Anda di halaman 1dari 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratarium Hidrolika dan Hidrologi Fakultas Teknik Universitas Mataram.

3.2 Model Fisik Saluran Flume berupa saluran terbuka dengan bentuk empat persegi panjang dengan dimensi saluran sebagai berikut : a) b) c) d) Lebar (melintang) Tinggi Panjang saluran = 0.70 m = 0.30 m = 7.0 m

Kemiringan dasar saluran = 0.005; 0.010; 0.015

Bagian bagian saluran terdiri dari : a) b) c) d) Bak penampung Kolam transisi Saluran lurus Saluran pengendapan Flume terbuat dari bahan beton dan air berasal dari sebuah saluran disamping laboratarium dan kemudian dinaikkan ke saluran penampung dengan menggunakan pompa (kapasitas 5 L/det). Aliran air masuk melalui lubang-lubang inlet berukuran D1,2 cm yang dilengkapi dengan kran pipa outlet sehingga variasi debit dapat diatur sesuai keinginan. Pada bagian hulu saluran dipasang ambang lebar empat persegi untuk merendam pengaruh turbulensi aliran pada saat air mulai masuk kesaluran, sedangkan dibagian hilir dilengkapi saluran pengendapan. Untuk lebih jelasnya flume yang dipakai dalam penelitian ini disajikan pada gambar 3.1 berikut ini

Gambar 3.1 Flume model sungai Laboratorium Hidrolika dan Hidrologi Fakultas Teknik UNRAM.

3.3 Perencanaan Model Fisik Saluran Perencanaan model fisik saluran direncanakan berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding 1:2 dan dikondisikan seperti saluran alam. Dinding saluran

dilapisi dengan tanah , sedangkan lapisan dasar dilapisi pasir setebal kira-kira 12 cm (lihat gambar 3.2 dan 3.3 ).

Gambar 3.2 perencanaan model fisik saluran

Gambar 3.3 pot A A dengan pasangan pelimpah

3.4 Model Fisik Pelimpah Geometrik Pelimpah tipe bula Bulat dibuat pada hulu saluran dengan menggunakan beton sebagai bahan pembuatnya dengan lebar, dan tinggi berdasarkan tinggi debit maksimum yang mampu dihasilkan pompa air yang ada dan disesuaikan berdasarkan petunjuk perencanaan pelimpah KP-02.

Gambar 3.4 bentuk pelimpah tipe bulat

Jari jari mercu (r) = 0,1 0,7 Himaks Demgan lebar (B) = 40 cm

3.5 Alat-alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat ukur a) Benda apung (gabus), sebagai alat bantu mengukur kecepatan di permukaan air pada saat running berlangsung. b) Penggaris , untuk mengukur tinggi air. c) Oven, dengan pengatur suhu untuk mengeringkan sampel tanah yang akan dianalisa. d) Neraca (timbangan )dengan ketelitian 0,01 gram e) Ayakan, untuk mengayek sampel tanah dalam analisa gradasi.

f) Piknometer, untuk melakuka uji berat jenis. g) Tungku listrik (kookplat), untuk mengeluarkan udara yang ada dalam pori-pori pasir. h) Termometer , dengan ketelitian 10 untuk mengukur suhu campuran pasir. i) Alat pengukur waktu (stop watch), digunakan untuk mengukur lamanya waktu pengamatan. j) Alat ukur kedalaman meter taraf, untuk mengukur elevasi dasar saluran dan elevasi muka air pada saat titik titik grid pada saluran. 3.5.2 Alat Bantu a) Bantalan meter taraf, ruskam, ember, sekop, dan cangkul untuk menganggkut pasir dan menyaring pasir pada ayakan besar. b) Peralatan tulis, kertas , buku dan formulir, digunakan untuk mencatat data selama kegiatan penelitian barlangsung. c) Peralatan dokumentasi camera dan video camera recorder atau handy cam untuk mengamadikan semua kegiatan dan kejasian pada waktu penelitian, baik sebelum maupun pada saat penelitian berlangsung. d) Meteran, dipakai sebagai alat ukur jarak pada kegiatan persiapan e) Program Surfer, untuk pembuatan kontur

3.5.3

Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Bahan untuk lapisan dasar (bed load), yaitu digunakan pasir dari Sungai Kali Jongkok Hilir yang terlebih dahulu dilakukan uji gradasi dan berat jenis,untuk mengetahui karakteristik awal butiran. Dari uji gradasi didapatkan D50=0,54 mm dan D65=0,69 mm. b) Bahan untuk dinding saluran, digunakan tanah lempung, dimaksudkan untuk mengkondisikan saluran seperti saluran alam. c) Bahan untuk pembuatan Spillway terbuat dari beton. d) Air, dalam penelitian ini air yang digunakan berasal dari sistem jaringan air Fakultas Teknik Universitas Mataram.

