Anda di halaman 1dari 8

Jenis/Macam Tipe Pola Asuh Orangtua Pada Anak & Cara Mendidik/Mengasuh Anak Yang Baik

Sun, 28/09/2008 - 2:07am godam64

Setiap orang umumnya akan menikah dan memiliki anak. Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik sedemikian rupa agar setelah mereka besar dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta dapar membahagiakan dan membanggakan orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cina dan kasih sayang. A. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak : 1. Pola Asuh Permisif Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya. Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa. Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa. 2. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anakanaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya. Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya. Anaka yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah,

benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup. 3. Pola Asuh Otoritatif Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain. B. Beberapa Tips Cara Mendidik Anak Kita Yang Baik : 1. Baik ibu dan ayah harus kompak memilih pola asuh yang akan diterapkan kepada anak. Jangan plin-plan dan berubah-ubah agar anak tidak menjadi bingung. 2. Jadilah orangtua yang pantas diteladani anak dengan mencontohkan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai anak dipaksa melakukan hal baik yang orangtuanya tidak mau melakukannya. Anak nantinya akan menghormati dan menghargai orang tuanya sehingga setelah dewasa akan menyayangi orangtua dan anggota keluarga yang lain. 3. Sesuaikan pola asuh dengan situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak. Polas asuh anak balita tentu akan berbeda dengan pola asuh anak remaja. Jangan mendidik anak dengan biaya yang tidak mampu ditalangi orangtuanya. Usahakan anak mudah paham dengan apa yang kita inginkan tanpa merasa ada paksaan, namun atas dasar kesadaran diri sendiri. 4. Kedisiplinan tetap harus diutamakan dalam membimbing anak sejak mulai kecil hingga dewasa agar anak dapat mandiri dan dihormati serta diharga masyarakat. Hal-hal kecil seperti bangun tidur tepat waktu, membantu pekerjaan rumah tangga orangtua, belajar dengan rajin, merupakan salah satu bentuk pengajaran kedisiplinan dan tanggungjawab pada anak.

5. Kedepankan dan tanamkan sejak dini agama dan moral yang baik pada anak agar kedepannya dapat menjadi orang yang saleh dan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan agamis. Anak yang shaleh akan selalu mendoakan orangtua yang telah melahirkan dan membesarkannya walaupun orangtuanya telah meninggal dunia. 6. Komunikasi dilakukan secara terbuka dan menyenangkan dengan batasan-batasan tertentu agar anak terbiasa terbuka pada orangtua ketika ada hal yang ingin disampaikan atau hal yang mengganggu pikirannya. Jika marah sebaiknya orangtua menggunakan ungkapan yang baik dan tidak langsung yang dapat dipahami anak agar anak tidak lantas menjadi tertutup dan menganggap orangtua tidak menyenangkan. 7. Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab, menyuruh anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental anak, merokok, malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong pada anak, membawa pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram pada anak, enggan mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain sebagainya.

Kesehatan yang paling diperhatikan olehWHO (World Healt Organization) adalah


kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya. Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat gizi anak usia sekolah. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-poinya :

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.

Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak. Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif.

Semakiin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisidan energi juga akan semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya. 3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.

Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan. 4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi. Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

. Pengertian kecerdasan dan kreatifitas Kata Intelegensi erat hubungannya dengan kata intelek yang sama sama berasal dari

kata latin. Intellegere berarti memahami. Intellectus adalah bentuk pasif dari Intelegere. Sedangkan intellegens atau kecerdasan bentuk aktif dari Intellegere. Kata intelegensi ( kecerdasan ) adalah pengertian yang mempunyai berbagai makna. Ada yang mengatakan bahwa seorang pemusik yang mampu memciptakan sebuah lagu spektakuler memiliki intelegensi tinggi dalam bidang music, seorang yang dapat mengerjakan soal matematika itu mempunyai tingkat intelegensi tinggi, bahkan seorang supir yang sudah lihai mengendarai mobil juga mempunyai suatu kecerdasan. Dari ilustrasi itu apakah seperti itu yang dinamakan intelegensi? Memang, kata intelegensi sangat sulit kita terjemahkan secara luas. Tetapi kita dapat menarik kesimpulan dari pendapat para ahli yang mengatakan bahwa kecerdasan adalah Intelegensi itu kemampuan mental umum (Jensen, Ebbinghaus, dan Terman J). kemampuan untuk membuat kombinasi (Ebbinghaus), mengemukakan intelegensi itu kemampuan untuk berfikir abstrak (Terman). Kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan ( Corvin ), dan inteleg plus pengetahuan ( Hermon ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa intelegensi itu kemampuan atau pengetahuan mental yang bersifat abstrak untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Komponen utama dalam intelegensi adalah kemampuan verbal, keterampilan pemecahan masalah, kemampuan belajar, dan kemampuan beradaptasi dengan pengalaman dalam kehidupan sehari hari. Dalam kenyataannya intelgensi juga bisa diukur dengan tes intelegensi atau biasa disebut tes IQ. Kata kreatifitas mempunyai arti yang beragam sesuai dengan siapa orang yang mengatkannya. Dalam kehidupan sehari hari banyak orang yang mengatakan bahwa kreativitas adalah daya cipta untuk membuat sesuatu benda. Memang pengertian yang kompleks seperti juga kecerdasan, tidak mudah untuk membuat patokan dalam mengartikan tentang kreatifitas. Ada pula makna populer dari kretifitas yaitu kretivitas menekankan pada upaya membuat sesuatu yang baru dan berbeda yang benar - benar asli secara kebetulan, sebagai apa saja yang telah tercipta sebagai sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sebelumnya, proses yang unik yang berbeda dan asli, kecerdasan yang tinggi, kemampuan bawaan yang tidak ada hubungannya dengan belajar atau pengaruh lingkungan, suatu imajinasi, dan bukan sebagai pembuat masalah tetapi memberikan kontribusi berupa ide ide yang orisinil. Sedangkan Rhodes mengatakan ada 4 dimensi dalam kreatifitas yaitu person (mencerminkan keunikan individu dalam pikiran dan ungkapan), product ( suatu karya dikatakan kreatif apabila karya itu orisinil dan asli dari pikiran sendiri yang bermakna bagi lingkungan), process ( kelancaran, fleksibilitas, dan orisinilitas dari pikiran), press ( kondisi dari lingkungan luar dan dalam ). Sehingga, menurut saya dapat disimpulkan bahwa kreatifitas adalah hasil usaha pemikiran seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru atau orisinil yang berbeda dari sebelumnya dan asli dari pikiran sendiri yang bisa bermakna bagi lingkungan sekitar. b. Faktor kecerdasan dalam belajar dan perkembangan anak Sebenarnya setiap orang mempunyai dasar kemampuan yaitu intektual dan non intelektual. Kemampuan intelektual ada 2 yaitu potensial dapat dipresentasikan dengan kecerdasan dan actual berupa prestasi belajar. Secara luas kecerdasan dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi. Dimana seorang anak yang mempunyai

kemampuan cerdas akan lebih mampu berdiskusi lama dengan pernyataan dan pertanyaan yang berbobot ( L.L Michell dan R. D. Lambourne ). Kecerdasan berkolerasi positif dengan prestasi belajar (Herderson dkk). Adanya kolerasi tes kecerdasan yang berkaitan dengan prestasi belajar ( Soedarsono ). Kolerasi intelegensi dengan belajar pada perempuan 0,34 sedangkan laki laki 0,39 (Narson). Sehingga kecerdasan merupakan predicator yang berarti dalam proses belajar anak. Dalam perkembangan kecerdasan anak dapat diperoleh dari intervensi sejak dini dari lingkungan baik keluarga atau sekolah yang sangat berperan aktif dalam perkembangan kecerdasan anak. Dari berbagai studi mengartikan bahwa kecerdasan anak itu juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi anak dan dalam keluarga miskin biasanya mempunyai kecerdasan yang rendah dan tidak dapat diubah. Perlakuan intervensi tetap akan menghasilkan perkembangan kecerdasan yang meningkat di sekolah hingga dewasa. Dan sekolah merupakan tempat yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan anak karena di dalam sekolah terjadi aktivitas untuk melatih kecerdasan dengan adanya doronga untuk mendapatkan nilai yang memuaskan serta kesuksesan. c. Klasifikasi kecerdasan Alfed merupakan orang yang pertama menemukan tes intelegensi . namun orang yang pertama mengembangkan tes intelegensi adalah Galton yang melakukan tes ukuran batok kepala, ketajaman penglihatan, ingatan terhadap bentuk fisual, kemampuan bernafas, dan kekuatan genggaman tangan untuk mengukur tingkat kecerdasan anak. Kemudian muncul klasifikasi kecerdasan yang dikembangkan oleh Binet dan Simon yaitu idiot (IQ 30 ke bawah), embisil ( IQ 31- 50 ), debil ( IQ 51-70 ), slow- learned ( IQ 71- 90 ), normal ( IQ 91 110 ), rapid learned ( IQ 111 -130 ), dan gifted ( IQ 131 ke atas ). Dan menurut Laura E. Berk telah berkembang penghitungan IQ secara tradisional dan modern. Tradisional merupakan penghitungan dengan menjelaskan skor IQ itu diperoleh dengan mengkonversikan skor mental dengan usia mental atau Mental Age. Skor IQ dapat dihitung melalui membagi usia mental anak dengan usia kronologi atau Cronological Age. Dengan cara penghitungan ini merupakan cara yang nyaman tetapi sebenarnya juga kurang efektif karena jika penghitungan sudah dilakukan akan mempengaruhi anggapan bahwa rata rata IQ anak sama ketika usianya juga sama dan meliputi segala hal. Rumusnya seperti berikut: MA IQ = X 100 CA Sedangkan perhitungan modern yaitu membedakan secara langsung skor mental seorang anak dengan skor anak lainnya yang berusia kronologis sama. Cara ini juga biasa disebut Deviation IQ, karena didasarkan pada penyimpangan tingkat kinerja anak dari rata rata anak yang seusia. Dua hal yang penting dari kurva ini, yaitu rata rata ( mean ) dan penyimpangan ( deviation ) yang memberi ukuran variabilitas skor dari rata rata. d. Faktor kreatifitas dan pengembangannya dalam KBM Faktor kretifitas seorang anak memang harus di kembangkan dalam proses pembelajaran anak dalam KBM. Sedangkan fakta mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah dasar saat ini hanya menekankan pada proses menghafal. Jadi setiap anak belum dituntut untuk

menuangkan pikiran mereka dengan cara bertanya ataupun mencari berbagai masalah yang terjadi. Sehingga cara berfikir anak masih murni dan monoton. Sebenarnya setiap anak itu mempunyai daya kreatif walaupun kadarnya berbeda beda. Sehingga ada usaha tertentu untuk mengembangkannya, seperti Memberikan sikap yang lebih menyenagkan dan mengurangi sikap sikap memaksa anak harus sesuai keingingan orang tua atau harus melebihi teman sebaya. Menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi perkembangan kreativitas anak sejak usia dini dalam kehidupannya. Seperti memberikan kesempatan untuk mengembangkan idea atau konsep untuk membentuk permainan baru dan asli. Walaupun seorang anak tidak dapat mendapkan prestasi sesuai dengan keinginan orang tua, tidak harus dikritik tetapi diberi dorongan. Bahan dan materi yang diberikan kepadanya harus berguna untuk memberi stimulasi anak agar lebih mengembangkan kretifitas. Lingkungan keluarga dan sekolah harus menstimulasi kreatifitas anak dengan memberikan bimbingan dan dorongan. Orang tua lebih baik menanankan sikap tidak merasa memiliki dan melindungi anak sehingga anak lebih kreatif. Pengasuhan anak yang demokratis dan permitif atau tidak otoriter sehingga anak dapat memelihara dan mengembangkan potensi kreatif anak. Sehingga anak benar benar dapat mengembangkan pikiran kreatif mereka jika semua pihak mampu memberikan dorongan baik segi mental dan suasana yang lebih mendukung. Sebagai seorang guru juga hanya bisa menjadi fasilitaror dan pembimbing bagi anak. Dimana seorang guru bisa memberi tugas atau pembelajaran yang dilandasi dengan rasa ingin tahu untuk mampu memecahkan masalah sendiri dengan bantuan berbagai sumber buku. Anak juga harus diberikan persoalan secara nyata untuk melakukan eksperimen sendiri dan menentukan pilihannya sendiri agar menghasilakan suatu pengalaman yang mampu memberikan dorongan untuk berfikir kreatif.

Anda mungkin juga menyukai