Bab II Bumi Dan Jagat Raya
Bab II Bumi Dan Jagat Raya
Pada mulanya awan gas dan debu raksasa berputar-putar di sekeliling Matahari yang baru saja terbentuk. Partikel-partikel yang berbentuk awan ditarik oleh gaya gravitasi dan menyatu hingga memadat membentuk sebuah bola batuan. Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi. Proses pembentukan Bumi di atas hampir sama dengan pendapatKantLaplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak batuan
Bumi semakin lama semakin susut atau mengalami penyusutan dan mengerut yang disebabkan oleh terjadinya proses pendinginan sebagai akibat konduksi panas sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah dan daratan.
Pada awalnya Bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu:
Laurasia (Laurentia) di sekitar Kutub Utara. Terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara
Kedua Benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah Equator Bumi sehingga akhinya terpecah-pecah menjadi benua-benua kecil
Gondwana di sekitar Kutub Selatan. Terpecah menjadi Australia, Afrika, dan Amerika Selatan
Pada awalnya Bumi hanya ada satu benua yang mahabesar atau bisa kita sebut Pangea. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut . Gerakan rotasi Bumi yang sentrifugal mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju Equator dan mencapai posisi seperti sekarang ini.
Di dalam Bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit Bumi yang berada di atasnya sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan Bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru.
Kulit Bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit Bumi. Kerak Bumi bersama lapisan litosfer mengapung di atas astenosfer dianggap satu lempeng yang saling berhubungan, karena adanya aliran konveksi yang keluar dari mid oceanic yang kemudian menyebar ke dua sisinya, setelah itu masuk kembali ke lapisan dalam daerah tempat masuknya tadi merupakan patahan yang ditandai dengan deretan palung laut dan Pulau Volkanis
Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Oleh karena panasnya, bagian inti yang cair ini selalu bergolak. Gerakan inilah yang menyebabkan benua-benua ini bergeser.
Gerakan Divergen
Gerakan lempeng Tektonik yang saling menjauh dan bergerak secara perlahan. Pada Gerakan Divergen, retakan-retakan tempat keluarnya magma akan membentuk pulau-pulau vulkanik baru. Ex : Pulau-pulau di tengah Samudera Atlantik (Perbatasan Lempeng Eurasia dan Amerika Utara) Pada gerakan di dasar laut akan memunculkan kenampakan Ex. Di Laut: Mid-Atlantik Ridge Ex. Di Darat: Great Rift Valley
Gerakan Konvergen
Gerakan Lempeng Tektonik yang saling mendekat sehingga menimbulkan tabrakan antarlempeng. Adanya tabrakan Lempeng Benua dan Lempeng Samudera sehingga terjadi penujaman (Subduction). Akibatnya terbentuk palung parit samudera dan pegunungan. Ex: Palung Jawa, Palung Peru-Chile