Anda di halaman 1dari 6

Cucakrawa.

com Memilih Bakalan Cucakrawa Artikel - Tips & Info Written by Samsul Rizal Untuk memilih bakalan cucakrawa yang baik diperlukan beberapa kriteria : 1.Bentuk kepala agak bulat dan besar,dahi menonjol, 2.Paruh panjang,tebal dan kuat, 3.Lubang hidung tidak lebar.terlihat kecil karena tertutup bulu hidung, 4.Leher panjang dan pangkal leher agak mengembung, 5.Dada bidang dan punggung agak bongkok, 6.Bulu ekor panjang dan mengumpul,makin ke ujung makin runcing dan mengecil 7.Bulu sayap panjang,bulu dada lembut dan tampak mengkilat, 8.Tulang paha kiri dan kanan agak merapat, 9.Jari kaki kuat dan panjang,cengkraman nya sempurna, 10.Badan berukuran besar dan panjang.

Perbedaan Cucakrawa Jantan dan Betina Artikel - Tips & Info Written by Administrator

Perbedaan Cucakrawa Jantan dan Betina


JANTAN Bentuk kepala bulat,bagian dahi agak menonjol,dan setelah dewasa ada belahan bulu di kepalanya. Bulu ekornya tampak panjang Bulu leher depan di bawah dagu berwarna putih bersih Bulu punggung dan sayap berwarna coklat ke abu-abuan dengan garis garis panjang berwarna putih BETINA Bentuk kepala agak pipih,dan setelah dewasa tidak terdapat belahan bulu pada kepalanya. Bulu ekornya tampak agak pendek Bulu leher depan dibawah dagu berwarna butih ke abu-abuan Bulu punggung dan sayap berwarna coklat ke kuning kuningan dengan garis garis pendek berwarna putih

Bunyi kicauan nya sangat keras dan nyaring Penampilannya sangat lincah dan energik Supit udang ekornya rapat dan keras Sosok tubuh nya besar

Bunyi kicauan nya tidak begitu keras dan cukup nyaring Penampilannya agak lamban Supit udang ekornya renggang dan agak lemas Sosok tubuh nya agak lebih kecil

Penangkaran Cucakrawa Artikel - Penangkaran Written by Administrator Saat ini beberapa klub burung kicauan di Indonesia mulai merasakan susahnya mencari bakalan cucakrawa yang mempunyai suara berkualitas. Padahal dengan melakukan penangkaran, kesulitan itu akan teratasi. Selain itu cucakrawa juga lebih mudah untuk dibentuk suaranya sesuai keinginan pemiliknya. Berdasarkan survei Burung Indonesia dan The Nielsen, sebanyak 58,5% dari jumlah burung kicauan adalah tangkapan alam. Dan setiap tahun jumlah tersebut akan terus meningkat. Tak pelak lama kelamaan burung yang ada di alam ini bakal terancam keberadaannya. Pada akhirnya, hobi memelihara burung kicauan ini pun tidak bertahan lama. Pastinya, hal ini tidak diinginkan para penggemar burung kicauan yang memelihara untuk sekadar hobi ataupun disertakan dalam lomba. Tidak Banyak Penangkar Salah satu cara agar hobi ini tetap bisa berlanjut, maka penangkaran harus dilakukan, tak terkecuali burung cucakrawa (Pynonotus zeylanicus atau straw-headed bulbul). Dengan penangkaran, cucakrawa yang ada di alam tidak akan terkuras habis, Cucakrawa tergolong burung yang keberadaannya di alam tinggal sedikit. Memang tidak banyak yang mau melakukan penangkaran burung-burung untuk lomba karena ada anggapan menangkarkan cucakrawa sulit dan merepotkan. Memang awalnya sulit, tapi kalau kita selalu belajar, kendala itu akan bisa kita hadapi. Dengan melakukan penangkaran tidak saja memberikan dampak pada penambahan stok cucakrawa juga memberikan nilai ekonomis.Penangkaran cucakrawa ini sangat menjanjikan untuk menjadi lahan bisnis.Disamping itu para penangkar akan memberi peluang usaha kepada pencari jangkrik, penjual pakan, dan penjual sangkarnya. Memberi Nilai Ekonomis Sulitnya hobiis mencari cucakrawa di pasaran menjadi peluang bisnis bagi penyedia cucakrawa bakalan. Burung bakalan lebih banyak dipilih hobiis karena lebih mudah dibentuk

suaranya. Keuntungan lain adalah burung lebih akrab dengan manusia atau tidak liar. Cucakrawa hasil penangkaran akan menghasilkan suara kicauan yang lebih indah. Burung juga lebih mudah dilatih sehingga suaranya bisa disesuaikan dengan keinginan pemiliknya. Bahkan saat disertakan lomba,burung hasil penangkaran tidak gampang stres menghadapi lingkungan yang baru. Sebagai perbandingan, harga burung yang pada 1978 cuma Rp25.000 per pasang, kini melambung sampai Rp 4 jutaRp 5 juta. Sedangkan untuk piyik cucakrawa Rp 4 juta perpasang.Melalui teknik pembiakan yang bagus,setiap induk bisa menghasilkan sepasang piyik seiap bulannya. Sebuah bisnis yang menjanjikan bukan ?? Jenis Cucakrawa Written by Administrator Thursday, 03 December 2009 13:27 Cucakrawa punya nama Latin Pynonotus zeylanicus, dalam bahasa Inggris di sebut strawheaded bulbul, sedangkan dalam bahasa melayu adalah barau-barau. Habitat burung ini adalah di hutan tropis dan hidup pada pepohonan dekat rawa, karena itulah kata rawa menyertai nama burung ini. Cucak sendiri mempunyai arti burung berkicau. Kini di habitat asalnya cucakrawa semakin habis dan hilang akibat perburuan dan penebangan hutan. Burung cucakrawa mempunyai jenis yang beragam menurut daerah asalnya,antara lain burung cucakrawa asal Lampung,Kalimantan,Malaysia,Bengkulu,dan Medan. Dari lima jenis diatas,cucakrawa asal Medan mempunyai kelas yang paling baik dibandingkan burung cucakrawa lainnya.Hal ini disebabkan postur tubuhnya yang besar ,suara yang keras,nyaring dan merdu,serta mempunyai gerak yang sangat lincah dan memikat.Dewasa ini untuk mendapatkan burung cucakrawa asal medan sangat sulit karena populasinya sudah sangat langka. Walaupun tidak sehebat cucakrawa dari Medan,burung cucakrawa asal Kalimantan dan Malaysia penampilan dan kicauannya mirip dengan cucakrawa asal Medan hanya beda ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil,diperlukan ketelitian dan pengalaman untuk dapat membedakan antara ketiga jenis tersebut.Sedangkan cucakrawa asal Lampung postur tubuhnya termasuk yang paling kecil tetapi penampilan dan kicauan nya mirip dengan cucakrawa asal Medan.Cucakrawa asal Bengkulu penampilan tubuh dan kicauan nya sangat mirip dengan cucakrawa asal Medan. Walaupun berbeda asal dan suaranya,tetap saja jenis cucakrawa termasuk burung berkicau yang paling merdu suaranya. Pendahuluan Written by Administrator Friday, 13 November 2009 14:57 Cucak rawa adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Burung ini juga dikenal umum sebagai cucakrawa (dalam bahasa Jawa dilafazkan sebagai [cuca rw]),

cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Strawheaded Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789)

Pemerian
Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm. Mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun. Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu bercoret putih; perut abuabu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap.

Kebiasaan dan Penyebaran


Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas. Suara lebih berat dan lebih keras dari umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan. Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin. Menyebar di dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun kini sudah sangat jarang akibat perburuan.

Konservasi
Merupakan salah satu burung yang sangat digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena perburuan yang ramai sejak tahun '80an. Burung-burung yang diperdagangkan di Jawa kebanyakan didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak bagian Pulau Sumatra (misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun populasinya terus menyurut. Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk. 2000) menggolongkan populasi cucak rawa ke dalam status rentan. Demikian pula IUCN menyatakan bahwa burung ini berstatus Rentan (VU, Vulnerable). Jika tidak ada langkah penyelamatan yang lebih baik dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini hanya tinggal kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti dalam lagu Manuk Cucakrowo di Jawa. Jenis Cucakrawa Written by Administrator Thursday, 03 December 2009 13:27 Cucakrawa punya nama Latin Pynonotus zeylanicus, dalam bahasa Inggris di sebut strawheaded bulbul, sedangkan dalam bahasa melayu adalah barau-barau. Habitat burung ini adalah di hutan tropis dan hidup pada pepohonan dekat rawa, karena itulah kata rawa

menyertai nama burung ini. Cucak sendiri mempunyai arti burung berkicau. Kini di habitat asalnya cucakrawa semakin habis dan hilang akibat perburuan dan penebangan hutan. Burung cucakrawa mempunyai jenis yang beragam menurut daerah asalnya,antara lain burung cucakrawa asal Lampung,Kalimantan,Malaysia,Bengkulu,dan Medan. Dari lima jenis diatas,cucakrawa asal Medan mempunyai kelas yang paling baik dibandingkan burung cucakrawa lainnya.Hal ini disebabkan postur tubuhnya yang besar ,suara yang keras,nyaring dan merdu,serta mempunyai gerak yang sangat lincah dan memikat.Dewasa ini untuk mendapatkan burung cucakrawa asal medan sangat sulit karena populasinya sudah sangat langka. Walaupun tidak sehebat cucakrawa dari Medan,burung cucakrawa asal Kalimantan dan Malaysia penampilan dan kicauannya mirip dengan cucakrawa asal Medan hanya beda ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil,diperlukan ketelitian dan pengalaman untuk dapat membedakan antara ketiga jenis tersebut.Sedangkan cucakrawa asal Lampung postur tubuhnya termasuk yang paling kecil tetapi penampilan dan kicauan nya mirip dengan cucakrawa asal Medan.Cucakrawa asal Bengkulu penampilan tubuh dan kicauan nya sangat mirip dengan cucakrawa asal Medan. Walaupun berbeda asal dan suaranya,tetap saja jenis cucakrawa termasuk burung berkicau yang paling merdu suaranya. Klang-klung -kliuk klang klung kliuk Kicauan burung cucakrawa mengalun merdu dari penangkaran dFirst Bird Farm dan sebuah showroomku di Saharjo Jakarta selatan. Gema suaranyayang terdengar hingga jarak 300-an metermemecahkan keheningan di pagi hari yang sejuk . Lelah setelah pulang kerja pun bisa hilang saat mendengar kicau burung di rumah, dan aku langsung menjodohkan cucakrawa yang masih single . Bagi pencinta cucakrawa memelihara burung ini dan menikmati kicauannya dapat memberi ketenteraman batin. Apalagi, binatang yang dulu jadi klangenan raja-raja di Jawa itu masih dianggap menaikkan gengsi pemiliknya. Para penggemar fanatik biasa mencari burung yang punya kicauan roppel, yaitu kicauan yang panjang-bergulung, nadanya bervariasi, seperti ocehan dua-tiga burung yang digabung menjadi satu. Tetapi, suara semi roppel (agak roppel) dan engkel (hanya klang-klingklung) saja juga sudah cukup disenangi sebagian kalangan

Anda mungkin juga menyukai