3.6 . Metode Pengukuran. 3.6.1 Pengukuran elevasi dasar saluran Pengukuran elevasi dasar saluran dilakukan sepanjang saluran arah memanjang(longitudinal) pada titik tengah saluran dan dilakukan sebelum saluran dialiri air, diukur setiap 100 cm sepanjang 7 m. Untuk mengetahui lokasi titik-titik pengukuran dapat dilihat pada sketsa lokasi, seperti pada gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5 lokasi pengukuran elevasi dasar saluran pada awal Percobaan dan pengukuran elevasi muka air rata rata 3.6.2 Pengukuran elevasi muka air rata-rata Pengukuran dilakukan pada kondisi pengaliran stabil, yaitu dimana debit air yang masuk telah konstan, pengukuran taraf muka air dilakukan pada bagian as saluran seperti pada pengukuran elevasi dasar saluran seperti pada pengukuran elevasi dasar saluran untuk setiap segmen dengan asumsi taraf muka air rata-rata berada pada as saluran. Gambar penempatan taraf muka air sama dengan lokasi pengukuran

elevasi dasar saluran dapat dilihat pada gambar 3.5.

3.6.3

Pengukuran kecepatan Pengukuran kecepatan aliran pada prinsipnya dapat dilakukan apabila

proses keseimbangan aliran telah dicapai. Alat ukur yang digunakan adalah gabus. Pengukuran kecepatan hanya dilakukan pada permukaan aliran, karena keterbatasan alat ukur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan gabus yang dilepas diantara dua titik (jarak 1 m) dan dibagilama waktu antara dua titik tersebut. (disajikan pada gambar 3.6)

Gambar 3.6 lokasi pengukuran kecepatan

3.6.4

Pengukuran Bathimetri Dasar Saluran Pengukuran dilakukan setelah kondisi permukaan air surut, dengan

menggunakan meter taraf dengan tingkat ketelitian 0.05 mm sepanjang 100 cm. Lokasi pengukuran pada setiap segmen saluran kearah memanjang saluran (longitudinal) dan kerah lebar saluran (radial). Untuk pengukuran arah memanjang dilakukan setiap grid 8cm. Sedangkan pada arah lebar dilakukansetiap grid 4cm (disajikan pada gambar 3.7).

Gambar 3.7 lokasi pengukuran topografi

3.7.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini akan dilakukan beberapa persiapan sebelum pengujian dimulai, diantaranya : a) Pemeriksaan alat-alat yang akan digunakan apakah dalam kondisi yang baik dan lengkap. b) Pembuatan saluran alam, dengan bentuk trapesium dan dimensi yang telah direncanakan. 3.7.2 Tahap Pengujian Pada pengujian, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a) Sebelum dihamparkan, material dasar (bed load) terlebih dahulu dilakukan pengujian awal yaitu pengujian gradasi untuk mengetahui karakteristik awal dari material tersebut. b) Ayak material dasar sebelum dihamparkan kedalam saluran dengan ayakan 1/3. c) Kemudian hamparkan material dasar yang telah dilayak, sepanjang saluran dengan ketebalan kira-kira 12.5 cm, dengan kemiringan awal 0.5%. d) Menghidupkan pompa, dan mengalirkan air pada saluran dengan debit maksimum untuk mengetahui tinggi air pada saluran guna perencanaan tinggi pelimpah. e) Setelah diketahui tinggi muka air (h), kemudian di lanjutkan dengan memasang Pelimpah pada hulu saluran dengan ketinggian 3cm dan jari-jari pelimpah (r=0.5H1). f) Mengalirkan air kembali ke saluran melalui Pintu Air untuk kemiringan dasar saluran pertama (0.5%) dengan tiga variasi debit ( 1.315 liter/dtk; 1.946 liter/dtk dan 2.605 liter/dtk). Masing-masing debit dilakukan 3 kali percobaan. g) Setelah air mengalir dan debit konstan, maka dilakukan pengukuran tinggi muka air pada saluran dan pengukuran kecepatan dengan menggunakan gabus. h) Pengaliran dibiarkan selama 15 menit,atau setelah tidak terjadi pengangkutan sedimen pada hilir bendung. i) Kemudian pengaliran dihentikan,setelah air surut buatlah kontur pathimetri dengan perbedaan ketinggian 0.5 mm. j) Pengambilan sedimen yang terangkut dan tertinggal.

k) Sampel material disisihkan dan ditandai agar tidak tertukar dengan sampel yang lain. Kemudian material dihamparkan lagi dengan kemiringan yang sama. l) Ulangi langkah(5) sampai (10) sebanyak 3 kali untuk debit yang sama,dan dilanjutkan untuk variasi debit yang lain. m) Ualngi langkah ( 5) sampai (11) dengan variasi kemiringan yang berbeda, sebanyak 3 variasi (0.5%, 1%, dan 1.5%). n) Kemudian, lakukan uji gradasi butirn untuk mengetahui material yang stabil dan tergerus.  Uji Gradasi Uji gradasi ini dilakukan dengan cara analisa ayakan (analisa saringan), dimana untuk analisa saringan ini dipakai 2 seri saringan yaitu: o Bila diameter butir tanah > 2 mm,digunakan saringan dengan ukuran lubang: 3 (76,2 mm); 2 (50,8 mm); 1 (38,1 mm); (25,4 mm); (9,5 mm); No.4(4,75 mm);dan No.10 (2,0 mm). o Bila diameterbutir tanah < 2 mm, digunakan saringan dengan ukuran lubang: No.10 (2,00 mm),No.20 (0,85 mm), No.40 (0,42 mm), No.60 (0,25 mm),No.140 (0,106 mm), No.200 (0,075 mm). Adapun prosedur pelaksanaan dan analisa saringan ini antara lain : o Masing masing ayakan kosong ditimbang o Sampel material dimasukkan kedalam Oven sampai kering (24 jam) o Setelah kering material ditimbang seberat 500 gr. o Sampel material dimasukkan kedalam satu set ayakan lalu diayak selama 5-10 menit. o Material yang tertinggal pada masing-masing ayakan ditimbang lalu dicari persentase berat tanah yang tertinggal tersebut.  Uji berat jenis material Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis material dengan Picnometer. Alat alat dipergunakan dalam analisa saringan ini antara lain : a) Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas minimum 50 ml. b) Desikator c) Oven dengan pengatur suhu ( 1050 1100 C ) d) Neraca dengan ketelitian 0,01 gr

e) Termometer dengan ukuran 00-500 C dengan ketelitian pembacaan 10C. f) Saringan No.4, No.10, dan No. 40 dengan penadahnya. g) Botol berisi air suling. h) Bak perendam. i) Pompa hampa udara (vacum, 1-1 PK ) atau tungku listrik (kook plat). Adapun prosedur pelaksanaan untuk uji berat jenis ini adalah : a) Piknometer dicuci dengan air suling yang dikeringkan, kemudian ditimbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gr. b) Sampel material kering seberat 10 gr dimasukkan kedalam piknometer dan ditimbang bersama tutupnya. c) Air suling ditambah sehingga Picnometer terisi 2/3 tinggi picnometer lalu dibiarkan 24 jam. d) Isi Piknometer dididihkan selama minimal 10 menit, dan botol dimiringkan sekalikali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap. e) Dalam menggunakan pompa Vacum, tekanan udara dalam Picnometer tidak boleh kurang dari 100 mmHg. Kemudian Picnometer diisi dengan air suling dan

dibiarkan sampai mencapai suhu konstan didalam bejana air. f) Setelah suhu konstan, ditambahkan air suling sampai penuh. g) Piknometer dittutup lalu bagian luarnya dikeringkan kemudian ditimbang.

3.8 Bagian Alir Penelitian


MULAI

STUDI LITERATUR

PERSIAPAN a. Penyiapan alat dan bahan b. Pembuatan Saluran c. Pembuatan Pelimpah PENENTUAN a. Material yang akan digunakan b. Kemiringan dasar saluran c. Debit aliran

a. b. c. d. e. f. g.

PEROSES PENGUJIAN Kemiringan dasar berbeda Debit aliran berbeda Pengukuran kecepatan air Pengukuran tinggi muka air Pengukuran bathimeter Pengujian gradasi butiran Pengujian berat jenis butiran

Ketersediaan data

Tidak

Ya
ANALISA PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

SELESAI

REVISI

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Lokasi penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratarium Hidrolika dan Hidrologi Fakultas Teknik Universitas Mataram.

3.8 Model Fisik Saluran Flume berupa saluran terbuka dengan bentuk empat persegi panjang dengan dimensi saluran sebagai berikut : e) f) g) h) Lebar (melintang) Tinggi Panjang saluran = 0.70 m = 0.30 m = 7.0 m

Kemiringan dasar saluran = 0.005; 0.010; 0.015

Bagian bagian saluran terdiri dari : e) f) g) h) Bak penampung Kolam transisi Saluran lurus Saluran pengendapan Flume terbuat dari bahan beton dan air berasal dari sebuah saluran disamping laboratarium dan kemudian dinaikkan ke saluran penampung dengan menggunakan pompa (kapasitas 5 L/det). Aliran air masuk melalui lubang-lubang inlet berukuran D1,2 cm yang dilengkapi dengan kran pipa outlet sehingga variasi debit dapat diatur sesuai keinginan. Pada bagian hulu saluran dipasang ambang lebar empat persegi untuk merendam pengaruh turbulensi aliran pada saat air mulai masuk kesaluran, sedangkan dibagian hilir dilengkapi saluran pengendapan. Untuk lebih jelasnya flume yang dipakai dalam penelitian ini disajikan pada gambar 3.1 berikut ini

Gambar 3.1 Flume model sungai Laboratorium Hidrolika dan Hidrologi Fakultas Teknik UNRAM.

3.9 Perencanaan Model Fisik Saluran Perencanaan model fisik saluran direncanakan berbentuk trapesium dengan kemiringan dinding 1:2 dan dikondisikan seperti saluran alam. Dinding saluran

dilapisi dengan tanah , sedangkan lapisan dasar dilapisi pasir setebal kira-kira 12 cm (lihat gambar 3.2 dan 3.3 ).

Gambar 3.3 pot A A dengan pasangan pelimpah

3.10

Model Fisik Pelimpah Geometrik Pelimpah tipe bula Bulat dibuat pada hulu saluran dengan menggunakan beton

sebagai bahan pembuatnya dengan lebar, dan tinggi berdasarkan tinggi debit maksimum yang mampu dihasilkan pompa air yang ada dan disesuaikan berdasarkan petunjuk perencanaan pelimpah KP-02.

Gambar 3.4 bentuk pelimpah tipe bulat

Jari jari mercu (r) = 0,1 0,7 Himaks Demgan lebar (B) = 40 cm

3.11

Alat-alat dan Bahan Penelitian Alat ukur k) Benda apung (gabus), sebagai alat bantu mengukur kecepatan di permukaan air pada saat running berlangsung. l) Penggaris , untuk mengukur tinggi air. m) Oven, dengan pengatur suhu untuk mengeringkan sampel tanah yang akan dianalisa. n) Neraca (timbangan )dengan ketelitian 0,01 gram o) Ayakan, untuk mengayek sampel tanah dalam analisa gradasi. p) Piknometer, untuk melakuka uji berat jenis. q) Tungku listrik (kookplat), untuk mengeluarkan udara yang ada dalam pori-pori pasir. r) Termometer , dengan ketelitian 10 untuk mengukur suhu campuran pasir. s) Alat pengukur waktu (stop watch), digunakan untuk mengukur lamanya waktu pengamatan. t) Alat ukur kedalaman meter taraf, untuk mengukur elevasi dasar saluran dan elevasi muka air pada saat titik titik grid pada saluran.

3.11.1

3.11.2 Alat Bantu f) Bantalan meter taraf, ruskam, ember, sekop, dan cangkul untuk menganggkut pasir dan menyaring pasir pada ayakan besar. g) Peralatan tulis, kertas , buku dan formulir, digunakan untuk mencatat data selama kegiatan penelitian barlangsung. h) Peralatan dokumentasi camera dan video camera recorder atau handy cam untuk mengamadikan semua kegiatan dan kejasian pada waktu penelitian, baik sebelum maupun pada saat penelitian berlangsung. i) Meteran, dipakai sebagai alat ukur jarak pada kegiatan persiapan j) Program Surfer, untuk pembuatan kontur

3.11.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : e) Bahan untuk lapisan dasar (bed load), yaitu digunakan pasir dari Sungai Kali Jongkok Hilir yang terlebih dahulu dilakukan uji gradasi

dan berat jenis,untuk mengetahui karakteristik awal butiran. Dari uji gradasi didapatkan D50=0,54 mm dan D65=0,69 mm. f) Bahan untuk dinding saluran, digunakan tanah lempung, dimaksudkan untuk mengkondisikan saluran seperti saluran alam. g) Bahan untuk pembuatan Spillway terbuat dari beton. h) Air, dalam penelitian ini air yang digunakan berasal dari sistem jaringan air Fakultas Teknik Universitas Mataram.

3.12

. Metode Pengukuran.

3.12.1 Pengukuran elevasi dasar saluran Pengukuran elevasi dasar saluran dilakukan sepanjang saluran arah memanjang(longitudinal) pada titik tengah saluran dan dilakukan sebelum saluran dialiri air, diukur setiap 100 cm sepanjang 7 m. Untuk mengetahui lokasi titik-titik pengukuran dapat dilihat pada sketsa lokasi, seperti pada gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5 lokasi pengukuran elevasi dasar saluran pada awal Percobaan dan pengukuran elevasi muka air rata rata

3.12.2 Pengukuran elevasi muka air rata-rata Pengukuran dilakukan pada kondisi pengaliran stabil, yaitu dimana debit air yang masuk telah konstan, pengukuran taraf muka air dilakukan pada bagian as saluran seperti pada pengukuran elevasi dasar saluran seperti pada pengukuran elevasi dasar saluran untuk setiap segmen dengan asumsi taraf muka air rata-rata berada pada as saluran. Gambar penempatan taraf muka air sama dengan lokasi pengukuran

elevasi dasar saluran dapat dilihat pada gambar 3.5.

3.12.3 Pengukuran kecepatan Pengukuran kecepatan aliran pada prinsipnya dapat dilakukan apabila proses keseimbangan aliran telah dicapai. Alat ukur yang digunakan adalah gabus. Pengukuran kecepatan hanya dilakukan pada permukaan aliran, karena keterbatasan alat ukur. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan gabus yang dilepas diantara dua titik (jarak 1 m) dan dibagilama waktu antara dua titik tersebut. (disajikan pada gambar 3.6)

Gambar 3.5 lokasi pengukuran elevasi dasar saluran pada awal Percobaan dan pengukuran elevasi muka air rata rata

3.12.4 Pengukuran Bathimetri Dasar Saluran Pengukuran dilakukan setelah kondisi permukaan air surut, dengan menggunakan meter taraf dengan tingkat ketelitian 0.05 mm sepanjang 100 cm. Lokasi pengukuran pada setiap segmen saluran kearah memanjang saluran (longitudinal) dan kerah lebar saluran (radial). Untuk pengukuran arah memanjang dilakukan setiap grid 8cm. Sedangkan pada arah lebar dilakukansetiap grid 4cm (disajikan pada gambar 3.7).

Gambar 3.7 lokasi pengukuran topografi

3.7.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini akan dilakukan beberapa persiapan sebelum pengujian dimulai, diantaranya : c) Pemeriksaan alat-alat yang akan digunakan apakah dalam kondisi yang baik dan lengkap. d) Pembuatan saluran alam, dengan bentuk trapesium dan dimensi yang telah direncanakan. 3.7.2 Tahap Pengujian Pada pengujian, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : o) Sebelum dihamparkan, material dasar (bed load) terlebih dahulu dilakukan pengujian awal yaitu pengujian gradasi untuk mengetahui karakteristik awal dari material tersebut. p) Ayak material dasar sebelum dihamparkan kedalam saluran dengan ayakan 1/3. q) Kemudian hamparkan material dasar yang telah dilayak, sepanjang saluran dengan ketebalan kira-kira 12.5 cm, dengan kemiringan awal 0.5%. r) Menghidupkan pompa, dan mengalirkan air pada saluran dengan debit maksimum untuk mengetahui tinggi air pada saluran guna perencanaan tinggi pelimpah. s) Setelah diketahui tinggi muka air (h), kemudian di lanjutkan dengan memasang Pelimpah pada hulu saluran dengan ketinggian 3cm dan jari-jari pelimpah (r=0.5H1). t) Mengalirkan air kembali ke saluran melalui Pintu Air untuk kemiringan dasar saluran pertama (0.5%) dengan tiga variasi debit ( 1.315 liter/dtk; 1.946 liter/dtk dan 2.605 liter/dtk). Masing-masing debit dilakukan 3 kali percobaan. u) Setelah air mengalir dan debit konstan, maka dilakukan pengukuran tinggi muka air pada saluran dan pengukuran kecepatan dengan menggunakan gabus. v) Pengaliran dibiarkan selama 15 menit,atau setelah tidak terjadi pengangkutan sedimen pada hilir bendung. w) Kemudian pengaliran dihentikan,setelah air surut buatlah kontur pathimetri dengan perbedaan ketinggian 0.5 mm. x) Pengambilan sedimen yang terangkut dan tertinggal.

y) Sampel material disisihkan dan ditandai agar tidak tertukar dengan sampel yang lain. Kemudian material dihamparkan lagi dengan kemiringan yang sama. z) Ulangi langkah(5) sampai (10) sebanyak 3 kali untuk debit yang sama,dan dilanjutkan untuk variasi debit yang lain. aa) Ualngi langkah ( 5) sampai (11) dengan variasi kemiringan yang berbeda, sebanyak 3 variasi (0.5%, 1%, dan 1.5%). bb) Kemudian, lakukan uji gradasi butirn untuk mengetahui material yang stabil dan tergerus.  Uji Gradasi Uji gradasi ini dilakukan dengan cara analisa ayakan (analisa saringan), dimana untuk analisa saringan ini dipakai 2 seri saringan yaitu: o Bila diameter butir tanah > 2 mm,digunakan saringan dengan ukuran lubang: 3 (76,2 mm); 2 (50,8 mm); 1 (38,1 mm); (25,4 mm); (9,5 mm); No.4(4,75 mm);dan No.10 (2,0 mm). o Bila diameterbutir tanah < 2 mm, digunakan saringan dengan ukuran lubang: No.10 (2,00 mm),No.20 (0,85 mm), No.40 (0,42 mm), No.60 (0,25 mm),No.140 (0,106 mm), No.200 (0,075 mm). Adapun prosedur pelaksanaan dan analisa saringan ini antara lain : o Masing masing ayakan kosong ditimbang o Sampel material dimasukkan kedalam Oven sampai kering (24 jam) o Setelah kering material ditimbang seberat 500 gr. o Sampel material dimasukkan kedalam satu set ayakan lalu diayak selama 5-10 menit. o Material yang tertinggal pada masing-masing ayakan ditimbang lalu dicari persentase berat tanah yang tertinggal tersebut.  Uji berat jenis material Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis material dengan Picnometer. Alat alat dipergunakan dalam analisa saringan ini antara lain : j) Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas minimum 50 ml. k) Desikator l) Oven dengan pengatur suhu ( 1050 1100 C ) m) Neraca dengan ketelitian 0,01 gr

n) Termometer dengan ukuran 00-500 C dengan ketelitian pembacaan 10C. o) Saringan No.4, No.10, dan No. 40 dengan penadahnya. p) Botol berisi air suling. q) Bak perendam. r) Pompa hampa udara (vacum, 1-1 PK ) atau tungku listrik (kook plat). Adapun prosedur pelaksanaan untuk uji berat jenis ini adalah : h) Piknometer dicuci dengan air suling yang dikeringkan, kemudian ditimbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gr. i) Sampel material kering seberat 10 gr dimasukkan kedalam piknometer dan ditimbang bersama tutupnya. j) Air suling ditambah sehingga Picnometer terisi 2/3 tinggi picnometer lalu dibiarkan 24 jam. k) Isi Piknometer dididihkan selama minimal 10 menit, dan botol dimiringkan sekalikali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap. l) Dalam menggunakan pompa Vacum, tekanan udara dalam Picnometer tidak boleh kurang dari 100 mmHg. Kemudian Picnometer diisi dengan air suling dan

dibiarkan sampai mencapai suhu konstan didalam bejana air. m) Setelah suhu konstan, ditambahkan air suling sampai penuh. n) Piknometer dittutup lalu bagian luarnya dikeringkan kemudian ditimbang.

3.9 Bagian Alir Penelitian


MULAI

STUDI LITERATUR

PERSIAPAN d. Penyiapan alat dan bahan e. Pembuatan Saluran f. Pembuatan Pelimpah PENENTUAN d. Material yang akan digunakan e. Kemiringan dasar saluran f. Debit aliran

h. i. j. k. l. m. n.

PEROSES PENGUJIAN Kemiringan dasar berbeda Debit aliran berbeda Pengukuran kecepatan air Pengukuran tinggi muka air Pengukuran bathimeter Pengujian gradasi butiran Pengujian berat jenis butiran

Memenuhi standar spesikasi teknis

Tidak

Ya
ANALISA PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai