hal
hal
bukan warga negara Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain dari luar jabatannya di Indonesia Pejabat perwakilan diplomatik Organisasi Internasional sebaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 260/KMK.04/2000 sepanjang tidak melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia. 2.5 PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21 Penghasilan yang diterima secara teratur berupa gaji, uamg pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan anak tunjangan jabatan, tunjangan transport, tunjangan pajak dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun. Penghasilan yang diterima secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun. Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan. Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua, atau tunjanagn hari tua (THT), uang pesangon, dan pembayaran lain sejenis. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh Bukan Wajib Pajak.
hal
hal
Laboratorium Akuntansi Lanjut B Universitas Gunadarma pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT terakhir sampai dengan tanggal pembayaran karena pembetulan SPT tersebut. Sekalipun jangka waktu pembetulan SPT dua tahun telah berakhir, sepanjang Dirjen Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, wajib pajak masih diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disampaikan. Pajak yang kurang dibayar akibat pengungkapan ketidakbenaran pengisan SPT tersebut beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi sebelum laporan disampaikan. BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT Batas waktu penyampaian SPT masa PPh pasal 21 adalah tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir sedangkan untuk SPT tahunan PPh pasal 21 selambat-lambatnya disampaikan 3 bulan setelah akhir tahun pajak. SANKSI TERLAMBAT ATAU TIDAK MENYAMPAIKAN SPT Wajib pajak terlambat menyampaikan SPT dikenakan denda untuk SPT Masa sebesar Rp. 50.000,00 dan untuk SPT Tahunan Rp. 100.000,00 Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar karena kealpaan wajib pajak sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahundan atau denda setinggi-tingginya 2 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar. Wajib pajak tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap dengan sengaja dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. PENUNDAAN ATAU PERPANJANGAN PENYAMPAIAN SPT Apabila wajib pajak tidak dapat menyampaikan atau menyiapkan laporan keuangan tahunan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dapat mengajukan permohonan agar memperoleh perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan PPh. Permohonan penundaan diajukan kepada Dirjen Pajak secara tertulis dengan disertai : a. Alasan-alasan penundaan penyampaian SPT Tahunan. b. Surat pernyataan perhitungan sementara pajak yang terutang dalam satu tahun pajak. c. Bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang menurut perhitungan sementara tersebut.
hal
hal