Anda di halaman 1dari 2

Gaya Hidup Zina Mengundang Bencana Dari Ibnu Abbas, ujarnya, Nabi SAW bersabda: Lima hal yang

menyebabkan kehancuran, pertama, kaum yang suka merusak perjanjian, mereka pasti dikuasai oleh musuhnya. Kedua, tidak melaksanakan hukum-hukum Allah, niscaya mereka akan mengalami kemelaratan. Ketiga, membiarkan pelacuran merajalela, niscaya bencana kematian mengancam mereka. Keempat, mencurangi takaran dan timbangan, niscaya mereka akan mengalami paceklik dan berbagai macam penyakit. Kelima, tidak menunaikan zakat, niscaya mereka sulit mendapatkan hujan. (HR Thabrani) TRAGEDI kematian di Indonesia, dengan berbagai sebab, sungguh memilukan. Derita rakyat Indonesia merupakan resultante dari Dosa-dosa besar yang dilakukan para pemimpin negara di masa lalu. Hadits di atas menjelaskan petunjuk Rasulullah SAW untuk menghindari kehancuran. Yaitu, berpegang teguh pada norma hidup yang digariskan Syariat Islam. Bersikap jujur, melaksanakan hukum Allah, peduli dengan penderitaan rakyat, memberantas pelacuran, tidak menipu dalam jual beli, dan membersihkan harta dengan mengeluarkan zakat. Dengan kondisi Indonesia yang kian parah ditimpa musibah, apa sesungguhnya yang dilakukan para pemimpin bangsa ini? Sejak awal kemerdekaan, para pemimpin negeri ini sudah akrab dengan perzinahan, dan segala bentuk kemungkaran. Pada tanggal 6 Desember 1959, Presiden Uni Soviet, Nikita Khruschev, berkunjung ke Jakarta. Kunjungan tersebut kemudian mendapat balasan dari Presiden Soekarno pada 1960. Sepulang dari Moskow, BK (Bung Karno) memerintahkan pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan Stadion Olahraga Senayan, padahal saat itu negara sedang dalam keadaan pailit dan rakyat dilanda kelaparan. Konon BK terinspirasi oleh kemegahan stadion Moskow. Tapi apa sesungguhnya yang terjadi saat BK berada di Moskow? Sejarah mencatat, masuknya paham komunis di Indonesia, antara lain berkat kelemahan Bung Karno yang mudah diperdaya komunis Soviet dan KGB yang gemar mengumpan pelacur cantik. KGB menyediakan kamar khusus untuk BK di Moskow. BK ditemani seorang wanita super cantik dan super seksi yang boleh digaulinya di tempat tidur. Wanita itu adalah seorang pelacur kelas tinggi yang mengemban tugas khusus untuk melayani tamu negara, dan direkrut sebagai agen rahasia oleh KGB. Dari balik cermin, terpasang kamera film yang merekam hubungan mesum antara BK dengan sang pelacur (agen KGB). Episode berikutnya, BK diajak bersama-sama untuk menonton hasil rekaman tersebut. Agen KGB itu memberitahukan bahwa semua ini sudah diatur. Mereka memiliki ribuan pelacur yang terlatih. Rekaman ini bisa diedarkan dan diputar di depan Bangsa Indonesia agar Presiden Soekarno jatuh martabatnya. Tapi kalau bendera komunisme dan ajaran Marxisme terus berkibar dan berkembang di Indonesia, rekaman tersebut akan dumusnahkan. Mereka punya beberapa copy dan siap diedarkan di bagian dunia manapun. Akhirnya Soekarno mengizinkan PKI berkibar di Indonesia dengan konsep Nasakom. Sebagian tokoh nasional, terutama di Sumatera Barat, menolak konsep ini, sehingga meletuslah pemberontakan PRRI/Permesta (1960) yang dibekingi CIA. Di lingkungan KGB ada sebuah departemen yang mengamati tingkah-laku raja-raja dan para Presiden di seluruh dunia. Bagi KGB, BK sangat mudah ditaklukkan, karena punya kelemahan fatal, yaitu sangat gemar berzinah. BK juga dikenal sangat romantis, dan pandai merayu. Sekali merayu, maka sang wanita akan menjadi kekasihnya. Salah satu di antaranya, Dewi Soekarno seorang pelacur kelas tinggi dari Jepang. Keras Tolak Poligami BK adalah Presiden RI pertama yang gencar menolak poligami, namun setuju dan sekaligus menjadi pelaku perselingkuhan (berzinah). Sebagai wujud penolakannya, BK pernah berpolemik soal poligami dengan sejawatnya, Mohammad Natsir, mantan Menteri Penerangan era Soekarno dan Ketua Masyumi. Intinya, BK dengan berbagai argumen menolak konsep poligami, sedangkan Mohammad Natsir tidak menolak poligami karena itu merupakan syariat yang datangnya dari Allah Yang Maha Menghetahui.

Kenyataannya, Mohammad Natsir hidup monogami sampai akhir hayatnya, sedangkan BK justru mempraktekkan poligami, istrinya berceceran di mana-mana. Selain berpoligami, BK juga mempraktekkan perselingkuhan (perzinahan) dengan banyak wanita. Sudah menjadi rahasia umum pada masa itu, bahwa BK memang doyan perempuan. Selain mempunyai isteri resmi lebih dari satu, BK juga punya gundik alias wanita simpanan. Bila BK sudah bosan dengan salah satu gundiknya, maka sang gundik pun diberikan kepada orang terdekatnya. Salah satu dari sekian banyak gundik BK adalah seorang wanita asal parahiangan (Bandung). Ketika BK sudah bosan, sang gundik pun diserahkan kepada Brigjen Sabur untuk dijadikan istri resmi kedua. Ketika masih berjaya, Brigjen Sabur menempatkan isteri keduanya itu di sebuah kawasan yang secara administratif kini dikenal dengan nama kelurahan Tebet Timur (Jakarta Selatan). Ketika meletus G30S/PKI, sang istri kedua Brigjen Sabur itu pulang kampung ke Bandung, sekaligus menghilangkan diri agar tidak dikait-kaitkan dengan Brigjen Sabur yang kala itu didakwa terlibat G30S/PKI. Rumah bekas istri kedua Brigjen Sabur yang juga bekas teman berzinah BK ini, pada tahun 1970-1980 menjadi rumah dinas badan intelejen. Kini, berdekatan dengan rumah bersalin Yulia di jalan tebet timur. Kawasan itu pada masanya memang dikenal sebagai kompleks BAKIN.

Anda mungkin juga menyukai