Anda di halaman 1dari 24

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyebar informasi di lingkungan universitas yang memiliki fungsi penting bagi lembaga induknya ataupun bagi para penggunanya. Maka dari itu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi perpustakaan untuk mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut pendapat Sjahrial-Pamuntjak (2000:5), Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas,

perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), Perpustakaan perguruan tinggi adalah merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersamasama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Pendapat lain menyebutkan bahwa, Perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya (Hasugian, 2009:79). Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang mempunyai tugas untuk membantu perguruan tinggi melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.2 Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut pendapat Sutarno (2006:68), Peran perpustakaan perguruan tinggi adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan didalam perpustakaan. oleh karena itu peran yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

tercapainya misi dan tujuan perpustakaan tersebut. Peran yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain: 1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat. 2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya. 3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelengara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani. 4. Perpustakan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca melalui penyedian berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. 5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. 6. Perpustakaan merupakan agen perubahaan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. 7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. 8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak. 9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya. 10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Selain pendapat Sutarno pendapat lain meyebutkan bahwa secara umum peran perpustakaan perguruan tinggi adalah menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan, menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta mengembangkan komunikasi antara pemakai dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya (http://keluargabesarperpustakaan.blogspot.com)

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus. Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1. Mengembangkan koleksi 2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan 3. Memberi layanan 4. Melaksanakan administrasi perpustakaan. Menurut Yuven (2010), menyatakan tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran 2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi 3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti. 4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak 5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan. 2.1.4 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Secara umum fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya. Baik bagi civitas akademika maupun pengguna di luar perguruan tinggi. Perpustakaan juga dapat berfungsi sebagai pusat belajar mengajar maupun sebagai pusat penelitian bagi mahasiswa dan dosen.

Universitas Sumatera Utara

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu : (1) Fungsi edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi civitas akademika, oleh karena itu koleksi-koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. (2) Fungsi informasi Perpusatakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. (3) Fungsi riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat dipublikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. (4) Fungsi rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas serta minat pengguna perpustakaan. (5) Fungsi publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni civitas akademika dan staf nonakademika. (6) Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi. (7) Fungsi interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambahan terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. Menurut Yuven (2010), menyatakan fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut: a) Studying Center, artinya bahwa perpustakaan merupakan pusat belajar maksudnya dapat dipakai untuk menunjang belajar (mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan dalam jenjang pendidikan) b) Learning Center, artinya berfungsi sebagai pusat pembelajaran (tidak hanya belajar) maksudnya bahwa keberadaan perpustakaan di fungsikan sebagai tempat untuk mendukung proses belajar dan mengajar. (Undang-undang No 2 Tahun 1989 ps. 35: Perpustakaan harus ada di setiap satuan pendidikan yang merupakan sumber belajar).

Universitas Sumatera Utara

c) Research Center, hal ini dimaksudkan bahwa perpustakaan dapat dipergunakan sebagai pusat informasi untuk mendapatkan bahan atau data atau nformasi untuk menunjang dalam melakukan penelitian. d) Information Resources Center, maksudnya bahwa melalui perpustakaan segala macam dan jenis informasi dapat diperoleh karena fungsinya sebagai pusat sumber informasi. e) Preservation of Knowledge center, bahwa fungsi perpustakaan juga sebagai pusat pelestari ilmu pengetahuan sebagai hasil karya dan tulisan bangsa yang disimpan baik sebagai koleksi deposit, local content atau grey literatur f) Dissemination of Information Center, bahwa fungsi perpustakaan tidak hanya mengumpulkan, pengolah, melayankan atau melestarikan namun juga berfungsi dalam menyebarluaskan atau mempromosikan informasi. g) Dissemination of Knowledge Center, bahwa disamping menyebarluaskan informasi perpustakaan juga berfungsi untuk menyebarluaskan pengetahuan (terutama untuk pengetahuan baru). 2.1.5 Tujuan perpustakaan perguruan tinngi Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:47), tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : a. Mengadakan dan merawat buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya untuk di pakai oleh dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi b. Mengusahakan, meyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah , yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources) c. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan pustaka d. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan e. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. Menurut Yuven (2010), menyatakan tujuan perpustakaan perguruan tinggi ialah untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. 1. Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran maka perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku

Universitas Sumatera Utara

2. Dalam menunjang penelitian maka kegiatan perpustakaan perguruan tinggi adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baik intern institusi atau ekstern di luar institusi 3. Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka perpustakaan perguruan tinggi melakukan kegiatan dengan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat 4. Pada dasarnya tugas perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta mendayagunakan untuk kepentingan civitas academica pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan menurut Pamuntjak (2000:5), Tujuan perpustakaan perguruan tinggi ialah membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan lembaga perguruan tinggi. Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, yang bukan hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk dosen dan para staf yang berada di lembaga tinggi tersebut.

2.2 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi berakhir di pengadaan bahan pustaka. Di perpustakaan perguruan tinggi pengadaan bahan pustaka merupakaan bagian pelayanan teknis. Hal ini disebabkan karena tugas utama dari perpustakaan adalah menyajikan dan meyebarluaskan informasi kepada seluruh sivitas akademik di perguruan tinggi. Untuk melakukan tugas tersebut maka perpustakaan hendaklah didukung oleh bahan pustaka yang tepat, lengkap dan selalu up to date sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Menurut Sutarno, (2006:174), Pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Sumantri, (2002:29), Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual. Pendapat lain meyebutkan bahwa, Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka (Darmono, 2001:57). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menghimpun bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan harus mengacu kepada kebutuhan pengguna dengan selalu terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) agar fungsi dan tujuan perpustakaan dapat terwujud.

2.3 Jenis Bahan Pustaka Sebelum membahas berbagai jenis bahan pustaka, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu bahan pustaka. Pustaka artinya kitap atau buku. Menurut Massofa (2008), beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3) bentuk mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik. Pada prinsipnya semua jenis bahan pustaka merupakan hasil karya seseorang atau sekelompok orang, ataupun sebuah instansi yang diterbitkan dan digandakan oleh penerbit serta disebarluaskan melalui berbagai saluran di antaranya adalah pedagang buku. 2.3.1 Karya Cetak Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti: 1. Buku Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku.

Universitas Sumatera Utara

Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009), menyatakan ciri-ciri buku adalah sebagai berikut: 1. Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari beberapa makalah (misalnya dalam prosiding seminar) maka semua makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut 2. Berjilid 3. Mempunyai halaman judul 4. Terdapat daftar isi 5. Teks yang dibagi dalam bab-bab 6. Terdapat lembar pendahuluan dan/atau kata pengantar 7. Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk jilid sama 8. Umumnya memiliki ISBN (International Standard Book Number).

2.Terbitan berseri Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009), menyatakan contohcontoh terbitan berseri adalah: Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta, risalah laporan tahunan, bulanan, mingguan - Buku tahunan, yearbook - Serial - Seri monograf, monograf berseri Ciri-Ciri terbitan berseri adalah sebagai berikut: - Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan - Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, umumnya berjangka waktu terbit (frekuensi) tertentu - Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal - Terdapat halaman editor/redaksi - Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat. 2.3.2 Karya Noncetak Menurut Siregar (1999), menyatakan karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut : -

Universitas Sumatera Utara

a. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video Gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan. c. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip). 2.3.3 Bentuk Mikro Menurut Siregar (1999), menyatakan bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu: a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm. b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm. c. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis. 2.3.4 Karya Dalam Bentuk Elektronik Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya. Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan

Universitas Sumatera Utara

memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

2.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan pengembangan koleksi ini sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan mampu memenuhi keperluan pemakai secara efektif dan efisien. Maka dari itu kebijakan pengembangan koleksi sebaiknya dirumuskan secara tertulis. Karena dengan adanya kebijakan ini, pada saat melakukan kegiatan pengadaan bahan pustaka akan memudahkan pustakawan untuk memilih keriteria bahan pustaka sebagai koleksi perpustakaan yang mutakhir dan mampu memenuhi semua kebutuhan pemakai. Menurut Massofa (2008), menyatakan kebijakan pengembangan koleksi berfungsi sebagai: 1. Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah. 2. Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pemakai, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangan selanjutnya. 3. Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana. Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:44), yang perlu di pertimbangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi antara lain: 1. Program Lembaga 2. Model Pembelajaran yang dijalankan 3. Kebutuhan Pengguna 4. Jenis Koleksi 5. Kriteria Bahan Perpustakaan 6. Jumlah Eksemplar 7. Bahasa Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kebijakan pengadaan tergantung pada beberapa hal antara lain: anggaran, tujuan dan prioritas dari organisasi, jenis pemakai dan kebutuhannya, hubungan dengan perpustakaan lain atau dokumentasi lain, kekhususan, staf perpustakaan, dan bahasa maka pengadaan bahan pustaka akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Seleksi Bahan Pustaka Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna baik kwalitas maupun kwantitasnya. Selain itu seleksi bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia. Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan. Menurut Massofa (2008), Pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu: 1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran 2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja 3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani 4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi 5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi 6. Memahami berbagai kendala yang ada. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:48), menyatakan asas yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka sebagai berikut: 1) Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi tertentu 2) Isi buku hendaknya bertahan lama dan tidak cepat berubah. 3) Isi buku bermakna bagi pengembangan bidang studi. 4) Buku tersedia di toko buku atau penerbit. 5) Bahasan buku memuat pandangan yang seimbang , khusus buku yang memuat masalah yang kontreversial. 6) Buku harus tercantum dalam bibliografi atau indeks penerbit. 7) Kewibawaan buku perguruan tinggi 8) Kepantasan harga

Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka Untuk meningkatkan mutu koleksi, perpustakaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Hal ini dilakukan agar perpustakaan terhindar dari beberapa kekeliruan dalam menentukan koleksinya. Secara umum prinsip pemilihan bahan pustaka menurut Soeatminah (1992:76), meyebutkan bahwa bahan pustaka harus dipilih sesuai dengan: Minat dan kebutuhan pemakaian Tujuan, fungsi dan ruang lingkungan layanan perpustakaan Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif Bahan pustaka memenuhi kwalitas persyaratan Selanjutnya menurut Siregar (1998:10), yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pustaka antara lain: Pemilihan buku dapat dilakukan berdasarkan saran pengguna perpustakaan. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu pemilihan buku seperti:katalog penerbit, bibliografi dan abstrak. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan mengevaluasi bukumya secara langsung melalui contoh yang dikirim oleh penerbit untuk diperiksa oleh perpustakaan (desk copy). Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku dari kelompok atau media komunikasi.

2.5.2 Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka Alat bantu pemilihan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Menurut Yulia dalam Buku Pengadaan Bahan Pustaka (1993:30), secara garis besar alat bantu seleksi bahan pustaka dapat dibedakan menjadi 2 kelompok: 1. Alat Bantu Seleksi Yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah bahan pustaka diseleksi, karena informasi yang diberikan dalam alat tersebut tidak terbatas pada data bibliografi, tetapi juga mencakup keterangan mengenai isi bahan pustaka tersebut, dan keterangan lain yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Informasi ini dapat diberikan dalam bentuk anotasi singkat saja, bisa berupa tinjauan dengan panjang yang bervariasi.

Universitas Sumatera Utara

Contoh alat bantu seleksi antara lain: - Majalah tinjauan buku/bahan pustaka lain. - Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu, subjek tertentu, atau kelompok tertentu. - Indeks 2. Alat Indentifikasi dan Verifikasi Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data bibliografi bahan pustaka. Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang subjek tertentu, dari pengarang atau penerbit tertentu dinegara tertentu dalam kurun waktu tertentu. Alat bantu ini dipakai untuk melakukan verifikasi apakah judul atau nama pengarang tepat, berapa harganya, terbitan berseri atau bahan pandang dengar, masih ada dipasaran atau tidak. Contoh alat identifikasi dan verifikasi adalah: - Katalog penerbit - Bibliografi - Katalog perpustakaan penting untuk subjek atau media tertentu. Selanjutnya Menurut Darmono (2001), menyatakan alat bantu seleksi adalah sebagai berikut: 1. Katalog Penerbit dari berbagai Penerbit Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi buku. 2. Tinjauan Buku Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah popular. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama. 3. Bibliografi Nasional Indonesia Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintahan, laporan konferensi serta peta. 4. Daftar Buku IKAPI Daftar ini merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Katalog ini diterbitkan IKAPI dan isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai bidang pengetahuan. 5. Resensi Adalah suatu uraian pembicaraan maupun penilaian terhadap suatu karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah, dan surat kabar), media dengar (radio), maupun media pandang dengar atau televisi.

