Anda di halaman 1dari 5

ferynina.blogspot.com 1.

Pendahuluan Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang terdiri dari beberapa struktur

tubuh. Terdapat dua cabang ilmu yang mempelajari tubuh manusia, yaitu anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan hubungannya sedangkan fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh dan bagaimana bagian tubuh tersebut bekerja (Tortora, 2009). Didalam tubuh manusia terdapat enam struktur tubuh manusia, yaitu level kimia, level sel, level jaringan, level organ, level sistem, dan level organisme. Sistem tubuh merupakan tempat organ-organ tubuh bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama (Watson, 2002). Dalam sistem tubuh ini memiliki beberapa sistem, diantaranya sistem rangka, sistem otot, sistem sirkulasi, sistem pernafasan, sistem endokrin, sistem urinarius, sistem saraf, dan sistem reproduksi. Didalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas dan kegiatan. Aktifitas dan kegiatan tersebut menjadi suatu kebutuhan dan membutuhkan tubuh untuk mendukung aktifitas tersebut. Beberapa aktifitas yang dilakukan manusia, seperti bekerja, belajar, bermain, olahraga, dan aktifitas yang lainnya. Berlari merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan oleh manusia, baik dalam lari jarak dekat maupun lari jarak dekat. Ketika manusia melakukan suatu aktifitas berlari hal tersebut mempengaruhi sistem tubuh manusia itu sendiri dimana terjadi suatu peningkatan pada sistem tubuh tersebut. Homeostasis diperlukan ketika terjadi suatu perubahan dalam tubuh manusia. Homeostasis berarti walaupun terjadi perubahan pada lingkungan eksternal tubuh, dibawah kondisi kesehatan yang normal, lingkungan internal tubuh tetap sama (Watson, 2002). Menurut Tortora & Derrickson , (2006), homeostasis merupakan kondisi keadaan yang seimbang pada lingkungan internal tubuh kepada banyak interaksi proses regulatori tubuh. Homeostasis membantu untuk menyeimbangkan perubahan yang meningkat atau menurun dalam tubuh kepada kondisi fisiologi normal tubuh. Penulisan makalah membahas bagaimana pengaruh aktifitas berlari marathon terhadap sistem yang ada pada tubuh manusia. Tujuan penulisan makalah ini untuk menganalisis pengaruh tersebut dan bagaimana proses jalannya sistem tubuh yang bekerja ketika berlari. Dalam makalah ini hanya akan menganilisis pengaruh berlari terhadap empat sistem tubuh, yaitu sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem otot, dan sistem endokrin.

ferynina.blogspot.com 2. Analisis Pengaruh Aktifitas Berlari Marathon Pada Sistem Tubuh Ketika seseorang berlari baik lari jarak pendek atau jarak jauh memiliki suatu pengaruh terhadap sistem kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem otot, dan

sistem endokrin. Sistem saraf yang merupakan salah satu sistem tubuh yang dapat berfungsi sebagai media berkomunikasi antar sel dan organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon (Singgih, 2003). Oleh sebab itu, ada suatu hubungan antara sistem tubuh tubuh ketika terjadi perubahan dalam tubuh manusia. Sistem kardiovaskular terdiri dari tiga komponen, yaitu darah, jantung dan pembuluh darah. Ketika seseorang berlari terjadi kontraksi pada jantung dimana menimbulkan detak jantung menjadi cepat dan cardiac output semakin meningkat. Cardiac ouput merupakan volume darah yang masuk dari ventrikel kiri atau kanan ke aorta atau pulmonary trunk tiap menitnya. Jumlah Cardiac output (CO) dipengaruhi stroke volume (SV) dan heart rate (HR), CO = SV x HR. Ketika seseorang melakukan aktifitas berlari maka CO meningkat dimana dikarenakan terjadi peningkatan pada SV dan HR. Peningkatan SV dipengaruhi peningkatan preload dimana adanya kontraksi jaringan otot yang lebih menekan, peningkatan contractility dimana adanya peningkatan stimulus simpatetik, dan penurunan afterload dimana adanya penuruna tekanan arterial darah selama diastole. Sedangkan peningkatan HR dipengaruhi adanya peningkatan stimulus simpatetik dan penurunan stimulus parasimpatetik, peningkatan hormon tiroid dalam darah dan adanya peningkatan suhu tubuh ketika seseorang berlari. Sistem pernafasan merupakan sistem yang berperan dalam penyediaan pergantian gas, oksigen dan karbon dioksida diantara udara pada atmosfir, darah dan jaringan sel. Saat seseorang berlari menimbulkan pernafasan seseorang menjadi meningkat. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan pada cardiac ouput dan aliran darah ke paru-paru. Ketika otot berkontraksi selama berlari, terjadi hiperventilasi yang merupakan pernafasan yang lebih cepat dan dalam karena kadar CO2 dalam darah lebih besar dari pada kadar O2 dan pH pada darah juga menurun. Kemudian chemoreseptor pada medulla mengatur pengurangan karbon dioksida dan terjadi penurunan jumlah carbonic acid, yang kemudian kembali pH darah menjadi normal (Marieb, 2006).

ferynina.blogspot.com Sistem otot terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Berlari merupakan salah satu bentuk kerja otot yaitu adanya suatu pergerakan atau perpindahan. Ketika berlari akan meningkatkan kontraksi dan

penggunaan energi (ATP) yang juga meningkat sehingga menyebabkan penurunan glucose yang diperlukan sebagai energi. Otot mempunyai tiga jalan untuk menghasilkan ATP, yaitu dari creatine phosphate, dengan anaerobic cellular respirasi dan dengan aerobic cellular respirasi. Dalam lari marathon ini, jenis penyediaan energi yang diperlukan yaitu dengan aerobic cellular respirasi. Rangkaian oksigen menuntut reaksi penghasil ATP pada mitochondria. Jika oksigen muncul, pyruvic acid masuk ke mitokondria dimana rekasi tersebut menghasilkan ATP, karbon dioksida, air dan panas. Sistem endokrin sistem yang dimana organ-organ yang menghasilkan sekresi hormon. Beberapa hormon yang berpengaruh terhadap aktifitas berlari, yaitu epinephrine dan norepinephrine, ADH (Anti Diuretic Hormone), dan hormone thyroid T3 dan T4. Dalam melakukan kegiatan berlari, impulse dari hypothalamus menstimulasi sympathetic preganglionic neuron, yang di menstimulasi chromaffin sel untuk mengeluarkan epinephrine dan norepinephrine. Hormon ini menambah fight-or-flight respon dengan meningkatkan heart rate dan tekanan kontraksi dan juga meningkatkan tekanan darah. Ketika berlari, terjadi peningkatan pengeluaran cairan keringat sehingga menyebabkan peningkatan osmotic dalam darah kemudian osmoreceptor mengaktifkan hypothalamus yang kemudian menstimulus posterior pituitary untuk melepaskan ADH. Setelah itu, ADH berdifusi ke kapiler darah dan kapiler darah membawa ADH kepada sudoriferous atau kelenjar keringat sehingga dapat menurunkan pengeluaran keringat dimana penurunan tersebut mengurangi pengeluaran cairan melalui perspirasi dari kulit. Berlari dapat meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh yang dapat meningkatkan metabolisme karbonhidrat, cairan dan protein. Ketika berlari juga dapat menurunkan energi yang dibutuhkan tubuh sehingga hormon tiroid menstimulus sintesis protein dan meningkatkan glucose dan asam lemak untuk menghasilkan energi (ATP). Ketika terjadi penurunan energi, hormon thyroid masuk ke hypophyseal portal vein dan mengalir ke anterior pituitary, kemudian menstimulus pengeluaran TSH (Thyroid Stimulating Hormone)

ferynina.blogspot.com dilepaskan kedalam darah yang distimulus thyroid follicular sel. Selanjutnya, T3 dan T4 dilepaskan pada darah deng follicular cells. Hormon tersebut kemudian dapat meningkatkan penggunaan glukose dan asam lemak untuk memproduksi energi (ATP).

3. Kesimpulan Manusia memiliki struktur tubuh yang terdiri dalam sistem tubuh. Sistem tubuh mempunyai suatu pengaruh yang saling berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh manusia, seperti ketika manusia melakukan lari marathon. Secara garis besar, semua sistem dikendalikan oleh sistem saraf yang menjadi pengendali. Pada sistem pernafasan, berlari marathon menyebabkan peningkatan pernafasan yang lebih cepat dan dalam. Hal tersebut dikarenakan ketika berlari, tingkat kadar CO2 dalam darah lebih besar sedangkan O2 lebih sedikit sehingga menyebabkan hiperventilasi. Ketika pernafasan meningkat, hal tersebut juga menyebabkan peningkatan cardiac output pada jantung. Cardiac output pada jantung dipengaruhi oleh stroke volume dan heart rate. Peningkatan heart rate juga dapat dipengaruhi dari hormon epinephrine dan norepinephrine. Berlari marathon juga menyebabkan penurunan energi pada tubuh, sehingga adanya penyeimbangan dalam tubuh dengan peningkatan energi (ATP) melalui aerobic cellular respirasi. Ketika adanya peningkatan energi tersebut dapat mempengaruhi sistem endokrin T3 dan T4, karena ada hormon tersebut menstimulus peningkatan penggunaan glukose dan asam lemak. Lari marathon juga dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran cairan tubuh melalui keringat, sehingga pada terjadi stimulasi yang mengeluarkan hormon ADH untuk mengontrol pengeluaran cairan keringat pada kelenjar keringat di kulit. Semua sistem tubuh memiliki fungsinya masing-masing. Terdapat berbagai saling kesinambungan dan saling berhubungan antara tiap-tiap sistem tubuh sehingga dapat mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi didalam tubuh manusia.

ferynina.blogspot.com DAFTAR PUSTAKA

Marieb, Elaine N. (2006). Essentials of Human Anatomy & Physiology. San Fransisco: Benjamin Cummings. Retrieved March 29, 2010, from http://www.brianmac.co.uk/physiol.htm. Russ, Roy D. (2006). Crash Course: Cardiovascular System. Philadelphia: Mobsby, Inc. Singgih, Sawitono A. (2003). Sistem Saraf Sebagai Pengendali Tubuh. Retrieved March 29, 2010, from http://ikdu.fk.ui.ac.id/SISTEM_PENGENDALI_TUBUHsas.pdf. Tortora, Gerard J & Derrickson, Bryan H. (2009). Principles of Anatomy and Physiology 12th edition volume 1 & 2. Watson, R. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat edisi 10. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai