Anda di halaman 1dari 65

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja praktek merupakan bentuk penyelenggaraan kuliah lapangan yang harus dilakukan oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan studi semester IV, dalam rangka menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah di kampus terhadap kasus ataupun aktivitas nyata di perusahaan ataupun lembaga lainnya. Dengan kerja praktek, diharapkan mahasiswa dapat memahami bagaimana kegiatan yang sebenarnya di dalam suatu perusahaan dan diharapkan dapat memahami berbagai soft skill yanng dibutuhkan dalam pekerjaan serta berbagai aspek praktis lain dalam dunia industri / perusahaan. Politeknik Negeri Bandung sendiri untuk pelaksanaan kuliah Kerja praktek ini mempunyai dasar hukum yang mengacu pada SK Direktur Polban No. 048.1/M09.R/SK/KR/2001 tertanggal 6 Februari 2001 mengenai Kerja Praktek Lapangan serta Pasal 13 ayat 1 sampai dengan 3, dan pasal 27 butir e Peraturan Pemerintah Indonesia (PP) No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Berdasarkan acuan tersebut, penulis melaksanakan kerja praktek selama kurang lebih satu bulan di PT Bank Syariah Mandiri cabang utama Bandung. Penulis ditempatkan pada bagian Pembiayaan Pegawai (Implan) dan membantu proses administratif bank. Pembiayan Implan pada PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dinamakan dengan BSM Implan. BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.

Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis membuat laporan Kerja Praktek yang berjudul Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Pegawai (Implan) pada Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Bandung. Penyusunan laporan ini dapat memberikan manfaat bahwa pembiayaan yang diberikan oleh Bank syariah mandiri terbantu dalam hal evaluasi, maupun promosi untuk ke arah yang lebih baik.

1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di Bank Syariah Mandiri cabang utama Bandung, penulis ditempatkan di bagian Pembiayaan. Pada bagian ini terdiri dari beberapa pembiayaan, diantaranya Pembiayaan KPR, Pembiayaan Pegawai (Implan), Pembiayaan Mikro dan sebagainya. Penulis ditempatkan pada pembiayaan pegawai (Implan), disini pun penulis lebih ditekankan pada prosedur pelaksanaan pelaksanaan pembiayaan tersebut dibandingkan bagian pengolahan data (Input data). Hal ini disebabkan agar mahasiswa lebih mengetahui perbandingan teori dengan pelaksanaan pembiayaan tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 a. Tujuan Tujuan Umum Memberi bekal kepada mahasiswa untuk dapat menjadi bagian dari

masyarakat industri yang berdasarkan kompetensi yang dimiliki dan perilaku dapat menjadi seorang pekerja profesional (Knowledge Worker) didunia industri/perusahaan. b. Tujuan Khusus 1) Melalui kegiatan kerja praktek (KP) ini, mahasiswa diharapkan dapat menyempurnakan dan mengembangkan keahlian profesional yang telah dimilikinya berdasarkan perkembangan informasi dunia kerja yang ditemui. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi jarak (gap) antara pemahaman teori/praktek dikampus dengan perkembangan teknik/metode/prosedur kerja yang demikian pesat di dunia kerja melalui feedback yang diperoleh dari Kerja Praktek (KP).

2)

Memungkinkan menunjukan secara tidak langsung kompetensi dan attitude profesi yang dimiliki mahasiswa terhadap perusahaan tempat kerja praktek sehingga membuka peluang kerja perekruitan secara permanen.

3)

Meningkatkan

kapasitas

jurusan

Akuntansi

POLBAN

dalam

mengembangkan model dan pendekatan pengajaran berdasarkan studi kasus (case study) dari berbagai kasus yang dibawa mahasiswa (sebagai feedback) selama melakukan kerja praktek (KP) di perusahaan. 4) Memperoleh pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja praktis yang diperoleh mahasiswa (sebagai bagian dari proses belajar vokasional diluar kampus), sehingga dengan adanya referensi pengalaman kerja dari perusahaan/instansi tempat kerja praktek akan dapat 1.3.2 a. Manfaat pekerjaan-pekerjaan teknis di memudahkan mahasiswa yang bersangkutan mencari pengalaman. Manfaat bagi Bank Syariah Mandiri 1) Membantu melakukan

Perusahaan/Instansi sesuai dengan penugasan, kompetensi dan keahlian mahasiswa sebagai bagian dari implementasi Link-and Match dan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan terhadap dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi Vokasional seperti Politeknik Negeri Bandung 2) Memberi peluang dan kesempatan bagi perusahaan/instansi untuk melakukan employement assessment terhadap mahasiswa POLBAN yang sedang kerja praktek tersebut untuk dapat melakukan rekruitment pegawai berdasarkan observasi kompetensi langsung (Employee-Closed Observation Approach) sesuai dengan kriteria perusahaan/instansi tersebut.

b.

Manfaat bagi Mahasiswa 1) Memperoleh pengalaman kerja yang berharga dalam membantu proses adaptasi perlu dilakukan kelak terhadap lingkungan dunia kerja. 2) 3) 4) 5) 6) Menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa dalam mencari pekerjaan karena pernah bekerja di suatu organisasi perusahaan/instansi Mengaplikasikan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah yang telah dijalani selama empat semester. Mengasah softskill mahsiswa disamping yang didapat dari Organisasi yang diikuti. Mempersiapkan diri menuju kompetensi global dalam dunia kerja. Sarana pembinaan dan aktualisasi diri dalam dunia kerja.

c.

Manfaat bagi Jurusan Akuntansi POLBAN 1) Sebagai salah satu instrument evaluasi (Adjusting valuation instrument) terhadap relevansi kurikulum berbasis kompetensi (Competency-Based Curriculum / CBC) 2) Upaya untuk memperoleh kasus-kasus nyata (real cases) yang dapat diakomodasi kedalam bahan dan proses pengajaran melalui mata kuliah terkait.

1.4 Metodologi Kerja Praktek


Metode yang digunakan selam kerja praktek adalah dengan menggunakan pendekaran Block Release, yaitu kegiatan KP ini dilakukan sepenuhnya (secara kontinyu) dalam periode waktu tertentu. Dimana mahasiswa selain melibatkan diri bekerja diperusahaan secara langsung juga melakukan observasi dan analisis terhadap berbagai fenomena (permasalahan) tertentu untuk meningkatkan kompetensi berdasarkan topik magang yang dilaksanakan. Untuk penulisan laporan ini sendiri, penulis melakukan observasi/pengumpulan data dan melakukan wawancara secara langsung ke bagian pembiayaan.

1.5 Profil Perusahaan


Nama: Alamat: PT Bank Syariah Mandiri Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 Indonesia Telepon: Faksimili: Situs Web: Tanggal Berdiri: Tanggal Beroperasi: Modal Dasar: Modal Disetor: Kantor Layanan: (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting) (62-21) 3983 2989 www.syariahmandiri.co.id 25 Oktober 1999 1 November 1999 Rp1.000.000.000.000,Rp658.243.565.000,407 kantor, yang tersebar di 30 provinsi di seluruh Indonesia Jumlah jaringan ATM BSM: 220 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 4.795, ATM Bersama 20.487 unit (include ATM Mandiri dan ATM BSM), ATM Prima 14.403 unit, EDC BCA 121.743 unit, ATM BCA 7053 dan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) 7.435 unit. Jumlah Karyawan: 1. PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.: 3.109 orang (Per Desember 2009) 131.648.712 (99,999999%) 2. PT Mandiri Sekuritas: lembar saham (0,000001%). lembar saham

1.5.1

Sejarah Perusahaan Bank Syariah Mandiri Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri, nilai-

nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Dengan kantor utama di Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta 10340 Indonesia. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 1.5.2 Visi dan Misi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi
1)

a. Visi

Mewujudkan

pertumbuhan

dan

keuntungan

yang

berkesinambungan
2)

Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

3)

Merekrut dan

mengembangkan pegawai profesional dalam

lingkungan kerja yang sehat


4) 5)

Mengembangkan nilai-nilai syariah universal Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

1.5.3

Shared Values Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak

pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat ETHIC. a. Excellence: Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. b. Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. c. Humanity: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. d. Integrity: Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. e. Customer Focus: Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.

1.6 Aktivitas Utama PT Bank Syariah Mandiri


Aktivitas utama Bank Syariah Mandiri sama seperti bank umum lainnya, terdiri dari:
Funding o BSM Giro o BSM tabungan o BSM Tabungan Dolar o BSM Deposito o BSM tabungan Mabrur o BSM Tabungan Simpatik o BSM Investasi Cendikia o BSM Tabungan Berencana o BSM Card o Layanan Syariah Mandiri Prioritas o Giro Lending o Pembiayaan Pegawai (Implan) o Pembiayaan Kendaraan Bermotor o Kredit Sindikasi o Kredit Usaha Kecil o Modal Kerja o Investasi Konsumer Servising o Jasa Produk o BSM card o BSM Mobile Banking o BSM Net Banking o BSM Sentra Bayar o Jual beli valuta asing o Bank Garansi o BSM electronic payroll o BSM L/C (Letter of Credit) o BSM Saudi umrah dan haji card o Jasa Operasional o Transfer o Intercity clearing o Inkaso o Eksport /import o BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)

Tabel 1. Aktivitas utama pada Bank Syariah Mandiri Adapun Konsep Akad yang digunakan, antara lain: a. Murabahah Murabahah adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan

b.

Salam Salam adalah pembiayaan jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang dibeli yang telah disebutkan spesifikasinya dengan pengantaran kemudian

c.

Rahn Rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta (nilai ekonomis) sebagai jaminan hutang, hingga pemilik barang yang bersangkutan boleh mengambil hutang. Ar-Rahn berarti juga pledge atau pawn (gadai), yaitu kontrak atau akad penjaminan dan mengikat saat hak penguasaan atas barang jaminan berpindah tangan. Dalam kontrak tersebut, tidak terjadi pemindahan kepemilikan atas barang jaminan. Atau dengan kata lain, merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada bank sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang yang dimiliki nasabah. Dengan demikian, pemindahan kepemilikan atas barang hanya terjadi dalam kondisi tertentu sebagai efek atau akibat dari kontrak.

d.

Musyarakah Musyarakah adalah perjanjian pembiayaan antara Bank Syariah dengan nasabah yang membutuhkan pembiayaan, dimana Bank dan nasabah secara bersama membiayai suatu usaha atau proyek yang juga dikelola secara bersama atas prinsip bagi hasil sesuai dengan penyertaan dimana keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan di muka.

e.

Istishna Istishna adalah pembiayaan jual beli yang dilakukan antara bank dan nasabah dimana penjual (pihak bank) membuat barang yang dipesan oleh nasabah. Bank untuk memenuhi pesanan nasabah dapat mensubkan pekerjaannya kepada pihak lain.

f.

Qardh Qardh adalah pembiayaan yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan. Secara istilah adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih.

g.

Mudharabah Mudharabah adalah kerjasama antara dua pihak dimana shahibul maal menyediakan modal sedangkan mudharib menjadi pengelola dana dimana keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan di muka.

h.

Ijarah Ijarah adalah perjanjian sewa yang memberikan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang akan disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan persetujuan dan setelah masa sewa berakhir maka barang dikembalikan kepada pemilik, namun penyewa dapat juga memiliki barang yang disewa dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

1.7 Stuktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan


Dalam suatu perusahaan, struktur oraganisasi memegang peranan penting yang menggambarkan adanya wewenang, tanggung jawab dan menunjukan adanya pemisah fungsi yang merupakan syarat terciptanya pengendali intern yang baik. Untuk pembiayaan implan sendiri berada di b awah Direktorat Pembiayaan Komersian & Konsumer, bagian pembiayaan konsumer. Adapun organisasi PT Bank Syariah Mandiri memiliki struktur organisasi dan deskripsi jabatan sebagai berikut:

Tabel 2. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

1.7.1

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS adalah organ perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi

dalam perusahaan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi, Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas Syariah. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada kepentingan usaha perusahaan jangka panjang. RUPS dan atau pemegang saham tidak melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah serta Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan. Pada RUPS dan RUPSLB tahun 2009 telah dilakukan pemberitahuan dan undangan bagi pemegang saham sesuai ketentuan yang berlaku. BSM memiliki tatacara penyelenggaraan RUPS dimana disebutkan bahwa agenda acara RUPS disampaikan beserta undangan RUPS. RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. RUPS memiliki wewenang mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas.

1.7.2

Dewan Komisaris

Achmad Marzuki Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen

Abdillah Komisaris Independen

Lilis Kurniasih Komisaris Tabel 3.

Tardi Komisaris

Ramzi A. Zuhdi Komisaris Independen

Dewan Komisaris

a. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris 1) Memastikan terus terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap jenjang organisasi dibantu oleh unit-unit kerja terkait. 2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan pengawasan atas kebijaksanaan Direksi terhadap kebijakan pengurusan BSM serta memberikan nasihat kepada Direksi. 3) Melaksanakan pengawasan atas risiko usaha BSM dan upaya manajemen melakukan pengendalian internal. 4) Memberikan tanggapan dan rekomendasi atas usulan dan rencana pengembangan strategis BSM yang diajukan Direksi. 5) Memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua Pemegang Saham.

6) Dalam melakukan pengawasan tersebut, strategis BSM.

Dewan Komisaris

mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan 7) Di dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BSM, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar BSM atau peraturan perundangan yang berlaku. 8) Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. 9) Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan BSM. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris BSM sejalan dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris BSM dapat dirinci sebagai berikut: b. Independensi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris BSM telah memenuhi jumlah, komposisi, kriteria dan independensi sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 yang diubah dengan PBI Nomor 8/14/2006 dimana jumlah anggota Dewan Komisaris BSM saat ini adalah 4 (empat) orang. 2 (dua) orang diantaranya atau sama dengan 50% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Komposisi Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Nama Achmad Marzuki Abdillah Lilis Kurniasih Tardi

Jabatan Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris

Representasi Pemegang Saham Independen Independen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Tabel 4. Independensi Dewan Komisaris Penggantian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris telah memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi. Setiap anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota Direksi. c. Susunan Anggota Dewan Komisaris Susunan Anggota Dewan Komisaris BSM berdasarkan RUPS tanggal 19 Juni 2008 adalah sebagai berikut: Nama Achmad Marzuki Jabatan Komisaris Utama Periode Jabatan / I (19 Juni 2008-2011)

Komisaris Independen Abdillah Tardi Lilis Kurniasih Komisaris Independen Komisaris Komisaris I (19 Juni 2008-2011) I (19 Juni 2008-2011) I (19 Juni 2008-2011)

Tabel 5. Susunan Anggota Dewan Komisaris d. Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris 1) Kinerja keuangan 2) Kerangka Manajemen Risiko 3) Tindak lanjut atas hasil pemeriksaan audit internal dan eksternal termasuk hasil pemeriksaan Bank Indonesia 4) Implementasi KYC dan AML 5) Kecukupan sistem pengendalian

6) Permodalan BSM harus mampu mendukung rencana ekspansi bisnis dan pertumbuhan yang ingin dicapai. 7) Peningkatan kualitas aktiva produktif dengan melanjutkan langkahlangkah secara lebih konkrit dan berkesinambungan dalam berbagai hal terkait. 8) Peningkatan kinerja Bank melalui evaluasi dan review terhadap berbagai kebijakan 9) Peningkatan rentabilitas melalui hal-hal sebagai berikut: 10) Penetapan mekanisme mempertahankan posisi likuiditas dan tingkat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 11) Pemantauan secara konsisten terhadap pemeliharaan PDN, dan pengendalian portofolio valuta asing. 12) Penggalian penyebab utama atas temuan oleh Internal Audit dan pengidentifikasian 8 risiko perbankan di dalam temuan-temuan audit. 13) Peningkatan pemahaman risiko dan adanya fungsi waskat di dalam manajemen risiko Bank. 14) Pemisahan fungsi otorisasi dan berjalannya komunikasi antar jenjang. 15) Pemaksimalan fungsi Pengawas Kepatuhan dan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP). 16) Penetapan ke dalam KPI, zero DMTL dan hasil audit scoring di setiap unit kerja. 17) Optimalisasi pemanfaatan E-Learning sehingga berkorelasi dengan peningkatan kompetensi pegawai. Dalam rangka mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan peran intermediasi BSM, serta mempertahankan kondisi kesehatan BSM, Dewan Komisaris merekomendasikan perlunya dilakukan upaya perbaikan sekaligus pemeliharaan kinerja BSM yang mencakup mempertahankan dan terus meningkatkan penerapan prinsip-prinsip manajemen bank yang sehat, mencakup pelaksanaan manajemen umum,

sistem pengendalian intern, manajemen risiko, serta kepatuhan BSM terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal sebulan sekali. Rapat Dewan Komisaris tersebut dapat berupa Rapat internal Dewan Komisaris maupun Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi. Daftar kehadiran Rapat Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel berikut: Dewan Komisaris Achmad Marzuki Abdillah Tardi Lilis Kurniasih Keterangan:   * Rakom adalah Rapat Internal Dewan Komisaris ** Rakomdir adalah Rapat dimana Dewan Komisaris mengundang salah seorang Direksi untuk hadir dalam Rapat Dewan Komisaris  *** Radirkom adalah Rapat dimana inisiatif rapat berasal dari Direksi dengan mengundang Dewan Komisaris f. Rangkap Jabatan Dewan Komisaris Dewan Komisaris tidak ada yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan, atau anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank. g. Kebijakan Remunerasi Pemberian remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham sebagaimana ditetapkan dalam rapat 7 8 6 RAKOM* (8 kali) RAKOMDIR* RADIRKOM * (7 kali) *** (11 kali) 6 7 5 10 11 7 8

3 6 Tabel 6. Rapat Dewan Komisaris

umum pemegang saham dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi. Total remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris selama tahun 2009 meliputi gaji dan kompensasi lainnya tidak termasuk tantiem adalah sebesar Rp 3.249.411.754,mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2008 sebesar Rp 2.135.961.810,- Jenis remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 (satu) tahun Dewan Komisaris Orang Gaji Rp/Tahun 4 Tunjangan/Fasilitas lain 4 Rp/Tahun TOTAL Rp Rp 1.404.201.195,00 Rp. 1.845.210.559,00

Rp 3.249.411.754,00

Tabel 7. Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaria h. Pelatihan Dewan Komisaris Untuk meningkatkan kompetensi dan untuk menunjang pelaksanaan tugas Dewan Komisaris BSM, selama tahun 2009 anggota Dewan Komisaris BSM telah mengikuti berbagai program pelatihan, workshop, konferensi, seminar antara lain: 1) Seminar Penerapan PSAK 50 & 55 serta Implikasinya 2) Leaders Forum for Banking 3) Assesment Commercial Banking 4) Global Execution Quotient Survey on Bank 5) Workshop Coaching for Leadership 6) Leadership and Decision Making Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa BSM melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam

rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Dewan Komisaris BSM telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Bank Indonesia, UU Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG. BSM mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada BSM maupun pada bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kinerja Dewan Komisaris dievaluasi berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh Komite Remunerasi dan Nominasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS.

1.7.3

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Prof. KH. Ali Yafie Ketua

Drs. H. Mohamad Hidayat, MBA. Dr. Muhammad Syafii Antonio, MEc Anggota Anggota Tabel 8. Dewan Pengawas Syariah a. Tugas dan Tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah antara lain: 1) Mengawasi dan memantau kegiatan operasional bank untuk menjamin kepatuhannya terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI. 2) Menilai dan memberi persetujuan mengenai aspek-aspek syariah pada setiap pedoman produk dan operasional perusahaan. 3) Memberikan pendapat mengenai kepatuhan syariah atas kegiatan operasional perusahaan dalam laporan publikasi. 4) Meninjau produk dan layanan baru, yang belum diatur oleh fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI. 5) Menyerahkan laporan pengawasan syariah setiap 6 (enam) bulan kepada Dewan Komisaris, Direksi, DSN MUI dan Bank Indonesia. 6) Memberikan masukan bahwa produk dan layanan BSM telah sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN. 7) Memberikan masukan dan opini pada seluruh pedoman kerja operasional dan manual produk.

