Anda di halaman 1dari 16

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PADA BADAN USAHA BERBENTUK RUMAH SAKIT ( STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT X )

OLEH : SEPTHIAVANI HABE 0810532102

JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS ANDALAS

1. LATAR BELAKANG Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi unit bisnis. Pengukuran tersebut, misalnya, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan unit bisnis tersebut serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Selama ini, pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan atau Return on Investment yang tinggi akan dinilai berhasil, dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata dari aspek keuangan dapat menyesatkan. Kinerja keuangan yang baik saat ini kemungkinan dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Mengatasi kekurangan ini, dicobalah pendekatan baru yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek atau perspektif, yakni perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses belajar dan berkembang. Keempat perspektif tersebut merupakan uraian dan upaya penerjemahan visi dan strategi perusahaan ke dalam terminologi operasional (Kaplan dan Norton, 1996). Gagasan untuk meyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dan aspek non keuangan melahirkan apa yang dinamakan Balanced Scorecard (BSC) / Kartu Skor Berimbang yang diperkenalkan oleh Norton pada tahun 1990. Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja

perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif diatas untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses

bisnis internal serta proses pebelajaran dan pertumbuhan. Dari keempat perspektif tersebut dapat dilihat bahwa balanced scorecard menekankan perspektif keuangan dan non keuangan. Balanced Scorecard memberi kerangka kerja untuk penerjemahan strategi ke dalam kerangka operasional. Konsep Balanced Scorecard akan mengukur apakah aktivitas-aktivitas operasional suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan strategi. Dengan tidak berfokus hanya pada hasil finansial melainkan juga masalah manusia. BSC membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak aktivitas yang diselenggarakan oleh berbagai jenis pihak / profesi, baik profesi medik, para medik maupun non-medik. Untuk dapat menjalankan fungsinya diperlukan suatu system manajemen menyeluruh yang dimulai dari proses perencanaan strategis baik jangka panjang maupun jangka pendek. Suatu perencanaan strategis tersebut dapat dikatakan baik apabila rencana strategis tersebut dapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasional yang berorintasi kepada economic, equity, dan quality. Artinya Rumah Sakit dikelola secara efektif dan efisien dalam melayani seluruh lapisan masyarakat. Memasuki era globalisasi perdagangan antar negara sejak tahun 2003 silam pimpinan rumah sakit di Indonesia perlu memfokuskan strategi perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga betul-betul siap dengan daya saing di tingkat global. Di dalam era tersebut para konsumen bebas memilih Rumah Sakit mana yang mampu memberikan pelayanan memuaskan, profesional dengan harga bersaing, sehingga strategi dan kinerja Rumah Sakit pun harus berorientasi pada keinginan pelanggan tersebut.

Rumah Sakit X sebagai rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan di Kota Padang dalam era kesejagatan (globalisasi), disatu pihak dihadapkan pada kekuatan-kekuatan dan masalah internal yang ada sedangkan dilain pihak secara bersamaan juga dihadapkan pada kondisi lingkungan dengan berbagai faktor peluang dan tantangan yang prima bagi masyarakat perlu disusun Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran serta Indikator keberhasilan yang perlu dirampungkan dalam rencana strategik. Rumah Sakit X merupakan Rumah Sakit umum di Kota Padang yang berusaha memberikan menerus. Sehingga membuat pihak Rumah Sakit untuk meningkatkan kinerjanya untuk dapat menambah kepercayaan masyarakat yang nantinya akan diharapkan adanya peningkatan pendapat Rumah Sakit. Melihat fenomena tersebut, maka perlu digunakan alternatif penilaian kinerja Rumah Sakit X dengan menggunakan Balanced Scorecard yang lebih komprehensif, akurat, terukur karena dalam menilai kinerja suatu organisasi tidak hanya dinilai dari aspek keuangan saja, tetapi juga dinilai dari aspek nonkeuangan. Maka berdasarkan uraian diatas dalam penyusunan proposal ini penulis akan mengangkat judul Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen pada Badan Usaha Berbentuk Rumah Saki ( Studi Kasus pada Rumah Sakit X ) .

2. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan Balanced Scorecard pada Rumah Sakit X ? 2. Bagaimana pengaruh Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen pada Rumah Sakit X ? 3. LANDASAN TEORI

3.1Kinerja dan Penilaian Kinerja Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996). Sedangkan menurut Mulyadi, kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi (Mulyadi dan Johny setyawan, 1999). Menurut Mulyadi penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk: 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawannya seperti promosi, pemberhentian, mutasi. 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengeai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan

1.1Balanced Scorecard

Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pebelajaran dan pertumbuhan. Dari keempat perspektif tersebut dapat dilihat bahwa balanced scorecard menekankan perspektif keuangan dan non keuangan. Pendekatan Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok yaitu (Kaplan dan Norton, 1996): 1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?. (perspektif keuangan). 2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan ? (Perspektif pelanggan). 3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif proses internal). 4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara berkesinambungan? (Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).

