Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Simulasi Bermain Peran Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menanamkan Sikap Nasionalisme Pada

Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 1 Di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009
As'ari, 2009 (2009) Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Simulasi Bermain Peran Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menanamkan Sikap Nasionalisme Pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 1 Di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

PDF (Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Simulasi Bermain Peran Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menanamkan Sikap Nasionalisme Pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 1 Di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009) - Published Version Download (45Kb)
Abstract
Asari. 2009.Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Simulasi Bermain Peran Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Menanamkan Sikap Nasionalisme Pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 1 Di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. xvi +159 hal. Kata kunci : Simulasi Bermain Peran, Sikap Nasionalisme Salah satu faktor penyebab lunturnya sikap nasionalisme adalah pengaruh globalisasi. Perkembangan teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi di jaman sekarang menjadi ancaman serius terhadap semangat nasionalisme bagi generasi muda. Mereka sudah mulai meninggalkan budaya bangsa. Generasi muda mulai melupakan budaya sendiri dan terpengaruh dengan budaya asing yang telah memasuki seluruh aspek kehidupan negara kita. Oleh sebab itu, pembinaan sikap nasionalisme bagi rakyat Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat terutama melalui dunia pendidikan. Dalam hal ini pendidikan sejarah memegang peranan yang penting, sehingga guru sejarah harus mampu mencari solusi agar pembelajaran sejarah dapat menumbuhkan sikap nasionalisme kepada siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran simulasi bermain peran dalam pembelajaran sejarah untuk menanamkan sikap nasionalisme pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 1 di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran simulasi bermain peran terhadap sikap nasionalisme siswa kelas XI Ilmu Sosial 1 di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-test and post-test group. Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 10 Semarang yang berjumlah 44 siswa. Penelitian dilakukan untuk meneliti sikap nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme siswa diperoleh dari hasil angket sikap nasionalisme sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran simulasi bermain peran. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan sikap nasionalisme siswa sesudah menggunakan model pembelajaran simulasi bermain peran. Hasil perhitungan uji peningkatan sikap nasionalisme siswa menunjukkan harga thitung sebesar 14,39 lebih besar daripada harga ttabel yaitu 1,68. Dari perhitungan uji hipotesis didapatkan hasil nilai thitung sebesar 12,14 lebih besar daripada nilai ttabel yaitu 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sikap nasionalisme sesudah menggunakan model pembelajaran simulasi bermain peran lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum pembelajaran yang berarti hipotesis diterima.

Item Type: Thesis (Under Graduates)

Uncontrolled Simulasi Bermain Peran, Sikap Nasionalisme Keywords:

D History General and Old World > DS Asia L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Subjects: Education. High schools P Language and Literature > PN Literature (General) > PN2000 Dramatic representation. The Theater

Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah, S1

Depositing User: Hapsoro Adi Perpus

Date Deposited: 12 Oct 2011 08:49

Last Modified: 19 Oct 2011 09:55

Actions (login required)

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN PENGHAYATAN SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) KELAS X MA ASSALAM MANADO(draft)
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN PENGHAYATAN SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) KELAS X MA ASSALAM MANADO (Studi Penelitian Tindakan Kelas)

DRAFT SKRIPSI Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjan Pendidikan Islam (S.PdI) pada jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Oleh : ABDURRAHMAN WAHYUDI 06.2.3.050

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO 2010


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. 2. 3.

Dalam dunia pendidikan khususnya pengajar, banyak skali kekurangan-kekurangan yang tidak dapat dilihat dalam proses mengajar, di karenakan pengajar tidak mengetahui hahekat dari mengajar. Ada beberapa faktor yang membuat siswa tidak paham dengan apa yang di sampaikan guru,maka dari itu pengajar harus mengetahui dulu apa itu mengajar. Mengajar adalah suatu proses yang kompleks yang tidak hanya sekedar menyampaikan informasi oleh guru kepada siswa tetapi banyak hal dan kegiatan yang harus di pertimbangkan dan dilakukan. Oleh karena itu rumusan pengertian mengajar tidak sederhana yang di bayangkan. Berikut ini pengertian mengajar : Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid; Mengajar ialah menyampaikan kebudayaan kepada anak; Mengajar ialah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar-mengajar (S.Nasution, 1982; 8)[1]. Banyak masalah yang terdapat pada proses pembelajaran khususnya pada guru dan peserta didik, baik yang berkaitan dengan mata pelajaran maupun yang menyangkut hubungan sosial. Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam proses belajar, tidak terpaku pada cara yang terlalu monoton, melainkan memilih variasi lain sesuai dengan metode yang bisa di serap siswa dalam proses belajar mengajar. Dibeberapa sekolah terdapat proses kegiatan belajar dan mengajar yang daya pemahaman siswa tidak berkembang serta mengalami perubahan dikarenakan metode yang di pakai guru bersangkutan sangatlah minim.pengetahuan serta keterampilan untuk menimbulkan animo belajar siswa yang seakan masih kekanakkanakan menjadi tolak ukur yang represantatif. Banyak metode yang di gunakan seperti, metode ceramah, metode diskusi, metode Tanya jawab, yang diterapkan oleh guru bidang studi tidak maksimal mempengaruhi cara belajar siswa sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru lebih terfokus pada pembahasan bidang studi yang tidak memperhatikan aspek penyerapan siswa pada rana afektif dan psikomotorik. Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, guru.Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik.Siswa dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru.Rasa ingin tahunya lebih pelajaran yang diberikan.Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat memecahkan perhatiannya. bukanlah masalah bagi yang demikian biasanya banyak terhadap materi mempengaruhinya agar

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. Menurut M. Sobri Sutikno ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut: 1. 2. 3. Guru Menjelaskan tujuan belajar pada awal pelajaran dan menjelaskan mengenai tujuan intruksional khusus yang akan di capai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin jelas pula motivasi dalam belajar. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi mendapatkan pujian atau penghargaan dari guru yang bersifat membangun. Seorang guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah di capai sebelumnya.

4. 5. 6.

Membangkitkan dorongan pada anak didik untuk belajar strategi adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Membentuk kebiasaan yang baik. Menggunakan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan metode yang cocok dalam proses belajar. Dengan adanya motivasi maka para peserta didik punya kemauan lebih besar untuk bisa lebih giat dalam menghayati pelajaran yang di berikan. Tetapi semua metode yang di gunakan itu tidak akan masuk pada pola pikir siswa yang hanya paham ketika duduk dalam kelas. Di kesempatan ini, penulis ingin memberikan satu masukan yang sekarang ini sedang di bahas dalam judul skripsi untuk proses pembelajaran siswa. Pembelajaran yang dilakukan sekarang ini sangat-sangat serius sehingga tidak ada spasi berfikir siswa, disinilah Metode Bermain Peran yang efektif untuk menimbulkan rasa suka pada diri siswa dalam proses mengajar.Bermain peran merupakan salah satu alternative yang dapat di tempuh, hasil penelitian dan percobaan para ahlimenunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat di gunakan secara efektif dalam pembelajaran. Metode ini sangat cocok di gunakan apabila pelajaran yang di maksudkan untuk menerangkan peristiwa yang di alami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis dan untuk melatih siswa agar menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis serta memberi pemahaman terhadap orang lain beserta permasalahannya.[2] Dengan demikian yang melatarbelakangi penulisan memilih judul PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN PENGHAYATAN SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) MA ASSALAM MANADO.Dan di samping itu juga merupakan satu keharusan bagi setiap mahasiswa khususnya jurusan Tarbiyah pada STAIN Manado dalam menyelesaikan studinya.

B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH 1. Rumusan Masalah Setelah memahami uraian latar belakang sebagai aspek pelaksanaan penelitian ini, maka terdapat beberapa masalah yang ada dalm rumusan masalah : PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN PENGHAYATAN SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAANISLAM (SKI) KELAS (X) MA ASSALAM MANADO.Dengan Sub masalah sebagai berikut : a. Bagaimana metode bermain peran dalam dunia pendidikan? b. Bagaimana proses penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan penghayatan siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas X M.A Assalam Manado? c. Bagaimana hasil belajar dengan penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan penghayatan siswa pada bidang studinsejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas X M.A Assalam Manado? 2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi batasan masalah adalah penulis menganalisa sekitar PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN PENGHAYATAN SISWA PADA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) KELAS (X) MA ASSALAM MANADO. C. DEFINISI OPRASIONAL Untuk menghindari kesalahpahaman judul ini maka penulis menjelaskan beberapa istilah penting dalam realitas judul penelitian skripsi ini PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM PENGHAYATAN PEMBELAJARAN SISWA BIDANG STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) MA ASSALAM MANADO.  Penerapan : Proses, Cara, Perbuatan.  Metode Bermain Peran : Pembelajaran dengan cara seolah olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.[3]  Meningkatkan: cara untuk jenjang yang lebih tinggi.  Penghayatan :Pengalaman Batin.  Bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) :

 Sejarah peradaban islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban islam mempunyai berbgai macam pengetian lain diantaranya Pertama : sejarah peradaban islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan islam sekarang. Kedua : sejarah peradaban islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga : sejarah perdaban islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan islam yang berperan melindungi pandangan hidup islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
 MA Assalam Manado : SMK Assalaam Manado didirikan dengan pertimbangan tuntutan sebagian masyarakat yang menghendaki adanya Sekolah Kejuruan yang dapat membekali siswanya dengan berbagai ketrampilan yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja, namun juga dilandasi dengan nilai-nilai agama yang kental. Pondok Pesantren Assalaam Manado yang program pendidikan religiusitasnya sangat jelas sangat memahami tuntutan tersebut. Untuk itu dengan bermodalkan semangat menciptakan lulusan berkualitas yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan dunia kerja dengan dilandasi pengetahuan kepesantrenan , maka didirikanlah Sekolah Kejuruan dengan nama SMK Assalaam Manado. SMK Assalaam Manado mendapatkan ijin prinsip pembukaan sekolah pada tanggal 23 Oktober 1997, diikuti dengan ijin operasional tanggal 26 Nopember 1998 dan pemberian Nomor Data Sekolah ( NDS ) pada tanggal 12 Maret 1999. Dalam perkembangannya yang pesat, SMK Assalaam Manado mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, hingga pada tanggal 24 April 2001 terakreditasi DIAKUI.Kepercayaan pemerintah dan masyarakat tersebut berusaha dipertahankan dan berusaha ditingkatkan statusnya, dengan ditunjang tenaga edukasi yang profesional dibidangnya, serta didukung fasilitas pemelajaran yang diupayakan ke arah yang sangat memadai. Hingga saat ini SMK Assalaam Manado tetap berkedudukan di atas tanah bersertifikasi Bunaken, sangat ideal untuk sekolah yang memadukan kurikulum pemerintah dengan kurikulum kepesantrenan.

D. TINJAUAN PUSTAKA Pada umumnya proses pendidikan didasarkan pada asumsi bahwa sejumlah jenis tingkah laku tertentu dapat di peroleh dalam situasi sosial, dikarenakan metode belajar yang di gunakan termasuk kedalam keputusan yang diambil sendiri oleh pengajar yang mengakibatkan kemauan siswa berkurang dalam proses belajar dan kurangnya pemahaman terhadap metode. Metode ialah langkah-langkah strategis di persiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.[4] Bila di hubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah dan di cerna dengan baik. Proses pembelajaran dalam pendidikan islam selalu memperhatikan perbedaan individu peserta didik serta menghormati harkat, martabat dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan menetapkan pendiriannya, sehingg bagi peserta didik belajar merupakan hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya berkembang secara optimal, sedangkan bagi guru proses pembelajaran merupakan kewajiban yang bernilai inadah yang di pertanggungjawabkan di hadapan ALLAH SWT di akherat. Kemauan belajar siswa sebagian besar berasal dari pola belajar dalam kelas,kususnya metode yang di terapkan, serta cara penyampaian guru terhadap mata pelajarannya. Disitu kita dapat melihat adanya penghayatan terhadap pelajaran yang di berikan oleh pendidik. E. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah studi kasus (Penelitian tindakan Kelas). 2. Pendekatan Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif.Metode ini dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni ( kurang terpola), dan disebut juga metode interpretive karena data penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan. Dalam rangka pengolahan data penulis menggunakan metode pendekatan pendidikan dan psikologi. 1. Teknik Pengumpulan Data Data adalah fakta atau kenyataan, keterangan, bahan dasar yang di pergunakan untuk menyusun suatu penelitian.Dalam pengumpulan data, teknik yang di gunakan adalah : a. Observasi Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompeks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan[5]. b. Interview (Wawancara) Wawancara di gunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal

dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report[6].Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data secara wawancara terstruktur di karenakan peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi yang akan di peroleh sehingga peneliti telah lebih dulu menyiapkan instrument dengan pertanyaanpertanyaan tertulis yang jawabannya pun telah di siapkan. c. Kuesioner ( Angket) Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.[7] Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan selesai di lapangan.Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data jadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, Analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.[8]

d.

F. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian terhadap masalah yang penulis kemukakan adalah : Untuk mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran di Assalam Manado Untuk mengetahui cara penerapan metode dalam proses pembelajaran di Assalam Manado 2. Manfaat Penelitian Memperbanyak pengetahuan terhadap metode-metode belajar yang di terapkan dalam kelas Menggunakan metode bermain peran untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

a. b.

a. b.

G. GARIS BESAR ISI Penulisan ini di bagi menjadi lima bagian : Pendahuluan, Gambaran umum, Landasan Teoritis, Kerangka Analisa, dan Penutup. Bab I adalah pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, definisi oprasional, tinjauan pustaka, metode penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, dan di akhiri dengan garis besar isi skripsi. Bab II adalah gambaran umum yang menjelaskan tentang minat belajarsiswa terhadap metode belajar di Assalam manado Bab III adalah Landasan teoritis yang terdiri dari kalian teori yang meliputi pengertian proses pembelajaran, pengertian metode, tujuan belajar, dan penerapan metode di Assalam Manado. Bab IV adalah kerangka analisis yang terdiri dari kemauan belajar siswa dalam proses pembelajaran dan metode-metode yang akan diterapkan di Assalam Manado Bab V adalah merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran penulis yang di tujukan kepada seluruh aspek yang terkait dan di lengkapi dengan lampiran-lampiran dan daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA Al Barry, M, Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya, 2001. Dr. Darajat Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2001. Dr. H. Sagala Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, 2007. Drs. Usman, M, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002. Prof. Dr. Ramayulis, MetodologiPendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2005. Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,Dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2009.

Anda mungkin juga menyukai