Pio Uts

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI STUDI KASUS TENTANG TUNTUTAN KENAIKAN GAJI KARYAWAN PT FREEPORT

Oleh : DESI TRI SATRIANI 105120300111017 B.PSI.3

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

Ribuan Karyawan PT Freeport Mogok Kerja Senin, 04 Juli 2011 | 11:17 WIB

TEMPO Interaktif, Timika - Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia pagi tadi menggelar aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan gaji. Sebelumnya, pada akhir Juni 2011 telah dilakukan pertemuan antara manajemen PT Freeport Indonesia, pemerintah, dan perwakilan karyawan, tetapi pertemuan mengalami jalan buntu. Menurut seorang karyawan peserta aksi yang enggan disebutkan namanya, semua karyawan menuntut kenaikan gaji sesuai dengan standar perusahaan Freeport McMoran. Sekarang kami hanya dibayar 3,8 dolar per jam kerja, katanya. Sejak pagi, ribuan karyawan tertahan di pintu masuk Kota Kuala Kencana. Hanya perwakilan karyawan yang diizinkan masuk untuk melakukan negosiasi dengan manajemen. Sementara ribuan karyawan lainnya, yang berada di Tembagapura, sejak pagi jalan kaki menuju Check Point 50, sebagian lagi masih jalan kaki sampai terowongan di mil 60-an. Belum ada pengurus SPSI PT Freeport Indonesia yang dapat dihubungi karena mereka masih melakukan negosiasi dengan manajemen di Office Building, Kota Kuala Kencana. TJAHJONO EP

Dari kasus yang disajikan diatas, apabila diperhatikan dapat dilihat sumber masalah yang menyebabkan karyawan PT Freeport mogok kerja adalah masalah gaji karyawan. Para karyawan merasa tidak puas dengan gaji yang sekarang karena tidak masuk standar. Mereka menginginkan kenaikan gaji yang masuk standar perusahaan. Disini jelas terlihat ketidakpuasan karyawan terhadap perusahaan yaitu dengan adanya perilaku mogok kerja. Persoalan ini berkaitan dengan kepuasan kerja perihal upah atau gaji yang diterima. Tuntutan kerja terhadap kinerja karyawan dirasa tidak cukup sebanding dengan upah atau gaji yang diberikan perusahaan. Masalah yang terjadi pada PT Freeport ini berkaitan dengan salah satu faktor ketidakpuasan kerja menurut Caugemi dan Claypool yaitu upah atau gaji. Upah sebagai jumlah keseluruhan pengganti jasa yang telah dilakukan oleh tenaga kerja yang meliputi upah pokok dan tunjangan sosial lainnya (Heijdrachman, 1992:111). Gaji merupakan salah satu karakteristik pekerjaan yang menjadi ukuran ada tidaknya kepuasan kerja, dalam artian ada atau tidaknya keadilan dalam pemberian gaji tersebut. Gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan merupakan suatu indikator terhadap keyakinan seseorang pada besarnya upah yang harus diterima. Ketidakpuasan karyawan terhadap gaji yang diterima tidak masuk dalam standar perusahaan harus dikaji secara serius oleh perusahaan dalam hal ini PT Freeport, sebab sebuah perusahaan sangat bergantung pada karyawannya, sebagaimana baiknya sebuah perencanaan namun pelaksanaan akan tetap bergantung pada manusia yang menjalankannya sehingga hasil sebenarnya akan juga

menggambarkan kepuasan kerja karyawan tersebut. Ini menunjukkan pula bahwa semakin tinggi kepuasan kerja karyawan, maka makin tinggi pula prestasi kerja yang ditampilkan, begitu juga sebaliknya. Karyawan yang mempunyai prestasi yang baik akan menuntut imbalan yang sesuai dengan hasil yang dicapainya. Karyawan selalu menginginkan sistem penggajian yang sesuai dengan harapan mereka. Apabila

pembayaran tersebut tampak adil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pembayaran perusahaan, maka kepuasan yang dihasilkan akan juga tinggi. Sehingga masalah seperti ini pun yaitu konflik atau ketegangan antara karyawan dan perusahaan tidak perlu terjadi. Sebagai jalan keluar, perusahaan harus sesegera mungkin menyelesaikan masalah ini dengan mengajak perwakilan keryawan untuk duduk bersama membicarakan masalah yang menjadi tuntutan dan mencari solusinya apakah memang perlu adanya kenaikan gaji karyawan atau memang tidak. Jika tidak, perusahaan perlu memaparkan secara detail apa yang menjadi alasan tidak adanya kenaikan gaji. Yang paling penting adalah perusahaan perlu merespon secara cepat tuntutan karyawan mengenai kenaikan upah atau gaji mereka, agar masalah cepat terselesaikan dan tidak membawa dampak yang panjang bagi karyawan dan juga perusahaan sebab berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mewujudkan tujuannya tergantung pada kemampuan perusahaan memberdayakan sumber daya manusia yang mereka miliki. Mengingat pentingnya peran sumber daya manusia (karyawan) bagi perusahaan, salah satu syarat utama untuk memberdayakan para karyawannya adalah dengan menciptakan kepuasan kerja yang berujung pada produktivitas karyawan dan keuntungan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai