Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Korupsi menimpa semua negara, merusak kemajuan sosial dan ketidaksetaraan sehingga ketidakadilan berkembang biak.Ketika dana pembangunan yang sangat dibutuhkan dicuri oleh individu dan lembaga yang korup, pendidikan, perawatan kesehatan dan layanan penting lainnya dirampas dari masyarakat miskin dan rentan. Meskipun yang miskin termarjinalisasi oleh korupsi, mereka tidak akan dibungkam. Dalam peristiwa di sebagian besar Negara Arab dan sepanjang tahun ini, rakyat telah menyatukan suara mereka dalam mengecam korupsi dan menuntut agar pemerintah memerangi kejahatan terhadap demokrasi ini. Protes mereka telah memicu perubahan di kancah internasional yang hampir tidak bisa dibayangkan beberapa bulan sebelumnya. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan terhadap penyebaran jahat korupsi. PBB membantu negara-negara memerangi korupsi sebagai bagian dari kampanye kami yang lebih luas, untuk mendukung meningkatkan demokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik. Konvensi PBB Melawan Korupsi adalah alat yang ampuh dalam perjuangan melawan korupsi. Saya mendorong semua pemerintah yang belum meratifikasinya untuk melakukannya tanpa penundaan. Saya juga meminta pemerintah untuk menyertakan upaya anti korupsi di semua program nasional yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Sektor swasta, juga, harus mengambil tindakan yang efektif. Korupsi mendistorsi pasar, meningkatkan biaya bagi perusahaan dan akhirnya menghukum konsumen. Perusahaan dapat menciptakan ekonomi global yang lebih transparan melalui inisiatif anti korupsi, seperti Global Compact PBB.

Pada Hari Anti Korupsi Internasional, mari kita berjanji untuk melakukan upaya menindak korupsi, mempermalukan mereka yang korup dan melahirkan budaya dengan nilai-nilai perilaku etis.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan analisa terhadap perkembangan KPK di Indonesia saat ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia saat ini sepanjang tahun 2011? 2. Sebutkan beberapa kasus besar yang harus diungkap Pimpinan Baru KPK di Indonesia? 3. Apa yang menjadi kendala bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menangani kasus korupsi yang semakin meningkat di kalangan para pejabat tinggi di Indonesia saat ini ? 1.3 Tujuan Analisa ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan empiris tentang permasalahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu bagaimana kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia saat ini sepanjang tahun 2011 dan dapat menyebutkan beberapa kasus besar yang harus diungkap oleh Pimpinan Baru KPK di Indonesia, serta Apa yang menjadi kendala bagi KPK dalam menangani kasus koruspi yang semakin meningkat di kalangan para pejabat tinggi di Indonesia saat ini.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komisi Pemberantasan Korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada periode 2006-2011 KPK dipimpin bersama oleh 4 orang wakil ketuanya, yakni Chandra Marta Hamzah, Bibit Samad Rianto, Mochammad Jasin, dan Hayono Umar, setelah Perpu Plt. KPK ditolak oleh DPR. Pada 25 November 2010, M. Busyro Muqoddas terpilih menjadi ketua KPK setelah melalui proses pemungutan suara oleh Dewan Perwakilan Rakyat. 2.2 Visi dan Misi KPK Visi Mewujudkan Lembaga yang Mampu Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi Misi

Pendobrak dan Pendorong Indonesia yang Bebas dari Korupsi Menjadi Pemimpin dan Penggerak Perubahan untuk Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari Korupsi

2.3 Fungsi dan Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas: 1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; 2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi; 4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan 5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang : 1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi; 2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi; 3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait; 4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan 5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kinerja KPK Sepanjang tahun 2011 a. KPK Terima 5742 Pengaduan Kinerja KPK sepanjang tahun 2011 menerima lebih dari 5000 pengaduan. KPK melansir pencapaian kinerja mereka sepanjang tahun 2011. Salah satu point yang disampaikan adalah terkait penerimaan pengaduan masyarakat. Sepanjang tahun 2011, KPK mengaku menerima pengaduan masyarakat sebanyak 5742. Dari jumlah tersebut telah ditelaah sebanyak 5688 pengaduan dengan hasil 1026 pengaduan mengadung indikasi tindak pidana korupsi, 938 pengaduan ditindaklanjuti di internal KPK dan 88 pengaduan dikoordinasikan dengan instansi lain Bibit melanjutkan, dari 938 pengaduan yang ditindaklanjuti di internal KPK, 617 diantaranya diteruskan ke Deputi penindakan, 204 diteruskan ke Deputi pencegahan, 38 diteruskan ke bidang lainnya dan 79 diteruskan ke pimpinan KPK. Sementara dari 88 pengaduan yang telah dikoordinasikan dengan instansi terkait, 1 terdistribusi ke kepolisian, 2 ke kejaksaan, 8 ke BPKP, 44 ke Itjen dan LNPD, 19 ke BPK RI, dan 14 ke Bawasda. b. KPK Selidik 65 Perkara Korupsi KPK mengaku telah menyidik 65 kasus korupsi sepanjang tahun 2011. Sebanyak 27 diantara kasus yang disidik sepanjang tahun ini merupakan kasus limpahan tahun 2010. Demikian tertulis dalam rilis paparan hasil kinerja akhir tahun KPK. Sepanjang tahun ini, KPK juga melakukan penuntutan terhadap 45 perkara korupsi yang masuk "meja" mereka. Lima perkara yang dilakukan penuntutan itu merupakan perkara limpahan tahun 2010. Sementara di tingkat penyelidikan, KPK mengaku tengah menangani 76 kasus korupsi.

Sepanjang tahun 2011 ini, ada 31 perkara yang ditangani KPK yang sudah diputus inkracht. Selain itu ada 33 perkara yang telah dieksekusi. Sepanjang 2011, KPK juga telah melakukan serangkaian kegiatan koordinasi dan supervisi. Di bidang penindakan, koordinasi dan supervisi, dilakukan melalui pemantauan penerimaan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) dari Kejaksaan dan Kepolisian. Totalnya mencapai 1258 baru. KPK Selamatkan Aset Negara Rp 152,9 Triliun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melansir pencapaian kinerja mereka selama tahun 2011. Salah satu pencapaian kinerja yang dilansir terkait penyelamatan aset dan atau kekayaan negara. Kegiatan penyelamatan aset atau kekayaan negara ini semenjak tahun 2009. Kegiatan ini dilakukan guna mencegah terjadinya korupsi pada aset atau kekayaan milik negara. KPK juga berhasil mencegah meruginya keuangan negara. Adapun jumlah kerugian keuangan negara yang berhasil diselamatkan dan masuk ke dalam penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari penanganan perkara tindak pidana korupsi yang telah disetorkan ke rekening kas negara atau daerah, kata Busyro, mencapai Rp 134.665.993.776 miliar. KPK telah terbitkan 681 Rumah Dinas KPK telah menertibkan 681 rumah dinas milik negara yang sempat masih digunakan oleh mantan para pejabat di Indonesia, sedikitnya 681 rumah sejak tahun 2008, tidak hannya kalangan pejabat biasa yang telah ditertibkan oleh KPK, bahkan mantan menteri juga ada. KPK juga mengatakan sedang menertibkan kepemilikan rumah dinas para pejabat pusat dan daerah yang sudah tidak menjabat lagi. Penertiban itu dilakukan, lantaran masih banyak mantan pejabat yang masih memanfaatkan rumah dinasnya hingga saat ini.

3.2

Beberapa Kasus Besar yang harus diungkap KPK Ada empat kasus yang harus diungkap Pimpinan Baru KPK. Anggota komisi III DPR asal fraksi Partai PDI-Perjuangan Trimedya Panjaitan bependapat, syarat utama yang harus dipenuhi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2011-2015 adalah memiliki keberanian menyelesaikan empat kasus besar yang saat ini belum selesai. PDIP hanya akan memilih calon yang berani membongkar empat kasus besar yaitu kasus Century, kasus cek perjalanan, kasus mafia pajak, dan kasus wisma atlet, Trimedia secara khusus menyoroti kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom. Pasalnya, Trimedia menilai, KPK saat ini terkesan lamban dalam menyelesaikan kasus yang melibatkan istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun, Nunun Nurbaeti. Beberapa anggota DPR sudah diperiksa oleh KPK, bahkan sudah ada yang dihukum. Tapi sampai saat ini KPK belum dapat mengungkap siapa pemberi suap itu, Sementara itu, dalam kasus mafia pajak, Trimedya juga berharap agar otak intelektual di balik berbagai kasus tersebut bisa segera terungkap. Jadi, jangan cuma Gayus dan pejabat dua tingkat di atasnya saja yang dihukum. Malah kalau kita lihat belakangan banyak perusahaan lolos dari kasus pajak.

3.3

Kendala Komisi Pemberantasan Korupsi Masalah Politik Jadi Kendala Pemberantasan Korupsi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), M Busyro Muqoddas, mengakui, pemberantasan korupsi masih sering terkendala masalah politik sehingga kasus tersebut tidak tuntas. Masalah politik itu memang sulit untuk dihindarkan sehingga dalam pemberantasan penyelewengan uang negara tersebut sering terhambat. Dalam Konvensi Kampus dan temu tahunan FRI yang juga 7

dihadiri Gubernur Sumsel H Alex Noerdin itu, ia mengatakan, penegakan hukum seharusnya independen dan tidak perlu campur tangan orang lain. Namun, kenyataannya, masih terjadi dalam penegakan hukum, termasuk pemberantasan korupsi, adanya pengaruh pihak lain, termasuk politik. Selain itu unsur kebijakan publik pusat dan daerah masih ada yang seakan-akan dirancang untuk keuntungan pihak tertentu. Oleh karena itu, peran serta perguruan tinggi untuk memikirkan permasalahan tersebut, sehingga pemberantasan korupsi semakin baik. Pengkajian dari perguruan tinggi dalam merumuskan kebijakan dan rancangan sangat diharapkan sehingga pemberantasan korupsi akan lebih baik lagi. Melalui Konvensi Kampus dan temu tahunan Forum Rektor Indonesia ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bangsa sekarang ini, terutama dalam penegakan hukum.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dengan keberadaan KPK dan Kinerja KPK sepanjang tahun 2011 KPK mengalami banyak pengaduan dari masyarakat mengenai masalah korupsi dengan jumlah pengaduan yang cukup besar. Sepanjang tahun 2011 KPK telah cukup melaksanakan kinerja yang baik karena KPK telah menyelidik 65 perkara korupsi juga menyelamatkan aset negara yang besarnya 152,9 triliun, juga KPK telah berhasil terbitkan kembali 681 rumah dinas milik negara. KPK memiliki sekitar empat kasus besar yang ditangani KPK yang sampai saat ini belum tuntas, itu merupakan tugas yang cukup menantang bagi pimpinan baru KPK untuk di ungkap.

DAFTAR PUSTAKA www.google.com www.kpk.go.id

10

Anda mungkin juga menyukai