Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2). Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup. Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus. Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia drama. Selain tentang pengertian dan unsur unsur drama, makalah ini juga memuat catatan tentang manfaat drama serta dilengkapi juga dengan panduan bagaimana akting yang baik. Demikian gambaran isi makalah ini dari penulis. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

B.Rumusan Masalah
Pembahasan menyangkut masalah drama dalam karya sastra sangatlah komplek. Untuk itu kami hanya mengambil permasalahan dengan beberapa pokok pembahasan sebagai berikut: 1.Definisi Drama. 2.Ciri-ciri drama dalam karya sastra. 3.Contoh drama anak.

C.Tujuan
Dalam karya makalah ini penulis mempunyai tujuan diantaranya: 1.Untuk mengetahui apa sajakah yang termasuk ciri-ciri drama dalam karya sastra? 2.Untuk mengetahui contoh drama anak.

BAB II LANDASAN TEORETIS A.Definisi Drama


Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar. Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action. Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak. Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience) Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd. Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin
3

ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan. Contoh: Chaterina ( bergegas masuk, membawa berita bagus ); Raina ! ( ia mengucapkan Raina, dengan tekanan pada i ) Raina ! ( ia menunjuk ketempat tidur, berharap menemukan Raina disitu ) Mengapa, di mana.! ( Raina menoleh kedalam ruangan). Fase-fase dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk sutradara dan pemain. Ini memandu para aktor dan sutradara maupun tetang penataan perlengkapan panggung. George Bernard Shaw ( 1856 1950 ), pelopor realisme dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk secara panjang lebar pada nebentext-nya yang ditemukan dalam kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin interprestasi lakon-lakonnya menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia kehendaki. Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain yang, dengan menghubunkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan, perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasan dan menghidupkan panggung itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain. Pada puisi, daya ekpresi dan irama mentepati posisi yang dominan. Oleh karena itu, puisi tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan. Contohnya, mahabarata dan ramayana dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti yang dilakukan Rendra, aktor baik. Maka Tidak tidak diragukan lagi drama kadang dianggap diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk dimainkan.Mungkin drama memperoleh hampir semua efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan pengalaman manusia. Oleh karenanya, drama, seperti halnya karya sastra pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang hidup. Unsur dasar dramaperasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur utama pengalaman manusia. Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya. Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir semua pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat makna
4

dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada hal-hal yang penting. Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting, yang tanpa itu drama bukan benarbenar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama mewujudkan action, emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum memanggugkan drama itu.

B.Ciri-ciri Drama
1.Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan pentaskan. 2.Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi. 3.Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan. 4.Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak-wataknya. 5.Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-watak dalam plot,elemen penting dalam skrip drama. 6.Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebagai drama yang baik. 7.Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa dan masyarakat yang di wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang. di

C.Contoh Drama Anak Pemeran:


1.Katrin Yustina 2.Nurjanah 3.Puri
5

4.Nisya 5.Linda (pembaca prolog).

Prolog
Seorang murid baru (Nisya) pindahan dari Jakarta sedang memasuki gerbang sekolah,tiba-tiba datanglah Katrin.

Katrin Nisya Fury

: hai kamu anak baru ya? Nama kamu siapa? : ya,.....namaku Nisya,,. : (Sambil mengulurkan tangan) namaku Fury! Emang kamu pindahan dari mana dan masuk kelas apa..????

Nisya

: aku dari Jakarta ............disini Aku tonggal di Jalan Surapati. Kata kepala Sekolahaku masuk kelas V1-D.Kalau kamu siapa ? (Nisya mengulurkan tangan kepada Katrin).

Katrin

: aku Katrin.... wah kebetulan kita juga murid kelas V1-D.

Tak lama tampak Nurjanah datang mendekat sambil menyapa ketiganya.

Nurjanah: siapa ini Fur..??? Fury Katrin : Oh ini namanya Nisya..!! : Kenalan sendiri dong,.. (sambil menggangkat tangan Nisya ke tangan Nurjanah).

Nurjanah menyodorkan tangannya ke arah Nisya mereka berdua bersalaman.

Nurjanah : eh Nisya........Entar di kelas kamu duduk disebelahku aja gimana??? Soalanya bangku disebelahku kosong. Nisya Fury Katrin : Oh iya deh... : Iya sekalian aja gabung sama kita. : Ya kan kalau belajar kelompok hanya 3 orang kalau sama kamu kan jadi pas Empat orang,..!!!!! Nisya : Aku sih asyik aja,.....aku malah seneng punya temen baru yang baik dan Asyik seperti kalian.

Mereka berempat tertawa menuju kelas.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action

tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa

pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal.
-

Ciri-ciri Drama

1.Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan di pentaskan. 2.Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi 3.Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan. 4. Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak. 5. Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-watak dalam plot,elemen penting dalam skrip drama. 6.Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konfliktidak dianggap sebagai drama yang baik.

7.Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa yang digambarkan oleh pengarang. B.Saran -

dan

masyarakat yang di wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat

Hendaknya pihak sekolah menambah kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni drama,

agar siswa mendapat bimbingan dan lebih dapat mengekspresikan bakatnya. Hendaknya sekolah mengadakan pagelaran / pertunjukan drama, agar siswa lebih

matang dalam mengembangkan bakat seni dramanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-penulisan-

naskah-drama/
2. http://www.fantastico007.files.wordpress.com 3. http://dbp.gov.my/..../main-php?.... 4. http://abique.blogspot.com

10

Anda mungkin juga menyukai