Anda di halaman 1dari 2

Prillia Indranila 0806456234 Arsitektur

Post-Occupancy Evaluation
Post-Occupancy Evaluation dapat diartikan sebagai evaluasi atau penilaian yang mengacu pada masa setelah kepenghunian, dengan kata lain sebuah penilaian terhadap suatu bangunan setelah dihuni selama beberapa waktu. Dalam Post-Occupancy Evaluation, yang menjadi fokus utamanya adalah bagaimana hubungan antara bangunan dengan penghuninya, bagaimana desain dari bangunan tersebut dapat menunjang penghuni untuk melakukan aktivitasnya. Ada banyak manfaat dari Post-Occupancy Evaluation, terutama untuk perbaikan desain di masa depan. Dengan melakukan evaluasi ini, kekurangan dan kelebihan bangunan dapat diketahui berdasarkan pengalaman penggunanya; kekurangan yang ada dapat dijadikan objek pembelajaran dan kemudian mencari jalan keluar untuk memperbaikinya, dan kelebihan yang ada dapat dipertahankan atau dikembangkan dalam pembangunan selanjutnya. Post-Occupancy Evaluation menilai sebuah bangunan dari segi kuantitas maupun kualitas. Ada beberapa kondisi fisik bangunan yang harus dievaluasi, seperti luas ruangan, pencahayaan, penghawaan, atau sirkulasi. Apakah dengan luas ruangan yang demikian dapat mewadahi kegiatan pengguna dengan baik, apakah lebar jalur sirkulasi sudah memadai, jumlah fasilitas yang tersedia, merupakan contoh evaluasi terhadap bangunan dari segi kuantitas. Dari segi kualitas, contohnya adalah mengenai bagaimana pengelolaan atau sistem yang berjalan di bangunan tersebut, misalnya sistem kebersihan. Biaya juga menjadi poin penting untuk dievaluasi, seperti untuk mempelajari efisiensi dalam penggunaan biaya untuk mengelola bangunan tersebut. Data untuk evaluasi ini bisa didapat melalui beberapa cara, misalnya dengan mengamati langsung hal-hal apa saja yang terdapat dalam bangunan dan melakukan wawancara terhadap pengguna bangunan, baik secara lisan maupun membuat kuisioner. Setiap elemen yang terlibat dalam bangunan yang dievaluasi harus terlibat, seperti pemiliknya, penggunanya, maupun staff (apabila bangunan tersebut merupakan bangunan publik yang memiliki sistem pengelolaan tertentu, misalnya pertokoan, sekolah, dan sebagainya). Dari metode tersebut dapat diperoleh kegiatan apa

saja yang berlangsung di sana, seperti apa keadaan fisik bangunan dan apa pengaruhnya terhadap kelangsungan aktivitas. Kondisi psikologis dan sosial manusia di dalamnya juga perlu diperhatikan, apakah mereka nyaman beraktivitas di dalam bangunan itu. Untuk mengetahui kondisi psikologis dan sosial memang perlu berhadapan langsung dengan pengguna bangunan. Setelah diperoleh data, data tersebut didiskusikan untuk dianalisis apa saja poin-poin positif dan negatif dari bangunan tersebut. Desain suatu bangunan dapat menentukan proses manusia berkegiatan, baik itu mendukung atau menghambat, oleh karena itu Post-Occupancy Evaluation penting untuk kelangsungan aktivitas manusia. Dengan feedback dari pengguna bangunan maupun pengamatan, bisa ditarik beberapa kesimpulan apa saja yang perlu dihindari, diperbaiki, atau dipertahankan dari desain suatu bangunan, demi mendapatkan hasil yang maksimal untuk desain yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Post-Occupancy Evaluation. http://en.wikipedia.org/wiki/Post-occupancy_evaluation. Diakses 21 November 2011.

Watson, Chris. Review of Building Quality using Post-Occupancy Evaluation. http://www.postoccupancyevaluation.com/publications/pdfs/POE%20OECD%20V4. pdf. Diakses 21 November 2011.

Anda mungkin juga menyukai