8) Menyerahkan laporan pengawasan syariah kepada Bank Indonesia setiap semester pada tahun 2009, yang memuat antara lain : a) Hasil pengawasan dan kesesuaian kegiatan operasional perusahaan terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI b) Opini syariah atas pedoman operasional, produk dan jasa yang dikeluarkan BSM. c) Hasil kajian atas produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN MUI d) Opini syariah atas pelaksanaan operasional perusahaan secara keseluruhan dalam laporan publikasi perusahaan 9) Melakukan pertemuan rutin dengan BSM untuk mendiskusikan laporan perkembangan dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan praktek syariah. Per 31 Desember 2009, Susunan Dewan Pengawas Syariah terdiri dari: No. Nama 1. 2. 3. Prof. KH Ali Yafie Dr. M.Syafii Antonio, M.Ec Drs. H. Mohammad Hidayat, MBH, MH Jabatan Ketua Anggota Anggota

Tabel 9. Susunan Dewan Pengawas Syariah b. Kebijakan Remunerasi Sebagai bank yang bergerak di bidang syariah, maka dibentuk Dewan

Pengawas Syariah (DPS). DPS bersifat independen yang anggota-anggotanya ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan di bawah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Seluruh pedoman produk pendanaan, pembiayaan dan operasional harus disetujui oleh DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariah. Tugas, kewenangan dan tanggung jawab DPS adalah: 1) Memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah 2) Menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank

3) Mengawasi proses pengembangan produk baru Bank 4) Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya 5) Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank 6) Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, DPS telah melakukan pertemuan rutin maupun insidental sebanyak 18 kali. Selama tahun 2009 DPS telah mengeluarkan 9 (sembilan) opini syariah baik yang berkaitan dengan produk, transaksi maupun operasional. Pemberian remunerasi dan fasilitas lain mengacu kepada keputusan dari pemegang saham sebagaimana ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham dengan memperhatikan saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi. Total remunerasi yang dibayarkan kepada DPS selama tahun 2009 meliputi gaji dan kompensasi lainnya tidak termasuk tantiem adalah sebesar Rp 972.000.000,-. Jenis remunerasi yang diterima oleh DPS adalah sebagai berikut: Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 (satu) tahun Dewan Pengawas Syariah Orang Gaji Rp/Tahun Tunjangan/Fasilitas lain Rp/Tahun TOTAL 3 Rp Rp 972.000.000,Rp 972.000.000,Tabel 10. Kebijakan Remunerasi Dewan Pengawas Syariah

1.7.4

Direksi

Yuslam Fauzi Direktur Utama

Sugiharto Direktur

Hanawijaya Direktur

Achmad Syamsudin Direktur Tabel 11. Direksi

Amran Nasution Direktur

Zainal Fanani Direktur

a. Tugas dan Tanggung jawab Direksi Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi senantiasa berpegang dan berpedoman pada Anggaran Dasar maupun ketentuan internal serta eksternal lainnya. Direksi telah membentuk Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), Satuan Kerja Manajemen Risiko, Komite Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan. Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. Direksi mengungkapkan kebijakan-kebijakan BSM yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai antara lain melalui News Letter, SMS, intranet, majalah internal dan media komunikasi lainnya. Tugas dan Tanggung jawab Direksi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Melakukan pengelolaan BSM sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya sesuai Anggaran Dasar, peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG. 2) Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta rencana strategis BSM dalam bentuk rencana korporasi (Corporate Plan) dan rencana bisnis (Business Plan). 3) Menetapkan struktur organisasi yang lengkap dengan rincian tugas di setiap divisi. 4) Mengendalikan sumber daya yang dimiliki BSM secara efektif dan efisien. 5) Menciptakan sistem pengendalian intern, manajemen risiko, menjamin terselenggaranya fungsi audit intern perusahaan dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan Divisi Audit Intern BSM sesuai dengan kebijakan atau pengarahan yang diberikan Dewan Komisaris. 6) Memperhatikan b. Susunan Direksi 1) Menjalankan visi BSM dengan menetapkan strategi dan kebijakan BSM 2) Terlaksananya evaluasi secara berkala terhadap realisasi pencapaian target dan menetapkan langkah-langkah peningkatan kinerja yang harus dilakukan 3) Terkoordinasinya kegiatan kerja seluruh anggota Direksi dan EVP berikut aparat dibawahnya untuk mencapai optimalisasi hasil 4) Terselenggaranya aktivitas seluruh unit kerja yang berada langsung di bawahnya agar mencapai rencana kerja yang ditetapkan 5) Terciptanya hubungan yang harmonis antara Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham, Karyawan, Nasabah, Investor, dan Pemerintah/Bank Sentral corporate governance dalam rangka menciptakan good kepentingan yang wajar dari pemangku kepentingan BSM (stakeholders).

6) Terselenggaranya pengelolaan Manajemen Risiko di perusahaan dengan baik sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan 7) Terkoordinasinya pembinaan terhadap seluruh Kepala Divisi/Unit/Tim Kerja dan cabang 8) Terbinanya hubungan dengan seluruh mitra kerja BSM agar dapat terwujud hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 9) Menetapkan strategi dan kebijakan di bidang pembiayaan korporasi berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. 10) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Direktorat Pembiayaan Korporasi dalam melaksanakan aktifitas bidang pembiayaan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian. 11) Menetapkan strategi dan kebijakan di bidang pembiayaan komersial dan konsumer berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. 12) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Direktorat Pembiayaan Komersial dan Konsumer dalam melaksanakan aktifitas bidang pembiayaan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian. 13) Menetapkan strategi dan kebijakan di Direktorat Treasuri dan Jaringan berdasarkan prinsip syariah, serta kebijakan pendukung lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. 14) Memimpin dan mengkoordinir seluruh unit kerja di Direktorat Treasuri dan Jaringan dalam melaksanakan aktifitas di bidang treasuri, dana, restrukturisasi, dan jaringan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja tahunan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

15) Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kajian terhadap risiko perusahaan sesuai dengan visi BSM yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16) Memimpin dan mengkoordinir penetapan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan BSM telah memenuhi ketentuan seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian. 17) Menetapkan strategi dan kebijakan yang sesuai dengan visi perusahaan dengan menjalankan strategi dan kebijakan BSM di bidang Informasi dan Teknologi, corporate affair, hukum, operasi dan akuntansi, serta sarana dan logistik. 18) Mengevaluasi perkembangan bank di bidang Informasi dan Teknologi, corporate affair, hukum, operasi dan akuntansi serta sarana dan logistik dan merumuskan kebijakan yang perlu ditempuh untuk tetap terlaksananya kegiatan BSM yang efisien dan efektif. Susunan Direksi BSM berdasarkan RUPS tanggal 19 Juni 2008 sebagai berikut: Nama Yuslam Fauzi Hanawijaya Sugiharto Zainal Fanani Srie Sulistyowati Jabatan Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Periode Jabatan II (19 Juni 2008-2011) dan I ( 22 Juni 2005-19 Juni 2008) II (19 Juni 2008-2011) dan I ( 22 Juni 2005-19 Juni 2008) I (19 Juni 2008-2011) I (19 Juni 2007-2010) I (19 Juni 2007-2010) I (19 Juni 2007-2010)

Amran P. Nasution Direktur

Tabel 12. Susunan Direksi

Seluruh Anggota Direksi berdomisili di Indonesia.Direksi BSM telah memenuhi ketentuan fit & proper test dari Bank Indonesia, UU Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG. Seluruh anggota Direksi memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di bidang operasional perbankan dan institusi keuangan sebagai Pejabat Eksekutif. Seluruh Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank atau perusahaan lain. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada perusahaan lain yang dibuktikan dengan penandatanganan Surat Pernyataan. Seluruh Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris. Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Surat Kuasa dari Direksi kepada Kepala Unit Kerja bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan tugas operasional Bank namun tidak mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Direktur Kepatuhan BSM telah menetapkan Direktur Kepatuhan yang memastikan bahwa Bank telah memenuhi kriteria kepatuhan. Kepatuhan tersebut terkait dengan ketentuan Bank Indonesia, perundang-undangan yang berlaku, maupun best practices perbankan, serta pemenuhan komitmen dengan lembaga otoritas yang berwenang. Pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dinilai memadai oleh BI secara berkala dan BSM dipandang sebagai Bank yang sehat, mampu tumbuh berkembang pesat namun tetap memperhatikan prudentiality serta prinsip syariah. Terhadap seluruh ketentuan eksternal yang berlaku, telah dipatuhi dengan baik dan tidak ada sanksi hukum pelanggaran terhadap BSM terutama atas ketentuan BI maupun fatwa DSN. Optimalisasi fungsi kepatuhan BSM terus disempurnakan sejalan dengan perkembangan organisasi BSM. Pedoman, sistem dan prosedur kerja seluruh jenjang organisasi tersedia secara sangat lengkap, update dan sangat sesuai dengan ketentuan dan perundang undangan yang berlaku. Mengacu pada pedoman organisasi No. PO.I Tanggal 1 Januari 2008, pembidangan tugas Direksi sebagai berikut:

1) Direktur Utama 2) Direktur Pembiayaan Korporasi 3) Direktur Pembiayaan Komersial dan Konsumer 4) Direktur Treasuri dan Jaringan 5) Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko 6) Direktur Operasi dan Pendukung. c. Rapat Direksi Rapat Direksi diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa Direksi mengadakan Rapat Direksi di luar jadwal yang ditentukan tersebut. Daftar kehadiran Rapat Direksi dapat dilihat pada tabel berikut: Nama Pejabat Rapat Direksi (57kali) 51 56 54 54 53 54 Tabel 13. Rapat Direksi d. Kebijakan Remunerasi Total remunerasi yang dibayarkan kepada Direksi selama tahun 2009 meliputi gaji dan kompensasi lainnya tidak termasuk tantiem adalah sebesar Rp 11.157.516.770,- mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2008 sebesar Rp 7.560.201.712,Rapat Rapat Direksi Komisaris dan Komisaris dan Direksi (11 kali) (7 kali) 7 7 7 7 7 7 9 8 9 9 10 9

Yuslam Fauzi (Direktur Utama) Hanawijaya (Direktur) Srie Sulistyowati (Direktur) Amran P. Nasution (Direktur) Zainal Fanani (Direktur) Sugiharto (Direktur)

Jenis Remunerasi Fasilitas Lain

dan Jumlah Diterima dalam 1 (satu) tahun Direksi

Orang Gaji Rp/Tahun Tunjangan Rp/Tahun TOTAL 6 6

Rp Rp. 5.085.355.067,Rp 6.072.161.703,Rp 11.157.516.770,-

Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Jumlah Dewan Jumlah Direksi tahun *) Komisaris diatas Rp. 2 miliar diatas Rp. 1 miliar s.d Rp. 2 miliar diatas Rp. 500 juta s.d Rp. 1 miliar Rp. 500 juta kebawah *) yang diterima secara tunai Tabel 14. Kebijakan Remunerasi Direksi Sedangkan rasio gaji tertinggi dan terendah adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. Uraian rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah; rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah; rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah; rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi; rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai terendah Tabel 15. Rasio Gaji Direksi e. Pelatihan Direksi Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggungjawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan. Direksi bertanggungjawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan nilai tambah dan memastikan kesinambungan usaha. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenang. Tugas, wewenang, dan hal-hal lain yang terkait dengan Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rasio 19.19% 1.11% 1.11% 4.01% 76.91% 1 5 4

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsipprinsip GCG. Kinerja Direksi dievaluasi oleh Dewan Komisaris baik secara individual maupun kolektif berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh Komite Remunerasi dan Nominasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Direksi oleh Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS. Untuk meningkatkan kompetensi dan untuk menunjang pelaksanaan tugas Direksi BSM, selama tahun 2009 anggota Direksi BSM telah mengikuti berbagai program pelatihan, workshop, konferensi, seminar antara lain: 1) Workshop perbankan nasional 2) Seminar Enchancing Access to Formal Financial Services In Indonesia 3) Seminar Kilas Balik Perbankan Indonesia Tahun 2009 dan Rencana Penyempurnaan Peraturan Mengenai Prudential Banking 4) Sertifikasi BSMR 5) 5th World Islamic Economic Forum 6) Seminar Pencegahan Tindak Pidana di Bidang Perbankan 7) Workshop Leadership and Change Management 1.7.5 Marketing Manager Manajer marketing mempunyai fungsi dalam menjalankan

tugasnya yaitu menjaga pelaksanaan operasional marketing agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan, baik peraturan eksternal maupun internal, membantu Kepala Cabang dalam mencapai target, memenuhi target dalam mendukung percepatan pelayanan dari aspek hukum, kedministrasian dan dokumentasi, termasuk didalamnya memberikan masukan kepada direktur untuk mencegah terjadinya kerugian baik dari aspek hukum maupun Jaminan. Adapun tugas pokok dari manajer marketing adalah :

a. b. c. d. e. f. g.

Membuat strategi dan rencana kerja marketing Memenuhi target pemasaran baik secara kualitatif ataupun kuantitatif Memberikan pembiayaan yang aman sesuai kabutuhan nasabah Membina, menjaga hubungan baik dan koordinasi yang positif secara internal maupn dengan Lembaga terkait Menganalisa kelayakan pemberian kredit kepada nasabah Memberikan pelayanan yang prima pada nasabah Melakukan review terhadap ketajaman dan kedalaman analisis pembiayaan guna mengantisipasi resiko Melakukan perhitungan margin Menginventarisir seluruh pembiayaan bagi Bank dan nasabah Mengkoordinir pelaksanaan penagihan pembiayaan Menetapkan kebijakan pengamanan, termasuk penetapan pra syarat dan syarat pembiayaan Memantau dan mengupayakna kolektibilitas lancar minimal sama dengan target yang telah ditetapkan Memastikan bahwa prinsip kepatutan telah dijalankan oleh seluruh karyawan yang ada Memonitor kelengkapan dokumen dan aspek yuridis setiap dokumen permohonan pembiayaan dan Jaminan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan komite pembiayaan

h. i. j. k. l. m. n.

o. p. q. 1.7.6

Melakukan akad / pegikatan dengan nasabah terkait dengan pembiayaan yang telah disetujui oleh komite pembiayaan Memonitor pemotongan angsuran pembiayaan Memonitor pengadministrasian potongan yang dilakukan

Marketing Funding Fungsi utama dari bagian ini adalah melakukan pemasaran produk-produk

penghimpunan dana sesuai dengan target yang telah ditetapkan di dalam strategi dan rencana kerja marketing. Adapun tugas dan tanggung jawab bagian marketing funding adalah sebagai berikut :

a. Menawarkan produk-produk dana deposito dan tabungan b. Menyusun rencana target pengumpulan dana untuk periode bulan berikutnya bersama manajer marketing c. Mengkonfirmasikan kebutuhan penarikan dana oleh nasabah beberapa waktu sebelumnya untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas d. Menghimpun dana pihak ketiga dari para calon deposan maupun calon nasabah tabungan agar dapat menginvestasikan uangnya e. Melakukan koordinasi dengan bagian operasional untuk kelancaran proses Penempatan dana pihak ketiga f. Mempersiapkan dan mempelajari konsep kerjasama kemitraan dengan pihak luar. g. Melaksnakan tugas Lainnya yang diberikan oleh manajer marketing 1.7.7 Marketing Lending Bagian marketing lending mempunyai fungsi melayani pengajuan pembiayaan, melakuakan analisis kelayakan serta memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari bagian marketing lending adalah sebagai berikut : a. Melayani pengajuan pembiayaan dan memberikan penjelasan mengenai produk pembiayaan b. Membuat analisis pembiayaan secara tertulis dari hasil wawancara dan kunjungan lapangan c. Membantu penyelesaian pembiayaan yang bermasalah d. Melakukan monitoring pasca pembiayaan, untuk melihat ketepatan alokasi dana e. Memberikan masukan untuk pengembangan pasar dengan memberikan gambaran mengenai potensi pasar yang ada f. Memastikan seluruh pengjauan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses yang sebenarnya

g. Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikannya dalam rapat komite pembiayaan. 1.8 Program Pendidikan dan Pelatihan PT Bank Syariah Mandiri Salah satu kunci penting untuk menjaga kualitas kinerja Bank Syariah

Mandiri BSM) adalah mengembangkan dan mendidik karyawan secara berkesinambungan. BSM memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang unggul menjadi penopang utama untuk menjadi pemimpin pasar dan lokomotif pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Untuk melahirkan SDM yang unggul, BSM menumbuhkembangkan budaya pembelajaran secara berkelanjutan, dan didukung fasilitas belajar terbaik. BSM telah menyediakan sarana peningkatan kualitas SDM melalui beragam fasilitas pendidikan dan pelatihan (Diklat), terdiri: Program Pelatihan Berbasis Kompetensi; E-Learning; Learning Center. 1.8.1 Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Program diklat yang bertujuan untuk memenuhi kompetensi sesuai jabatan setiap pegawai. Program ini disusun berdasarkan Competency Based Human Resources Management (CBHRM) yang dikembangkan di internal BSM. Rincian program berbasis kompetensi ini meliputi: a. Core Training yaitu diklat dasar yang wajib diikuti oleh seluruh pegawai BSM. b. Functional Training yaitu diklat yang bertujuan meningkatkan kompetensi teknis sesuai dengan jabatan (job desk) pegawai. c. Behaviour Training yaitu diklat yang bertujuan meningkatkan kompetensi perilaku pegawai pada level dan jabatan tertentu. d. Managerial Training yaitu diklat yang bertujuan meningkatkan kompetensi manajerial dan leadership pegawai BSM yang menduduki jabatan struktural. Program diklat di BSM berjalan melalui 3 metode delivery, yaitu:

a. E-Learning: Proses pelatihan yang sepenuhnya dilakukan melalui media E-Learning. Pembelajaran melalui E-Learning dimulai dari proses pendaftaran, pelatihan, test dan evaluasi sampai dengan penerbitan sertifikat pelatihan. b. Classroom Training: Proses pelatihan yang dilaksanakan di dalam kelas (di Learning Centre BSM maupun di Cab. Koordinator) untuk meningkatkan skill pegawai. c. Blended Learning: Proses pelatihan yang memadukan antara proses pembelajaran melalui E-Learning dan classroom. Pegawai terlebih dahulu belajar melalui E-Learning untuk meningkatkan pengetahuan. Setelah lulus pre-test di E-Learning, pegawai mengikuti classroom training guna meningkatkan skill dari pengetahuan yang telah didapat melalui ELearning. 1.8.2 E-Learning E-Learning adalah proses pembelajaran melalui bantuan teknologi informasi. E-Learning merupakan salah satu infrastruktur yang dapat mempercepat proses pengembangan pegawai karena dapat diakses melalui seluruh kantor cabang BSM di seluruh Indonesia pada waktu yang tidak terbatas. Fasilitas E-Learning yang dikembangkan secara internal dan telah mengintegrasikan 3 aplikasi pengembangan pegawai, meliputi: a. Human Resources Information System (HRIS); b. Learning Management System (LMS); c. Competency Based Human Resources Management (CBHRM). E-Learning BSM menyediakan ratusan materi pelatihan dan ribuan soalsoal test evaluasi dari berbagai topik pelatihan. 1.8.3 Learning Centre BSM telah menyediakan Learning Centre sebagai pusat pembelajaran classroom training baik di Jakarta maupun Kantor Wilayah. Learning Centre BSM berlokasi di Universitas Al-Azhar Lt. 7, Jakarta. Fasilitas yang disediakan meliputi: ruang kelas, laboratorium mini bank dengan jaringan intranet dan E-

