Anda di halaman 1dari 22

Bumi berasal dari awan gas dan debu

Pada mulanya awan gas dan debu raksasa berputar-putar di sekeliling Matahari yang baru saja terbentuk. Partikel-partikel yang berbentuk awan ditarik oleh gaya gravitasi dan menyatu hingga memadat membentuk sebuah bola batuan. Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan pendapatKantLaplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan

Teori Kontraksi (Contraction Theory)


Descrates (1596-1650)

Bumi semakin lama semakin susut atau mengalami penyusutan dan mengerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan sebagai akibat konduksi panas sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah dan daratan.

James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852)

Teori Dua Benua (Laurasia-GondwanaTheory)


Edward Zuess (1884)

Pada awalnya Bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu:

Laurasia (Laurentia) di sekitar Kutub Utara. Terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara

Kedua Benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah Equator Bumi sehingga akhinya terpecah-pecah menjadi benua-benua kecil

Gondwana di sekitar Kutub Selatan. Terpecah menjadi Australia, Afrika, dan Amerika Selatan

Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)


Alfred Wegener (1912)

Pada awalnya Bumi hanya ada satu benua yang mahabesar atau bisa kita sebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut . Gerakan rotasi Bumi yang sentrifugal mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju Equator dan mencapai posisi seperti sekarang ini.

Teori Konveksi (Convection Theory)


Alrthur Holmes dan Harry H. Hess Robert Diesz

Di dalam Bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit Bumi yang berada di atasnya sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan Bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru.

Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic Theory)


Tozo Wilso

Kulit Bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit Bumi. Kerak Bumi bersama lapisan litosfer mengapung di atas astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan, karena adanya aliran konveksi yang keluar dari mid oceanic yang kemudian menyebar ke dua sisinya, setelah itu masuk kembali ke lapisan dalam daerah tempat masuknya tadi merupakan patahan yang ditandai dengan deretan palung laut dan Pulau Volkanis

3 Lapisan Utama Bumi:


1. Lapisan Kerak (Crust)

2. Lapisan Mantle/selubung (Mantle)

3. Lapisan Inti (Core)

Kerak Bumi (Litosfer)


Bagian ini memiliki ketebalan 30 70 km, terdiri atas batuan-batuan basa dan masam yang memiliki berat jenis kira-kira 2,7 gram/cm3. Bagian atas dan bagian tengah kerak Bumi disebut lapisan karena sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan aluminium, sedangkan bagian bawah disebut karena sebagian besar terdiri atas zatzat silisium dan magnesium. Kerak Bumi dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan kerak samudra.

Mantel/Selubung Bumi (Astenosfer)


Lapisan Mantel berada sekitar 10 km di bawah kerak samudera atau sekitar 30 km di bawah kerak benua.Ketebalan Mantel sekitar 2.900 km dan mencakup 80% totl isi bumi. Mantel dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Mantel Luar, berada 10-300 km di bawah permukaan Bumi. Temperaturnya sekitar 1.4003.000 C dan berat jenisnya 3,4-4,3 g/cm3 2. Mantel Dalam, berada di antara 300-2.890 km di bawah permukaan Bumi. Temperaturnya sekitar 3.000 C dan berat jenisnya 4,3-5,4 g/cm3

Inti Bumi (Barisfer)


Barisfer adalah lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas lapisan (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu : 1. Inti Luar (Outer Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Kedalamnya sekitar 2.890-15.150 km .Tebal lapisan mencapai 2.200 km, tersusun dari besi, nikel serta sekitar 10% Sulfur dan Oksigen yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 4.000-5.000 C. Berat jenisnya antara 10-12 gram/cm3. 2. Inti Dalam (Inner Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi, nikel dan unsur ringan seperti sulfur, karbon, oksigen, silikon, dan potasium pada suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 5.000-6.000 C C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 15 gram/cm3

Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Oleh karena panasnya, bagian inti yang cair ini selalu bergolak. Gerakan inilah yang menyebabkan benua-benua ini bergeser.

Gerakan Divergen
Gerakan lempeng Tektonik yang saling menjauh dan bergerak secara perlahan. Pada Gerakan Divergen, retakan-retakan tempat keluarnya magma akan membentuk pulau-pulau vulkanik baru. Ex : Pulau-pulau di tengah Samudera Atlantik (Perbatasan Lempeng Eurasia dan Amerika Utara) Pada gerakan di dasar laut akan memunculkan kenampakan Ex. Di Laut: Mid-Atlantik Ridge Ex. Di Darat: Great Rift Valley

Gerakan Konvergen
Gerakan Lempeng Tektonik yang saling mendekat sehingga menimbulkan tabrakan antarlempeng. Adanya tabrakan Lempeng Benua dan Lempeng Samudera sehingga terjadi penujaman (Subduction). Akibatnya terbentuk palung parit samudera dan pegunungan. Ex: Palung Jawa, Palung Peru-Chile

Gerakan Sesar Mendatar (Transform Fault)


Gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Ex: Gesekan antara lempeng Samudra Pasi k dan lempeng daratan Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat bergesekan lempenglempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona transform).

Anda mungkin juga menyukai