Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN KIMIA (KOROSI)

DISUSUN OLEH: - SUTRISNO. MS -FARAH MUTHIA -RIDHAYANI -SUDIRMAN -HASRIANI -RINI ALVIONITA

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat kurang mengerti adanya korosi pada besi. Sehingga menyebabakan banyak kerugian besar. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi. Proses korosi terjadi hampir pada semua material terutama logam terjadi secara perlahan yang akhirnya menimbulkan kerugian besar, korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakain dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Hal tersebut di atas disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai korosi dan penyebab terjadinya korosi pada besi. Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawanya, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara. Dari uraian diatas maka kami dari tim peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui penyebaba terjadinya korosi. Dengan demikian, penelitian ini diberi judul KOROSI . .

Anda mungkin juga menyukai