Anda di halaman 1dari 2

Transition from Total Quality Management (TQM) to Total Innovation Management (TIM).

Transitioning From Total Quality Management (TQM) to Total Innovation Management (TIM) Berto Usman 001/IV-3/20103 Managing Operation and Innovation Universitas Gajah Mada

Quality Management System

Business Strategy

FIRM Revenue

R&D Departement

Learning process TQM Down-stream Creativity


TQC & TQL

INNOVATION

TIM

Up-stream process 1. Demonstrate competence as a true innovation center. 2. Maintaining manufacturing capabilities and performance at effective and world competitive levels.

QC & QA

CIP

3 Core Elements of TQM 1. Costumer Focus (Costumer) 2. Continuous Improvement (Process) 3. Total Improvement (People & Organization)

1. CIP Workshop 2. CIT ( Continous Improvement Teams)

Product & Value M O N E Y

3 Key Quality Management Practices: 1. Relationship Management 2. Process Management 3. People Management: (Organizatinal Structure & Organizational Culture)

End-User

Gambar 1: Skema Transisi Total Quality Management (TQM) to Total Innovation Management (TIM) (Sumber: Prajogo, I.D & Sohal, S.A). Perusahaan yang menetapkan bisnis dalam industri manufaktur akan berupaya untuk mencari sistem kendali mutu manajemen terbaik guna mencapai Cost Of Effectiveness yang paling rendah. Perusahaan manufaktur yang terletak di australia menggunakan skema di atas dalam proses pemecahan masalah strategi produksinya. Dari skema dapat dilihat bahwa perusahaan telah menggunakan sistem kendali mutu berupa sistem manajemen Total Quality Management (TQM) untuk mempertahankan keunggulan kompetitif yang dimilikinya dari pesaing. Dengan penggunaan sistem TQM, manajemen perusahaan di tuntut lebih peka terhadap perubahan lingkungan, penyesuaian terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan baik dari 1

Transition from Total Quality Management (TQM) to Total Innovation Management (TIM).

faktor eksternal maupun internal akan mempengaruhi aktifitas produksi perusahaan. Untuk mencapai tingkat efisiensi dan keefektifan yang tinggi, maka perusahaan harus melakukan perubahan yang lebih kreatif pada kegiatan produksinya. Untuk menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi, perusahaan berusaha menganalisa 3 elemen kunci dari sistem TQM. Elemen kunci ini terdiri dari fokus pada pelanggan, perbaikan berkesinambungan dan perbaikan total. Sebagai usaha penciptaan kreasi dalam manajemen innovasi, maka perusahaan menerapakan 3 kunci praktik manajemen kualitas yang memfokuskan diri pada hubungan manajemen, manajemen proses, dan manajemen manusia. Manajemen manusia terdiri dari 2 subsistem yaitu: struktur organisasi dan budaya organisasi yang nantinya akan berubah secara perlahan melalui inovasi dan kreasi yang diciptakan perusahaan sebagai langkan menuju keunggulan kompetitif dari sisi down-stream ke upstream. Sistem Total Quality Management (TQM) memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan oraganisasi, TQM merupakan sebuah daya dorong dan menjadi sebuah komitmen yang dibutuhkan perusahaan agar selalu dapat berdiri dan terus berinovasi. Sebagai perusahaan yang menginginkan inovasi baru pada perusahaan, maka orientasi dari strategi perusahaan akan berubah dari proses Down-stream ke proses Up-Stream. Hal ini perlu dilakukan agar pengelolaan terhadap pengembangan produk baru dapat dilakukan dengan cepat pada tingkat biaya produksi yang lebih rendah dan proses produksi yang lebih efisien. Transisi dari sistem TQM ke sitem Total Innovation Managment (TIM) akan berdampak pada perubahan praktik-praktik organisasi, termasuk hubungan dengan pelanggan, manajemen proses, struktur organisasi dan budaya organisasi. Program TIM lebih difokuskan pada aktivitas dalam menjamin proses UpStream yang di mulai dari kegiatan pemasaran melalui konsep produk, pengembangan produk, dan spesifikasi dari produk itu sendiri. Dengan adanya penerapan sistem TIM, maka perusahaan dapat mengembangkan dan mengoptimalkan proses manufaktur. Proses pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengaplikasikan diagram tulang ikan (Fishbone) untuk mengetahui penyebab dan akibat dari sebuah aktifitas dan identifikasi masalah, kemampuan proses (Cp dan Cpk) dalam proses kontrol statistika (SPC), siklus waktu dan pengiriman tepat waktu (on-time). Berbagai metode tersebut digunakan untuk mengukur kualitas dari kinerja kegiatan produksi. Inovasi yang dilakukan perusahaan akan menyediakan peluang yang lebih baik bagi perusahaan untuk berubah. Dengan begitu, pelanggan akan tertarik pada perusahaan karena adanya penambahan fiturfitur baru pada produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan yang peka terhadap perubahan ini harus mampu mencuri peuang yang ada dari pelanggan mereka. Hal ini perlu dilakukan karena berubahnya orientasi sehingga perusahaan harus mengikuti kehendak pelanggan dalam menciptakan produk dan menyampaikan nilai yang dimiliki produk tersebut kepada pelanggan. Dengan aktifitas penyampain produk dan nilai yang tepat kepada pelanggan, maka perusahaan akan mendapatkan Feed Back berupa Revenue yang berpengaruh langsung pada kondisi finansial perusahaan. Dengan adanya Revenue ini, maka aktifitas dan kegiatan produksi dapat di lakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan (Sustainable). References Prajogo, I.D., Sohal, S.A. (2003). Transitioning from Total Quality Management to Total Innovation Management. International Journal of Quality & Reliability Managament. Vol. 21 No. 8. Pp 861-875.

Anda mungkin juga menyukai