Anda di halaman 1dari 10

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR JAKARTA --- JUNI 2007

CONTOH SOAL DAN JAWABAN


UJIAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR TINGKAT PENGENDALI TEKNIS

MATA AJARAN

I.

ETIKA DAN FRAUD DALAM AUDIT

II. INTERPERSONAL SKILL

SOAL-SOAL BERIKUT INI HANYA CONTOH DARI SEBAGIAN MATA AJARAN YANG DIUJIKAN DALAM UJIAN SERTIFIKASI JFA BPKP SELAMAT BELAJAR

Contoh Soal Etika dan Fraud Dalam Audit

PETUNJUK PENGISIAN: 1. Soal terdiri dari 5 (lima) teori dan 2 (dua) kasus. 2. Tulislah jawaban Saudara pada lembar jawaban yang telah disediakan.

I. TEORI (Bobot 50%) 1. Hanya dengan melihat dan merasakan secara nyata, orang lain dapat mengukur dan mempercayai apakah seorang auditor cukup objektif dan independen dalam menjalankan suatu tugas audit. Jelaskan bagaimana melalui sikap dan tindakan nyata seorang auditor dapat menunjukkan bahwa dia objektif dan independen. Secara etika, konsep penyajian yang layak menuntut auditor dapat menyajikan informasi yang bebas dan tidak bias. Dalam melaksanakan penugasan audit fraud, jelaskan bagaimana penyajian informasi yang bebas dan tidak bias. Dalam suatu audit investigatif atas kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi, auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit yang relevan, kompeten dan cukup. Dapatkah bukti-bukti audit yang diperoleh auditor tersebut secara langsung digunakan untuk membuktikan suatu perkara pidana. Berikan satu contoh bukti audit terkait dengan jawaban Saudara.

2.

3.

4. Pada saat melakukan audit investigatif atas suatu pekerjaan konstruksi bangunan, seorang auditor yang sarjana hukum menyimpulkan bahwa terdapat indikasi kuat pekerjaan tersebut secara teknis tidak memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi yang tercantum dalam perjanjian dengan penyedia jasa konstruksi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukannya dapatkah auditor tersebut membuat simpulan hasil audit, bahwa secara teknis telah terjadi penyimpangan di dalam pembangunan tersebut sehingga menimbulkan kerugian negara. Jelaskan. 5. Dalam menghadapi pelaku yang berbohong atau menyangkal dalam suatu wawancara investigatif, ada 2 (dua) pendapat mengenai sikap yang harus diambil auditor. Jelaskan kedua pendapat tersebut dan pendapat mana yang harus diikuti.

II. KASUS (Bobot 50%) Kasus 1 Dalam surat pembaca Harian Rakyat Berjuang tanggal 25 April 2006 yang terbit di ibu kota Provinsi Harapan Makmur dimuat suatu pengaduan dari masyarakat di Kabupaten Angin Barat bahwa dalam kegiatan pembangunan jaringan irigasi di desa mereka terdapat pertanggungjawaban pelaksanaan fiktif. Kegiatan pembangunan jaringan irigasi tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Prasarana Umum Provinsi Harapan Makmur yang juga terdapat di empat kabupaten lainnya.

Contoh Soal Etika dan Fraud Dalam Audit

Menurut pengaduan tersebut penyimpangan terjadi dalam pertanggungjawaban upah kerja di lapangan, jumlah penggunaan dan harga pembelian bahan yang diperoleh dari penjual disekitar lokasi kegiatan. Kepala Bawasda Provinsi Harapan Makmur atas permintaan Gubernurnya menugaskan tim untuk melakukan audit investigatif. Tim Audit mengklarifikasikan temuan yang diperolehnya kepada Kepala Dinas Prasarana Umum Provinsi dan mengakui kebenaran temuan tim audit. Kepala Dinas tersebut memberikan kesanggupan untuk segera menyetorkan penggantian atas kerugian yang ditimbulkan ke Kas Daerah Provinsi. Sedangkan untuk pelaksanaan pekerjaan di kabupaten-kabupaten lainnya, Kepala Dinas itu menjamin bahwa tidak terjadi penyimpangan. Mengingat waktu yang tersedia dalam surat tugas sudah berakhir, maka penjelasan dari Kepala Dinas Prasarana Umum Provinsi dianggap dapat dipercaya dan tim audit memutuskan tidak perlu melakukan audit terhadap kegiatan di empat kabupaten lain selain Kabupaten Angin Barat. Diminta: Bagaimana seharusnya sikap dan keputusan tim audit dalam kasus ini bila dihubungkan dengan etika yang dikaitkan terhadap konsepsi auditing independensi, kehati-hatian, pembuktian dan penyajian yang layak.

Kasus 2 Suatu kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi sedang disidangkan di pengadilan negeri. Pemegang kas pada instansi ABC melakukan penggelapan uang dengan cara merekayasa bukti-bukti pengeluaran pembelian alat tulis kantor dan barang pakai habis lainnya, pembayaran upah kerja, serta merekayasa perhitungan dalam pertanggungjawaban keuangan. Saudara diminta memberikan keterangan ahli mengenai penyimpangan dan kerugian negara yang terjadi. Di persidangan Saudara memberikan keterangan bahwa berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan bersama tim, pemegang kas telah menggelapkan sejumlah uang sehingga telah menimbulkan kerugian negara. Pengacara dari pemegang kas yang diajukan sebagai terdakwa mempermasalahkan kebenaran keterangan Saudara. Diminta: Bagaimana Saudara sebagai auditor yang profesional dan kompeten, memberikan keterangan yang dapat meyakinkan hakim, bahwa kesimpulan yang dibuat auditor telah mengikuti prosedur audit dan didukung kecukupan bukti-bukti audit.

***selesai***

Contoh Soal Etika dan Fraud Dalam Audit

KUNCI JAWABAN RELEASE SOAL JUNI 2007


Mata Ajaran Tingkat : : Etika dan Fraud Dalam Audit Pengendali Teknis

I. TEORI 1. Untuk menunjukkan secara nyata objektivitas dan independensinya antara lain dengan menolak penugasan audit bila: a. Terdapat hubungan istimewa antara auditor dengan auditan/aktivitas auditan b. Terjadi pembatasan ruang lingkup, sifat dan luas audit c. Tidak memiliki kemampuan memahami aktivitas yang akan diaudit yang dapat mempengaruhi sikap independensinya d. Tidak dapat independen karena posisi auditor dalam organisasi (Hal. 19) 2. Suatu audit fraud berkaitan dengan pengungkapan unsur melawan/melanggar hukum untuk kepentingan negara. Namun demikian laporan hasil audit fraud tidak boleh memihak kepentingan negara atau sebaliknya cenderung membela pelaku/personel yang melakukan perbuatan melawan hukum. Informasi yang diungkap dalam laporan hasil audit harus sesuai fakta dan tidak menimbulkan perbedaan penafsiran. (Hal. 33) Bukti audit yang merupakan pendukung laporan hasil audit tidak dapat digunakan secara langsung untuk membuktikan suatu perkara pidana. Bukti tersebut dalam hubungannya dengan perkara pidana harus dikembangkan untuk memperoleh bukti baru dan atau bukti tambahan yang mengarah sebagai bukti hukum (bukti/alat bukti menurut KUHAP). Contoh bukti audit lihat (Hal. 31)

3.

4. Untuk memastikan telah terjadi penyimpangan persyaratan teknis pada pekerjaan konstruksi bangunan tersebut, auditor tidak memiliki kompetensi teknis untuk mendukung temuannya. Untuk mendukung temuan tersebut auditor harus menggunakan tenaga ahli yang sesuai dengan bidang teknis konstruksi bangunan tersebut, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar pembuktian atas temuan. (Hal. 70 71)

Contoh Soal Etika dan Fraud Dalam Audit

5. a. Menurut Sodeman, biarkan tersangka terus berbohong, karena dengan banyak berbohong dari keterangan yang diberikan akhirnya akan muncul kontradiksi dan kejanggalan yang akan menjebak dirinya sendiri. b. Menurut Inbau, sangkalan yang diucapkan tersangka harus segera dihentikan dengan mengatakan investigator sudah cukup memiliki bukti, karena jika dibiarkan akan sulit membalikkan jawaban tersangka menjadi pengakuan. Dalam pelaksanaan audit fraud, yang mana pendapat yang diikuti disesuaikan dengan kasus demi kasus. Pendapat pertama benar, namun dalam hal kesalahan pelaku sudah jelas dan hampir pasti maka pendapat yang kedua lebih tepat digunakan. (Hal. 67-68)

II. KASUS Kasus 1 Dikaitkan dengan konsep independensi, tim audit seharusnya tidak dapat dipengaruhi oleh penjelasan Kepala Dinas Prasarana Umum yang menjamin penyimpangan tidak terjadi di empat kabupaten selain Kabupaten Angin barat. Dikaitkan dengan konsep kehati-hatian, auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit terhadap lokasi-lokasi kegiatan lainnya secara menyeluruh sehingga dapat menyimpulkan hasil audit secara keseluruhan. Tim audit harus memperhatikan dan menguji kebenaran informasi mengenai adanya penyimpangan pada kabupaten-kabupaten lain. Dikaitkan dengan konsep pembuktian, untuk membuat simpulan apakah telah terjadi atau tidak penyimpangan tim harus melakukan pengumpulan dan pengevaluasian terhadap bukti. Simpulan dibuat harus berdasarkan fakta yang diperoleh melalui prosedur audit yang dilaksanakan. Dikaitkan dengan konsep penyajian yang layak, informasi yang disajikan auditor dalam laporan hasil audit akan layak apabila informasi itu dihasilkan dari pelaksanaan prosedur audit yang independen, hati-hati, dan didukung bukti-bukti yang cukup sehingga informasi tidak memihak dan tidak bias. Hal. 18 - 33

Kasus 2 Auditor harus dapat menjelaskan kepada hakim bahwa Simpulan yang dibuat auditor dari suatu penugasan audit dilakukan berdasarkan tahapan penting berupa pengumpulan dan evaluasi bukti. Pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti audit yang cukup akan mendukung sikap auditor yang objektif dalam pelaksanaan tugas. Pembuktian dalam kegiatan audit bertujuan untuk mendapatkan kebenaran berdasarkan fakta.

Contoh Soal Etika dan Fraud Dalam Audit

Auditor harus menjelaskan bahwa simpulan audit yang dibuat dan disampaikan dalam keterangan di pengadilan itu dibuat berdasarkan fakta-fakta yang nyata dari bukti-bukti audit yang diperoleh auditor. (Hal. 24)

***selesai***

Contoh Soal Interpesonal Skill

PETUNJUK PENGISIAN: 1. Soal terdiri dari 5 (lima) teori dan 2 (dua) kasus. 2. Tulislah jawaban Saudara pada lembar jawaban yang telah disediakan.

I. TEORI (Bobot 50%) 1. Kebutuhan berkomunikasi sudah ada sejak manusia diciptakan, ada banyak alasan mengapa manusia perlu berkomunikasi, di antaranya adalah dengan alasan kebutuhan fisik, kebutuhan identitas, kebutuhan sosial dan kebutuhan praktis. Jelaskan alasan perlunya berkomunikasi sbb: a. Alasan kebutuhan fisik b. Alasan kebutuhan sosial 2. Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Dalam proses komunikasi terdapat unsur-unsur komunikasi. Jelaskan unsur komunikasi yang berkaitan dengan penerjemahan pesan atau penyandian (decoding dan encoding). 3. Untuk melakukan komunikasi interpersonal yang efektif, tidak terlepas dari masalah persepsi, yaitu baik mengenai persepsi diri sendiri maupun mengenai persepsi orang lain. Jelaskan apa yang dimaksud dengan persepsi diri sendiri. 4. Prinsip komunikasi empatik adalah berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti untuk hal itu dituntut kemampuan mendengarkan agar dapat mengerti sebelum memberikan respon/umpan balik (feed back) yang efektif. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mendengarkan empatik. 5. Kemampuan untuk mendengarkan merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang dan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Beberapa survei ada yang menyimpulkan bahwa kemampuan seseorang untuk mendengarkan jauh lebih penting atau lebih berharga dari pada kemampuan seseorang untuk berbicara. Sebutkan dan jelaskan 4 (empat) alasan utama untuk mendengarkan. II. KASUS (Bobot 50%) Kasus 1 Pengendali Teknis (Dalnis) berkewajiban membina beberapa tim audit yang menjadi tanggung jawabnya. Terdapat satu tim audit yang terdiri atas satu orang ketua tim dan dua orang anggota tim yang selalu tidak mampu menyelesaikan tugas secara tepat waktu, sehingga akan mengganggu jika pekerjaannya merupakan bagian dari hasil tugas audit yang akan dikompilasi.

Contoh Soal Interpesonal Skill

Ketua tim tersebut adalah seorang akuntan senior, bersuara lantang, spontan dan selalu mendominasi pembicaraan. Sedangkan anggota timnya terdiri atas seorang, lulusan D3 dan baru bertugas sebagai auditor sehingga perlu banyak diberikan bimbingan, dan yang lainnya adalah seorang akuntan yang pendiam dan mudah tersinggung. Ketua tim tersebut merasa kewalahan untuk mengarahkan dan membagi pekerjaan agar tugas yang dibebankan dapat diselesaikan tepat waktu. Pengendali Teknis menyadari bahwa semua hal tersebut berawal dari masalah komunikasi serta pemahaman atas komunikan. Diminta: Dengan menggunakan pemahaman anda mengenai komunikasi efektif serta pemahaman mengenai komunikan, kajilah masalah tim tersebut dan berikan jalan keluar untuk mengatasi kondisi negatif yang berlangsung selama ini.

Kasus 2 Dalam pelaksanaan tugas audit sering terjadi ketegangan antara auditor dengan pihak auditan yang dikarenakan oleh sikap seorang auditor yang kurang berkenan menurut pihak auditan. Sikap auditor tersebut adalah kebiasaan menunjuk dengan jari kelingking tangan kiri yang ditafsirkan meremehkan. Diminta: Selain kebiasaan yang cenderung otomatis dan jarang disadari tersebut, sebutkan dan jelaskan apakah karakteristik perilaku nonverbal lainnya.

***selesai***

Contoh Soal Interpesonal Skill

KUNCI JAWABAN RELEASE SOAL JUNI 2007


Mata Ajaran Tingkat : : Interpersonal Skill Pengendali Teknis

I. TEORI (Bobot 50%) 1. Modul (hal 8 dan 9) 2. Modul (hal 12) 3. Modul (hal 19) 4. Modul (hal 22) 5. Modul (hal 29 dan 30)

II . KASUS (Bobot 50%) Kasus 1 Halaman 7 s.d 9 dan 17 s.d 19. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif antara lain dipengaruhi oleh persepsi dari ; gambaran diri, gambaran pihak lain, umpan balik, pengungkapan emosi yang tepat, serta membuka diri. Dengan mengkaji faktor-faktor ini diharapkan dapat menghilangkan penghalang komunikasi efektif. Persepsi masing-masing tentunya berbeda, dengan saling membuka diri dan berupaya memahami pihak lawan, khususnya yang menyangkut aspek obyektif dari lingkungan, baik faktor ekologis, faktor temporal, behavior setting, serta lingkungan psikososial diharapkan akan mencairkan hubungan yang semula tegang menjadi harmonis untuk mencapai tujuan bersama dalam hal ini adalah meningkatkan kinerja tim. Jalan keluar untuk mengatasi kondisi yang terjadi adalah: Ciptakan suasana yang kondusif , relaks, tanpa ketegangan sesama tim. Berikan umpan balik atas kelebihan dan kekurangan masing-masing, semua berniat baik, cairkan komunikasi diantara sesama. Niat baik perlu diikuti dengan cara yang baik, tenggang rasa dan tidak merasa benar sendiri. 8

Contoh Soal Interpesonal Skill

Kasus 2 Halaman 23. Selain kebiasaan yang cenderung otomatis dan jarang disadari, karakteristik perilaku nonverbal lainnya adalah: Mengungkapkan perasaan kita yang sebenarnya. Mengungkapkan emosi. Memiliki makna yang berlainan pada berbagai lingkungan budaya. Memiliki makna yang berbeda dari orang ke orang atau pada orang yang sama di waktu berlainan.

***selesai***

Anda mungkin juga menyukai