Learning, ruang makan, musholla dan antor pengelola diklat. BSM juga menyediakan Laboratorium Gadai Emas untuk peningkatan keterampilan pegawai yang mengembangkan bisnis gadai emas, baik dari level Pelaksana sampai level Manajerial. Untuk mengembangkan budaya perusahaan, segenap pegawai BSM terlibat secara aktif pada program implementasi Shared Values terdiri dari nilainilai: Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity dan Customer Focus (ETHIC). BSM juga memiliki program peningkatan integritas pegawai melalui kegiatan: a. Forum Doa Pagi (FDP) hari Senin: di mana jajaran Direksi BSM dengan seluruh pegawai kantor pusat bertemu untuk membahas kinerja mingguan dan informasi-informasi terkini. Hasil FDP dapat diakses oleh seluruh pegawai di Kantor Cabang seluruh Indonesia melalui intranet. b. Pengajian Rabu Sore di kantor pusat maupun di cabang-cabang di seluruh Indonesia. c. Dzikir Jumat Pagi di kantor pusat maupun cabang-cabang di seluruh Indonesia. Penyediaan dan pengembangan sarana peningkatan kualitas SDM sudah menjadi komitmen manajemen BSM dan seluruh pegawai. Komitmen tersebut dilakukan dalam rangka mendukung transformasi BSM menjadi bank syariah kebanggaan bangsa Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


2.1
2.1.1

Hasil Kerja Praktek


Pengertian Pembiayaan Pegawai (Implan) BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang

diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok) dengan rekomendasi perusahaan/Kopkar (Approve company), dimana pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/kopkar melalui pemotongan gaji langsung. BSM Implan dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas. Adapun pembiayaan ini dapat diperuntukan sebagai berikut a. Untuk pembelian barang konsumer (halal) b. Untuk pembelian/memperoleh manfaat atas jasa (contoh: untuk biaya dana pendidikan). 2.1.2 Rujukan Syariah a. Fatwa DSN no.44/DSN-MUI/VII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa. b. Fatwa DSN no.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah c. Opini Dewan Pengawas Syariah No.8/009/DPS tentang Pembiayaan BSM Implan. d. Persetujuan Bank Indonesia melalui surat BI No.8/1491/DPbS tanggal 14 Juni 2006 perihal Peluncuran Fasilitas BSM Implan. 2.1.3 Tujuan Pembiayaan Implan BSM a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan retail. b. Meminimalisasi overhead/operational cost dan collection, melalui kerjasama dengan perusahaan/instansi/koperasi karyawan dengan cara pemotongan gaji langsung.

c. Meningkatkan

jumlah

customer

based

(number

of

account)

pembiayaan, sehingga terjadi spreading risk. 2.1.4 Benefit / Manfaat Pembiayaan Implan a. Bagi Perusahaan : 1) 2) Salah satu bentuk penghargaan kepada karyawan Outsourcing sumber dana dan administrasi pinjaman

b. Bagi Koperasi Karyawan : 1) Koperasi dapat memperoleh maksimum eq.40% p.a. dari margin/ujrah yang dikenakan kepada nasabah. 2) Dana koperasi yang selama ini digunakan untuk pinjaman kepada anggota, dapat dialihkan untuk pengembangan unit usaha produktif yang lain c. Bagi Karyawan : 1) Kesempatan dan kemudahan memperoleh fasilitas pembiayaan. 2.1.5 Konsep Kerjasama a. Mengoptimalkan peran IT disesuaikan dengan cara pengisian data based customer yang ada pada sistem dengan cara meng-upload data yang diperoleh dari perusahaan/kopkar dalam bentuk softcopy b. Akad yang digunakan adalah Wakalah wal Murabahah/ Wakalah wal Ijarah 1) Wakalah adalah akad antara BSM dan Perusahaan/kopkar untuk verifikasi kelengkapan untuk awal, mengajukan merekomendasikan pembiayaan, dan karyawan/anggotanya collection (potong gaji) 2) Murabahah adalah akad antara BSM dan karyawan/anggota untuk pembelian barang 3) Ijarah adalah akad antara BSM dan karyawan/anggota untuk memperoleh manfaat atas jasa pendidikan

2.1.6 a.

Target Market Target Market Perusahaan/Instansi 1) Target Utama Lembaga/perusahaan yang bonafiditasnya dapat dipercaya, seperti lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, perusahaan PMA/multinasional, atau perusahaan besar yang telah masuk bursa/go public. 2) Target Kedua Perusahaan di luar kriteria di atas, dengan tetap diyakini kontinuitas dan profitabilitas perusahaan serta dikaji lebih dalam tentang prospek usaha perusahaan serta dibatasi tujuan penggunaannya, sehingga pembiayaan yang diberikan dapat ter-cover oleh jaminan yang bersifat materiil. 3) Perusahaan telah beroperasi/berjalan minimal 5 tahun dan 2 tahun terakhir profit.

b.

Target Market Koperasi Karyawan 1) Koperasi karyawan dari lembaga/perusahaan yang bonafiditasnya dapat diyakini 2) Telah berbadan hukum 3) Selama 2 tahun terakhir kinerjanya baik/profit 4) Berpengalaman mengelola kegiatan simpan pinjam.

2.1.7 Prosedur Pembiayaan Pegawai (Implan) PT Bank Syariah Mandiri Berikut merupakan business process dari Pembiayaan Pegawai (Implan)

Gambar 1. Business process dari Pembiayaan Pegawai (Implan) Keterangan: a. Persetujuan Plafond induk sesuai wewenang pemutusan pembiayaan. Pada tahap ini terdiri dari 2 (dua) proses yang terdiri dari: 1) Pengajuan Pembiayaan a) Pengajuan pembiayaan BSM Implan dilakukan melalui Perusahaan/Kopkar tempat calon nasabah bekerja secara kolektif. b) Jumlah minimum pengajuan pembiayaan dalam satu kelompok permohonan adalah 10 (sepuluh) orang calon nasabah atau sebesar Rp100 juta.

2) Melengkapi dokumen yang Dipersyaratkan pada saat Pengajuan

No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Jenis Dokumen
Formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi lengkap dan ditandatangani KTP/Kartu Identitas calon nasabah dan suami/istri Kartu keluarga Akte Nikah/Cerai Surat persetujuan suami/istri (bila sudah menikah) atau surat pernyataan belum menikah NPWP* Slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir Surat Keputusan pengangkatan pegawai tetap Rekening tabungan/koran (3 bulan terakhir)** Surat Pernyataan dan Kuasa Surat pesanan pembelian barang/jasa Dokumen jaminan sesuai agunan**

Asli

Foto kopi

Tabel 16. Dokumen yang dipersyaratkan Dari dokumen diatas ditambah dengan Pas Foto suami dan Istri 3X4 masing-masing satu buah. Setelah dokumen teresebut di lengkapi, diserahkan kepada bendahara dan bendahara menyerahkan berkas kredit dan dokumen diatas kepada Bank. Berkas kredit terdiri dari: a) Aplikasi permohonan pembiayaan b) Sk awal 80% c) Sk akhir 100% d) Kartu peserta jamsostek e) Kartu taspen Apabila permohonan pembiayaan di atas Rp. 50.000.000,- maka semua berkas harus asli. Untuk permohonan pembiayaan di bawah Rp. 50.000.000,- minimal berkas fotocopy di sahkan pimpinan terkait (legalisir). Apabila nasabah masih memberika berkas dalam bentuk fotocopy dan pengajuan pembiayaan diatas Rp. 50.000.000,- biasanya nasabah memiliki cicilan kredit kepada bank atau lembaga keuangan lain. Sehingga harus dilaksanakan take over atau pembayaran cicilan tersebut terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pencairan.

Kemudian, nasabah mengisi aplikasi permohonan pembukaan rekening tabungan yang berfungsi apabila pembiayaan cair, maka akan di kreditkan ke rekening tabungan nasabah. Selain mengisi aplikasi permohonan pembukaa rekening, nasabah juga mengisi contoh tanda tangan. Setelah keduanya berhasil diisi, langsung diserahkan ke bagian tabungan untuk di lakukan pembukaan rekening, adapun untuk biaya pembuakaan rekening dan setoran awal nanti dibayarkan nasabah digabungkan dengan biaya akad. b. Cabang melakukan fungsi penjualan, analisa dan pemantauan pembiayaan. Pada tahap ini dilakukan pengelompokan calon nasabah disesuaikan dengan jenis pembiayaannya, yaitu pembelian/pembiayaan keperluan konsumtif tanpa agunan, dengan agunan, Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR), dan Pembiayaan Pemilikan kendaraan mobil. Bagian implan memeriksa berkas kelengkapan tersebut. Di checklist pada form kelengkapan dokumen akad pembiayaan. Kemudian masuk ke bagian proses implan untuk membuat lembar nominatif. Dalam waktu yang sama, aplikasi permohonan pembukaan rekening tabungan diserahkan kepada Customer Service. Lembar nominatif yang telah dibuat, diajukan kepada bendahara BSM untuk disetujui dan di tanda tangan. Adapun aturan pengajuan plafon diterima atau tidak yaitu menggunakan DSR (persentase cicilan terhadap penghasilan bersih). Dari DSR ini apabila memenuhi syarat tidak melebihi dari yang disepakati maka disetujui, namun apabila lebih plafond diturunkan sehingga memenuhi syarat DSR Setelah disetujui, bagian implan membuat: 1) NAP (Nota Analisis Pembiayaan) Nota analisis pembiayaan (NAP) berisi
a) b) c) d)

Informasi nasabah aspek pembiayaan Aspek Keuangan Aspek jaminan

e) f) g) h) i)

Aspek agunan/jaminan Exception (pengecualian) Analisa dan Usulan Promes Rekomendasi Disposisi komite pembiayaan cabang

