda perekonomia dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, langkah-langkah mendasar dari kebijakan penyehatan dan restrukturisasi perbankan pada dasarnya terdiri dari dua kebijakan pokok, yaitu: 1. Kebijakan untuk membangun kembali sistem perbankan yang sehat guna mendukung pemulihan dan kebangkitan perekonomian nasional melalui: a. Program peningkatan permodalan bank, b. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan, antara lain, mencakup: i. perizinan bank yang semula merupakan wewenang Departemen Kuangan dialihkan kepada Bank Indonesia. ii. investor asing diberikan kesempatan yang lebih besar untuk menjadi pemegang saham bank. iii. pendirian Bank Umum hanya dapat dilakukan oleh WNI dan atau badan hukum Indonesia; atau WNI dan atau badan hukum Indonesia dengan WNA dan atau badan hukum asing. iv. rahasia bank yang semula mencakup sisi aktiva dan pasiva diubah menjadi hanya mencakup nasabah penyimpan dan simpanannya. c. Penyempurnaan dan penegakkan ketentuan kehati-hatian, antara lain: i. bank-bank diwajibkan untuk menyediakan modal minimum (Capital Adequacy Ratio) sebesar 4% pada akhir tahun 1998, 8% pada akhir tahun 1999, dan 10% pada akhir tahun 2000, sebagaimana telah diumumkan Pemerintah pada bulan Juni 1998. ii. melakukan tindakan hukum yang lebih tegas terhadap pemilik dan pengurus bank yang terbukti telah melanggar ketentuan yang berlaku.
10 Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

2.

Kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan perbankan yang telah terjadi dengan mempercepat pelaksanaan penyehatan perbankan. c. Menyelesaikan Hutang Swasta

Dalam rangka mempercepat proses restrukturisasi sektor swasta dan menyelesaikan masalah hutang-hutangnya, pemerintah telah membentuk INDRA dan Undang-undang Kepailitan. Langkah tersebut kemudian diikuti dengan menerapkan strategi yang terdiri atas 2 unsur yang saling memperkuat. Unsur pertama meliput reformasi di bidang hukum dan adminstrasi yang bertujuan menghapuskan hambatan dalam upaya restrukturisasi dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan pengelolaan yang baik bagi perusahaan swasta. Reformasi tersebut meliputi: penghapusan hambatan atas hutang untuk konversi ekuiti, penghapusan dis-insentif pajak untuk restrukturisasi, perampingan prosedur dan cara pemberian persetujuan izin PMA, restrukturisasi perusahaan swasta secara umum. Sedangkan unsur kedua meliputi pembentukan kerangka kerja mengenai prinsip-prinsip yang akan menuntun negosiasi antara debitur dan kreditur serta berusaha untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan oleh perusahaan adalah akurat. d. Meningkatkan Pengelolaan Anggaran pengelolaan anggaran mencakup upaya meningkatkan kinerja

Meningkatkan

penerimaan negara di satu pihak dan memperkuat manajemen pengeluaran di lain pihak. 1. Mengamankan penerimaan negara Kebijaksanaan mengamankan penerimaan negara dalam suasana krisis menjadi sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Dengan tetap berpegang pada kesepakatan IMF, sumber-sumber penerimaan negara yang perlu ditingkatkan penerimaannya meliputi penerimaan pajak dan bukan pajak. Adapun upaya penertiban penerimaan negara dari pajak mencakup langkah-langkah sebagai berikut: a. Menghilangkan berbagai bentuk pengecualian terhadap pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN). b. Meningkatkan nilai jual obyek pajak atas pajak bumi dan bangunan (PBB) sektor perkebunan dan kehutanan. c. Menetapkan NPWP tunggal. d. Meningkatkan pendapatan pajak non migas melalui peningkatan cakupan audit tahunan, penyempurnaan program audit PPN, dan peningkatan penerimaan tunggakan pajak. Sedangkan upaya meningkatkan penerimaan bukan pajak mencakup pengumpulan dana oleh pemerintah di luar anggaran serta meningkatkan kinerja BUMN dengan privatisasi dan peningkatan dalam manajemennya.
11 Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2011

2.

Mengefektifkan pengeluaran negara Dalam kaitan ini berbagai langkah penyesuaian telah dilakukan untuk : a) mempertajam

prioritas alokasi dan menambah alokasi anggaran rutin, dan b) mempertajam prioritas alokasi dan meningkatkan efisiensi anggaran. Hal ini dilakukan melalui peninjauan kembali terhadap program dan kegiatan proyek pembangunan, antara lain, dengan : 1) menunda proyek-proyek dan kegiatan pembangunan yang belum mendesak; 2) melakukan realokasi dan menyediakan tambahan anggaran untuk memperkuat jaring pengaman sosial di bidang pendidikan dan kesehatan; 3) memperluas penciptaan kerja dan kesempatan kerja bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, yang dikaitkan dengan peningkatan produksi bahan makanan serta perbaikan dan pemeliharaan prasarana ekonomi, misalnya jalan dan irigasi, yang dapat memperlancar kegiatan ekonomi; dan 4) memperbaiki sistem distribusi agar berfungsi secara penuh dan efisien yang sekaligus meningkatkan partisipasi peranan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi. e. Melanjutkan Reformasi Struktural/Pembangunan Kelembagaan (governance) Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia tidak terlepas dari adanya persaingan dunia usaha yang sehat, yang ditimbulkan karena adanya perusahaan-perusahaan yang hidup dan tumbuh karena fasilitas khusus serta praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Adanya fasilitas khusus dan praktek KKN tersebut tidak hanya mengakibatkan terjadinya kebocoran dalam APBN tapi juga merupakan faktor terpenting terjadinya ekonomi biaya tinggi di Indonesia. Dalam upaya menghilangkan praktek KKN dan praktek-praktek lainnya yang merugikan, maka dalam program stabilisasi dan reformasi ekonomi yang dewasa ini sedang dilaksanakan di Indonesia akan ditingkatkan keterbukaan dan transparansi dalam bidang pemerintahan dan pengelolaan usaha. Prioritas reformasi pemerintahan dan administrasi negara difokuskan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, bersih dari praktek-praktek KKN, bertanggungjawab serta mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara adil, merata, dan efisien.

12

Reformasi, Globalisasi Dan Era Perdagangan Bebas

Anda mungkin juga menyukai