Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Pembangunan yang telah berlangsung semenjak empat dasa warsa lalu lebih berorientasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi (economic growth development) dengan mengeksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Untuk mendukung orientasi pembangunan tersebut telah diciptakan paradigma pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berbasis negara (state-based resource management), yang pada kenyataannya merupakan paradigma pembangunan yang berbasis pemerintah (governmentbased resource management). Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tersebut cenderung bersifat eksploitatif dan mengabaikan kaidah-kaidah kelestarian, konservasi, dan keberlanjutan. Konsekuensi yang ditimbulkan adalah timbulnya dampak negatif yang berupa degradasi kualitas sumberdaya alam serta pencemaran lingkungan hidup yang serius seperti yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia hingga saat ini. Sumberdaya alam dan lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia serta mahluk hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidupnya. Upaya-upaya pembangunan dilaksanakan dengan mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir maupun untuk mencapai kepuasan batin. Peningkatan pembangunan dalam segala bidang telah membawa risiko adanya degradasi sumberdaya alam, kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan; sehingga timbul ancaman terhadap struktur dan fungsi-dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Di samping itu akibat adanya krisis moneter dan krisis ekonomi akhir-akhir ini membawa akibat semakin rusaknya sumberdaya alam dan lingkungan Indonesia akibat dimanfa atkan secara tak terkendali oleh sebagian besar dari lapisan masyarakat bawah yang dilanda kemiskinan sehingga untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, dengan tanpa memperdulikan kelestariannya. Perusakan dan pencemaran lingkungan hidup tersebut akan merupakan beban sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan pemerintah harus menanggung biaya pemulihannya. Oleh karena itu sumberdaya alam dan lingkungan hidup Indonesia mau tidak mau harus dikelola dengan prinsip melestarikan fungsi lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Tuntutan dan kebutuhan untuk mempersiapkan sumberdaya manusia Indonesia yang berkemampuan melakukan kajian-kajian dan penelitian saintifik, pengembangan dan rekayasa IPTEK, serta memahami proses-proses kebijakan publik di bidang sumberdaya alam dan lingkungan, dalam konteks melestarikan dan mengelola lingkungan hidup menjadi conditio sine qua non. Hal ini menjadi semakin penting dalam kaitannya dengan upaya untuk memenuhi tuntutan kompetensi pendidikan sebagai development agent yang mendukung kegiatan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di era otonomi daerah serta responsif terhadap perkembangan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka ilmu pengetahuan dan teknologi dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam dan pemulihan lingkungan hidup sangat mendesak terutama untuk dikuasai dan dikembangkan. Pembangunan berbasis IPTEK sangat diperlukan agar supaya fungsi ekosistem dan lingkungan yang ada dapat terjaga dengan baik, sehingga mampu mendukung kelangsungan pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat segera

2
tercapai dengan mempercepat tersedianya sumberdaya manusia yang menguasai ilmu lingkungan, terutama dalam lingkup pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan; serta memahami proses-proses kebijakan publik yang terkait dengan sumberdaya alam, lingkungan dan pembangunan. Seiring dan sejalan dengan Rencana Strategis Pengembangan Universitas Brawijaya, ketersediaan infrastruktur dan sumberdaya dosen yang berkompeten untuk menyelenggarakan Program Magister (S2) dan Program Doktor (S3), suasana akademik yang kondusif bagi proses belajar-mengajar; serta atas dasar permintaan para peminat pendidikan S3 di bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam, Lingkungan, dan Pembangunan; khususnya dari berbagai daerah yang semakin banyak menghadapi permasalahan sumberdaya alam, lingkungan dan pembangunan, maka perlu segera dibuka pendidikan Program S3 Pengelolaan Sumberdaya Alam, Lingkungan dan Pembangunan, pada Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya (PPSUB) Malang. Dalam konteks ini keberadaan perguruan tinggi sebagai pusat ilmu dan pengembangan IPTEK menjadi penting, dan strategis, sebagai arena akademik untuk mendidik dan meningkatkan kapasitas intelektual lingkungan hidup. Hal hubungan ini, seorang lulusan magister tidak saja harus memiliki keahlian dalam mengkaji dan menemukan solusi dari masalah - masalah lingkungan dan pembangunan, tetapi juga harus responsif terhadap proses penurunan kualitas lingkungan hidup. Di samping itu, ia juga harus berketrampilan di bidang penelitian dan perencanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dilandasi karakter dan etika akademik serta moral yang baik. Visi, Misi dan Tujuan Program Doktor Kajian Lingkungan dan Pembangunan (PDKLP) di lingkungan Program Pascasarjana Universitas Brawijaya ini merupakan jenjang pendidikan Strata tiga berorientasi pendidikan akademik yang peduli pada masalah-masalah pembangunan dan lingkungan hidup. Visi program studi ini adalah menjadi pusat pendidikan doktor, menjadi tempat penelitian dan pengembangan IPTEK, serta pusat informasi tentang pengelolaan sumberdaya, lingkungan dan pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Misi yang diemban oleh program studi ini adalah: 1. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas, efektif, efisien, dan tepat waktu, dalam lingkup pengelolaan sumberdaya, lingkungan dan pembangunan, dengan konsentrasi KEBIJAKAN, PENGELOLAAN & PENGENDALIAN, dan Teknologi Lingkungan. Mengupayakan JOINT-RESEARCH di bidang pengelolaan sumberdaya, lingkungan dan pembangunan dengan mitra-kerja yang relevan dalam kerangka penelitian disertasi mahasiswa. 3. Mempublikasikan hasil-hasil penelitian tentang pengelolaan sumberdaya, lingkungan dan pembangunan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat pembangunan Tujuan Program Studi adalah: 1. Menghasilkan lulusan S3 yang menguasai IPTEK pengelolaan sumberdaya, lingkungan dan pembangunan; serta mempunyai kepekaan tinggi terhadap permasalahan lingkungan dan pembangunan yang dihadapi oleh masyarakat 2. Menghasilkan publikasi ilmiah hasil-hasil penelitian yang mendukung perkembangan IPTEK dan bermanfaat untuk menjawap permasalahan lingkungan dan pembangunan yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara.

3
2. Dasar Pertimbangan Salah satu tantangan pokok memasuki abad 21 adalah bagaimana kualitas hidup manusia terus meningkat, pembangunan tetap berlanjut, dan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup terpelihara. Dalam kaitan ini, hal yang sangat penting adalah bagaimana mengaktualisasikan konsep-konsep perencanaan pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen dan arahan untuk melakukan tindakan nyata dalam berbagai kegiatan pembangunan. Sesuai dengan perhatian dan kepentingan semua pihak untuk menjaga keberlanjutan pembangunan serta menjamin kelestarian bumi dengan segala isi dan kehidupannya, maka dimensi penting dalam perencanaan dan manajemen pembangunan di daerah-daerah, yaitu: (1). kerja sama sinergis antar daerah, (2) pengendalian kependudukan, (3) penanggulangan kemiskinan, (4) optimalisasi pola konsumsi sumberdaya alam, (5) perlindungan dan peningkatan kesehatan lingkungan, (6) penataan ruang, pemukiman dan perumahan, (7) integrasi pertimbangan lingkungan ke dalam pengambilan keputusan kebijakan publik pembangunan. Sebagai masyarakat dan bangsa yang sedang membangun, segala cita-cita, tujuan, dan sasaran hanya dapat dicapai apabila institusi yang ada mampu menggerakkan secara sinergis segala potensi masyarakat yang tersedia di berbagai daerah dan meniadakan berbagai hambatan yang menghadang. Kemampuan institusi akan meningkat apabila sumberdaya manusia yang menjalankan dan menggerakkannya mempunyai kompetensi yang relevan dan memadai. Dengan demikian peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur dan pemberdayaan masyarakat merupakan ujung tombak dari semua program pembangunan berkelanjutan. Penanggulangan kemiskinan dan ketertinggalan dijadikan program penting dalam menjamin pembangunan yang berkelanjutan, karena kemiskinan selain akan menjadi beban pertumbuhan juga akan menjadi penyebab degradasi sumberdaya alam lingkungan hidup. Masyarakat miskin tidak akan mampu memelihara SDA-LH apalagi memulihkan kerusakannya. Di lain pihak, kemiskinan juga dapat terjadi akibat degradasi kualitas SDA-LH dan pemutusan akses masyarakat terhadap sumberdaya milik bersama (common property resources). Oleh karena itu perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup merupakan upaya penting dalam kaitannya dengan penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan pada permasalahan di atas, dua isu penting lingkungan hidup yang terkait dengan keberlanjutan pembangunan adalah: 1. Bagaimana konsep-konsep PERENCANAAN-PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP dapat diaktualisasikan dalam Perspektif HUKUM dan KEBIJAKAN PUBLIK 2. Bagaimana mensinergikan Potensi SDA-LH ke dalam aktivitas Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Pembangunan yang telah berlangsung selama ini berorientasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi (economic growth development) dengan mengeksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Untuk mendukung orientasi pembangunan tersebut telah diciptakan paradigma pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berbasis negara (state-based resource management), yang pada kenyataannya merupakan paradigma pembangunan yang berbasis pemerintah (government-based resource management). Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi cenderung bersifat eksploitatif dan mengabaikan kaidah-kaidah kelestarian, konservasi, dan keberlanjutan. Konsekuensi yang ditimbulkan adalah timbulnya dampak negatif yang berupa degradasi kualitas sumberdaya alam serta pencemaran lingkungan hidup yang serius seperti yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia. Degradasi kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup (ecological losses) secara empiris juga berarti: (1) Menghilangkan sebagian sumber-sumber kehidupan dan mata

4
pencaharian masyarakat (economic resources losses); (2) Mengerosi kearifan lokal melalui perusakan sistem pengetahuan, teknologi, institusi, religi, dan tradisi masyarakat lokal (social and cultural losses); dan (3) Mengabaikan hak-hak masyarakat dan kemajemukan hukum dalam masyarakat (the political of legal pluralism ignorance). Dari perspektif hukum dan kebijakan publik, degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup lebih dilihat sebagai akibat dari anutan politik hukum dan kebijakan pemerintah untuk mendukung pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Instrumen hukum (legal instrument) yang diproduk pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan (state law) selama kurun waktu tiga dekade terakhir ini cenderung memperlihatkan karakteristik yang bersifat eksploitatif, sentralistik, sektoral, represif, mengabaikan hak-hak masyarakat, dan mengingkari adanya kemajemukan hukum dalam komunitas-komunitas masyarakat. Keadaan tersebut membutuhkan perbaikan hukum yang tetap mendukung pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang berbasis kelestarian lingkungan, khususnya mencakup aspek wawasan, orientasi dan instrumen hukum yang menjamin kelestarian lingkungan hidup, desentralistik, akomodatif terhadap penguatan kelembagaan dan kearifan komunitas lokal. Tiga issu krusial yang meliputi : (1) Pengembangan Peraturan Daerah Untuk Penerapan Hukum Lingkungan; (2) Pengembangan Kebijakan Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Komunitas (community base resources management), dan (3) bagaimana melestarikan institusi, tradisi dan kearifan lokal untuk mendukung kegiatan pemanfataan SDA dalam pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional secara keseluruhan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengembangan perekonomian daerah seyogyanya didasarkan pada keunggulan komparatif wilayah menuju keunggulan kompetitif, terutama sektor maritim dan agraris, sesuai dengan kompetensi dan produk unggulan daerah terutama pada kegiatan agrokompleks, industri dan kerajinan rakyat. Selain itu juga perlu suatu upaya untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah secara efektif dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah. Aspirasi masyarakat mengisyaratkan perlunya mempercepat pembangunan SDA-LH wilayah dalam kerangka pemberdayaan masyarakat, terutama petani, nelayan, dan penduduk miskin, melalui penyediaan prasarana, pembangunan sistem agribisnis-agroindustri, industri kecil dan kerajinan rakyat, pengembangan kelembagaan, penguasaan teknologi, dan pemanfaatan keunggulan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara lestari. Beberapa isu penting yang harus mendapatkan perhatian prioritas adalah: (1) bagaimana langkah-langkah strategis dalam mewujudkan good environmental governance di daerah dapat dirumuskan, (2) bagaimana mengaktualisasikan kaidah-kaidah Otonomi Daerah ke dalam pengembangan SDA-LH di daerah, (3) bagaimana memberdayakan masyarakat setempat dalam pengelolaan SDA-LH (community base resources management), dan (4) bagaimana mengaktualisasikan keunggulan komparatif SDA dalam Pembangunan daerah dan penguatan ekonomi masyarakat. Pada saat ini terdapat beberapa program studi S-2 dalam disiplin Ilmu-Ilmu Lingkungan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia dengan kekhususannya masing-masing. Atas dasar kenyataan ini, maka program studi S-2 ini dirancang secara khusus yang dapat menghasilkan tenaga ahli yang mampu mengaktualisasikan pendekatan ecological economic ke dalam proses-proses kebijakan public, khususnya yang berkaitan langsung dengan epembangunan daerah dan pemeberdayaan masyarakat.

5
3. Kualifikasi dan Kompetensi Dalam melaksanakan tugasnya untuk menjalankan visi, misi dan tujuannya Program Studi ini bertumpu kepada kualifikasi berikut ini. Calon mahasiswa yang dapat menjadi peserta Program Studi S3 ini adalah lulusan S-2 bidang-bidang ilmu yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, Manajemen Pembangunan, serta proses-proses kebijakan publik; baik dari dimensi Teknis-rekayasa, Biofisik, Sosial-ekonomi, dan Administrasi Publik. Prestasi akademik dengan IPK minimal 2,75 (pada skala 0 4) atau 6,25 (pada skala (0 10), memiliki sertifikat kemampuan berbahasa Inggris setara TOEFL dengan nilai minimal 400, dan memiliki sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA) OTO-BAPPENAS. Sumberdaya Manusia: Tenaga Pengajar, Pembimbing dan Penguji. Dalam proses pembelajaran, keberadaan dosen sangat penting untuk megembangkan cara berpikir dan transfer ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, program ini telah menyiapkan beberapa tenaga akademik yang profesional dan benar-benar menguasai bidang ilmunya masing-masing. Sejumlah dosen berkualifikasi Guru Besar, dan Doktor telah dimiliki dan tersebar di berbagai Program Studi / Jurusan di UNIBRAW. Disamping itu, program studi ini untuk memperkuat proses pembelajaran juga akan melakukan networking-sinergis eksternal dengan lembaga-lembaga di luar Universitas Brawijaya antara lain dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Airlangga, LIPI, Lembaga-lembaga Penelitian milik Departemen Kesehatan, Pertanian, Kelautan & Perikanan, Pekerjaan Umum, Perindustrian, dan lainnya. Dengan kondisi ini, ada suatu keyakinan bahwa program ini akan dapat diselenggarakan dengan baik. Sarana dan Prasarana Penunjang Dalam proses pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya, Program Studi ini menggunakan gedung / ruangan kuliah di Program Pascasarjana Unibraw dan Laboratoriumlaboratorium yang relevan di lingkungan Universitas Brawijaya, serta menggunakan fasilitas perpustakaan yang telah ada. Perpustakaan yang dapat digunakan dan diakses adalah: Perpustakaan Pusat (dikelola oleh Universitas Brawijaya), Perpustakaan PPS-Unibraw (dikelola oleh PPS-Unibraw), Perpustakaan di Fakultas-fakultas dan Jurusan yang terkait. Perpustakaan tersebut mengkoleksi buku-buku (textbooks) dan jurnal (serials) yang relevan dengan program ini, terutama dalam disiplin ilmu tentang pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan hidup, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, serta administrasi publik. PPSUB juga telah menjalin Nota Kesepahaman (MOU) dengan LIPI untuk bersinergi memanfaatkan sumberdaya informasi yang dimiliki untuk mendukung Program Studi ini. Kurikulum Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan penjabaran dari kompetensi lulusan. Oleh karena itu, kurikulum dirancang dan dikemas sedemikian rupa supaya lulusan yang dihasilkan benar-benar dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Program studi ini memiliki karakter khusus yaitu integrasi Perencanaan, pengelolaan dan evaluasi sumberdaya alam, lingkungan hidup dan pembangunan. Dengan karakter seperti ini, kurikulum Program Studi dirancang sedemikian rupa, sehingga produk yang akan dihasilkan benar-benar akan memiliki karakter, baik pada tingkat karakter berpikir maupun aktualisasi IPTEK yang akan dihasilkan sehingga akan menciptakan kekhususan yaitu integrasi sinergistik dalam pengelolaan sumberdaya alam , lingkungan hidup dan pembangunan .

6
Kompetensi saintifik yang akan dibelajarkan dalam Program Studi ini meliputi tiga aspek, yaitu: 1. Kompetensi dalam Pembangunan dan Dampak Lingkungan 2. Kompetensi dalam Analisis Ekosistem Lingkungan 3. Kompetensi Metode Penelitian Interdisiplin dalam Kajian Lingkungan Kompetensi saintifik utama tersebut didukung oleh kompetensi khusus, sesuai dengan konsentrasi kajiannya, yaitu: 1. Konsentrasi Kebijakan Sumberdaya, Lingkungan dan Pembangunan: 1.1. Pembangunan Berkelanjutan: IPTEK, Lingkungan dan Pembangunan 1.2. Kebijakan Publik bidang Lingkungan 2. Konsentrasi PENGELOLAAN & PENGENDALIAN SLP: 2.1. Ekonomi - Ekologi Sumberdaya & Lingkungan 2.2. Pengelolaan Sumberdaya & Lingkungan 3. Konsentrasi TEKNOLOGI LINGKUNGAN: 3.1. Teknologi Konservasi dan Remediasi 3.2. Teknologi Informasi SDAL

Anda mungkin juga menyukai