Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Khusus Rencana Terapi B Rehidrasi dengan pemberian cairan 75 ml/kgBB selama 3 jam Pemberian oralit 50-100 ml/BAB Observasi tanda dehidrasi setelah 3 jam Pemberian zink 1 x 20 mg tab/hari selama 10-14 hari Paracetamol 3 x 60 mg bila suhu 38.5 0 C Antiemetik ( Domperidon) 3x 0.2 cc bila muntah
PEMBAHASAN 3. Bagaimanakah penatalaksanaan pada pasien ini? Penatalaksanaan diare akut adalah berdasarkan derajat dehidrasi pada pasien. Tatalaksana yang diterapkan secara umum terdiri dari lima pilar yaitu (1) rehidrasi, (2) dukungan nutrisi, (3) supplementasi zink, (4) antiobiotik selektif dan (5) edukasi orang tua. Pada pasien ini, penatalaksanaan yang diberikan meliputi penanganan umum dan khusus. Penatalaksanaan umum yang diberikan berupa penyuluhan tentang penanganan dan pencegahan dehidrasi dan diare di rumah. Aspek penyuluhan yang diberikan adalah seperti berikut: 1. Penanganan dehidrasi dan diare di rumah. Ibu pasien diberikan penyuluhan tentang cara penyediaan dan pemberian rehidrasi oral di rumah yaitu: Cairan rehidrasi/oralit harus diberikan sedikit demi sedikit. Jika anak muntah, tunggu 10 menit sebelum lanjutkan pemberian rehidrasi oral perlahan-lahan ASI harus dilanjutkan dan diberikan kapanpun anak meminta Anak harus dibawa ke tenaga kesehatan jika ditemukan anak buang air besar lebih sering, muntah terus-menerus, rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam dan tinja berdarah. Sedangkan untuk pencegahan diare, pasien dianjurkan untuk meningkatkan motivasi dalam budaya pola hidup bersih dan sehat yang terdiri dari: Menjaga lingkungan tempat tinggal agar selalu bersih Bayi yang belum diimunisasi campak agar diimunisasi di Puskesmas. Pemberian Asi yang baik dan benar : bayi harus disusui secara penuh selama 4 6 bulan Memperbaiki makanan pendamping ASI. Mengunakan air bersih yang cukup dan terlindung dari kontaminasi Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dengan sabun Menggunakan jamban yang memenuhi sarat kesehatan dan jarak lebih 10 meter dari sumber air Membuang tinja bayi yang benar dengan cara buang ke jamban atau dikubur sebab tinja bayi dapat menularkan penyakit.
Penatalaksanaan khusus pada pasien ini terdiri dari penanganan diare sesuai dengan derajat dehidrasi dan pemberian agen farmakologis. Derajat dehidrasi pada pasien ini adalah dehidrasi sedang, maka penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan rencana terapi B yang terdiri dari: 1. Rehidrasi dengan pemberian cairan rehidrasi.
Secara umum, hitungan pemberian cairan rehidrasi oral pada rencana terapi B adalah dengan mengalikan berat badan (kg) pasien dengan 75 ml dengan pemantauan selama tiga jam . Pada pasien ini, hitungan cairan adalah menggunakan berat sebelum sakit yaitu 6kg. Maka
Pada pasien ini, cairan langsung diberikan melalui infus IV karena pemberian secara oral tidak memungkinkan disebabkan pasien mempunyai keluhan muntah dan tidak diberikan melalui nasogastric tube (NGT) karena ibu pasien menolak. 2. Pemberian oralit setiap kali BAB Selain itu, oralit juga diberikan kepada pasien setiap kali buang air besar sesuai dengan ketentuan usia anak. Pada pasien, ini diberikan oralit 50-100 ml/BAB karena berusia kurang dari 2 tahun.
3. Pemantauan dan penilaian tanda dehidrasi setelah 3 jam. Hasil observasi setelah 3 jam pemberian cairan rehidrasi pada pasien ini adalah seperti berikut:
Observasi Kesadaran Tanda vital Ketika datang Kompus mentis, tampak rewel Nadi : 138 x/menit Respirasi : 42 x/menit Suhu : 38, 3o C 5900 gram 3 jam setelah rehidrasi Kompus mentis Nadi: 128 x/menit Respirasi : 38 x/menit Suhu : 37,8o C 6300 gram
y y y y
Setelah 3 jam pemberian cairan rehidrasi, terdapat perbaikan pada derajat dehidrasi pasien. Maka, rencanan terapi yang selanjutnya adalah rencana terapi A di rumah yang meliputi: 1. Anjuran pemberian lebih banyak cairan daripada biasanya sehingga diare berhenti dan oralit dilanjutkan di rumah karena sebelumnya pasien diterapi rencana B. 2. Pemberian tablet zink
Secara umum, pemberian zink dapat mengurangi lama dan berat diare, mencegah diare
berulang selama 2-3 bulan dan mengembalikan nafsu makan anak. Efek zink sendiri terhadap terhadap diare adalah: Menjaga intergitas dan keutuhan epitel usus: kofaktor enzim superoksidase dismutase Antioksidan: stabilisator intramolekular, mencegah pembentukan ikatan disulfida dan berkompetensi dengan tembaga dan besi Menghambat sintesis nitric oxide (NO): mencegah kerusakan jaringan dan hipersekresi Penguatan sistem imun dan aktivasi limfosit T Dosis pemberian zink untuk jangka waktu 10-14 hari disesuaikan dengan usia anak yaitu
< 6 bulan : 10 mg ( tablet) x 1 dan 6 bulan : 20mg ( 1 tablet ) x 1. Pada pasien ini, karena usianya lebih 6 bulan, zink yang diberikan adalah 20 mg x 1 setiap hari.
3. Pemberian makanan untuk mencegah kurang gizi : ASI, bubur susu 4. Saranan untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila tidak membaik salam 3 hari atau adanya BAB lebih sering, muntah terus-menerus, rasa haus yang nyata, makan/minum sedikit, demam, tinja berdarah
Penanganan khusus lain yang diberikan pada pasien adalah pemberian obatan yaitu paracetamol and antiemetik. Paracetamol : 3 x 60 mg bila suhu 38.5 0 C Dosis paracetamol pada anak adalah 10-20 mg/kgBB/kali sebanyak 3-4 kali sehari. Sediaan paracetamol yang tersedia adalah sanmol susp 120 mg/5ml, drop 80 mg/0.8 ml. Maka, pada pasien ini dosis berdasarkan hitungan berat badan sehat adalah 10-20 x 6 kg=60120 mg/kali , jadi diberikan atau 1 cth jika jika perlu.
Pemberian antiametik pada pasien ini adalah atas indikasi muntah. Dosis yang dianjurkan pada pasien kurang dari 2 tahun dengan berat badan kurang dari 35 kg adalah 0.2 0.4 mg/kgBB sebanyak tiga hingga empat kali sehari dengan dosis maksimum 2,4 mg/kg/hari. Obat harus diberikan pada kondisi perut kosong yaitu 15-30 menit sebelum makan sesuai dengan cara kerjanya memblokir receptor dopamin perifer dan berefek meningkatkan peristalsis esofagus, tekanan spinkter esofagus bagian bawah, motilitas dan peristalsis usus sehingga membantu mempercepatkan pengosongan lambung.