1.1Konsep Balanced Scorecard Kaplan dan Norton, 1996 menyatakan bahwa Balanced scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh peronil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh sebab itu personil harus mempertimbangkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan,

antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan yang bersifat ekstern jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Balanced scorecard memperkenalkan empat proses manajemen yang baru, yang terbagi dan terkombinasi antara tujuan strategik jangka panjang dengan peristiwa-peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah (Kaplan dan Norton, 1996): 1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan. Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa mendatang. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi, perusahaan perlu merumuskan strategi. Tujuan ini menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan ke dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya. 2. Komunikasi dan Hubungan. Balanced scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen karena oleh tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Untuk itu, balanced scorecard menunjukkan strategi yang menyeluruh yang terdiri dari tiga kegiatan: a. Comunicating and educating b. Setting Goals c. Linking Reward to Performance Measures 3. Rencana Bisnis Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua organisasi

saat mengimplementasikan berbagai macam program yang mempunyai keunggulannya masing-masing saling bersaing antara satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut membuat manajer mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul dan berbeda di setiap departemen. Akan tetapi dengan menggunakan balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh. 4. Umpan Balik dan Pembelajaran. Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan dapat melaukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strategi. Keempat proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Memperjelas dan Menerjemahkan visi dan strategi

Memperjelas visi Menghasilkan Konsensus Menetapkan sasaran Memadukan inisiatif strategis Mengalokasikan sumber daya Menetapkan tonggak-tonggak penting Mengkominikasikan dan mendidik Menetapkan tujuan Mengkaitkan imbalan dengan ukuran kinerja
Mengartikulasikan isi bersama

a. Merencanakan dan Menetapkan sasaran

a. Mengkomunikasikan dan Menghubungkan

a. Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis

Memberikan umpan balik strategis Memfasilitasi tinjauan ulan dan pembelajaran strategis

1.1Perspektif Dalam Balanced Scorecard Pada penerapan Balanced Sorecard terdapat 4 perspektif dalam perusahaan yang harus diukur kinerjanya. Dengan adanya Empat perspektif ini dimungkinkan terjadinya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan dan antara outcome yang diinginkan dan kinerja yang memicu outcome tersebut. Empat perspektif tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Perspektif Keuangan ( Financial Perspective) Balanced scorecard memakai perspektif keuangan sebagai perspektif

yang terjadi akibat dari perspektif yang lain (customer, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan) atau dengan katanya lain perspektif ini secara otomatis akan terwujud dari baik buruknya kinerja 3 perspektif dibawahnya. Pengukuran kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, penerapannya, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi pada peningkatan yang mendasar. Oleh karena itu persepektif keuangan tidak memilki initiative stratetegik untuk mencapai sasaran strategic. Sasaran strategic dari perspektif keuangan adalah shareholder value seperti meningkatnya ROI (Return on Investment), pertumbuhan pendapatan perusahaan, dan berkuranganya biaya produksi.
2.

Perspektif Pelanggan (Costumer Perspective) Pada perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan dan mendefinisikan

pelanggan dan segmen pasarnya. Perspektif ini memiliki beberapa pengukuran utama dari outcome yang sukses dengan formulasi dan penerapan strategi yang baik. Sasaran strategic dari perspektif customer ini

adalah Firm equity diantaranya adalah meningkatnya kepercayaan customer atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan kustomernya.
3.

Perspektif Proses bisnis /internal ( Internal Process Perspective) Fokus dalam perspektif ini adalah proses internal dari manajemen

perusahaan yang harus dilakukan. Proses internal yang harus dilakukan adalah proses yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa sehingga dapat menarik dan mempertahankan pelanggan di pasar yang akhirnya dapat memuaskan ekspektasi pemegang saham. Perbedaan fundamental antara pendekatan tradisional dan Balanced scorecard sebagai berikutp pendekatan tradisional bertujuan untuk memantau dan meningkatkan proses bisnis yang telah ada. Sementara pendekatan Balanced scorecard akan selalu mengindentifikasi keseluruhan proses yang BARU dimana perusahaan harus memenuhi tujuan keuangan dan pelanggannya. Sasaran strategic dari perspektif proses bisnis ini adalah organizational capital seperti meningkatnya kualitas proses layanan kepada customer, komputerisasi proses layanan kepada customer, dan penerapan insfrastruktur teknologi yang memudahkan pelayanan kepada customer.
4.

Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan ( learning and Growth perspective) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengindentifikasi

infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di jangka panjang. Sasaran strategic dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah human Capital. Sebagai contoh peningkatan kompetensi dan komitmen dari staff perusahaan.

1. KERANGKA BERPIKIR

Setiap perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan menetapkan visi, misi serta strategi dan kemudian dialakukan pengukuran kinerja perusahaan. Balanced Scorecard sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan karena pengukuran kinerja secara tradisional memiliki banyak kelemahan dan keterbatasan.

Visi dan Misi

Tujuan Rumah Sakit

Strategi Rumah Sakit

Ukuran Strategik

Penerapan BSc sebagai pengukuran kinerja memiliki 4 perspektif, yaitu : 1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Pelanggan 3. Perspektif bisnis internal 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Pengukuran kinerja secara tradisional masih memiliki banyak kelemahan.

1. Variabel dan Pengukuran Data 1. Variabel Bebas ( Independent Variable )

Dalam proposal ini variabel bebasnya adalah Metode Balanced Scorecard. Menurut Kaplan dan Norton Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian perspektif kinerja untuk perusahaan mengukur dengan kinerja mempertimbangkan yaitu: empat perusahaan perspektif

keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pebelajaran dan pertumbuhan. 2. Variabel Terikat ( Dependent Variabel ) Dalam proposal ini variabel terikatnya adalah Kinerja Manajemen. Menurut Mulyadi, kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengukuran variabel menggunakan 4 perspektif ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Perspektif keuangan Mengukur apakah suatu strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaan akan membawa perbaikan perusahaan (Munim Azka, 2001). Terdiri dari rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan laporan keuangan : ROI ( Return On Investment ) Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan akvita untuk menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan laba usaha dengan total aktiva. Rasio Efisiensi Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien rumah sakit mempergunakan aktivannya. Pengukurannya dengan membandingkan penjualan dengan aktiva lancar.

a. Perspektif Pelanggan Mengetahui keinginan konsumen atau pelanggan agar konsumen atau pelanggan tidak beralih ke pihak pesaing. Perhitungan yang dipakai dalam perspektif konsumen ini menggunakan kepuasan pelanggan yaitu mengukur seberapa jauh kepuasan konsumen terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit. Pengukurannya didapat dari hasil survey yang dilakukan pihak Rumah Sakit. b. Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif ini, perusahaan mendesain dan mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen kemudian memasarkan dan melakukan pelayanan purna jual (Munim Azka. 2001). Perspektif ini menggunakan perhitungan : BTO ( Bed Turn Over Ratio ) Presentasi tempat tidur yang tersisa. GDR (Gross Death Rate ) Angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. NDR ( Net Death Rate ) Angka kematian > 48 jam atau 3 hari setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. a. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan adalah : Produktivitas karyawan Mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja pada suatu periode tertentu. Perhitungannya yaitu dengan membandingkan laba operasi dengan jumlah karyawan. ar Mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan. Kepuasan Karyawan

Penentu dari dua pengukuran sebelumnya. Pengukurannya dilakukan dengan survey kepuasan karyawan melalui kuisioner.

1. PERUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat dikemukakan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dibahas melalui penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut: Balanced Scorecard memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja manajemen pada Rumah Sakit X.

2. METODOLOGI PENELITIAN 7.1 Populasi dan Sample Populasi Populasi adalah sejumlah individu yang memiliki sifat atau kepentingan yang sama (Sutrisno Hadi ; 1997). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah :
1. Para konsumen Rumah Sakit X yang akan digunakan untuk mengukur

kepuasan pada perspektif kepuasan pelanggan.


2. Para karyawan Rumah Sakit X yang akan digunakan untuk mengukur

kepuasan karyawan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sample Penentuan sample yaitu yang menjadi responden adalah karyawan yang terkait dengan penilaian yang akan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan melalui penyebaran kuesioner. Sample yang baik adalah sample yang mewakili populasi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini

yang akan dijadikan sample adalah para responden yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Metode pengambilan sample pada penelitian ini adalah metode Random Sampling yaitu peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian, peneliti member hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dalam dijadikan sample. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut sebanyak populasi yang ada. 7.2 Metode Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data primernya berupa hasil jawaban responden mengenai kepuasan karyawan tentang semangat kerja, motivasi, dan kondisi fisik tempat kerja (gambaran rumah sakit) secara umum. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung berupa keterangan yang relevan dengan penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa data mengenai pelanggan atau konsumen, rasio-rasio kinerja Rumah Sakit dan gambaran umum Rumah Sakit X selama beberapa tahun. Tekhnik Pengumpulan Data : Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini adalah :
1. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan

pihak Rumah Sakit. 2. Kuesioner, melakukan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan serta karyawan Rumah Sakit.

3. Studi Pustaka, dengan mempelajari literature-literatur yang relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi Balanced Scorecard pada Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai