Anda di halaman 1dari 3

Tugas Summary TKHI Nama : Elida Dwicahyani

Jurusan/NPM : Ilmu Hubungan Internasional / 1106061062 Sumber :

DARI PEMERINTAHAN INTERNASIONAL MENJADI PEMERINTAHAN GLOBAL : AKTOR, PEMBUAT KEPUTUSAN DAN PBB DI ABAD 21 INI Menurut Rittberger Pemerintahan Internasional adalah pemerintahan yang ada di tiap-tiap negara yang merupakan jaringan yang tidak berstrata (non hierarki) yang mengatur perilaku negara dan aktor internasiaonal lainnya dalam bidang politik dunia (Rittberger 2000:198) . Pemerintah Global adalah hasil dari gabungan jaringan dan institusi transnasional yang tidak berstrata (non hierarki) di dunia, yang terdiri dari (Intergovernmental Organization) IGO , rezim internasional dan rezim transnasional. Di sini pemerintahan global memiliki ciri yaitu berkurangnya arti penting dari negara dan meningkatnya keterlibatan aktor-aktor bukan negara dalam proses pembuatan norma dana aturan. Pemerintahan global disamakan dengam pemerintahan multilevel, maksudanya pemerintah yang berperan tidak hanya dalam level nasional dan internasional tetapi juga wilayah subnasional,daerah, institusi, dan aktor bukan negara. Pemerintahan internasional sudah berkembang sejak 150 tahun lalu, dan memiliki 3 masalah yang menyulitakan pemerintahan ini untuk menjadi pemerintahan Global. masalah revolusi teknologi, dimana kapasitas dari teknologi informasi dan komunikasi yang meningkat secara kualitatif dan kuantitatif, perkembangan teknologi dan informasi telah mempermudah kemapuan aktor bukan negara seperti Non Governmental Organization untuk mempengaruhi Politik internasional. Kedua ,globalisasi sudah mengubah hubungan di antara 3 aktor dunia (Negara dan Organisasi pemerintahan,kekuatan pasar, dan masyarakat sipil), Globalisasi memberikan 3 tantangan pada pemerintahan internasional,pertama globalisasi cenderung memperbesar jenjang antar orang miskin dan orang kaya yang menunjukan bahwa pemerintahan internasional gagal dalam melaksanakan tujuan utama dari pemerintahan. Kedua kekuatan pasar yang tidak di atur yang terus mencoba untuk berbartisipasi dalam urusan luar negeri,kemudian ketiga masyarakat sipil yang bereaksi atas kegagalan pemerintah dan

membentuk gerakan-gerakan protes globalisasi (cf.Nye 2000) Masalah ketiga yang menjadi tantangan pemerintahan Internasional adalah struktrur sistem internasional yang berubah setelah perang dingin,transformasi ini menantang pemerintahan internasional dalam beerapa cara,terutama bipolaritas yang tidak membatasi gerak organisasi internasional ,sebagai konsekuensi dari suksesnya mereka di dunia politik dalam memperoleh posisi yang lebih besar (cf. Betts 1994). Permintaan perdamaian menjadi salah satu masalah keuangan PBB,karena tugas PBB adalah membangun perdamaian. Perang yang terjadi pada abad 21 ini adalah new wars di mana permasalahan terjadi dalam lingkup nasional,klan,agama,atau identitas linguistik,sedangkan sistem,mekanisme yang masih di anut PBB adalah sistem untuk menangani old war (cf. Ropers and Dabiel 1995) di mana lingkup permasalahan terletak pada tujuan ideologi,atau geopolitik Dalam old war masalah ekonomi merupakan maslaah yang terpusat dan autarkis,sedangkan dalam new wars mereka sangat tergantung pada sumber daya external (kaldor 1999:6-8). Tiga masalah yang disebutkan di atas menyebabkan berkurangnya keefektifan sistem pemerintahan internasional,dan menimbulkan paling tidak 2 dampak. Dampak pertama adalah muculnya tugas-tugas baru pemerintahan seperti mengatur jalannya Internet (Cusimano :2000) dan yang kedua ,masuknya aktor aktor non teritorial seperti organisasi internasional baik pemerintahan atau bukan pemerintaha,ke dunia Internaisonal. Terdapat 4 jenjang pemerintahan yang merusak sistem legitimasi pemerintahan ,pertama jenjang yurisdikasi (Kaul, Grunberg and Stern 1999a: xxvi) ,contoh yg paling penting dari lintas batas ini adalah maslaah transsovereign seperti degradasi lingkungan.Kedua,jenjang operasioanl ,pembuat kebijakan dan lembaga politik kekurangan informasi kebijakan yang relevan dan analisa merespond isu kebijakan yang kompleks Ketiga adalah jenjang insentif semenjak kerjasama internasional sudah menjadi hal yang penting dalam hubungan internasional. Tindak lanjut dari perjanjian internasional tetap terbelakang seperti bujukan moral sering menjadi satu-satunya mekanisme negara untuk mematuhi kewajiban internasional.Point ke empat adalah jenjang partisipatif dimana terbukanya lembaga-lembaga internasional untuk ikut serta dalam membuat kebijakan publik maka para pemilik kepentingan sering tidak di masukan dalam pembuatan pertimbanga atau keputusan. Menurut cf. Rittberger ,Mogler dan Zangl terdapat 3 jenis pemerintahan Global yaitu, yang pemerintahan yang otoritas dimana para aktor menegejar kepentingan mereka secara anarkis ,dan mereka merasa tidak aman akan kesejahteraan dan kelangusngan hidup mereka.

Kedua pemerintahan yang hierarki walau tidak dengan kepengurusan yang otoritas tapi mereka menginginkan persamaan filosofi dan moran (hegemonic). Masalah ketiga

Anda mungkin juga menyukai