2) Daftar Pengecekan Realisasi Pembiayaan (DPRP) 3) CSA (Compliance Self Assessment ) atau checklist pengujian kepatuhan mandiri 4) Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3) 5) Surat Sanggup (Promes/Aksep) pembayaran angsuran yang dilengkapi dengan daftar angsurannya 6) Good Corporate Governance (GCG) 7) Tanda Terima Uang oleh nasabah 8) Akad Pembiayaan Al Murabahah 9) Akad Wakalah 10) Surat Persetujuan dan Kuasa Potong Gaji 11) Persetujuan Pendebetan Biaya-biaya 12) Surat Persetujuan dan Kuasa suami/istri 13) Surat Permohonan Realisasi Pembiayaan, dan 14) KYC dan Aml Checklist Pada tahap ini dilakukan pula perjanjian kerjasama pembiayaan dengan perusahaan atau Kopkar. Setelah disetujui maka dilakukan akad wakalah yaitu antara perusahaan dengan Bank Syariah Mandiri. c. Setelah proses diatas dilakukan rekomendasi kepada karyawan ataupun nasabah Kopkar, apakah mereka setuju atau tidak. d. Apabila setuju maka dilaksanakan akad murabahah yaitu antara nasabah dengan bank syariah mandiri apabila pembiayaan akan digunakan untuk pembelian barang, namun apabila untuk pemanfaatan jasa maka dilaksanakan akad ijarah. Nasabah menandatangani berkas yang harus ditanda tangan di atas materai 6.000. Nasabah membayar biaya akad yang terdiri dari asuransi, administrasi dan pembukaan tabungan.

e. Kemudian bagian implan melihat apakah pembiayaan dilakukan dengan menggunakan agunan atau tidak. Apabila menggunakan agunan maka langsung dijaminkan kepada BSM, namun apabila tidak menggunakan agunan maka akad murabahah diserahkan kepada perusahaan asuransi untuk mengetahui apakah penjaminan pembiayaan disetujui atau tidak. Apabila disetujui, berkas dikembalikan kembali kepada bagian implan untuk dilakukan pencairan. 2.1.8 Proses Take Over Kalau nasabah memiliki cicilan kredit kepada bank lain yang belum di a. Bendahara membuat daftar potongan di bank lain. b. Diserahkan ke Admin, c. Admin mendebet cicilan tersebut. Di implan, sisa yang akan cair, di blokir terlebih dahulu sampai berkas kredit semuanya terpenuhi asli apabila permohonan di atas Rp. 50.000.000. namun apabila dibawah Rp. 50.000.000 bisa langsung cair dan di kredit ke rekening nasabah. Nasabah mengambil berkas asli ke Bank asal dimana berkas berada, kemudian diserahkan ke bagian Implan di Bank Syariah Mandiri. 2.1.9 Proses Pencairan Pembiayaan Setelah itu pencairan dilaksanakan maksimal 2 hari setelah pelengkapan a. b. c. Pembukuan pembiayaan dilakukan untuk setiap rekening

penuhi maka dilakukan take over. Proses take over:

berkas asli. Adapun prosesnya yaitu sebagai berikut: pembiayaan nasabah Pencairan dilakukan secara kolektif minimal Rp100 juta setiap pencairan. Pencairan dapat dilakukan dengan tiga cara: 1) Transfer ke rekening giro penjual/developer/dealer, 2) Transfer ke rekening tabungan BSM nasabah, atau 3) Transfer ke rekening giro perusahaan/Kopkar di Bank, berdasarkan kuasa dari masing-masing nasabah.

Setelah proses pencairan, dari berkas pembiayaan dipisahkan akad murabahahnya, untuk kemudian berkas akad tersebut diserahkan kepada notaris untuk waremarking. Kemudian berkas dibawa lagi ke bagian pembiayaan untuk digabungkan dengan berkas sebelumnya. Buat serah terima dokumen antara nasabah dengan Bank Syariah Mandiri. Serahkan dokumen ke bagian admin pembiayaan. 2.1.10 Proses Pembayaran Angsuran a. Besarnya angsuran per bulan (DSR) tidak melebihi 40% dari penghasilan nasabah (take home pay) dan tidak diperkenankan joint income. b. Pembayaran angsuran dapat dilakukan dengan tiga cara: 1) Langsung potong gaji oleh bendahara gaji perusahaan tempat nasabah bekerja dan ditransfer ke masing-masing rekening Tabungan Syariah Mandiri dengan kuasa debet angsuran, 2) Autodebet rekening nasabah di Bank melalui pemotongan gaji langsung terhadap nasabah oleh Bank berdasarkan surat kuasa dari nasabah (bila payroll melalui Bank), atau 3) Pendebetan langsung rekening perusahaan/Kopkar di Bank secara kolektif, berdasarkan kuasa yang tercantum di dalam Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan (bila karyawan tidak membuka rekening tabungan di Bank Syariah Mandiri). c. Pembayaran angsuran ditetapkan setiap tanggal tertentu setiap bulan (disesuaikan dengan tanggal pemotongan gaji atau sesuai dengan persetujuan antara Perusahaan/Kopkar dengan Bank). 2.1.11 Biaya-biaya d. Biaya administrasi 1% minimum Rp100.000.; e. f. Biaya asuransi/penjaminan pembiayaan (termasuk asuransi jiwa), untuk jumlah pembiayaan Rp25 juta; Biaya premi asuransi jiwa;

g. h. i. j. k.

Biaya premi asuransi kerugian (asuransi kebakaran apabila jaminan rumah dan asuransi kendaraan bila jaminan mobil); Biaya notaris/PPAT dan pengikatan agunan (termasuk pengecekan keabsahan dokumen agunan dan balik nama); Biaya administrasi keterlambatan pembayaran angsuran; Biaya materai; Biaya-biaya tersebut di atas harus sudah disetorkan ke rekening nasabah atau rekening perusahaan/Kopkar (dikoordinir oleh perusahaan/Kopkar sesuai surat kuasa dari nasabah)

2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Bank Syariah Istilah bank syariah terdiri dari dua kata, yaitu Bank dan Syariah, yang secara internasional terkenal dengan istilah Islamic Banking atau juga disebut juga dengan interest-free Banking. Secara etimologis, kata banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan berdasarkan pasal 1 Undang Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Syariah (berarti jalan besar) dalam makna generik adalah keseluruhan ajaran Islam itu sendiri. Dalam pengertian teknis-ilmiah syariah mencakup aspek hukum dari ajaran Islam, yang lebih berorientasi pada aspek lahir (esetoris). Namum demikian karena Islam merupakan ajaran yang tunggal, syariah Islam tidak bisa dilepaskan dari aqidah sebagai fondasi dan akhlaq yang menjiwai dan

tujuan dari syariah itu sendiri. Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi pengembangan diri manusia dan pembentukan dan pengembangan Adapun syariah meliputi 2 bagian utama : a. Ibadah ( dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal). Tatacara dan syarat-rukunya terinci dalam Quran dan Sunah. Misalnya : salat, zakat, puasa b. Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya) . Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis besar. Misalnya munakahat, dagang, bernegara dan sebagainya. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan hukum Islam. Dimana usaha ini didasari oleh larangan Islam untuk memungut maupun meminjami dengan perhitungan bunga (riba) dan larangan berinvestasi di dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak Islami (haram). Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel beriku (Rindawati, 2007): BANK SYARIAH ISLAM BANK KONVENSIONAL a. Melakukan investasi yang halal- a. Investasi yang halal dan haram halal saja. b. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual- b. Memakai perangkat bunga neli, sewa. c. Profit oriented c. Profit dan falah oriented dengan nasabah d. Hubungan dengan nasabah dalam d. Hubungan dalam bentuk hubungan debitorbentuk hubungan kemitraan debitor e. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan e. Tidak terdapat dewan sejenis. Syariah Tabel 17. Perbandingan Bank Konvensional dengan Bank Syariah Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). masyarakat yang berperadaban (masyarakat madani).

Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam. Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 275 : ...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.... Pandangan ini juga yang mendorong maraknya perbankan syariah dimana konsep keuntungan bagi penabung didapat dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada bank konvensional, karena menurut sebagian pendapat (termasuk Majelis Ulama Indonesia), bunga bank termasuk ke dalam riba. Suatu akad dapat dikatakan riba dapat dilihat dari hal ditetapkannya akad di awal. Jadi ketika kita sudah menabung dengan tingkat suku bunga tertentu, maka kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil bagi deposannya. Dampaknya akan sangat panjang pada transaksi selanjutnya. Apabila akad ditetapkan di awal / persentase yang didapatkan penabung sudah diketahui, maka yang menjadi sasaran untuk menutupi jumlah bunga tersebut adalah para pengusaha yang meminjam modal dan apapun yang terjadi, kerugian pasti akan ditanggung oleh peminjam. Berbeda dengan bagi hasil yang hanya memberikan nisbah tertentu pada deposannya. Maka yang di bagi adalah keuntungan dari yang didapat kemudian dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Contoh nisbahnya adalah 60%:40%, maka bagian deposan 60% dari total keuntungan yang didapat oleh pihak bank Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua. Yaitu riba hutangpiutang dan riba jual-beli. Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasiah.

a.

Riba Qardh Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh).

b.

Riba Jahiliyyah Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

c.

Riba Fadhl Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.

d.

Riba Nasiah Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

Sekali lagi, Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Keduanya memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel berikut (Antonio, 2001): BUNGA a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi d. Jumlah pembayaran bunga tidak BAGI HASIL a. Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan b. Besarnya berdasarkan c. Tergantung berpedoman rasio bagi pada hasil jumlah keuntungan kemungkinan untung rugi pada pada

keuntungan yang diperoleh proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua

meningkat

sekalipun

jumlah

belah pihak. d. Jumlah meningkat pembagian sesuai yang laba dengan meragukan

keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh beberapa kalangan 2.2.2

peningkatan jumlah pendapatan. e. Tidak ada keabsahan bagi hasil

Tabel 18. Perbandingan Bunga dengan Riba Pembiayaan Bank Syariah Konsep pembiayaan di bank syariah berbeda dengan konsep kredit

berbasis bunga di perbankan konvensional. Perbedaannya bukan hanya pada akad yang sesuai dengan norma hukum Islam, tetapi juga pada proses pelaksanaannya. Adapun jenis pembiayaan yang berlaku di bank syariah maupun bank konvensional: a. Berdasarkan Jangka Waktunya 1) 2) 3) b. Pembiayaan jangka pendek, biasanya berjangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun Pembiayaan jangka menengah, biasanya berjangka waktu 1 (satu) 3 (tiga) tahun Pembiayaan jangka panjang, biasanya berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. Berdasarkan Penggunaannya 1) 2) 3) c. 1) 2) d. Pembiayaan Modal Kerja Pembiayaan Investasi Pembiayaan Multi Guna Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang diberikan untuk tujuan konsumtif yang hanya dinikmati pemohon. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang dimanfaatkan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Menurut keperluaanya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

Berdasarkan Tujuannya

1)

Pembiayan modal kerja Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif berarti jumlah hasil produksi dan secara kualitatif berarti peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi. Selain untuk meningkatkan produksi, untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

2)

Pembiayaan investasi Pembiayaan untuk memnuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

PEMBIAYAAN

KONSUMTIF MODAL KERJA

PRODUKTIF INVESTASI

Gambar 2. Pembiayaan Adapun metode penetapan harga yang digunakan dalam berbagai skim pembiayaan dibank syariah lebih terperinci termasuk menentukan pola dan struktur pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan Jual Beli Dalam pembiayaan ini yang menjadi kata kunci adalah jual beli berarti ada barang yang diperjual belikan, selama pembiayaan yang diajukan untuk pembelian barang, maka bank akan menggunakan akad jual beli. Dalam hal ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Pada praktiknya meskipun bank tidak memiliki barang untuk dijual belikan, bank mengadakannya melalui pihak lain yang

memiliki barang, kemudian bank membayarnya secara tunai atau dibeli oleh pihak bank dan kemudian dijual kepada nasabah dan dibayar secara berangsur oleh nasabah kepada bank berikut dengan keuntungan yang telah disepakati pada saat akad. 1) Pembiayaan Murabahah Pada pembiayaan ini penyerahan barang dilakukan diawal akad. Bank menetapkan harga jual barang yaitu harga pokok ditambah sejumlah margin bagi bank. Harga jual yang telah disepakati diawal tidak boleh berubah selama jangka waktu pembayaran. Landasan syariah pembiayaan Murabahah: a) Al-Quran .. ..

...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (Al-Baqarah:275) b) Al-Hadist dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah) Skema aplikasi perbankan dari Murabahah tampak sebagai berikut:

Gambar 3. Skema Pembiayaan Murabahah Keterangan:

a. b. c. d.

Bank dan Nasabah melakukan akad pembiayaam jual beli atas suatu barang Bank melakukan pembelian barang yang diinginkan oleh nasabah kepada pihak suplier Barang yang telah dibeli diserahkan kepada nasabah oleh supplier. Nasabah mendapatkan barang yang dibeli dan nasabah membayar kewajiaban kepada bank syariah secara angsuran dan jangka waktu tertentu.

2) Pembiayaan Salam Salam (2009) mengemukakan, Salam adalah pembiayaan jual beli yakni jual-beli yang harganya dibayar di muka, sedangkan barangnya diserahkan kemudian sesuai dengan waktu yang disepakati. Landasan syariah pembiayaan Salam adalah sebagi berikut: a) Al-Quran Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar... (Al-Baqarah:282) b) Al-Hadist Barang siapa yang melakuakn salaf (Salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui. (HR Ibnu Abbas) Adapun skema dari Salam adalah sebagai berikut:
1 BANK 4 2 NASABAH 2 (PEMBELI) 3

NASABAH 1(PETANI)

Gambar 4. Skema Pembiayaan Salam

Keterangan: a) Bank dan nasabah 2 melakukan akad jual beli atas suatu barang, misalnya beras. b) Bank melakukan pemesanan baragn kepada nasabah 1 sesuai dengan spesifikasi barang yang dipesan oelh nasabah 2 dan melakukan pembayaran dimuka dengan kondisi barang belum tersedia. c) Nasabah 1 mengadakan barang sesuai pesanan, dalam hal ini barang yang diproses memerlukan waktu pengerjaannya. Setelah barang selesai kemudian dikirim kepada nasabah 2. d) Setelah barang diterima, nasabah 2 melakukan pembayaran secara tunai kepada bank. Keuntungan bank adalah selisih antara jumlah pembiayaan kepada nasabah 1 dan harga jual kepada nasabah 2. 3) Pembiayaan Istishna Pembiayaan ini polanya sama dengan pembiayaan Salam, namun proses pembiayaan yang dilakukan kepada nasabah 1 dilakukan secara berangsur. Mengingat bahwa pembiayaan Istishna merupakan lanjutan dari pembiayaan salam, maka landasan syariah pembiayaan Salam berlaku bagi pembiayaan ini. b. Pembiayaan Sewa Menyewa 1) Ijarah murni, suatu transaksi sewa menyewa objek tanpa adanya perpindahan kepemilikan yaitu objek tetap dimiliki oleh di pemilik 2) Ijarah Muntahiya Bi Tamlik, suatu transaksi sewa menyewa dimana terdapat pilihan bagi si penyewa untuk memiliki barang yang disewa di akhir masa sewa melalui mekanisme sale and lease back (Leasing). c. Pembiayaan Bagi Hasil Dalam pembiayaan ini, bank akan bekerja sama dengan nasabah untuk melakukan suatu proyek. Bank akan terlibat dalam permodalan sedangkan nasabah dalam pelaksanaan usaha. Kedua pihak bersepakat untuk

membagi hasil dari pelaksanaan usaha tersebut. Adapun pola pembiayaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mudharabah (total financing), bila bank membiayai 100% kebutuhan dana untuk usaha. Sedangkan nasabah bertindak sebagai pelaku usaha 2) Musyarakah (Joint Financing), bila komposisi pembiayaan bank kurang dari 100%. Artinya selain bertindak sebagai pelaku usaha, nasabah juga memiliki dana sendiri dalam usaha yang dibiayai oleh bank. Pembiayaan Implan pada Bank Syariah mandiri menggunakan akad wakalah, murabahah dan Ijarah. Akad Wakalah (sebagai wakil) adalah akad antara BSM dan Perusahaan/kopkar untuk verifikasi kelengkapan awal, merekomendasikan karyawan/anggotanya untuk mengajukan pembiayaan, dan collection (potong gaji). Murabahah adalah akad antara BSM dan karyawan/anggota untuk pembelian barang, atau Ijarah apabila akad antara BSM dan karyawan/anggota untuk memperoleh manfaat atas jasa pendidikan 2.2.3 Skema Pembiayaan pada Bank Syariah Proses pembiayaan di perbankan melalui tahapan-tahapan, yaitu: a. Pengajuan permohonan pembiayaan oleh nasabah b. Investigasi, adalah kegiatan untuk mengenali pemohon pembiayaan melalui beberapa sumber yaitu: 1) Pengumpulan data melalui pemenuhan persyaratan oleh pemohon berupa dokumen-dokumen yang mendukung permohonan 2) Menggali informasi dari pihak lain, melalui internet bank Checking. c. Solisitasi adalah kegiatan menggali informasi lebih dalam melalui kunjungan langsung kepada usaha nasabah. Dibawah ini akan dibahas 3 macam konsep tentang prinsip-prinsip pemberian kredit bank secara sehat (Firdaus, 2009): 1) Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini

untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay. 2) Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar. 3) Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan beberapa besar plafon pembiayaan yang layak diberikan. 4) Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan. 5) Condition, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon pelanggan. Menurut Roger H Hale terdapai 18 prinsip pemberian kredit, antara lain : 1) Quality Of Credit is More Important than exploiting new opportunities (Kualitas Kredit adalah lebih penting dari pada mengejar peluang baru).

2) Every Loan should have two ways out that are related and exist from beginning (Setiap kredit harus mempunyai 2 jalan keluar yang tidak berkaitan dan ada sejak semula). 3) Kejujuran Nasabah adalah yg paling utama dalam memberikan skala prioritas penilaian. Jika ada keraguan, jawabannya hanya satu yaitu TOLAK. 4) If you do not understand the business, do not lend to it. 5) Putusan Pembiayaan adalah putusan analis kredit/KPK dan harus bebas tanpa tekanan & tanpa rasa takut. 6) Tujuan dari sebuah pembiayaan harus didasari pelunasan. Bukan tujuan lain, seperti tujuan menyita barang jaminan atau yang lain. 7) Jika analis mempunyai data dan fakta yang lengkap maka dapat dibuat putusan yang tepat. Karena itu kembangkan rasa ingin tahu, karena debitur yang baik justru akan lebih senang berhadapan dengan analis yang benar-benar tahu bisnisnya. 8) Siklus bisnis tidak dapat dihindari. Analis Kredit harus mengetahui tahap siklus bisnis yang sedang dihadapi nasabah. 9) Kualitas manajemen amat penting, walau sulit dievaluasi. Karena itu perlu mutu manajemen nasabah, gaya kepemimpinan, sikap inovasi. 10) Salah satu kesalahan analis adalah terlalu mengandalkan agunan. Cash flow tidak dapat digantikan dengan agunan. 11) Penilaian agunan hendaklah dilakukan secara profesional. 12) Pemberian Pembiayaan kepada pengusaha kecil lebih beresiko dibanding dengan pengusaha besar. 13) Salah satu penyebab besarnya jumlah pembiayaan yang harus di write off karena administrasi /dokumentasi yang kacau. 14) Kantor cabang hendaklah lebih berhati-hati memberikan pembiayaan kepada nasabah diluar wilayah kerjanya. 15) Jika nasabah menginginkan jawaban yang cepat dari permohonan pembiayaannya, maka jawaban yang tepat adalah TOLAK atau tidak .

16) Jika pembiayaan didukung oleh garansi pihak ketiga maka harus yakin bahwa penjamin tahu akan kewajibannya. 17) Telusuri Penggunaan Kredit dan lihat perkembangan usahanya serta bandingkan sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan. 18) Utamakan kepentingan perusahaan dari kepentingan nasabah. (Wied, 2009) d. Analisis pembiayaan, adalah usulan berbentuk proposal yang dibuat oleh account officer, berisikan analisis atas segala aspek mengenai permohonan pembiayaan, untuk dimintakan persetujuan dari komite pembiayaan e. Pemutusan pembiayaan, adalah tahap diputuskannya persetujuan suatu permohonan oleh komite pembiayaan. Selanjutnya dilakukan pembuatan surat penegasan persetujuan kepada pemohon pembiayaan. f. Dokumentasi, adalah tahap pemenuhan dokumen-dokumn terkait pembiayaan secara menyeluruh untuk disimpan oleh bank di bawah tanggung jawab bagian legal dan administrasi pembiayaan. g. Realisasi pembiayaan h. Pelaksanaan kewajiban, adalah tahapan dimana nasabah mempunyai kewajiban untuk membayar angsuran atau bagi hasil sebagai konsekuensi atas pembiayaan yang diterimanya.

Secara ringkas, berikut proses pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah (Laksmana, 2009) digambarkan:
Pengajuan pembiayaan oleh Nasaba Pemenuhan Data dan Dokumen TIDAK LOLOS
Trade Checking BI checking Negative List DHN

On The Spot: Survei usaha dan Jaminan Tidak Layak


Analisis Pembiayaan

Penyusunan usulan Pembiayaan

Tidak Disetujui
Persetujuan Komite Pembiayaan

Penerbitan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3)

Pemenuhan Syarat SP3

Tidak Bisa dipenuhi

1. Penandatanganan akad 2. Pengikatan jaminan 3. Pencairan pembiayaan

Gambar 5. Proses Pembiayaan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
BSM implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok) dengan rekomendasi perusahaan/kopkar (approve company), dimana pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/kopkar pembiayaan BSM melalui implan pemotongan adalah gaji langsung. Adapun tujuan mempercepat pertumbuhan portofolio

pembiayaan retail, meminimalisasi overhead/operational cost dan collection, melalui kerjasama dengan perusahaan/instansi/koperasi karyawan dengan cara pemotongan gaji langsung, meningkatkan jumlah customer based (number of account) pembiayaan, sehingga terjadi spreading risk. Pembiyaan ini menggunkan konsep pembiayaan dengan akad. Akad yang digunakan adalah wakalah wal murabahah / wakalah wal Ijarah. Proses pembiayaan ini terdiri dari pengajuan yang dilakukan secara masal / kelompok, melengkapi dokumen yang dipersyaratkan pada saat pengajuan . Kemudian bank syariah menawarkan perjanjian kepada nasabah, apakah mereka setuju atau tidak. Apabila setuju maka dilaksanakan akad murabahah yaitu antara nasabah dengan bank syariah mandiri apabila pembiayaan akan digunakan untuk pembelian barang, namun apabila untuk pemanfaatan jasa maka dilaksanakan akad ijarah. Nasabah menandatangani berkas yang harus ditanda tangan di atas materai 6.000. Nasabah membayar biaya akad yang terdiri dari asuransi, administrasi dan pembukaan tabungan. Kemudian bagian implan melihat apakah pembiayaan dilakukan dengan menggunakan agunan atau tidak. Apabila menggunakan agunan maka langsung dijaminkan kepada BSM, namun apabila tidak menggunakan agunan maka akad murabahah diserahkan kepada perusahaan asuransi untuk mengetahui apakah penjaminan pembiayaan disetujui atau tidak. Apabila disetujui, berkas dikembalikan kembali kepada bagian implan untuk

dilakukan pencairan. Kemudian lakukan proses pencairan dan dokumen di siapkan untuk di waremarking ke notaris. Setelah selesai di waremarking, dokumen diserahkan ke bagian admin pembiayaan. Pada umumnya prosedur pelaksanaan pembiayaan pegawai pada Bank Syariah Mandiri Cabang utama Bandung telah sesuai dengan landasan teori yang ada. Karena kegiatan yang dilakukan telah sejalan dengan fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional. Kegiatan kerja praktek ini telah memberi bekal kepada mahasiswa untuk dapat menjadi bagian dari masyarakat industri yang berdasarkan kompetensi yang dimiliki dan perilaku dapat menjadi seorang pekerja profesional (Knowledge Worker) didunia industri / perusahaan. Melalui feedback yang telah diperoleh dari Kerja Praktek, mahasiswa dapat mengurangi jarak (gap) antara pemahaman teori/praktek dikampus dengan perkembangan teknik/metode/prosedur kerja yang demikian pesat di dunia kerja dan meningkatkan kapasitas jurusan Akuntansi POLBAN dalam mengembangkan model dan pendekatan pengajaran berdasarkan studi kasus (case study) dari berbagai kasus yang dibawa mahasiswa. Selain itu, mahasiswa memperoleh pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja praktis yang diperoleh mahasiswa (sebagai bagian dari proses belajar vokasional diluar kampus), sehingga dengan adanya referensi pengalaman kerja dari perusahaan/instansi tempat kerja praktek akan dapat memudahkan mahasiswa yang bersangkutan mencari pengalaman.

3.2 Saran
Sebagai bank syariah pemerintah pertama di Indonesia, Bank Syariah Mandiri telah melaksanakan prosedur dengan sebaik-baiknya. Penerapan prinsip pemasaran sangat dilakukan dengan baik. Namun, dalam hal prinsip pemberian kredit pada point Collateral masih menjadi prioritas utama, padahal secara teori hal ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan akhir untuk memberikan kredit apabila masih terjadi kesangsian terhadap calon debitur. Dikhawatirkan apabila bank terus menerus melakukan hal ini maka secara pelaksanaan bank tidak ada bedanya dengan lembaga Pegadaian yang memang melakukan penilaian awal pada jaminan yang digadaikan untuk mendapatkan pembiayaan.

Dari pelaksanaan kerja praktek ini sebaiknya sebelum mahasiswa melaksanakan kerja praktek diberikan mata kuliah Managemen kredit terlebih dahulu, karena pada pelaksanaannya mahasiswa lebih banyak ditempatkan pada bagian Kredit atau Pembiayaan. Dengan hal ini mahasiswa dapat benar-benar membandingkan antara teori management kredit dengan pelaksanaan pembiayaan / kredit pada realisasi dilapangan

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... ii ABSTRAK ..................................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang .....................................................................................1 Ruang Lingkup Kerja Praktek ...............................................................2 Tujuan dan Manfaat ..............................................................................2

1.3.1 Tujuan ..................................................................................................2 1.3.2 Manfaat ................................................................................................3 1.4 1.5 Metodologi Kerja Praktek .....................................................................4 Profil Perusahaan ..................................................................................5

1.5.1 Sejarah Perusahaan ...............................................................................6 1.5.2 Visi dan Misi ........................................................................................7 1.5.3 Shared Values .......................................................................................8 1.6 1.7 Aktivitas Utama PT Bank Syariah Mandiri ...........................................9 Stuktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan ...........................................12

1.7.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) .............................................13 1.7.2 Dewan Komisaris ...............................................................................14 1.7.3 Dewan Pengawas Syariah (DPS) ........................................................21 1.7.4 Direksi................................................................................................24 1.7.5 Marketing Manager ............................................................................31 1.7.6 Marketing Funding .............................................................................32 1.7.7 Marketing Lending .............................................................................33

1.8

Program Pendidikan dan Pelatihan PT Bank Syariah Mandiri .............34

1.8.1 Program Pelatihan Berbasis Kompetensi .............................................34 1.8.2 E-Learning .........................................................................................35 1.8.3 Learning Centre .................................................................................35

BAB II PEMBAHASAN HASIL KERJA PRAKTEK 2.1 Hasil Kerja Praktek.............................................................................37

2.1.1 Pengertian Pembiayaan Pegawai (Implan) ..........................................37 2.1.2 Rujukan Syariah .................................................................................37 2.1.3 Tujuan Pembiayaan Implan BSM .......................................................37 2.1.4 Benefit / Manfaat Pembiayaan Implan .................................................38 2.1.5 Konsep Kerjasama ..............................................................................38 2.1.6 Target Market .....................................................................................39 2.1.7 Prosedur Pembiayaan Pegawai (Implan) PT Bank Syariah Mandiri.....40 2.1.8 Proses Take Over ................................................................................44 2.1.9 Proses Pencairan Pembiayaan .............................................................44 2.1.10Proses Pembayaran Angsuran ............................................................45 2.1.11Biaya-biaya ........................................................................................45 2.2 Pembahasan ........................................................................................46 2.2.1 Pengertian Bank Syariah .....................................................................46 2.2.2 Pembiayaan Bank Syariah ..................................................................50 2.2.3 Skema Pembiayaan pada Bank Syariah ...............................................55

BAB III PENUTUP 3.1 3.2 Kesimpulan ........................................................................................60 Saran ..................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah. Dalam M. S. Antonio, Riba dalam Perspektif Agama dan Sejarah (hal. 61). Jakarta: Gema Insani. Firdaus, H. R. (2009). Manajemen Perkreditan Bank Umum. Dalam Manajemen Perkreditan Bank Umum (hal. 83). Bandung: ALFABETA. http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaanconsumer/. Dipetik 13 agustus 2010 pukul 19.45, dari www.syariahmandiri.com http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/ Dipetik 13 agustus 2010 pukul 19.49, dari www.syariahmandiri.com http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/visi-dan-misi/ dipetik 13 agustus 2010 pukul 19.52, dari www.syariahmandiri.com http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah dipetik 13 agustus 2010 pukul 20.42, dari www.wikipedia.org Laksmana, Y. (2009). Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah. Dalam Y. Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah (hal. 39). Jakarta: PT. Gramedia. Rindawati, E. (2007). /rac.uii.ac.id. Dipetik 09 30, 20, dari /rac.uii.ac.id: http://rac.uii.ac.id/server/document/Private/2008042503432800312235.pdf Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan Undang Undang No. 10 Tahun 1998 Wied. (2009, 5 15). http://cireks.blogspot.com/2009/05/disuatu-pelatihan-sayamendapatkan.html. Dipetik 09 29, 2010, dari http://cireks.blogspot.com: www.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai