BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1 Lingkup Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan yang akan Ditelaah dan Alternatif Komponen Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan 2.1.1 Status Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah Kegiatan pembangunan Gedung Al Ikhlas International Boarding School yang berlokasi di Jalan Lingkar Desa Babbalan Kecamatan Kota Sumenep ini disadari akan menimbulkan berbagai macam dampak bagi lingkungan di sekitarnya baik dampak positif maupun negatif. Dampak dari pembangunan ini disebabkan oleh adanya interaksi dari berbagai komponen kegiatan dengan berbagai komponen lingkungan yang ada di wilayah studi. Kegiatan pembangunan Gedung Al Ikhlas International Boarding School yang berlokasi di Jalan Lingkar Desa Babbalan Kecamatan Kota Sumenep ini nantinya pada akhir kegiatan pembangunan akan difokuskan pada kegiatan pendidikan berbagai kebutuhan masyarakat. Kegiatan pembangunan Gedung Al Ikhlas International Boarding School yang berlokasi di Jalan Lingkar Desa Babbalan Kecamatan Kota Sumenep ini nantinya akan dikelompokkan kedalam beberapa tahapan yaitu, tahap prakonstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi. Rencana Pola Pemanfaatan Lahan Lahan yang tersedia untuk proyek Gedung Al Ikhlas International Boarding School ini adalah seluas 5 ha. Rencana pola pemanfaatan lahan proyek Gedung Al Ikhlas International Boarding School direncanakan akan dibangun di Jalan Lingkar, Desa Babbalan, Kecamatan Kota Sumenep dengan tinggi 3 lantai dan luas bangunan 0.8465 Ha. Selain untuk bangunan pendidikan, pada lahan tersebut juga direncanakan akan dibangun pos jaga, tempat parkir, musholla, kantin, fasilitas sanitasi (toilet dan kamar mandi) dan taman. Kebutuhan air bersih untuk operasional Gedung Al Ikhlas International Boarding School dipenuhi dari PDAM. Selain itu pengelola proyek juga merencanakan menyediakan ground reservoir dan roof tank untuk mengatasi kebutuhan air bersih. Penyediaan tenaga listrik dipenuhi
II1
pendidikan berada pada Desa Babbalan, Kecamatan Kota Sumenep. Sesuai dengan RTRW 2013 daerah tersebut merupakan daerah yang rencananya akan dibangun sebuah sarana pendidikan. Hal ini berarti terdapat kesesuaian lokasi rencana usaha dan / atau kegiatan dengan rencana tata ruang wilayah setempat.
II2
Gambar 2.1 Peta RTRW Kecamatan Sumenep tahun 2003-2013 2.1.1.3 Lingkup Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Akan Ditelaah Fasilitas Pendidikan dilakukan untuk penyediaan ruang yang dapat mewadahi aktifitas pembelajaran khususnya kegiatan belajar-mengajar yang bersifat formal, serta untuk mendukung upaya peningkatan prestasi dalam bidang pendidikan. Pembangunan fasilitas pendidikan dilakukan dalam skala kabupaten dan regional berupa ruang terbuka hijau/lapangan olah raga, dan/atau gedung tertutup. Persetujuan prinsip pembangunan telah diberikan oleh Kota Sumenep No.2002/BPOL/BAPUF/08 tertanggal 10 September 2011 (Lampiran perijinan halaman 14). Mengenai pemberian ijin lokasi untuk rencana usaha tersebut di atas, yaitu terletak di Desa Babbalan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep Propinsi Jawa Timur. Pemanfaatan lahan di dalam kawasan Sekolah Al-Ikhlas International Boarding School milik PT. Winner Jaya sesuai Tabel 2.1.
II3
No. 1 2 3 4 5 6
Gedung SMA Asrama 1 Asrama 2 UKS Masjid Sarana Olahraga Lapangan Futsall Indoor dan basket 7 Kantin dan swalayan 8 Dapur Umum 9 Perustakaan 10 Laboratorium bahasa dan ilmu alam 11 Ruang pengembangan minat bakat 12 Kantor pengurus Boarding 13 Tempat Belajar Bersama 14 Aula Pertemuan Total Sumber: Data Site Plan
1.2275
Tabel 2.2 Rencana Tata Kapling Kawasan Sekolah Al Ikhlas International Boarding School No. Peruntukan Lahan Tidak Terbangun 1.. 2.. 3. Lapangan Upacara Parkir Mobil dan Motor Jalan Paving Total Sumber: Data Site Plan Lahan Terbangun (Ha) 0,35 0,14 0,219 0,709
II4
II5
pada saat kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik ini yang menjelaskan berbagai macam kegiatan dan contoh dampak yang dimungkinkan terjadi pada pembangunan gedung pendidikan ini. Adanya peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban akibat perselisihan pendapat antara masyarakat dengan kosultan al ikhlas international school. Adanya persepsi masyarakat terhadap lingkungan dan rencana kegiatan
c. Pengukuran dan Pembersihan lahan
d. Mobilisasi dan pengurugan tanah Kegiatan pembersihan lahan (land clearing), pematangan dan pengurugan tanah, dimana terjadi perubahan struktur tanah yang semula berupa lahan kosong yang mempunyai habitat sendiri dan mampu menyerap air, menjadi tanah urug yang kemampuannya untuk menyerap air menjadi berkurang. Oleh karena itu, perlu dibangun saluran drainase untuk menampung air limpasan hujan.
2.2
Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal Data Rona Lingkungan Hidup Awal Yang Terkena Dampak
2.2.1
2.2.1.1 Komponen Fisik Kimia A. Iklim, Kualitas Udara dan Kebisingan 1. Tipe Iklim
Tipe iklim berdasarkan Schmids Ferguson terdapat enam tipe yaitu : A = Tipe sangat basah
II6
Data sekunder suhu udara dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sumenep menunjukkan bahwa suhu rata-rata minimum 22,05oC, sedangkan suhu rata-rata maksimum berkisar antara 32,35oC. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Data Suhu Udara Ambien (oC) Tahun 2007-2008
2007 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember 2008 RataMaks Min rata Maks Min Rata-rata 32,4 21,2 28,4 32,8 23,2 29,2 31,4 21,5 27,8 32,4 23,4 27,1 30,9 23,2 29,2 31,4 21,9 26,7 33,1 20,6 27,1 30,9 21,9 26,4 32,8 23,2 26,7 33,1 22,5 27,7 33,0 23,4 28,5 30.9 21,6 28,2 31,0 21,9 26,9 32.2 22,2 26,7 34,0 22,5 28,6 30.9 22,5 28,5 33,7 20,4 29,4 34,0 20,4 26,9 31,2 21,6 26,4 33,7 21,9 28,5 31,0 22,2 27,7 31,2 21,5 26,9 35,4 23,3 28,2 33,0 21,2 28,8
II7
Data sekunder kelembaban udara dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sumenep menunjukkan bahwa kelembaban udara rata-rata minimum 35,6oC, sedangkan kelembaban udara rata-rata maksimum 94,1oC. Data kelembaban udara selengkapnya dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Data Kelembaban Nisbi Udara (%) Tahun 2007-2008 2007 Bulan Maks Min Januari 97 47 Februari 91 40 Maret 95 36 April 93 37 Mei 99 39 Juni 95 32 Juli 92 31 Agustus 94 30 September 93 36 Oktober 91 37 Nopember 96 26 Desember 94 29 Sumber : BMKG Sumenep, 2009 4. Ratarata 69 73 82 81 85 83 72 76 75 82 79 82 Maks 95 92 93 99 95 91 95 96 94 91 95 92 2008 Min 49 37 26 29 40 36 37 39 32 36 37 31 Rata-rata 82 81 85 83 72 69 73 82 76 75 85 73
Curah Hujan
Data sekunder jumlah curah hujan rata-rata di kota sumenep, menunjukkan bahwa bulan Januari-Maret merupakan bulan basah dengan curah hujan di atas 100 mm/bulan. Bulan apriljuni merupakan bulan-bulan kering, yaitu bulan-bulan yang memiliki curah hujan kurang dari 100 mm/bulan, dan bulan agustus hingga desember curah hujan nya tidak stabil. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.5.
II8
Data keadaan angin di Kota Sumenep dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sumenep, data selengkapnya disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 Data Arah dan Kecepatan Angin (Knot) Tahun 2007-2008 2007 Kecepatan Angin 21 20 10 16 20 20 23 22 22 20 20 2008 Kecepatan Angin 26 22 28 22 20 20 20 20 18 20 21
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Arah Angin Barat Barat Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur
Arah Angin Barat Barat Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur Timur
II9
Bulan
Arah Angin
Data kualitas udara dan kebisingan yang telah didapatkan dari beberapa titik (kualitas udara 3 titik dan kebisingan 3 titik) yang merupakan data primer disajikan pada tabel 2.7 dan tabel 2.8 berikut. Pengambilan sampling udara untuk pemantauan kualitas udara dan kebisingan dilakukan pada 19- 30 September 2011. Tabel 2.7 Data Debu dan Kualitas Udara
Baku Parameter a. Faktor Fisik Suhu Udara Kelembaban Nisbi (RH) Kecepatan Angin Arah Angin Ke Cuaca b. Faktor Kimia CO (Karbon monoksida) NOx (Nitrogen oksida) SO2 (Sulfur dioksida) O3 (Oksidan) NH3 (Amonia) Debu Pb (Timah hitam) Mg/m3 0,000 0,000 0,000 0,06 Satuan
o
Mutu* -
% m/dtk -
Sumber : Laboratorium Teknologi Lingkungan Jurusan T. Lingkungan FTSP-ITS, 2011 Keterangan : Titik 1 = Permukiman
II10
B. Fisiografi 1. Jenis Tanah Secara umum jenis tanah yang ada di Kota Sumenep meliputi Alluvial Hidromortif, Alluvial Kelabu Kuningan, Litosol, Grumosol Kelabu sedangkan wilayah studi yang termasuk di dalamnya adalah Kelurahan Kota Sumenep termasuk formasi Alluvial Kelabu Kuningan. 2. Ketinggian Tanah
Kota Sumenep memiliki ketinggian maksimum 45 meter diatas permukaan air laut (dpl) dan minimum 15 meter dpl. Daerah studi berada pada ketinggian 30 meter dpl.
3.
Kelerengan Tanah
Jenis tanah kota sumenep aluvial kelabu kekuningan. C. Hidrologi 1. Air Permukaan
Air Permukaan yang terdapat di sekitar proyek berasal dari saluran sekunder drainase yang berada di dekat lokasi proyek yaitu sebelah barat lokasi proyek. Penampungan drainase ini
II11
No.
Parameter
Satuan
Metoda
A. FISIKA 1 2 (TDS) 3 Padatan Tersuspensi (SS) B. KIMIA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 pH Barium Besi Boron Mangan Tembaga Seng Krom Heksavalen Kadmium Raksa Timbal Arsen Selenium Kobalt Mg/l Ba Mg/l Fe mg/l B Mg/l Mn Mg/l Cu Mg/l Zn Mg/l Cr6+ Mg/l Cd Mg/l Hg Mg/l Pb Mg/l As Mg/l Se Mg/l Co 6,0 - 9,0 0,3 1 0,02 0,05 0,05 0,01 0,002 0,03 1 0,05 0,2 7,21 0,01 0,0001 0,00 0,001 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 pH meter AAS Spektrofotometri AAS Spektrofotometri AAS AAS AAS AAS AAS AAS AAS AAS AAS mg/l 400 165 Gravimetri Temperatur Total Disolved Solid
o
deviasi 3 1000
27 430
Termometer Gravimetri
mg/l
II12
No. 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Parameter Khlorida Sulfat Sianida Sulfida Fluorida Sisa Khlor Bebas Total Phospat Nitrat Nitrit Amonia Bebas BOD COD Dissolved Oxygen (DO) Detergent Anionik Fenol Minyak & Lemak C. MIKROBIOLOGI
Satuan mg/l Cl Mg/l SO4 Mg/l CN Mg/l H2S mg/l F Mg/l Cl2 Mg/l PO4-P Mg/l NO3-N Mg/l NO2-N Mg/l NH3-N Mg/l O2 Mg/l O2 Mg/l O2 mg/l LAS mg/l mg/l
Baku Mutu Air Kelas III*) 0,02 0,002 1,5 0,03 1 20 0,05 6 50 3 0,2 1 1
Hasil Analisis 10,00 10,10 0,00 0,00 0,12 0,00 0,15 0,67 0,018 0,34 1 24 6,2 0,001 0,00 0,0002
Metoda Argentometri Spektrofotometri Spektrofotometri Iodometri Spektrofotometri Iodometri Spektrofotometri Spektrofotometri Spektrofotometri Spektrofotometri Winkler Reflux/Titrimetri Iodometri Spektrofotometri Spektrofotometri Gravimetri
1 2
MPN/100 ml MPN/100 ml
2000 10000
Sumber : Laboratorium Teknologi Lingkungan Jurusan T. Lingkungan FTSP-ITS, 2011 Ket. : *) = Perda Kota Surabaya No. 02 Tahun 2004 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
D.
Penggunaan lahan di Kota Sumenep didominasi oleh Permukiman, perdagangan/jasa, dan fasilitas umum. Penggunaan lahan di wilayah proyek ini sudah juga didasarkan atas kebijaksanaan tata ruang (Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan RTRK).
II13
Data primer flora di lahan lokasi proyek yang merupakan rona lingkungan awal dari studi ini dapat dilihat pada Tabel 2.10 (identifikasi di lapangan tanggal 12-24 September 2011).
Tabel 2.10 Hasil Pengamatan Flora No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Daerah Alang alang Bayam Glodokan Krokot Mengkudu Pisang Rumput teki Sono Kana Nama Latin Imperata cylindrical Amaranthus spinosus Polyalthia longifolia Portulaca oleracea Morinda citrifolia Musa paradisiacal Cyperus rotundus Pterocarpus indicus Canna sp. Famili Gramineae Amaranthaceae Anonaceae Portulacaceae Rubiaceae Musaceae Cyperaceae Papilionaceae Cannaceae Keterangan ++++ ++++ +++ +++ ++ +++ ++++ ++ +++
Sumber : Lap. Hasil Analisa Biologi Laboratorium Terapan Program Studi Biologi ITS, 2011
Data primer pengamatan hewan darat di lahan lokasi proyek yang merupakan rona lingkungan awal dari studi ini dapat dilihat pada Tabel 2.11 (identifikasi di lapangan tanggal 1224 september 2011).
Tabel 2.11 Hasil Pengamatan Fauna No. Nama Lokal Reptilia 1. Kadal Aves 2. Ayam Insecta 3. Kupu-kupu Nama Ilmiah Mabouya multifasciata Gallus domesticus Papilio sp. Famili Geckonidae Ploceidae Papilionidae Keterangan Liar Liar Liar
Sumber : Lap. Hasil Analisa Biologi Laboratorium Terapan Program Studi Biologi ITS, 2011
II14
Data tentang biota air terdiri dari plankton dan benthos yang diambil 1 titik, yaitu di saluran drainase sekunder di sebelah barat lokasi proyek. 1. Plankton Data primer tentang plankton di saluran drainase dengan lokasi proyek disajikan pada Tabel 2.12 (identifikasi di lapangan tanggal 12-24 September 2011). Tabel 2.12 Hasil Pengamatan Plankton di Saluran Drainase Sebelah Barat Lokasi Proyek
No. Spesies Phytoplankton 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Caloneis sp. Coconeis sp. Denticula sp. Hormidium sp. Oscillatoria sp. Rhizosolenia sp. Zygnema sp. Jumlah
ni: jumlah individu I per liter Di: Indeks Kelimpahan Jorgensen H: Indeks Diversitas Shanon Wiever
Famili
Ni
Di (%)
4 129 8 36 31 88 9 306
Sumber: Lap. Hasil Analisa Biologi Laboratorium Terapan Program Studi Biologi ITS, 2011 Keterangan:
2.2.1.3 Komponen Sosial A. Demografi Lokasi pembangunan Proyek Gedung Al Ikhlas International Boarding School secara administrasi termasuk di desa babbalan termasuk kecamatan kota sumenep. Desa babbalan memiliki jumlah penduduk sekitar 4019 jiwa. Adapun struktur penduduk menurut kelompok umur di kelurahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.13 dan Tabel 2.13 berikut : Tabel 2.13 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Babbalan No. Kelompok Umur Jumlah Prosentase (%)
II15
Berikut ini merupakan struktur penduduk menurut kelompok pendidikan dari desa babbalan.
Tabel 2.14 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Pendidikan di Desa Babbalan No. 1 2 3 4 5 6 Tingkat Pendidikan Buta Huruf Belum Sekolah SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat S1 Jumlah Jumlah 86 661 611 1489 1148 24 4019 Prosentase (%) 2.14 16.45 15.20 37.05 28.56 0.60 100
Struktur penduduk menurut kelompok mata pencaharian dari Desa Babbalan Kecamatan Kota Sumenep Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.15 Tabel 2.15 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencahariaan di Desa Babbalan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mata Pencahariaan Buruh Tani Nelayan Pengusaha Sedang/ Besar Pengrajin/ Industri Kecil Buruh/Tukang/Pembantu Pedagang Pengangkutan PNS TNI/ POLRI Tidak Bekerja Jumlah Jumlah 656 18 70 40 532 619 82 132 23 1847 4019 Prosentase (%) 16.32 0.45 1.74 1.00 13.24 15.40 2.04 3.28 0.57 45.96 100
II16
Struktur penduduk menurut kelompok agama dari kelurahan ini dapat dilihat pada Tabel 2.16
Tabel 2.16 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Agama di Desa Babbalan No. 1 2 3 4 5 Agama Islam Kristen Protestan Kristen Khatolik Hindu Budha Jumlah Jumlah 4004 6 9 0 0 4019 Prosentase ( % ) 99.627 0.001 0.002 0.000 0.000 99.63
B. Ekonomi Lokasi pembangunan Proyek Gedung Sekolah Al-Ikhlas International Boarding School secara administrasi termasuk di Desa Babbalan Kota Sumenep. Adapun kegiatan perekonomian yang ada pada Desa Babbalan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.17 sampai Tabel 2.18 adalah sebagai berikut : Tabel 2.17 Prasarana dan Sarana Perekonomian
No 1 2 3 4 5 6
Prasarana dan Sarana Perekonomian Jalan Pasar Pelabuhan Perbankan Pusat Pertokoan Perdagangan
Jumlah 5 1 0 0 3 2
No 1
II17
2 3 4 C. Budaya
14 18 8
Penduduk di wilayah studi Desa Babbalan ditinjau dari latar belakang asal daerah bersifat homogen (berasal dari asli daerah kota sumenep). Tatanan sosial dan kelembagaan di daerah studi, yang paling disegani di daerahnya masing-masing adalah Lurah, Ulama/Tokoh Masyarakat (tokoh agama) dan RT/RW begitu juga dalam hal yang dimintai pendapat. Di wilayah studi terdapat juga sarana dan prasarana pendidikan. Untuk lembaga pendidikan di Desa Babbalan terdapat satu lembaga pendidikan yaitu akademi kebidanan. Prasarana peribadatan diwilayah studi dari Desa Babbalan jumlah sarana peribadatan adalah Masjid atau Langgar karena telah diketahui bahwa mayoritas di kelurahan ini adalah pemeluk agama Islam. Data tentang prasarana peribadatan dari kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19 Prasarana Peribadatan di Desa Babbalan
Jenis Prasarana No. 1 2 3 4 5 6 Peribadatan Masjid Langgar/Mushola Gereja Kristen Gereja Protestan Vihara Pura
Jumlah Prasarana/Gedung 3 4 -
Data tentang prasarana kelembagaan dan linmas di Desa Babbalan selengkapnya disajikan pada Tabel 2.20. Tabel 2.20 Prasarana Kelembagaan dan Linmas di Desa Babbalan No 1 2 Prasarana Kelembagaan RW RT Jumlah 8 25
II18
Berikut ini adalah data-data penyakit terbanyak yang ada di Desa Babbalan berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Kota Sumenep. Tabel 2.22 Data 10 Penyakit Terbanyak Prosen (%) 12.2404 6.66667 36.3934 5.79235 2.84153 3.27869 4.04372 1.53005 25.6831 1.53005 100
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Penyakit Ispa Akut bag. Atas Ispa bag. Atas lainnya Nyeri sendi atau otot Infeksi kulit akut Infeksi kulit lainnya Hipertensi Diabet Gastritis Diare Asma Jumlah
Berikut ini adalah data sarana kesehatan yang ada di Desa Babbalan : Tabel 2.23 Data Sarana Kesehatan di Desa Babbalan
II19
Komponen Lingkungan Yang Diperkirakan Akan Terkena Dampak Untuk memprediksi komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak, maka
perlu dilakukan kajian terhadap kondisi lingkungan sebelum terkena dampak kegiatan yang akan direncanakan. Komponen lingkungan dan dampak yang akan dikaji meliputi :
A.
Komponen Geofisik Kimia, yang terdiri dari: Iklim dan kualitas udara Temperature udara Debu dan kualitas udara Kebisingan Getaran Tanah Kesuburan tanah Pencemaran tanah Kualitas air tanah Arah aliran air tanah Hidrologi dan kualitas air morfologi sungai debit aliran run-off genangan air pencemaran air
II20
Flora
Kelimpahan Keanekaragaman flora Langka, lindung endemic Fauna Perjumpaan satwa liar Langka, lindungm endemic
Angkatan kerja 2. Sosial-Ekonomi 3. Mata pencaharian Pendapatan penduduk Peluang kerja atau berusaha Jalan raya lalu lintas Komunikasi dan transportasi
Sosial Budaya
Adat istiadat Hubungan social Peran religious Persepsi masyarakat terhadap lingkungan dan rencana kegiatan 4. Kesehatan Masyarakat Jenis penyakit dominan Jumlah penderita sakit 4. pertahanan dan keamanan Keamanan dan ketertiban masyarakat
II21
2.3.1 Proses Pelingkupan Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan recana kegiatan. Pelingkupan dilakukan melalui tiga tahap: identifikasi dampak, evaluasi dampak dan kalsifikasi dan prioritas dampak (Lihat Gambar 2.2).
Deskripsi Rencana Kegiatan
Dampak Potensial
Gambar 0.2 Bagan Alir Proses Pelingkupan (Sumber: Permen LH No.08 Tahun 2006) Bagian dari proses pelingkupan adalah pelibatan masyarakat pada kegiatan sosialisasi yang diadakan 12-24 september 2011 di Desa Babbalan, Kecamatan Kota Sumenep. Hasil resume sosialisasi adalah sebagai berikut: a. Hampir 95% menyatakan setuju dengan pembangunan proyek ini karena:
Meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) Kecamatan Kota Sumenep. Meningkatkan pembangunan Madura di bidang pendididkan. Menciptakan kesempatan kerja bagi warga sekitar. Meningkatkan nilai pendapatan masyarakat baik secara langsung maupun tak langsung.
II22
b.
Supaya memperhatikan kondisi potensi SDM warga sekitar. Perlu kejelasan tentang proses rekruitmen tenaga kerja selama proses pembangunan
proyek.
Pemrakarsa agar selektif dalam memilih tenaga kerja. c.
Masalah kamtibnas supaya diperhatikan dengan lebih dini melalui koordinasi dan komunikasi mulai dari tingkat bawah hingga atas. Diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait selama proses pembangunan proyek Studi AMDAL diharapkan jujur, terbuka, dan independen. Pelaksanaan minimalisasi dampak lingkungan diharapkan konsisten.
d.
e.
2.3.2. Dampak Potensial Dampak potensial merupakan gabungan dari dampak primer dan sekunder. Dibawah ini disajikan dampakdampak potensial pembangunan Gedung Al Ikhlas International Boarding School baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi, selain itu juga dapat dilihat pada Tabel Matrik Identifikasi Dampak Potensial dan Gambar Bagan Alir Dampak Potensial (Dampak Primer dan Sekunder) Tahap Prakonstruksi, Gambar Bagan Alir Dampak Potensial (Dampak Primer dan Sekunder) Tahap Konstruksi dan Gambar Bagan Alir Dampak Potensial (Dampak Primer dan Sekunder) Tahap Operasi, yaitu: 1. Tahap Pra Konstruksi Pada tahap pra konstruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan, meliputi : a. Survey Awal dan Sosialisasi Dampak potensial yang ditimbulkan adalah :
II23
masyarakat dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan pembangunan gedung sekolah.
2. Adanya permintaan masyarakat sekitar untuk mengetahui jarak antara Permukiman warga
dengan kegiatan proyek pembangunan sekolah. b. Perijinan Dampak potensial yang ditimbulkan adalah : 1. Adanya perubahan pemanfaatan lahan dikarenakan munculnya persepsi negatif dari masyarakat dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat mengenai adanya kemungkinan kegiatan pembangunan gedung sekolah.
2. Persyaratan ruang terbuka hijau dikarenakan adanya kegiatan perijinan sehingga
munculnya persyaratan mengenai ruang terbuka hijau sesuai Perda no. 7 tahun 2000.
c. Pengurugan dan Perataan Lahan.
Dampak potensial yang ditimbulkan adalah : 1. Peningkatan aliran air permukaan yang diakibatkan adanya pengurugan dan perataan lahan sehingga meningkatkan laju larian air permukaan ke saluran drainase. 2. Genangan air sekitar lokasi akibat adanya peningkatan aliran permukaan pada tahap pengurugan dan perataan lahan. 3. Tumpahan tanah/material di jalan raya dikarenakan tumpah di jalan dari truk pengangkut. 4. Kecelakaan lalu lintas diakibatkan tumpahan tanah / material yang dapat membuat licin jalan raya.
5. Peningkatan kebisingan yang diakibatkan oleh kebisingan dari suara mesin alat berat di
II24
yang diakibatkan oleh debu dari kegiatan pengurugan lahan yang dapat terbawa angin ke daerah Permukiman penduduk.
8. Peningkatan volume sampah diakibatkan adanya kegiatan pembersihan lahan.
2. Tahap Konstruksi Pada tahap pra konstruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak primer dan sekunder terhadap lingkungan, meliputi : a. Pemagaran proyek dan penyediaan basecamp Dampak potensial yang ditimbulkan adalah : 1. 2. Adanya pencemaran tanah yang disebabkan oleh pekerja yang kurang tertib dalam Adanya gangguan kamtibmas dikarenakan banyaknya tenaga kerja proyek yang
membuang sampah merupakan pendatang sementara dan berpotensial sekali menimbulkan gangguan kamtibmas pada saat kegiatan ini.
3. Adanya effluent dari pengoperasian MCK dikarenakan banyaknya pekerja proyek yang
berada dalam basecamp yang mengakibatkan banyaknya limbah MCK pada saat kegiatan ini.
4. Adanya keresahan masyarakat dikarenakan munculnya persepsi negatif dari masyarakat
dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat mengenai kegiatan pembangunan gedung sekolah. b. Mobilisasi Tenaga Kerja Dampak potensial yang ditimbulkan adalah :
1.
II25
Peningkatan pendapatan dikarenakan adanya penambahan kesempatan kerja pada Peningkatan jumlah penduduk akibat mobilisasi tenaga kerja dari luar wilayah Adanya keresahan masyarakat dikareanakan munculnya persepsi negatif dari
saat mobilisasi tenaga kerja. proyek. masyarakat dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat mengenai kegiatan pembangunan gedung sekolah.
5.
dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat mengenai kegiatan pembangunan gedung sekolah. 6. meurunnya kualitas aspal jalan dikarenakan kendaraan melintas saat mobilisasi
traffik yang juga memuat beban berlebih sehingga menyebabkan kerusakan jalan dan sarara lain pada saat mobilisasi peralatan. 2. Peningkatan kebisingan yang diakibatkan oleh pengadaan peralatan yang sebagian besar berupa alat alat berat. 3. kenyamanan warga terganggu akibat getaran dari kendaraan berat yang melintas 4. Debu dan penurunan kualitas udara yang terjadi akibat emisi dan debu di jalan yang di lewati kendaraan pengangkut alat berat sehingga kualitas sedikit menurun karena aktivitas dari transportasi. 5. Adanya gangguan kamtibmas dikarenakan munculnya keresahan masyarakat akibat dampak gangguan pada saat kegiatan ini.
6. Adanya keresahan masyarakat dikarenakan munculnya persepsi negatif dari masyarakat
dikarenakan adanya perbedaan pendapat antar masyarakat mengenai kegiatan pembangunan gedung sekolah.
II26
pengadaan dan pengangkutan material. mengangkut material. dan emisi lalu-lintas yang semakin padat akibat kegiatan pengadaan dan pengangkutan material.
4.
melintas. e. Pekerjaan Pondasi Dampak potensial yang ditimbulkan adalah : 1. Peningkatan kebisingan yang ditimbulkan dari alat berat pada saat penanaman tiang pancang pada saat kegiatan pekerjaan pondasi. 2. Perubahan fungsi lahan dari lahan kosong menjadi bangunan 3. Peningkatan kebisingan akibat alat alat yang dipakai auntuk membangun gedung
4. Adanya gangguan kesehatan masyarakat atau munculnya jenis penyakit dominan seperti
ISPA yang diakibatkan oleh debu dan penurunan kualitas udara pada saat kegiatan ini. 5. Adanya keretakan bangunan sekitar sebagai akibat dari adanya getaran pada saat penanaman pondasi yang berupa tiang pancang.
