15 AskepFrakturMandibula
15 AskepFrakturMandibula
MANDIBULARIS DEFiNISI Rusaknya kontinuitas tulang mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung. PATOFISIOLOGI Penyebab fraktur adalah trauma Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu : TRAUMA Trauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi dagu langsung terbentur dengan benda keras (jalanan). TANDA DAN GEJALA Nyeri hebat di tempat fraktur Tak mampu menggerakkan dagu bawah Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas. PEMERIKSAAN PENUNJANG X.Ray Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler. CCT kalau banyak kerusakan otot. Osteoporosis Imperfekta Osteoporosis Penyakit metabolik
PENATALAKSANAAN MEDIK Konservatif : Immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur. Operatif : dengan pemasangan Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire ( tindakan Asbarg) RENCANA KEPERAWATAN Prioritas Masalah
N O 1.
Mengatasi perdarahan Mengatasi nyeri Mencegah komplikasi Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan DX.
INTERVENSI KEPERAWATAN Potensial terjadinya INDENPENDEN: syok dengan sehubungan Observasi perdarah-an vital. Mengkaji per darahan Memberikan supinasi Memberikan cairan (minum) KOLABORASI: Pemberian infus Pemberian koagulan perdarahan fiksasi. Pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht) sia cairan lokasi, dan banyaknya
RASIONAL
tanda-tanda Untuk mengetahui tanda-tanda syok sedini mungkin sumber, Untuk menentukan tindakan
yang banyak
posisi Untuk mengurangi per darahan dan mencegah kekurangan darah ke otak. banyak Untuk mencegah kekurangan cairan (mengganti cairan yang hilang) per Pemberian cairan per infus. obat Membantu proses pembekuan (vit.K, dengan Untuk mengetahui kadar Hb, Ht apakah perlu transfusi atau tidak. darah dan untuk meng hentikan perdarahan.
2.
rasa INDEPENDEN: Mengkaji sehubungan perubahan karakteristik nyeri annya. Mencegah pergeseran tulang sehingga jenis dapat tindak nyeri : lokasi, durasi, Untuk mengetahui tingkat rasa intensitas nyeri dengan meng-gunakan nyeri (0-10) skala menentukan
immobilisasi (back slab) Berikan (support) Menjelaskan prosedur di atas KOLABORASI: Pemberian analgesik obat-obatan sokongan
dan penekanan pada jaringan yang luka. vena return, menurunkan edem, dan me ngurangi nyeri. Untuk mempersiapkan mental serta agar pasien be-partisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan. Mengurangi rasa nyeri
3.
infeksi INDEPENDEN: dengan Kaji keadaan luka Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi. (kontinuitas dari kulit) terhadap adanya: edema, rubor, kalor, dolor, terjadinya fungsi laesa. Anjurkan pasien untuk Meminimalkan tidak memegang bagian yang luka. Merawat luka dengan Mencegah meng-gunakan aseptik Mewaspadai keluhan gerak, eritema luka. KOLABORASI: Pemeriksaan leokosit Untuk mencegah kelanjutan Pemberian obat-obatan : antibiotika dan TT (Toksoid Tetanus) Persiapan untuk operasi terjadinya Mempercepat infeksi dan proses pencegahan tetanus. penyembuhan luka dan dan darah : edema pada adanya nyeri lokal, daerah Lekosit infeksi yang meningkat artinya sudah terjadi proses tehnik kontaminasi dan kemungkinan infeksi silang. Merupakan indikasi adanya osteomilitis. kontaminasi.
mendadak, keterbatasan
sesuai indikasi 4. Gangguan aktivitas s/d INDEPENDEN: keru-sakan neuromuskuler skeletal, immobilisasi. nyeri, Kaji immobilisasi dan persepsi
penyegahan infeksi.
peningkatan
tingkat Pasien akan membatasi gerak yang pasien Memberikan partisipasi TV, memusatkan ngontrol diri kesempatan perhatian, pasien dan karena salah persepsi (persepsi tidak proporsional)
disebabkan oleh edema tentang tersebut. Mendorong (menonton dalam aktivitas rekreasi membaca koran dll ). immobilisasi
untuk mengeluarkan energi, meningkatkan perasaan memembantu dalam mengurangi isolasi sosial.
Menganjurkan
pasien Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang tonus untuk otot, mobilitas meningkatkan mempertahankan
untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak. Membantu pasien dalam perawatan diri
sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan. Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol meningkatkan pasien untuk
Auskultasi bising usus, monitor eliminasi menganjurkan b.a.b. teratur. Memberikan diit tinggi protein , vitamin , dan mineral. KOLABORASI : Konsul dengan bagian fisioterapi kebiasaan dan
penurunan BB Untuk menentukan program latihan. 5. Kurangnya pengetahuan pengosehubungan kondisi, prognosa, dan batan dengan INDEPENDEN: ttg Menjelaskan kelainan yg tentang Pasien muncul saat ini mengetahui dan hari kondisi depan
prognosa, dan harapan yang akan datang. cara-cara mobilisasi dan ambulasi yang sebagaimana oleh dianjurkan
sehingga pasien dapat menentu kan pilihan.. besar selama fraktur dan pememerlukan fiksasi penopang proses
kesalahan dalam pe- Memberikan nafsiran, tidak familier dengan formasi. sumber in-
dukungan Sebagian
nyembuhan shg keterlambatan penyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat. kegiatan yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya (apakah fisioterapist, perawat
atau ke- luarga). mengfasilitasi perawatan mandiri memberi support untuk mandiri.
keluarga (home care) perawatan lanjutan. Penyembuhan fraktur tulang kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk perencanaan perawatan lanjutan dan pasien kooperatif.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company. Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.