Anda di halaman 1dari 4

Kapita Selekta

Review Seminar

Fauzi Bahanan (0806331550)

Good Governance di Bank Sentral


Rabu, 28 Desember 2011 Auditorium R.Soeria Atmadja Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Seminar ini diadakan atas kerjasama Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Pembicara yang mengisi seminar ini diantaranya Ardhayadi M. (Deputi Gubernur BI), H.Taufiqurachman Ruki, SH (anggota Badan Pengawas Keuangan), Prof. Dorojatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D (Guru Besar FEUI), dan beberapa praktisi ekonomi dari BSBI, BPK, dan BI serta wakil ketua komisi XI DPR RI, Zulkieflimansyah, Ph.D. Seminar ini membahas bagaimana good governance diterapkan di Bank Sentral atau Bank Indonesia. H.Taufiqurachman Ruki, SH menyampaikan bahwa Governance dapat diartikan sebagai tata kelola organisasi dalam berinteraksi dengan shareholders dan stakeholders. Pada sektor publik (government) tata kelola dapat kita maknai sebagai interaksi antara government, dengan dunia usaha dan masyarakat, selaku shareholders sekaligus stakeholders. Beliau juga menambahkan bahwa Good Governance mengandung tata birokrasi yang baik, penyelenggaraan birokrasi yang baik, penyelenggaraan negara yang baik ataupun administrasi negara yang baik. Penerapan sendi-sendi transparansi, akuntabilitas, responsibility, indepedensi, dan fairness. Menurutnya, konsep Good Governance penting bagi Bank Indonesia karena pertama, dalam perannya sebagai the lender of the last resort. Kedua, sebagai entitas yang dimiliki public atau dikendalikan oleh public, maka pasti akan muncul masalah governance seperti tipikal organisasi public lain. Ketiga, sebagai pemegang monopoli penyedia barang public, bank sentral telah diamankan dari pihak swasta, kompetisi pasar, dan kontrol pasar. Terakhir, sebagai pengatur yang membuat dan mengimplementasikan peraturan maupun petunjuk terkait dengan kompetisi bank,

Kapita Selekta

Fauzi Bahanan (0806331550)

bank sentral akan terkait dengan risiko dari bank yang diaturnya dan kadang juga terkait dengan masalah korupsi. Pada pembahasannya tentang membangun pilar-pilar bank sentral : transparansi, akuntabilitas, dan integritas, Ardhayadi M. selaku Deputi Gubernur BI menjelaskan untuk mewujudkan Good Governance di bank sentral diperlukan guidance berupa pilar-pilar, yang secara sinergis membentuk dasar dari kerangaka tata kelola bank sentral. Pilar-pilar tersebut adalah transparansi, akuntabilitas, dan integritas. Transparansi yaitu kejelasan dan keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan serta keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material, layak, akurat, tepat waktu, terkini, utuh, dan relevan serta mudah diakses dan dipahami oleh stakeholders. Transparansi pada umumnya dihubungkan dengan tingkat dari penyampaian informasi kebijakan bank sentral kepada publik. Dengan diterapkannya transparansi ini, dapat memberikan efek positif terhadap publik, seperti publik dapat mengetahui spekulasi-spekulasi, dan dapat menjalankan bisnis dengan lebih confidence. Akuntabilitas merupakan konsekuensi logis dari indepedensi bank sentral, sebagai suatu proses checks and balances. Akuntabilitas akan menjamin penggunaan kewenangan yang diberikan kepada bank sentral secra efektif dan efisien untuk mencapai tujuan utamanya. Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa independensi bank sentral disertai dengan akuntabilitas akan meningkatkan kredibilitas kebijakan bank sentral. Integritas merupakan konsistensi dan kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan amanat yang diterima. Integritas bank sentral merupakan salah satu tiang fondasi dalam medukung integritas nasional. Pada sesi diskusi panel, Prof. Sidharta Utama, Ph.D CFA memaparkan tentang prinsip-prinsip governance dan eksistensi struktur governance yang ada pada Bank Indonesia. Prinsip-prinsip governance pada Bank sentral 1. Autonomy

Kapita Selekta

Fauzi Bahanan (0806331550)

Bank sentral harus memiliki kemampuan untuk tahan terhadap pengaruh dari luar atau dengan kata lain tidak dapat disusupi dari pihak pemerintah, industry, dan pihak terkait lain. Bank sentral seharusnya memiliki otoritas yang cukup demi mencapai tujuannya dan mengkontrol keseimbangannya. Kondisi financial dari bank sentral tidak memberikan dampak negatif pada otoritasnya, 2. Accountability 3. Transparency

Pada Bank Indonesia eksistensi struktur governance ditunjukkan dengan kinerja Dewan Gubernur yang memiliki board functions sebagai Policy making, Implementing, dan Managing yang membuat Dewan Gubernur memiliki tugas sebagai perumus dan pelaksana kebijakan. Dilihat dari eksternalnya, eksistensi struktur governance ditunjukkan pada : Presiden : Mencalonkan dan menunjuk anggota dari Dewan Gubernur DPR : Menyetujui anggota Dewan Gubernur Mengevaluasi kinerja Dewan Gubernur Menyetujui operational budget Menyetujui penyetoran modal(capital injection) jika dibutuhkan BSBI : Berfungsi sebagai supervisory boards, yaitu pengawasan yang tidak terkait dengan kebijakan moneter lebih ke internal dari BI.

Kesimpulan dari seminar ini adalah Persoalan yang muncul didalam pengelolaan birokrasi biasanya diakibatkan karena tata kelola yang tidak baik. Prinsip-prinsip Good Governance : Autonomy, Accountability, Transparency. Walaupun belum memiliki pedoman Good Governance secara formal, BI telah memulai menerapkan prinsip-prinsip Good Governance.

Kapita Selekta

Fauzi Bahanan (0806331550)

Anda mungkin juga menyukai