6. Perubahan morfologi arus sungai dikarenakan pembangunan.
7. Penurunan kualitas air sungai 8. Adanya gangguan air sumur penduduk akibat perubahan aliran air tanah oleh aktifitas pekerjaan pondasi. f. Pekerjaan Struktur Bangunan.
II27
Naiknya temperatur udara akibat transfer panas dari mesin mesin yang digunakan
pada proses finishing. h. Pekerjaan Areal Parkir, Jalan Lingkungan, Taman dan Penghijauan. Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
1. Perubahan fungsi lahan dari lahan kosong menjadi areal parkir. 2. Adanya debu dan penurunan kualitas udara akibat adanya pekerjaan areal parkir, jalan
lingkungan dan taman. i. Demobilisasi Peralatan. Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah :
1.
Adanya kerusakan jalan dan sarana lainnya yang disebabkan dari peningkatan Peningkatan mata pencaharian warga seperti jasa penyewaan kendaraan ataupun Adanya gangguan kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh debu dan
kuli lokal. 3. penurunan kualitas udara pada saat demobilisasi peralatan. j. Demobilisasi Tenaga Kerja. Dampak potensial yang ditimbulkan adalah :
1. Adanya peningkatan peluang kerja warga sekitar. 2. Adanya peningkatan jumlah transportasi sehingga menambah beban jalan disekitar
II28
Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah : 1. Peningkatan pendapatan dikarenakan adanya penambahan kesempatan kerja sehingga pendapatan masyarakat terutama yang bekerja di proyek ini juga mengalami peningkatan,.
2. Adanya perubahan mata pencaharian penduduk sekitar sehingga menjadi karyawan
gedung sekolah. 3. Peningkatan transportasi di sekitar lokasi sekolah 4. Peningkatan peluang kerja dan usaha b. Mobilitas siswa, guru, dan karyawan Dampak Potensial yang ditimbulkan adalah : 1. Peningkatan transportasi akibat kegiatan sekolah
2. meningkatnya tingkat kebisingan akibat kendaraan yang melintas.
3. Peningkatan debu dan kualitas udara karena emisi kendaraan yang melintas disekitar lokasi
4. Peningkatan pegangkatan kerja warga sebagai pegawai di sekolah. 5. Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk akibat kegiatan sekolah. 6. Peningkatan kegiatan keagamaan karena sekolah yang dibangun adalah sekolah
berlandaskan agama.
7. Gangguan keamanan dan ketertiban yang dapat ditimbulkan dari warga pendatang. 8. Meningkatnya hubungan sosial warga akibat peningkatan interaksi masyarakat. 9. Peningkatan peluang kerja atau usaha warga sekitar seperti membuka warung, kosan, dan
sebagainya.
c. Pengoperasian Gedung Sekolah.
II29
Penurunan kualitas air sungai akibat limbah domestik. Peningkatan genangan air akibat tertutupnya lahan yang sebelumnya kosong oleh Peningkatan mata pencaharian warga sekitar seperti munculnya wiraswastawan Penambahan kesempatan kerja dikarenakan kegiatan pengoperasian sekolah Al
2.
3.
Ikhlas International Boarding School juga membutuhkan beberapa tenaga kerja dan sedapat mungkin memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat sekitar sehingga menambah pendapatan keluarga.
5. 6.
Penurunan kualitas tanah dari lindi akibat sampah organik. Adanya perubahan debit aliran run-off untuk masyarakat pada saat pemeliharaan Keresahan masyarakat yang disebabkan oleh adanya peningkatan penggunaan air
PDAM dan penurunan debit air PDAM untuk masyarakat pada saat kegiatan pemeliharaan & perawatan Al Ikhlas International Boarding School.
8.
Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat akibat banyaknya tenaga kerja Penurunan kualitas jalan akibat kendaraan yang berlalu lalang disekitar lokasi
yang datang. 9. .
2.3.3
Pelingkupan Prioritas Dampak Penting Hipotetiks Proses pelingkupan dalam AMDAL merupakan proses awal untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasikan dampak besar dan penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, yang pada akhirnya akan didapatkan prioritas dari dampak suatu komponen kegiatan atau usaha terhadap komponen lingkungan hidup. Prioritas dampak penting hipotetis pembangunan proyek gedung al ikhlas international boarding school dapat dikelompokkan dalam 2 dimensi tinjauan, yaitu:
II30
Pada tahap pra konstruksi ini didapatkan prioritas dampak penting hipotetis yaitu: 1. Keresahan masyarakat terhadap perencanaan kegiatan baik itu persepsi positif ataupun sebaliknya 2. Penurunan keanekaragaman flora dan fauna 3. Peningkatan genangan air dari perubahan tata guna lahan 4. Peningkatan kerusakan jalan akibat transportasi 5. Peningkatan kebisingan b. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi ini didapatkan prioritas dampak penting hipotetis yaitu: 1. Peningkatan interaksi sosial 2. Peningkatan kerusakan jalan 3. Peningkatan jumlah kepadatan penduduk 4. Peningkatan mata pencaharian masyarakat 5. Persepsi masyarakat terhadap lingkungan dan rencana kegiatan 6. Peningkatan kebisingan 7. Peningkatan getaran
8. Perubahan fungsi lahan
II31
3. Peningkatan pengangkatan pekerja sebagai pegawai 4. Peningkatan jumlah kepadatan penduduk 5. Peningkatan keamanan dan gangguan ketertiban masyarakat 6. Peningkatan interaksi sosial 7. Pengaruh terhadap adat istiadat akibat budaya luar 8. Penurunan kualitas air sungai 9. Perubahan debit aliran run-off Berikut ini adalah tabel komponen rencana kegiatan dan dampak potensial yang terjadi.