Universitas Sumatera Utara

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:53), alat bantu seleksi sebagai berikut: 1) Silabus mata kuliah 2) Bibliografi 3) Tinjauan dan resensi 4) Pangkalan data perpustakaan lain 5) Sumber-sumber lain dari internet. Dalam pemilihan bahan pustaka, perpustakaan harus memiliki alat bantu seleksi, identifikasi dan verifikasi. Hal ini dilakukan agar mempermudah kerja para pustakawan dalam memilih bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.

2.5.3 Pihak Yang Berwenang Melakukan Seleksi Pemilihan bahan pustaka di suatu perpustakaan tidak hanya melibatkan pustakawannya saja, akan tetapi ada beberapa pihak lain yang ikut terlibat di dalamnya. Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:45), pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi yaitu sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Pustakawan Tenaga pengajar dan peneliti Mahasiswa Unsur unit lain, bila diperlukan Selanjutnya menurut Yulia (1993:27), pihak-pihak yang berwenang

melakukan seleksi yaitu sebagai berikut: 1. Pada perpustakaan sekolah yang berhak melakukan seleksi adalah kepala sekolah/wakilnya dan guru. Pelajar juga boleh menyarankan. 2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah dewan penasehat/penyantun perpustakaan itu, tokoh masyarakat di sekitar perpustakaan umum itu berada. 3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan dosen. Mahasiswa juga boleh menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan perkuliahan. 4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan seleksi adalah pimpinan institusi dimana perpustakaan itu bernaung, dan orang-orang yang mengetahui dengan jelas kebutuhan institusi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.6 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terikat dan sekaligus dipandu oleh rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi. Koleksi mana yang menjadi prioritas pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan koleksi. Dengan demikian arah pengembangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis lainnya yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan. Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), sistem pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan dilakukan melalui: 1. 2. 3. 4. 5. Pembelian dan pelangganan Hadiah atau sumbangan Tukar menukar Penerbitan sendiri Titipan

2.6.1 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian 1. Pembelian Buku Melalui Toko Buku Pembelian buku secara langsung pada toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang mempunyai jumlah dana pembelian kecil, baik yang berasal dari sumber dana sendiri maupun sumber dana lain yang tidak mempunyai persyaratan pengadaan yang khusus. Kekurangan yang sering ditemui dalam pembelian buku yang dilakukan melalui toko buku adalah bahwa tidak semua subjek atau judul buku yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku. Menurut Yulia (1993:45), Cara pemesanan bahan pustaka melalui toko buku yaitu : 1. Setelah diadakan verifikasi, petugas pengadaan mempersiapkan kartu pesanan yang dibuat dengan jumlah rangkap. Kartu pesan yang disisipkan dalam katalog akan memudahkan pengecekan lembar permintaan.

Universitas Sumatera Utara

Contoh Kartu Pesanan

KARTU PESAN
Pengarang Judul Edisi Penerbit dan tempat terbit Dana Agen Pemesanan Tgl. Pesan : : : : : : : : Jumlah : Tahun :

Harga satuan : Tgl. Terima :

Sumber : Yulia, 1993:45 2. Buat daftar pesanan yang membuat judul-judul pesanan yang diambil dari kartu-kartu pesanan di atas, disusun menurut abjad pengarang. Jika dana terbatas, tentukan prioritasnya.

Contoh Daftar Pesanan


No Pengarang Judul Tahun Penerbit Jlh eks Harga Pemesanan

Sumber : Yulia, 1993:45 3. Tentukan toko buku terlengkap yang ada di kota dimana perpustakaan berada. 4. Daftar pesanan yang telah dibuat, diserahkan pada petugas toko buku untuk mendapatkan layanan.

Universitas Sumatera Utara

5. Lakukan pembayaran (dengan uang tunai atau cek), sebesar jumlah pembeliannya, dan mintakan bukti pembayaran beserta faktur pembeliannya. 6. Beritahu pada pemesan, bahwa buku-buku yang dipesan telah datang. 7. Untuk judul buku yang tidak bisa dibeli dari toko tersebut, perlu dicarikan pada toko lain yang berada di kota tersebut. 2. Pembelian Buku Melalui Penerbit Pemesanan buku dapat juga dilakukan melalui penerbit, baik itu penerbit dalam negeri maupun penerbit luar negeri. Pemesanan buku secara langsung melalui penerbit, biasanya hanya dilakukan jika judul-judul yang kita butuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit tersebut. Dengan demikian penerbit hanya dapat melayani pesanan-pesanan perpustakaan secara terpisah, yaitu terbatas pada judul-judul yang diterbitkan penerbit tersebut. Adakalanya terdapat penerbit yang menjadi eksportir dan juga mempunyai toko buku yang menjual buku-bukunya sendiri (misalnya Gramedia). Menurut Yulia (1993:46), Definisi penerbit adalah suatu perusahaan yang mengambil naskah pengarang, mengeditnya dan memperosesnya dalam bentuk buku. Dalam Pernik Pustakawan (2009), cara pemesanan buku melalui penerbit yaitu : 1. Tentukan penerbit yang dapat melayani pesanan buku perpustakaan. 2. Buatlah daftar pesanan buku-buku yang dikelompokkan menurut penerbitnya. 3. Kirimkan daftar pesanan kepada penerbit yang dituju untuk diperiksa ketersediaan buku-buku tersebut dan harga satuannya. 4. Setelah invoice anda terima, periksa dana yang tersedia. 5. Lakukan pembayaran langsung atau melalui bank. 6. Kirimkan ke penerbit bukti pembayaran melalui bank dengan surat pengantar dan proforma invoice. 7. Fotokopi bukti pembayaran melalui bank harus disimpan 3. Pembelian Buku Melalui Agen Buku Agen buku memperoleh buku-buku dari penerbit dengan potongan harga, dan menyimpannya dalam gudang yang besar. Kemudian menjualnya kepada toko buku dan perpustakaan. Agen buku memberikan pelayanan yang efisien dan cepat. Pustakawan dapat memesan buku dalam berbagai bentuk cetakan. Agen buku yang

Universitas Sumatera Utara

besar memilki buku-buku dari beberapa puluh penerbit, baik itu penerbit dalam negeri maupun penerbit luar negeri. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), langkah-langkah pembelian dan pelangganan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang diusulkan. 2. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui katalog perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan. 3. Menerima atau menolak usulan. 4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan. 5. Mengirimkan daftar pesanan. 6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan. 7. Membayar pesanan/langganan. 8. Menyusun laporan pembelian dan pelangganan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), Prosedur penerimaan bahan perpustakaan yang dibeli atau dilanggan adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan surat pengantarnya. 2. Mencocokkan bahan perpustakaan yang diterima dengan arsip pesanan. 3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan perpustakaan yang tidak sesuai dengan pesanan, cacat, atau rusak disertai dengan permintaan penggantian. 4. Menandatangani tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada pengirim. 5. Menandai kepemilikan bahan perpustakaan dengan membubuhkan cap perpustakaan. 6. Membuat berita acara penerimaan.

2.6.2 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah Pada perpustakaan kecil, kegiatan pemberian dan penerimaan hadiah merupakan salah satu jenis pekerjaan di perpustakaan. Unit hadiah atau sumbangan bertanggung jawab dalam menyeleksi bahan pustaka yang akan diterima atau yang akan dibeli dengan dana sumbangan. Koleksi bahan pustaka yang diperoleh dari sumbangan/hadiah sangat penting untuk membangun koleksi perpustakaan. Kadangkadang penawaran hadiah bahan pustaka harus ditempatkan pada ruangan khusus, terpisah dari koleksi yang sudah ada.

Universitas Sumatera Utara

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55), Cara-cara permintaan dan pemberian hadiah dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Hadiah Atas Permintaan Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu: 1. Meyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan. 2. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan lain diterima. 3. Memeriksa dan mencocokan daftar kiriman bahan perpustakaan hadiah dengan surat pengantarnya. 4. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terima kasih. 5. Mengolah bahan perpustakan hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan perpustakaan biasa. 2. Hadiah Tidak Atas Permintaan Prosedur perolehan hadiah tidak atas permintaan yaitu: 1. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokannya dengan surat pengantarnya. 2. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan. 3. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan.

2.6.3 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pertukaran Pengelolaan pertukaran bahan pustaka di sebagian besar perpustakaan harus dimulai dari keperluan lembaga dari pada keinginan untuk mendukung distribusi bahan-bahan ilmiah. Pertukaran biasanya dibuat secara langsung diantara lembagalembaga, tetapi pertukaran yang bersifat internasional mungkin dilakukan secara tidak langsung melalui pusat-pusat pertukaran nasional. Tanggung jawab untuk pertukaran bahan pustaka biasanya dilimpahkan pada bagian pengadaan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55) perpustakaan yang melakukan pertukaran bahan pustaka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan. 2. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratannya, misalnya biaya pengiriman, dan biaya pengambilan. 3. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan. 4. Mencatat alamat pemesan. 5. Menyampaikan bahwa perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesannya.

Universitas Sumatera Utara

Dalam Pernik Pustakawan (2009), cara untuk memperoleh bahan pustaka dengan tukar menukar: a) Perpustakan dengan bahan pustaka/buku lebih (duplikat) yang sudah tidak diperlukan membuat daftar buku tersebut secara alfabetis ataupun klas untuk ditawarkan. b) Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada perpustakaan lain yang diperkirakan memiliki koleksi sesuai dengan bahan pustaka yang ditawarkan. c) Perpustakaan yang menerima tawaran tersebut, memilih bahan yang sesuai, selanjutnya memilih buku penukar yang sesuai bobotnya serta menyusun daftar bahan pustaka yang akan ditawarkan sebagai bahan penukar. Kemudian perpustakaan yang telah menerima tanggapan atas penawarannya melakukan penilaian keseimbangan bahan pertukaran tentang subyek dan bobotnya. Tujuan pertukarannya adalah untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku ataupun tidak tersedia karena alasan lain. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

2.6.4 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri Dalam Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982:19), penerbitan sendiri mencakup: 1. Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada: - Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan (depository) semua penerbitan lembaga itu. - Perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga yang bersangkutan. 2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin, manual bibliografi, dan lain-lain. Penambahan koleksi perpustakaan melalui penerbitan sendiri dapat dilakukan perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan berseri (bulletin), pamphlet, jurnal, indeks, ataupun bibliografi perpustakaan. Dengan adanya penerbitan sendiri pada suatu perpustakaan, maka akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya.

Universitas Sumatera Utara

2.6.5 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soetminah (1992: 74), adalah sebagai berikut: 1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan. 2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan, seperti: a. Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka waktu .....x......tahun. b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain. c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya seperti koleksi yang sama. d. Apabila ada pustaka rusak, perpustakaan akan memperbaiki. Tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya. e. Setelah ketentuan itu disepakati bersama, maka kedua belah pihak menandatanganinya dan masing-masing menyimpan 1 dokumen serah terima. Suatu perpustakaan dapat juga menambah jumlah koleksinya dengan cara menerima titipan dari lembaga ataupun perorangan. Dalam hal penitipan bahan pustaka, harus ada kesepakatan antara pihak yang menitip dengan pihak perpustakaan. Bahan pustaka yang dititip hendaknya harus sesuai dengan kubutuhan pengguna perpustakaan.

2.7. Pengertian Inventarisasi Bahan Pustaka Dalam Pernik Pustakawan (2009), Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data bahan pustaka yang diterima, baik dalam bentuk buku, majalah, bentuk mikro dan audio visual ke dalam buku inventaris ( buku induk). Menurut Massofa (2008), Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data-data fisik buku ke dalam sarana pencatatan, yang dapat berupa lembaran lepas, kartu maupun buku, dan sering disebut sebagai buku induk. Setiap eksemplar bahan pustaka mempunyai satu nomor induk. Adapun informasi lain yang perlu dicatat dalam buku induk, adalah judul, pengarang, asal perolehan, nomor induk, bahasa, jumlah eksemplar, dan judul, serta harga.

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan inventarisasi terutama bertujuan agar perpustakaan dapat mengontrol pemiliknya. Dengan inventarisasi, perpustakaan dapat membuat laporan, menyusun statistik, dan mengetahui bahan pustaka yang belum/sudah dimiliki. Selain itu dapat diketahui jumlah bahan pustaka yang dimilki suatu perpustakaan pada kurun waktu tertentu, dan mengetahui bahan pustaka yang hilang. Dalam Pernik Pustakawan (2009), tugas dan wewenang inventarisasi adalah: 1. Menetapkan jenis dan jumlah buku inventaris yang diperlukan. 2. Menetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris serta petunjuk untuk mengisinya. 3. Menetapkan dan melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah ditentukan. 4. Menetapkan jenis bahan pustaka dalam pemberian tanda kepemilikan perpustakaan dengan stempel tiap bahan pustaka yang diterima. Menurut Bafadal, Ibrahim (2001:46), mengatakan kegiatan yang dilakukan dalam inventarisasi bahan pustaka adalah: 1. Memberi stempel pada buku Setiap bahan pustaka yang datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaan hendaknya di teliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Apabila telah selesai diperiksa dan ternyata benar, maka setiap bahan pustaka tersebut distempel dengan inventarisasi perpustakaan. 2. Setiap bahan pustaka distempel dengan stempel perpustakaan sebagai tanda pengenal Yang perlu distempel adalah halaman-halaman tertentu, seperti halaman judul, daftar isi, bab per bab dan sebagainya. Hal ini tergantung kepada kebijakan pustakawan masing-masing. 3. Buku-buku yang telah distempel dengan stempel perpustakaan, perlu juga distempel inventaris yang manual kolom isian inventarisasi dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventarisasi ini distempel dibalik halaman judul. 4. Mendaftar bahan pustaka Bahan-bahan pustaka yang akan distempel segera diinventarisasikan dalam buku inventarisasi. Dalam penginventarisasiannya diusahakannya dibagi menurut cara pandangnya. Bahan pustaka yang diperoleh dari bantuan pemerintahan hendaknya diinventariskan dalam bentuk buku inventaris bantuan pemerintah. bahan pustaka yang diperoleh dari hadiah dan sebagainya. apabila penyelenggaraan perpustakaan masih sederhana, maka penginventarisasian bahan pustaka dapat disatukan dalam satu buku yang dinamakan buku induk perpustakaan.

Universitas Sumatera Utara

2.7.1 Inventarisasi Buku Menurut Yulia (1993), Buku induk buku mempunyai fungsi yaitu : a. Sebagai daftar inventaris koleksi perpustakaan. b. Mengetahui jumlah koleksi perpustakaan dengan cepat. c. Mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakan pada saat/tahun tertentu. d. Untuk mengetahui judul-judul buku yang hilang. e. Mengetahui jumlah koleksi buku menurut jenis, bahasa, pembelian, hadiah, maupun berdasarkan tukar-menukar. Menutut Pamuntjak (2000:36) Tata cara pencatatan buku induk yaitu terdiri dari: 1. Tanggal penerimaan 2. Nomor urut buku induk 3. Nama penulis 4. Judul buku (boleh dipersingkat) 5. Tahun 6. Cetakan 7. Penerbit 8. Pengirim 9. Harga 10. Keterangan Contoh : Buku Inventarisasi Bahan Pustaka tanggal no pengarang judul thn cet penerbit pengirim hrg ket

Sumber: Pamuntjak, 2000:36

2.7.2. Inventarisasi Majalah Majalah adalah terbitan yang direncanakan diterbitkan secara periodik selama kurun waktu yang cukup lama untuk subyek tertentu. Majalah biasanya diterbitkan lebih dari satu kali dalam setahun, dengan dibubuhi volume dan nomor yang berurutan untuk setiap terbitan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Yulia (1993:155), Pencatatan majalah dalam buku induk berguna untuk memastikan nomor-nomor yang benar-benar datang; melihat riwayat majalah; dan untuk mengetahui nomor-nomor majalah sebelumnya yang kosong. Selain pendapat Yulia pendapat lain meyebutkan bahwa, pencatatan majalah dalam buku induk dapat dilakukan dengan cara menerima nomor pertama, lalu dicatat keterangan-keterangannya pada kartu registrasi majalah. Pada kartu ini dicatat judul majalah, alamat tata usaha atau toko buku yang mengurus pengirimannya, harga langganan, kala atau frekuensi terbitnya, nomor dan tanggal surat pesanan. Pada tempat yang disediakan diisi tahun dan nomor penerbitannya dan tanggal penerimaan. Untuk setiap nomor disediakan satu kotak (Pamuntjak, 2000:38). Contoh :Inventarisasi Buku Induk Majalah Surat pesanan : Bagian Nama Pengirim Harga Jilid : : : Tahun Nomor Kala terbit: Tanda buku: Peringata :

Sumber: Pamuntjak, 2000:36

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai