a. Iman yang membuat orang keluar dari golongan kafir dan tidak kekal dalam neraka, iaitu: neraka, iaitu: Mengakui Tuhan, kitab, para Rasul, qadar baik dan jahat, sifat-sifat Tuhan dan segala Tuhan, kitab, Rasul, jahat, sifatkeyakinan lain yang diakui dalam syari at. at. b. Iman yang mewajibkan adanya keadilan dan melenyapkan nama fasiq dari seseorang serta yang melepaskan dari neraka, iaitu mengerjakan segala yang wajib dan menjauhi segala neraka, dosa besar. besar. c. Iman yang menjadikan seseorang itu memperoleh prioriti untuk langsung masuk ke syurga tanpa perhitungan, yaitu mengerjakan segala yang wajib serta yang sunat dan menjauhi perhitungan, segala dosa. dosa. Al-Quran menggunakan kata iman dalam berbagai bentuk kata jadian, seperti yu minu, yu minun, amanu, mu min dan mu minun. Ini menunjukkan bahwa iman merupakan kunci pokok dalam membentuk keislaman seseorang. Antara iman dan Islam merupakan satu kesatuan yang saling mengisi. Iman tidak ada artinya tanpa amal saleh dan amal saleh akan sia-sia jika tidak dilandasi dengan iman. Iman merupakan aqidah. Dimana secara bahasa aqidah berasal dari kata aqada yang berarti buhul dan mahkota. Dalam konteks ini aqidah berarti sesuatu yang terbuhul didalam hati dan dihormati seperti mahkota. Secara istilah aqidah adalah : "Sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan fitrah, akal, dan wahyu. Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati, diyakini kesahihannya dan ditolak kebenaran selainnya". Berbicara soal iman tak mungkin bisa melepaskan diri dari masalah keyakinan (aqidah). Iman sebagai perbuatan hati dibangun atas dasar pengetahuan yang telah diperoleh seseorang yang tidak lagi dimasuki keraguan. Iman harus berdiri di atas keyakinan yang kuat. Oleh karena itu, iman menjadi keadaan yang menentramkan hati, tidak ada keraguan dalam segala tindakan. Keyakinan itu tidak menyesatkan angan-angan, bahkan ia merupakan nur (cahaya) yang dijadikan Allah SWT dalam hati hamba-Nya.
Disamping pengertian aqidah di atas, ada berepapa pengertian yang lain seperti : 1. Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). 2. H. Hasan Alfat, dkk. dalam buku Aqidah Akhlak menjelaskan aqidah menurut istilah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya. 3. Aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasardasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Sumber Aqidah Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur'an dan oleh Rasul dalam Sunnahnya wajib diimani (diyakini dan amalkan). Akal hanyalah berfungsi untuk memahami kedua sumber tersebut, atau untuk membuktikan kebenarannya. Tetapi untuk tugas itupun kemampuan akal sangat terbatas. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah : a Ilahiyat : Segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. b. Nubuwat : Segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul, KitabKitab Suci, Mu'jizat, Keramat dan lain sebagainya. c. Ruhaniyat : Segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, jin, dan roh. d. Sam'iyat : Segala sesuatu yang hanya diketahui dari sam'i (dalil naqli) seperti bannkh, akhirat, azab kubur, taqdir, dan lain sebagainya.
Sendi-sendi Aqidah Islam : a.Iman kepada Allah b Iman kepada Para Malaikat-Nya c.Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
d. Iman kepada Para Rasul-Nya e. Iman kepada Hari Akhir f. Iman kepada Takdir-Nya.
Tema utama aqidah Islam adalah iman kepada Allah SWT. Esensi iman kepada Allah SWT mengesakan-Nya, zat, asma' shifat, perbuatanadalah Tauhid yaitu mengesakan-Nya, baik dalam zat, asma' wa shifat, maupun perbuatanperbuatannya (af'al). af'al). Secara sederhana Tauhid dapat dibagi dalam tiga tahapan: a. Tauhid Rububiyah : Mengimani Allah sebagai satu-satunya Rab, yang mencakup pengertian Khaliq (Maha Mencipta), Raziq (Maha Memberi Rezki), Hafizh (Maha Memelihara), Mudabbir (Maha Mengelola), dan Malik (Maha Memiliki) (2:21-22-,35:3,11-13; 23:84-85). b. Tauhid Mulkiyah : Mengimani Allah sebagai satu-satunya Raja Yang Berdaulat bagi seluruh alam, yang mencakup pengertian Wali (Pemimpin 18:44; 2:257; 5:55). Hakim (Penguasa yang menentukan hukum dan semua peraturan kehidupan 6:57; 6:62; 12:40; 5:44, 45, 47), dan Ghayah (Yang menjadi tujuan segala sesuatu 94:8; 6:162; 1:5). c. Tauhid Ilahiyah : Mengimani Allah sebagai satu-satunya Al-Ma'bud (Yang Disembah 20 14). Ibadah dalam arti tunduk patuh kepada Allah SWT dalam selumh aspek kehidupannya. Antara ketiga tahapan Tauhid diatas berlaku dua teori (dalil). a. Dalilut Talazum (Teori Kemestian) maksudnya konsekwensi logis dari Tauhid Rububiyah adalah Tauhid Mulkiyah dan Tauhid Ilahiyah. Seseorang yang mengimani Allah sebagai Rab semestinya harus mengimani Allah sebagai Malik dan seterusnya mengimani Allah sebagai Ilah.
b. Dalilut Tadhamun (Teori Pencakupan) maksudnya iman dengan Tauhid Ilahiyah sudah mencakup iman dengan Tauhid Mulkiyah dan Rububiyah. Seseorang yang mengimani Allah sebagai Ilah, berarti telah mengimani Allah sebagai Malik dan Rab. Karena pengertian ilah bersifat konprehensif dan universal maka pernyataan Tauhid dirumuskan dalam kalimat La Ilaha Illallah, yang sudah mencakup pengertian : La Khaliqa Illallah La Waliya Illallah La Hakima Illallah La Raziqa Illallah La Hafizha Illallah La Ghayata Illallah La Ma'buda Illallah La Mudabbira Illallah La Malika Illallah