II32
Tahap
Keterangan Dampak Potensial Peningkatan Gangguan Keamanan dan ketertiban Masyarakat Peningkatan Keresahan Masyarakat Persepsi Masyarakat terhadap Lingkungan dan Rencana kegiatan Peningkatan Flora Dampak Hipotetik Bukan Dampak Hipotetik Gangguan kamtibmas hanya terjadi perselisihan kecil antara masyarakat dan penyusun AMDAL. Keresahan masyarakat terjadi hanya pada di awal sosialisasi. Bisa di antisipasi saat komunikasi dengan warga di forum sosialisasi. Flora yang digunakan pada area taman hampir sebagian besar merupakan flora lokal agar mampu beradaptasi dengan baik. Penurunan jumlah flora dapat ditanggulangi dengan vegetasi pembuatan taman. Penurunan fauna hanya sekitar fauna liar yang terusir dari k.awasan proyek Perpidahan fauna hanya sekitar fauna liar yang terusir dari kawasan proyek.
Prakonstruksi
II33
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Dampak Hipotetik
Peningkatan Genangan Air Peningkatan Pengangkatan kerja sebagai pegawai Peningkatan peluang kerja atau berusaha Peningkatan komunikasi dan transportasi Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban Masyarakat
pengaruh kendaraan dan mesin penguruk pengaruh kendaraan bermuatan besar ataupun mesin penguruk yang melintas akibat permukaan tanah yang tidak rata Peningkatan peluang kerja hanya sebagian penduduk lokasi proyek pengangkatan warga sebagai karyawan proyek mobilitas karyawan proyek yang berinteraksi dengan pekerja local Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat menimbulkan hanya sementara
II34
Tahap Konstruksi
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
akumulasi Pencemaran tanah sedikit Dampak yang timbul kecil peningkatan interaksi sosial antara pekerja proyek dan masyarakat sekitar kebiasaan para pekerja yang berbeda dengan budaya masyarakat lokal Karena beban berat tidak terlalu melebihi kapasitas
II35
II36
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Dampak Hipotetik
Peningkatan Pengangkatan kerja sebagai pegawai Peningkatan mata pencaharian Peningkatan pendapatan keluarga peningkatan peluang kerja atau berusaha Mobilisasi Tenaga Kerja Peningkatan komunikasi dan transportasi Peningkatan interaksi social Persepsi Masyarakat terhadap Lingkungan dan Rencana kegiatan
pengangkatan warga lokal sebagai pekerja proyek Peningkatan mata pencaharian hanya sedikit Peningkatan pendapatan keluarga tidak begitu besar peluang warga lokal untuk membuka usaha baru Peningkatan komunikasi dan transportasi hanya pada saat pekerja istirahat kerja dan pulang ke rumah berinteraksinya para pekerja dengan warga lokal adanya perubahan atau adaptasi baru warga dengan adanya rencana kegiatan proyek
Konstruksi
II37
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Dampak Hipotetik
II38
Karena beban berat tidak terlalu melebihi kapasitas karena emisi dari kendaraan yang melintas dan tanah yang berpasir disebabkan kegiatan bongkar muat alat dan mobil kendaraan pengangkut Getaran yang dihasilkan hanya sedikit komunikasi dan transportasi hanya berifat sementara Peningkatan kerusakan jalan karena pengaruh kendaraan pengangkut yang melintas di kawasan proyek Getaran yang dihasilkan hanya sedikit
Mobilisasi Peralatan
Peningkatan kebisingan
Konstruksi
Peningkatan getaran Peningkatan komunikasi dan transportasi Peningkatan kerusakan jalan Peningkatan kebisingan Pengadaan dan pengangkutan material Peningkatan getaran
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Dampak Hipotetik
II39
Peningkatan kebisingan
Peningkatan getaran
Konstruksi
Pekerjan Pondasi
Penurunan Kesuburan Tanah Perubahan morfologi sungai Penurunan kualitas air sungai Jenis Penyakit Dominan
II40
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Dampak Hipotetik
Pekerjaan Struktur Bangunan Pekerjaan finishing, mechanical, dan electrical Pekerjaan Area Parkir, Jalan, dan Taman
karena lahan yang semula kosong menjadi terisi oleh bangunan karena penyaluran panas oleh mesin tidak seberapa berpengaruh terhadap lingkungan sekitar lahan yang semula kosong menjadi areal parkir, jalan, dan taman karena pengaruh kegiatan pembangunan areal parkir yang menyebabkan udara berdebu karena kendaraan yang melintas tidak terlalu menimbulkan perubahan
Konstruksi
Demobilisasi peralatan
II41
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Demobilisasi peralatan
Peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk Peningkatan jenis penyakit dominan Kemacetan lalu lintas Penurunan mata pencaharian Penurunan pendapatan keluarga
Konstruksi
Para pekerja hanya sementara bertempat tinggal di lokasi proyek Kemungkinan timbul jenis penyakit dominan kecil Jumlah kendaraan yang tidak terlalu banyak Perubahan Mata Pencaharian hanya bersifat sementara Adanya kontrak perjanjian untuk masa kerja pada waktu perekrutan tenaga kerja Memanfaatkan pengerjaan konstruksi bangunan hanya sebagai pekerjaan sampingan Kemacetan lalu lintas dapat diatasi karena tidak terlalu lama terjadinya kemacetan lalu lintas tenaga kerja hanya sementara tinggal di lokasi proyek
II42
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Peningkatan kerusakan jalan Peningkatan mata pencaharian Peningkatan pendapatan keluarga Peningkatan peluang kerja atau berusaha Peningkatan kerusakan jalan peningkatan debu dan penurunan kualitas udara akibat pengaruh kendaraan yang melintas karena sebelumnya tidak ada kendaraan melintas akibat pengaruh kendaraan yang mengangkut siswa maupun guru pengajar
Frekuensi transport yang keluar masuk sekolah dan asrama terbilang kecil Peningkatan mata pencaharian kecil peningkatan pendapatan keluarga tidak besar peningkatan pendapatan warga dengan membuka lapangan kerja baru Transportasi tidak terlalu besar
Operasi
Peningkatan kebisingan
II43
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Operasi
Peningkatan Pengangkatan kerja sebagai pegawai Peningkatan mata pencaharian Peningkatan pendapatan keluarga Peningkatan peluang kerja atau berusaha Peningkatan komunikasi dan transportasi Pengaruh terhadap adat istiadat akibat budaya luar Peningkatan interaksi sosial Peningkatan kegiatan keagamaan pengaruh interaksi warga lokal dan pendatang yang mendiami asrama karena kegiatan dari sekolah yang berlandaskan agama maka kegiatan warga lokal turut ikut serta
Peningkatan mata pencaharian tidak tinggi Peningkatan mata pencaharian kecil peningkatan pendapatan keluarga tidak besar Peningkatan peluang kerja atau berusaha bersifat sementara Peningkatan komunikasi dan transportasi bersifat sementara Pengaruh terhadap adat istiadat akibat budaya luar yang tidak terlalu signifikan
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Keterangan
II44
Dampak Hipotetik
Persepsi Masyarakat terhadap Lingkungan dan Rencana kegiatan Peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban Masyarakat Peningkatan debu dan penurunan kualitas udara dari kegiatan transportasi warga sekitar sekolah yang membuang gas emisi akibat lindi yang terkandung dalam sampah masuk ke dalam tanah perubahan bantaran sungai yang terkena dampak dari pembangunan saluran drainase yang baru semakin banyak debitnya karena daerah resapan berkurang akibat perubahan tata guna lahan.
Persepsi Masyarakat terhadap Lingkungan dan Rencana kegiatan Keamanan dan ketertiban masyarakat sudah di atur oleh pihak yang berwenang
Operasi
II45
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Penurunan kualitas air sungai Peningkatan Pencemaran Air Operasi Gangguan Keamanan dan ketertiban Masyarakat Peningkatan Keresahan Masyarakat Peningkatan mata pencaharian Peningkatan pendapatan keluarga
akibat perubahan tata guna lahan yang sebelumnya kosong menjadi terisi oleh aspal dan cor-coran. akibat pembuangan limbah domestik yang masuk ke sungai. akibat pembuangan limbah domestik dari sekolah. Keamanan dan ketertiban masyarakat sudah di atur oleh pihak yang berwenang. Interaksi keseharaian siswa di fokuskan di lingkup dalam sekolah dan asrama. Aktifitas pemenuhan kebutuhan siswa sudah di kelola oleh pihak sekolah dan asrama. Peningkatan pendapatan keluarga tidak terlalu signifikan.
II46
Tahap
Komponen Kegiatan
Dampak Potensial
Operasi
Pemeliharaan dan Penurunan kualitas air sungai Perawatan sekolah dan asrama Peningkatan Pencemaran Tanah
karena pembuangan limbah dari aktifitas belajar mengajar. akibat lindi yang terkandung dalam sampah masuk ke dalam tanah. akibat limbah domestik yang dibuang ke badan air.
II47
: Permukiman Penduduk : lahan kosong dan tegalan : Jalan lingkar : Permukiman penduduk
Wilayah proyek yang akan direncanakan terdapat pada 700112,10LS - 700123,57 LS dan 11305033,79BT- 11305042,45BT.
II48
Gambar 2.3 Peta Batas Proyek Pembangunan Gedung Al-Ihlas International Boarding School
2.3.4.2 Batas Ekologis Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari kegiatan yang direncanakan, baik Permukiman, jalan, maupun industri disekitarnya Gambar 2.4 Proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Batas ekologi ini meliputi:
1. Daerah aliran atau badan air sungai di sebelah timur yang diperkirakan terpengaruh baik
secara kualitatif maupun kuantitatif oleh kegiatan Pembangunan Gedung Al Ikhlas International Boarding School yang sebagian besar bangunannya merupakan bangunan yang kedap air sehingga air hujan tidak bisa terserap dalam tanah. Selain itu saluran drainase ini akan terpengaruh oleh pembuangan limbah cair domestik baik dari kgiatan pengoperasian bascamp hingga kegiatan operasi gedung itu sendiri.
II49
ini ditetapkan berdasarkan proses sebaran dampak komponen fisik-kimia seperti kebisingan dan getaran. 3. Daerah Ekosistem pertokoan dan perkantoran sebelah timur, dimana batas ini ditetapkan berdasarkan proses sebaran dampak komponen fisik-kimia seperti kebisingan dan getaran terhadap dampak komponen fisik-kimia.
Gambar 2.4 Peta Batas Ekologis Pembangunan Gedung Al-Ihlas International Boarding School
2.3.4.3 Batas Sosial Yang termasuk dalam batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang mapan (termasuk sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan dasar akibat
II50
Gambar 2.5 Peta Batas Sosial Pembangunan Gedung Al-Ihlas International Boarding School 2.3.4.4 Batas Administratif Batas administratif merupakan ruang tempat masyarakat sekitar rencana Gedung Al Ikhlas International Boarding School dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi batas administratif adalah Desa Babbalan, yang ditampilkan pada Gambar 2.6.
II51
Gambar 2.6 Peta Batas Administratif Pembangunan Gedung Al-Ihlas International Boarding School 2.3.4.5 Batas Wilayah Studi Batas wilayah studi merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memberikan keterbatasan sumber data seperti waktu, dana, tenaga, teknik dan metode telaah. Dengan demikian, ruang lingkup wilayah studi bertitik tolak pada ruang bagi rencana usaha dan atau kegiatan, kemudian diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial dan ruang administratif yang lebih luas. Batas wilayah studi Pembangunan Gedung Al Ikhlas International Boarding School dapat dilihat pada Gambar 2.7.
II52
Gambar 2.7 Peta Batas Wilayah Studi Pembangunan Gedung Al-Ihlas International Boarding School 2.3.4.6 Batas Waktu Kajian Andal Batas waktu kajian yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian ANDAL adalah 25 tahun. Hal ini didasarkan atas pertimbangan dari umur gedung yang dibangun, yaitu 25 tahun. Dimulai pada bulan Januari tahun 2011-2036, dengan waktu evaluasi ANDAL setiap 4 tahun sekali.
II53