Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya tanpa halangan suatu apapun. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini tentu banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan ini. Secara ringkas Mgr.Soegijapranata merupakan tokoh agama di Indonesia, selain itu beliau juga mendapat kehormatan sebagai Pahlawan Nasional, beliau memperkenalkan kepada umatnya dengan semboyannya yang masih sering disitir. Mgr.Soegijapranata menemukan identitas dirinya sebagai orang jawa yang mengalami perjumpaan dengan kekristenan yang kemudian mewujudkan cita-citanya sebagai imam untuk dapat mengabdi kepada bangsanya dan kepada Tuhan. Identitas itulah yang menjadi fondasi dasar bagi perjalanan hidup beliau seterusnya.

Siapakah Soegijapranata

Nama kecilnya adalah Soegija. Soegija lahir di sebuah keluarga Kejawen yang merupakan abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta. Belajar di Kolese Xaverius yang didirikan oleh Pastor Franciscus Georgius Josephus van Lith, SJ. Sekolah ini pindahan dari sekolah dari Lampersari dari Semarang. Ketika bersekolah, Soegijapranata dibaptis di Muntilan oleh Pastor Meltens, SJ dengan mengambil nama permandian Albertus Magnus. Dari didikan yang didapat di sinilah kemudian ia berhasrat untuk menjadi imam, kemudian ia dikirim ke Belanda belajar di Gymnasium, yang diasuh oleh Ordo Salib Suci/ Ordo Sanctae Crucis (OSC) di Uden, Belanda Utara, di sana ia belajar bahasa Latin dan Yunani. Rute perjalanan ke Belanda mulai dari Tanjung Priok Muntok - Belawan - Sabang - Singapore - Colombo - Terusan Suez dan terus ke Amsterdam. Kemudian masuk Novisiat SJ di Mariendaal, Grave. Di sini ia bertemu dengan Pastor Willekens, SJ, yang kelak menjadi Vikaris Apostolik Batavia. Pada 22 September 1922 Soegija mengucapkan kaul prasetia yang pertama. 1923-1926 Belajar Filsafat di Kolese Berchman, Oudenbosch. 1926-1928 Kembali ke Muntilan mengajar di Kolese Xaverius Muntilan. Pada Agustus 1928 Soegija kembali ke Belanda belajar Teologi di Maastrich. Pada tanggal 15 Agustus 1931 menerima Sakramen Imamat, ditahbiskan oleh Mgr. Schrijnen, Uskup Roermond di kota Maastrich. Namanya ditambah Pranata sehingga menjadi Soegijapranata. Tahun 1933 Soegijapranata kembali ke Indonesia dan mulai bekerja di Paroki Kidulloji, Yogyakarta, selama satu tahun sebagai pastor pembantu. Tahun 1934 ia dipindahkan ke Paroki Bintaran sampai tahun 1940. Pada 1 Agustus 1940, Mgr. Willekens, SJ, Vikaris Apostolik Batavia, menerima telegram dari Roma yang berbunyi: "from propaganda fide Semarang erected Vicaris stop, Albert Soegijapranata, SJ appointed Vicar Apostolic titular Bishop danaba stop you may concecrete without bulls" ditanda tangani oleh Cardinal Montini (kelak menjadi Paus Pius XII). Soegijapranata menjawab: "Thanks to his holiness begs benediction". Pada 6 November 1940 ia ditahbiskan sebagai Uskup pribumi Indonesia pertama untuk Vikaris Apostolik Semarang oleh Mgr. Willekens, SJ (Vikaris Apostolik Batavia), Mgr. AJE Albers, O.Carm (Vikaris Apostolik Malang) dan Mgr. HM Mekkelholt, SCJ (Vikaris Apostolik Palembang). Sebagai seorang Pahlawan Nasional RI, berdasarkan SK Presiden RI no 152 tahun 1963 tertanggal 26 Juli 1963, beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giritunggal, Semarang.

Nilai-nilai yang dihidupi dan diperjuangkan beliau

Mgr Soegijapranata seorang imam yang benar-benar melindungi umatnya dan gereja, salah satu contohnya saatpenddukan Jepang di Indonesia,khusunya di Semarang. Saat itu Jepang ingin sekali menempati Gereja Gedangan sebagai markas, karena letaknya yang strategis. Tetapi dengan tindakan beliau yang cepat dengan cara menjelaskan dengan baik bahwa Vikariat Apostolik Semarang ada di bawah wewenang Vatikan ,dan Vatikan itu sendiri memiliki hubungan diplomatik dengan Kaisar Jepang di Tokyo, sehingga Jepang mengundurkan niatnya untuk menempati Gereja Gedangan. Disini terlihat jelas sikap Mgr.Soegijapranata untuk melindungi Gereja dan umatya.

Selain itu Mgr.Soegijapranata bukan hanya salah satu tokoh dalam sejarah Gereja Katholik Indonesia,tetapi juga tokoh penting dalam sejarah negeri ini. Mgr Soegijapranata terlibat dan berperan aktif dalam proses pembentukan ke-indonesiaan ketika negara ini masih dalam taraf perjuangan untuk mendeklarasikan kemerdekaannya. Gelar pahlawan Nasional yang dianugerahkan kepada beliau membuktikan pengakuan bangsa ini terhadap jasa-jasa kebangsaan beliau. Mgr.Soegijapranata berhasil membawa umat katholik untuk meleburkan diri ke dalam republik indonesia dengan menempatkan pancasila sebagai kerangka pemersatu. Dari contoh ini terlihat sikap nasionalisme Mgr.Soegijapranata.

PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan tentang Mgr.Soegijapranata. Kelompok kami banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi

sempurnanya laporan ini dan penulisan laporan di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga laporan ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

KESIMPULAN
Kita perlu mengikuti sikap teguh seorang Mgr.Soegijapranata dalam hidupnya. Ada saatnya beliau merasa terjatuh tetapi dengan semangatnya dia akhirya bisa menjadi tokoh yang dikagumi masyarakat. Selain itu kita juga perlu memahami seluk Laporan keuangan per komponen dapat digunakan juga dalam analisa time series. Melalui trend dalam prosentase per komponen, dapat diketahui berbagai perubahan penting dalam; struktur dan komposisi aktiva dan pasiva, posisi financial, unsur-unsur yang membentuk laba dan lain sebagainya.beluk kehidupan beliau, apa yang menjadi motivasi beliau dari awal hingga akhir dia menjabat sebagai uskup.

Anda mungkin juga menyukai