Anda di halaman 1dari 8

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

STUDI AWAL DESAIN TERMAL PEMBANGKIT UAP PLTN TIPE PWR DAYA 1000 MWE Oleh Suroso Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN

ABSTRAK
STUDI AWAL DESAIN TERMAL PEMBANGKIT UAP PLTN TIPE PWR DAYA 1000 MWe. Telah dilakukan desain termal pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe. Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien perpindahan panas, luas permukaan, panjang pipa dan nilai turun tekanan (pressure drop). Metoda perhitungan dengan menggunakan log mean temperature difference (LMTD). Daya thermal reaktor 3411 MWth menggunakan 4 pembangkit uap. Pembangkit uap ditetapkan berbentuk pipa dan kelongsong (shell and tube), dengan satu lintasan kelongsong dan dua lintasan pipa aliran lawan arah (cross flow). Hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien perpindahan panas sisi pipa 27248 W/m2 C, sisi kelongsong 4786 W/m2 C dan menyeluruh 3450 W/m2 C. Luas permukaan perpindahan panas 4880 m2 dan panjang pipa 20,67 m untuk tiap pembangkit, yang masing-masing lebih rendah 3,6 % dan 1,6% dari pada dimensi pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe yaitu luas permukaan perpindahan panas 5060 m2/unit dan panjang pipa 21 m. Nilai turun tekanan diperoleh 1,13x102 kPa untuk sisi pipa dan 3,75 kPa untuk sisi kelongsong. Hasil studi awal desain pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap perhitungan-perhitungan yang akan datang. Kata kunci: desain, pembangkit uap, PWR.

ABSTRACT
PRELIMINARY STUDY ON THERMAL DESIGN OF THE STEAM GENERATOR FOR 1000 MWe PWR NUCLEAR POWER PLANT. The thermal design of the steam generator in a nuclear power plant pressurized water reactor type 1000 MWe have been done. The calculation has been toverall heat transfer coefficient solve values, heat transfer area, tube length, and pressure drop. The method used the logarithmic mean temperature difference (LMTD). The thermal power of reactor is 3411 MWth with 4 steam generators. The construction of the steam generator is shell and tube type by counter flow, with one pass shell and two pass tube. The results of calculation show that heat transfer coefficient value are 27248 W/m2 C for the tube side, 4786 W/m2 C for the shell side, and 3450 W/m2 C for overall. The area of heat transfer resulted are 4,880 m2 with a tube length of 20,67 m. The result shows that steam generator calculation which consists of area of heat transfer and tube length that are 3.6 % and 1.6 % less than currently available 1000 MWe PWR, i.e, 5060 m2/unit area, 21 m tube length. The pressure drop value of 1.13x102 kPa for tube side and 3.75 kPa for shell. The results of preliminary study for steam generator design of nuclear power plant PWR type can be use by comparing with the another method calculations in the future. Key words : design, steam generator, PWR. PENDAHULUAN Di industri proses, masalah perpindahan panas merupakan hal yang sering dijumpai. Alat penukar panas merupakan suatu alat yang didalamnya terjadi perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin atau sebaliknya. Proses perpindahan panas dapat berlangsung secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Perancangan alat penukar panas sangat penting terutama untuk menentukan efisiensi pada instalasi pembangkit daya maupun dalam bidang penerbangan atau antariksa. Pada sisi lain, kemampuan perancangan alat penukar panas merupakan salah satu bidang keahlian yang harus dikuasai terutama yang menekuni bidang konversi energi.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan pembangkit listrik dengan bahan bakar uranium. Uranium bereaksi dengan neutron menghasilkan energi panas dan beberapa unsur radioisotop. Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi tersebut digunakan untuk memanaskan air menjadi uap. Uap yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Proses pembangkitan uap pada PLTN tipe Pressurizer Water Reactor (PWR) terjadi pada alat penukar panas yang disebut pembangkit uap (steam generator ). Dalam rangka menyongsong berdirinya PLTN pertama di Indonesia yang kecenderungannya akan menggunakan PLTN tipe

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

PWR, dan menyiapkan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan mendesain suatu peralatan penukar panas, maka pada makalah ini akan dilakukan studi awal desain termal pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe. Studi desain ini akan dilanjutkan dengan menggunakan beberapa metode, dan akan diverifikasikan dengan berbagai data dari beberapa sumber yang dapat diakses dan telah dipublikasikan. Perancangan dilakukan terhadap aspek termal, yang meliputi perhitungan, nilai-nilai koefisien perpindahan panas, luas permukaan perpindahan panas, panjang pipa dan nilai turun tekanan (pressure drop). Desain dilakukan mengacu pada standar TEMA menggunakan metode log mean temperature difference. Pembangkit uap ditetapkan berbentuk pipa dan kelongsong (shell and tube), dengan satu lintasan kelongsong dan dua lintasan pipa dengan aliran lawan arah. Dari penelitian ini diharapkan hasilnya dapat digunakan untuk verifikasi desain atau me-review desain pembangkit uap PLTN tipe PWR.

TEORI Pembangkit Uap PLTN tipe PWR memanfaatkan prinsip desain sistem siklus tertutup. Hal ini berarti bahwa bahan pendingin dalam siklus reaktor dipisahkan dari siklus turbin-generator, tetapi, air pendingin bersuhu tinggi dari reaktor, harus mampu membentuk uap untuk turbin-generator. Masing-masing siklus sistem pendingin reaktor terdiri dari sebuah pembangkit uap yang terpasang secara vertikal. Pembangkit uap ini dapat bertipe once-through steam generator atau U-tube steam generator. Tipe U tube steam generator, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, terdiri dari dua bagian yang tergabung dengan satu bagian evaporator dan satu bagian steam drum. Bagian evaporator terdiri dari alat penukar panas (U-tube heat exchanger), sementara bagian steam drum menyimpan peralatan pemisah kelembaban. Bagian steam drum terletak pada bagian atas dari pembangkit uap.

Gambar 1. Konstruksi pembangkit uap tipe U tube steam generator.[1] Alat Penukar Panas Aliran fluida pada alat penukar panas tipe pipa dan kelongsong dapat berlangsung secara sejajar (parallel flow) seperti diberikan pada Gambar 2 dan aliran lawan arah (counter flow) seperti diberikan pada Gambar 3. Aliran sejajar adalah aliran di mana fluida panas dan fluida dingin memasuki pipa dan pipa pada arah yang sama. Harga selisih suhu rata-rata logaritmik pada alat penukar panas tipe pipa dan kelongsong dengan aliran fluida sejajar dapat dirumuskan sebagai berikut:[2,3,4] (1) (T1 T2 ) (t 2 t1 )
LMTD = Tlm = ln (T1 T2 ) (t 2 t1 )

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Gambar 2. Aliran sejajar (parallel flow) Sedangkan harga selisih suhu rata-rata logaritmik pada aliran lawan arah dirumuskan sebagai berikut:[4,5,6] (2) (T1 t 2 ) (T2 t1 )
LMTD = Tlm = ln

Gambar 3. Aliran berlawanan arah (counter flow) Kemampuan alat penukar panas memindahkan panas (Q) dari fluida panas ke fluida dingin dapat dihitung dengan persamaan :

dengan, Tlm = selisih suhu rata-rata logaritmik (0C), T1 = suhu fluida masuk pipa (0C), T2 = suhu fluida keluar pipa (0C), t1 = suhu fluida masuk kelongsong (0C) dan t2 = suhu fluida keluar kelongsong (0C) Selisih suhu rata-rata atau LMTD dipengaruhi oleh sifat aliran dan sifat medium. Didalam perencanaan alat penukar panas harus dicari selisih suhu rata-rata sebenarnya dengan menggunakan faktor koreksi F, sehingga besarnya selisih suhu rata-rata sebenarnya adalah[2,3] : Tm = F Tlm (3) dengan, Tm = selisih suhu rata-rata yang sebenarnya (0C)

(T1 t 2 ) (T2 t1 )

Q = UATm
dengan koefisien perpindahan panas (U),
U = Q A Tm

(4)

(5) luas permukaan

Dimana A, adalah perpindahan panas dalam m2. TATA KERJA

Metode Perancangan Alat Penukar Kalor Data teknis dan operasional alat penukar kalor PLTN tipe PWR dengan 4 pembangkit uap adalah tipe pipa dan kelongsong dengan fluida kerja air aliran lawan arah diberikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Data teknis PLTN tipe PWR.[5] No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 10. 11. 12 Daya termal, MWth Daya listrik, MWe Jumlah kalang (loop) Jumlah pipa Diameter luar pipa, m Tebal dinding pipa, m Diameter selongsong bagian atas, m Diameter selongsong bagian bawah, m Konduktivitas material konstruksi selongsong, W/m C Luas permukaan perpindahan panas total, m2 Panjang pipa, m Parameter Nilai 3411 1000 4 3386 0,0222 0,0013 4,5 3,4 35 5060 21

Tabel 2. Data operasional PLTN tipe PWR [5] No. 1 2 3 Parameter Suhu keluar, C Suhu masuk, C Tekanan, MPa Sisi pipa (T) 286 324 15,5 Sisi selongsong (t) 273 224 5,7

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Prosedur Pengolahan Data Pengolahan data untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan panas sisi pipa, kelongsong dan menyeluruh dilakukan dengan menggunakan data suhu masuk dan keluar sisi pipa dan kelongsong, daya yang dibangkitkan untuk setiap pembangkit uap, dimensi konstruksi pembangkit uap yang diketahui dan yang relevan untuk perhitungan dan parameter fisis dari fluida dan material konstruksi pembangkit uap. Hasil perhitungan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh kemudian digunakan untuk mendapatkan dimensi luas permukaan perpindahan panas. Data luas permukaan perpindahan panas kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai

panjang pipa. Sedangkan nilai turun tekanan dilakukan untuk sisi pipa dan kelongsong dengan menggunakan persamaan-persamaan yang relevan dan data fisis kondisi operasional pembangkit uap serta dimensi pembangkit uap yang diketahui dan yang telah diperoleh dari perhitungan. PEMBAHASAN Koefisien Perpindahan Panas Sisi Pipa (hi) Fluida yang mengalir di dalam pipa berbentuk subcooled, masuk pembangkit uap pada suhu 324C dan keluar 286C dan tekanan 15,5 MPa, sehingga diperoleh suhu rata-rata 305C. Nilai parameter fisis fluida sisi pipa pada suhu dan tekanan tersebut diberikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Data parameter fisis fluida sisi pipa.[2,3,4] No 1 2 3 4 5 Parameter Massa jenis () Konduktivitas termal (k) Viskositas () Panas jenis (Cp) Bilangan Prandtl (Pr)
.

Nilai 701,900 kg/m3 0,532 W/m C 8,9 x 10-5 kg/m s 5969 J/kg C 0,997 Reynold pada sisi primer di dalam pipa dihitung dengan menggunakan persamaan :[2,3,4]

Laju aliran massa fluida pada sisi pipa ( m p ) dihitung dengan menggunakan persamaan :[4,5,6]

mp =

Q C p T

Re =
(6)

Vt d i

(8)

Laju perpindahan panas (Q) untuk daya termal reaktor 3144 MWth menggunakan 4 pembangkit uap diperoleh masing-masing untuk setiap pembangkit uap 8,3 x 108 J/s. Panas jenis (Cp) fluida di dalam pipa adalah 5,969 J/kg C dengan perbedaan suhu (T) 38oC, maka laju aliran massa fluida sisi primer diperoleh 3,76 x 103 kg/s. Kecepatan aliran pada sisi primer yaitu di dalam pipa (Vt) diperoleh dengan menggunakan persamaan : [2,3,4]

dengan di adalah diameter dalam pipa dan adalah viskositas dengan nilai seperti diberikan pada Tabel 1 dan 3 diperoleh sebesar 6,32 x 105. Bilangan Prandtl (Pr) pada kondisi operasional sisi pipa seperti diberikan pada Tabel 3 adalah 0,997. Bilangan Reynold dan Prandtl yang masing-masing lebih besar dari 5,0 x 105 dan 0,7 maka korelasi yang sesuai untuk menghitung bilangan Nusselt (Nu) yang digunakan untuk pemanasan adalah: [5]

Nu = 0,023 Re 0,8 Pr 0, 4

(9)

m V = A

(7)

dan dengan menggunakan data-data tersebut diperoleh bilangan Nu sebesar 1,00 x 103, sehingga dengan menggunakan persamaan :[5]

dengan massa jenis () seperti diberikan pada Tabel 3, dan A luas permukan pipa dengan diameter dalam (di) seperti diberikan pada Tabel 1, maka diperoleh kecepatan aliran pada sisi primer 1,38 x 104 m/s. Jumlah pipa seperti diberikan pada Tabel 1, diketahui sebesar 3386 sehingga kecepatan aliran setiap pipa diperoleh 4,09 m/s. Bilangan

hi =

Nu k di

(10)

Nilai koefisien perpindahan panas sisi pipa (hi) dengan material konstruksi pipa yang terbuat dan inconel dengan konduktivitas termal (k) seperti diberikan pada Tabel 1 diperoleh 2,724 x 104 W/m2C.

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Koefisien Perpindahan Panas Sisi Kelongsong (ho) Fluida pada sisi kelongsong masuk pembangkit uap pada suhu 224 C dalam bentuk

cair dan keluar pada suhu 273 C dalam bentuk uap pada tekana 5,7 MPa. Data parameter fisis pada sisi kelongsong diberikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Data parameter fisis fluida pada sisi kelongsong .[2,3,4] No 1 2 3 4 5 Parameter Massa jenis () Konduktivitas termal (k) Viskositas () Panas jenis (Cp) Bilangan Prandtl (Pr) Nilai 432,900 kg/m3 0,325 W/m C 7,016 x 10-5 kg/m s 4671,550 J/kg C 11,823
berbentuk segitiga (triangel) sehingga nilai perbandingan P/D dihitung dengan menggunakan persamaan : [2]

Perhitungan nilai koefisien perpindahan panas sisi kelongsong untuk daya termal reaktor 3411 MWth dengan menggunakan 4 pembangkit uap menghasilkan laju perpindahan panas untuk setiap pembangkit uap adalah 8,3 x 108 J/s. Dengan menggunakan data panas jenis sisi kelongsong seperti diberikan pada Tabel 4, dan persamaan (6) dengan menggunakan diameter sisi selongsong (do) diperoleh laju aliran massa pada sisi kelongsong ( m s ) sebesar 3,725 x 103 kg/s. Luas permukaaan perpindahan panas sisi kelongsong diperoleh dengan menggunakan persamaan: [5]
.

P/D =

[ ] 1 / 2[( 3 / 2 ) (Di ) ]
1 / 2 ( / 4 ) (do t )
s 2 2

(14)

2 2 As = (Di s ) ( n 2 ) (dot ) (11) 4 4

Dengan menggunakan data dot dan Dis seperti diberikan pada Tabel 1 diperoleh P/D sebesar 1,17. Nilai perbandingan P/D digunakan untuk mendapatkan faktor koreksi pada perhitungan bilangan Nu. Korelasi yang sesuai untuk perhitungan nilai P/D yang berada pada rentang 1<P/D< 2,2 adalah : [5]

Dengan Dis = diameter dalam kelongsong bagian bawah, n = jumlah pipa dan dot diameter luar pipa dan dengan menggunakan data yang diberikan pada Tabel 4 diperoleh luas permukaan perpindahan panas sisi kelongsong sebesar 6,45 m2. Kecepatan aliran pada sisi kelongsong (Vs) dihitung dengan menggunakan persamaan (9) dengan massa jenis seperti diberikan pada Tabel 4 dan diperoleh nilainya sebesar 0,104 m/s. Diameter untuk aliran fluida dingin (Dc) dan panas (Dh) pada kelongsong dihitung dengan menggunakan persamaan :[5] 4 As (12) Dc = Pw

= [0,9217 + 0,1478(P / D )] 0,1130e

7 ( P / D 1)

(15)

dengan memasukkan nilai P/D pada persamaan (15) diperoleh faktor koreksi untuk perhitungan bilangan Nu sebesar 1,1832. Bilangan Reynold sisi kelongsong dengan menggunakan persamaan (8) untuk laju aliran sisi kelongsong (Vs), data fisis fluida kondisi rata-rata sisi kelongsong (Tabel 4), serta diameter sisi kelongsong (do) diperoleh sebesar 8,60 x 105. Bilangan Nu pada sisi kelongsong dihitung dengan menggunakan persamaan :[5]

Nu = 0,032 Re0,8 Pr 0,333

(16)

dan

Dh

4 As = Ph

(13)

dimana Pw = perimeter basah sisi dingin dan Ph = adalah perimeter basah sisi panas. Dengan menggunakan data yang diberikan pada Tabel 4 diperoleh Dc dan Dh masing-masing 0,1045 m dan 0,1093 m. Konstruksi susunan pipa diasumsikan

dengan memasukkan bilangan Re dan data faktor koreksi yang telah diperoleh dari perhitungan serta bilangan Pr seperti diberikan pada Tabel 5, diperoleh bilangan Nu sisi kelongsong 1608,64. Nilai koefisien perpindahan panas untuk sisi kelongsong (ho) dengan menggunakan persamaan (10) dan data parameter fisis sisi kelongsong seperti diberikan pada Tabel 4 diperoleh 4786 W/m2 C.

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U) Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) untuk alat penukar panas tipe pipa dan kelongsong dihitung dengan menggunakan persamaan : [1,6]

Luas Permukaan Perpindahan Menyeluruh dan Panjang Pipa

Panas

U=

1 d ot d ln (d ot / d it ) 1 + ot + d it hi ho 2 k

(17)

dengan dot dan dit adalah diameter sisi luar dan dalam dari pipa, k = koefisien perpindahan panas material konstruksi pipa dan harganya masingmasing diberikan pada Tabel 3, sedangkan hi dan ho adalah koefisien perpindahan panas sisi pipa dan kelongsong dengan hasil seperti diberikan dalam perhitungan, maka nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh diperoleh sebesar 3450 W/m2 C.

Luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dihitung dengan menggunakan metode log mean temperature difference (LMTD) aliran lawan arah. Dengan menggunakan data suhu masuk dan keluar sisi pipa dan kelongsong seperti diberikan pada Tabel 2 dan persamaan (2) diperoleh beda suhu logaritma rata rata (Tlm) sebesar 56,321C. Faktor koreksi (F) untuk satu lintas kelongsong dan dua lintas pipa dan data yang diberikan pada Tabel 2 dengan menggunakan grafik seperti dibrikan pada Gambar 4 untuk alat penukar panas dengan satu lintas kelongsong dengan dua, empat atau kelipatan dua lintas pipa diperoleh nilai faktor koreksi 0,95.[7] Luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dihitung dengan menggunakan persamaan:[2,3,4]

A=

Q U Tlm F

(18)

Gambar 4. Faktor koreksi (F) untuk satu lintas kelongsong dan dua lintas pipa[2,3,4] Untuk daya reaktor 3411 MWth dengan menggunakan 4 pembangkit uap dan dengan memasukkan data-data hasil perhitungan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh, beda suhu rata-rata logaritmik dan faktor koreksi diperoleh luas permukaan perpindahan panas menyeluruh 4880 m2. Panjang pipa (L) dihitung dengan menggunakan persamaan :[2,3,4] Dengan menggunakan dimensi pipa dan jumlah pipa seperti diberikan pada Tabel 1 diperoleh panjang pipa 20,67 m. Turun Tekanan (pressure drop) Nilai tekanan selama melalui alat penukar panas sangat penting diketahui karena akan digunakan dalam perhitungan pompa. Persamaan untuk mendapatkan nilai turun tekanan adalah sebagai berikut :

L=

A n dot

(19)

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

1.

Persamaan untuk menghitung penurunan tekanan sisi pipa :[5]

nilai

LN p u 2 Pt = 4 f + 4N p m di 2
dengan : f = (1,58 ln Re-3,28)-2 um = m Atp
o

m Gs = S dan, AS
Nb = jumlah bafle, Ds= diameter kelongsong (m), do= diameter luar pipa dan s = fakor koreksi. Dengan menggunakan data teknis dan parameter fisis seperti diberikan pada Tabel 1, 3 dan 4, serta hasil perhitungan sisi pipa dan kelongsong diperoleh nilai turun tekanan sisi pipa dan kelongsong masing-masing 1,13 x 102 kPa dan 3, 75 kPa. PEMBAHASAN Studi awal desain termal pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe dilakukan terhadap aspek termal. Parameter yang dihitung meliputi nilai koefisien perpindahan panas sisi pipa, sisi kelongsong dan menyeluruh, luas permukaan perpindahan panas menyeluruh, panjang pipa dan nilai turun tekanan. Daya PLTN adalah 1000 MWe menggunakan 2 loop dengan 4 pembangkit uap. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metoda LMTD dengan asumsi pembangkit uap berbentuk pipa dan kelongsong aliran lawan arah dengan dua lintasan pipa satu kelongsong. Hasil perhitungan diberikan pada Tabel 5.

(20)

Atp =

d i N t dan 4

F = koefisien gesek, um = kecepatan aliran di dalam pipa (m/s), L = panjang pipa (m), NP = jumlah aliran pipa, di= diameter dalam pipa, Nt= jumlah pipa, m = laju aliran (kg/s) 2. Perasamaan untuk menghitung nilai turun tekanan pada sisi kelongsong.
.

Ps =

f G s (N b 1 )Ds 2 d o s

(21)

dengan, f = exp (0,576-0,19 ln Res)

Tabel 5.Hasil perhitungan desain termal pembangkit uap PLTN tipe PWR. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Parameter Koefisien perpindahan panas sisi pipa (hi ) Koefisien perpindahan panas sisi selongsong (ho) Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) Luas permukaan perpindahan panas total (A) Panjang pipa (L) Turun tekanan sisi pipa (P) Turun tekanan sisi selongsong (P) Nilai 27248,55 W/m2C 4786,75 W/m2C 3450,00 W/m2C 4880,13 m2 20,67 m 1,13 kPa 3,75 kPa

Hasil perhitungan untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan panas pada sisi pipa, kelongsong dan menyeluruh seperti diberikan pada Tabel 5 adalah 27248,55 W/m2C, 4786,75 W/m2C dan 3450,00 W/m2C. Nilai-nilai koefisien perpindahan panas yang diperoleh dalam perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk mendapatkan luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan panjang pipa. Hasil perhitungan

luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan panjang pipa diperoleh masing-masing 4880 m2 dan 20,67 m untuk tiap pembangkit. Hasil perhitungan dimensi pembangkit uap yang diperoleh tersebut lebih rendah masing-masing 3,6% dan 1,6% daripada dimensi pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe, yaitu luas permukaan perpindahan panas 5060 m2/unit dan panjang pipa 21 m seperti diberikan pada Gambar 5.

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Sigma Epsilon ISSN 0853-9103

Luas Permukaan Perpindahan Panas Perhitungan, Ahitung [m ]

6000

30

5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 4000

Panjang Pipa Perhitungan, Lhitung [m]

5800

y=x y=0,964x

28 26 24 22 20 18 16 14 12 10

y=x y=0,984x

-1,6%

-3,6%

4200

4400

4600

4800

5000

5200

5400

5600
2

5800

6000

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

Luas Permukaan Perpindahan Panas PWR, APWR [m ]

Panjang Pipa PWR, LPWR [m]

Gambar 5. Perbandingan nilai luas permukaan perpindahan panas dan panjang pipa hasil perhitungan dengan desain. Perbedaan ini relatif rendah dan lebih kecil dari 10%, suatu nilai yang cukup wajar untuk pendekatan perhitungan alat penukar kalor tipe pipa dan kelongsong yang dapat digunakan untuk desain dengan menggunakan metode LMTD untuk sisi kelongsong yang mengalami perubahan fase.[8] Disamping itu nilai perbedaan hasil perhitungan dengan kondisi desain juga tidak cukup signifikan. Hasil perhitungan terhadap nilai turun tekanan yang diperoleh masing-masing 1,13x102 kPa untuk sisi pipa dan 3,75 kPa untuk sisi kelongsong. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai turun tekanan sisi pipa relatif lebih besar daripada sisi kelongsong dan nilai-nilai tersebut relatif rendah dan layak. Hasil studi awal desain termal pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe ini dapat digunakan sebagai pembanding untuk perhitunganperhitungan dengan menggunakan metode dan data yang lain. KESIMPULAN Dari hasil studi desain pembangkit PLTN tipe PWR daya 1000 MWe dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Telah diperoleh hasil studi desain pembangkit uap PLTN tipe PWR daya termal 3.411 MWth dengan menggunakan 4 pembangkit uap yang meliputi perhitungan nilai koefisien perpindahan panas, dimensi alat penukar panas dan nilai turun tekanan. 2. Dimensi pembangkit uap yang terdiri dari luas total permukaan perpindahan panas dan panjang pipa diperoleh masing-masing 4880 m2 dan 20,67 m relatif lebih rendah dan kurang dari 10% dari desain spesifkasi PLTN tipe PWR daya 1000 MWe yaitu, 5060 m2 dan 21m. 3. Nilai turun tekanan yang diperoleh sisi pipa relatif lebih besar dari pada sisi kelongsong. 4. Hasil studi awal desain termal pembangkit uap PLTN tipe PWR dengan metoda LMTD dapat digunakan sebagai pembanding untuk perhitungan-perhitungan dengan metode dan data yang lain. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan diterbitkannya tulisan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Sukmanto Dibyo, M.Si dan bapak Mulya Juarsa, M.Eng. atas masukan dan koreksinya DAFTAR PUSTAKA 1. DJOKOLELONO, M., Pengantar Teknik Nuklir, BATAN, Jakarta, 1978 2. HOLMAN, J.P., alih bahasa JASFI, E., Penukar Kalor, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990 3. KREITH, F., alih bahasa Arko PRIJONO, Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995 4. KERN, D.Q., Process Heat Transfer, International Student Edition, McGraw-Hill Book Co., New York, 1965 5. KAZIMI, M.S and TODREAS, N.E., Nuclear System I, Hemisphere Publishing Corporation, New York, 1991. 6. LEE, H.S., SUH, K.Y., Thermal Design of Steam Generator for Pb-Bi Cooled Reactor PEACER-300, Seoul National University, San 51 Sillim-Dong, Korea 2005. 7. LLEWELLyn, G.H., Design and Analysis of A-5 MW Vertical Fluted Tube Condenser for Geothermal Appplications, ORNL, Oak Ridge, Tennese, March 2982. .

Vol.13 No. 1 Februari 2009

Anda mungkin juga menyukai