Anda di halaman 1dari 11

1 5 ujung tertinggi dari pada maqam maqam dan derajat yang lain.

. Setelah maqam mahabbah tercapai tidak ada lagi maqam lain selain buah dan rangkaian mahabbah tersebut, seperti rindu, akrab dan ridho. Dan sebelum maqam mahabbah tercapai seluruh maqam yang ada adalah menjadi pengantarnya, seperti taubat, sabar, juhud dan sebagainnya. Cinta yang paling bermanfaat, paling wajib, paling tinggi dan paling agung secara mutlak adalah cinta kepada Dzat yang telah mencetak hati untuk mencintai Nya. Karena Tuhan lah yang di Tuhankan oleh hati dengan cara mencintai, menghormati, menggumkan, merendahkan diri, tunduk dan menyembah ( tidak ada yang pantas disembah selai Dia ). Ibadah adalah kesempurnaan cinta yang diiringi dengan ketundukan dan kerendahan yang sempurna. Allah dicintai karena Dzatnya sendiri, sementara yang lain dicintai karena mengikuti cinta kepada Nya. Dari kecintaan kepada Allah melalui tasawuf hendaknya manusia selalu : a. b. c. d. e.
4

Membersihkan hati dalam berhubungan dengan Allah, Membersihkan jiwa dari pengaruh materi Menerangi jiwa dari kegelapan, Memperteguh dan menyuburkan keyakinan beragama, Mempertinggi akhlak manusia4
Yunasril Ali. Pengantar Ilmu Tasawuf. ( Semarang : Pedoman Ilmu jaya, 1983 )

Cetakan 1.h.42

6 2. Jalan / Langkah Menuju Kecintaan Allah Mabuk cinta pada Allah merupakan keadaan yang tak dapat dihindari oleh para sufi yang telah merasakan nikmatnya mengenal dan bertemu Allah Taala. Kenikmatan pertemuan antara para sufi dengan Allah itu tidak dapat di lukiskan dengan kata kata, mereka hanya dapat mengungkapkan kalimat kalimat seperti maraaitu nafsi illah lah ( aku melihat dalam diriku hanya ada Allah ), ma fi jubbasi illal-lah (di dalam bajuku hanya ada Allah )5 dan lain sebagainya. Adapun jalan atau langkah untuk menuju kecintaan Allah, langkah pertama adalah menjalankan segala yang diwajibkan Allah Taala,6 kecintaan Allah swt tidak mungkin dapat tercapai tanpa berupaya mendekatkan diri kepada Allah swt.7 sebagaimana firman Nya :


Katakanlah ( wahai Muhammad ) jika kamu (benar benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah aku mengasihi dan mengampuni dosa dosamu. (Q.S. Ali Imran : 31)
5.

Sangidu.Wahdatul Wujud. ( Yogyakarta : Gama Media, 2003). H. 201 Abdul Halim Mahmuud. Hal Ihwal Tasawuf, Analisa Tentang Almunqidz

6..

Minadhdhalal ( Indonesia : Daarul Ihya ) h. 268


7.

M. Faiz Al Math. Puncak Ruhani Kaum Sufi. (Surabaya : Penerbit Pustaka

Progressif, 1996 ) h. 50

7 Sungguh kecintaan kepada Allah Azza wa jalla tanpa menunaikan kewajiban kewajiban itu merupakan suatu syarat untuk berbaik sangka kepada Allah. Langkah kedua, mengikuti Rasulullah saw, dalam petunjuknya, kejahatan, akhlak dan meneladani dalam segala hal, serta berpaling dari keindahan dan kemilaunya dunia.8 Sesungguhnya Allah Azza wa jalla telah menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk dan bakti pada umat Nya. Sebagaimana sabda Nabi : Jadikanlah Allah dan Rasul Nya lebih engkau cintai dari pada Selainnya9 3. Hal hal Yang Membangkitkan Cinta Kepada Allah Ada beberapa hal yang dapat membangkitkan cinta kepada Allah, yaitu : 1. Membaca Al Quran disertai dengan merenungkan dan memahami makna dan maksudnya. 2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara melaksanakan ibadah ibadah sunnah setelah ibadah ibadah fardlu. 3. Selalu berzikir kepada Allah baik secara lisan, di dalam hati, dengan amal perbuatan maupun hal ihwal. Karena banyak sedikitnya zikir yang dilakukan

Syekh Abdul Halim Mahmud. At Tasawuf fi Al Islam. (Bandung : Pustaka Setia,

2002) Cetakan 1. h. 94
9

Ibid.h.95 8

manusia setara dengan besar kecilnya cinta kepada Allah.

4. Memprioritaskan cinta kepada Allah daripada cinta kepada manusia ketika terjadi dominasi hawa nafsu dan terus berusaha mencapai puncak cintaNya meskipun jalan naik sulit dilalui. 5. Menggunakan hati untuk menelaah, menyaksikan dan mengenali nama nama dan sifat sifatNya ,karena siapa yang mengenal Allah melalui nama nama, sifat sifat dan perbuatan perbuatanNya pasti akan mencintaiNya. 6. Menyaksikan kebajikan, kebaikan, anugerah dan karuniaNya, baik lahir maupun batin.Dengan demikian dapat memicu cinta kepada Allah. 7. Takluk hati secara total di hadapan Allah, dan inilah cara yang paling mengagumkan serta untuk menggambarkan konsep ini hanya ada sebutan dan ungkapan. 8. Bermunajat kepadaNya, dengan membaca firmanNya, berdiri dengan hati dan memperagakan etika ubudiyah di hadapanNya, lalu mengakhirinya dengan istighfar dan taubat. 9. Bergaul dengan orang orang yang benar benar mencintai Allah. 10. Menjauhi hal hal yang dapat menhalangi jalur komunikasi antara hati dengan Allah. Melalui sepuluh cara inilah para pencinta Allah berhasil sampai ke posisi mahabbah dan bertemu langsung dengan kekasihnnya. 10 4. Tanda Tanda Cinta Kepada Allah Setiap orang bisa saja mengaku cinta kepada Allah, namun kenyataannya tidak semudah pengakuan tersebut. Pemalsuan syetan dan tipu daya nafsu telah membuat orang menjadi terlena sehingga dia mengaku cinta kepada Allah tanpa mengujinya dengan tanda tanda dan bukti buktinya. Salah satu tanda cinta seseorang kepada Allah ialah selalu ingin berjumpa dengan Allah di Surga. Tanda cinta yang lainnya adalah selalu memprioritaskan apa yang dicintai Allah daripada apa yang dicintainya secara lahir dan batin. Ia enggan mengikuti hawa nafsu, menghindari kemalasan, selalu taat kepada Allah swt, melaksanakan ibadah ibadah sunnah. Tanda lainnya adalah mencintai Kalam Allah swt, Rasulullah dan orang orang yang beriman, merasakan kedamaian saat berdua dan bermunajat dengan Allah, serta membaca Kitab SuciNya, bersikap ramah dan sayang kepada sesama muslim dan bersikap tegas kepada musuh musuh Allah, tidak gentar terhadap celaan orang yang mencela. 10 . Najib Junaidi. Manajemen Kalbu Ulama Salaf( Surabaya : eLBA Fitrah mandiri Sejahtera, 2008 ) Cetakan pertama h.347 10 Orang yang cinta kepada Allah tidak durhaka kepada Nya. Namun terkadang melemahnya pengetahuan dan menguatnya syahwat yang mendominasi untuk

berbuat maksiat membuat kita tidak mampu menunaikan hak cinta dengan sempurna. Akan tetapi kemaksiatan itu tidak membuat kita keluar dari area cinta hanya mengurangi kesempurnaannya saja.11

5. Tanda Tanda Kecintaan Allah Kepada HambaNya Terkadang seseorang bertanya Bagaimana Allah mencintai kita?, meskipun kita sering merasakan musibah dan kesusahan disamping kenikmatan, tidak ada salah satu dari kita yang bisa lepas dari kesusahan kesusahan, tergambar kehidupan dunia yang pahit, maka dimanakah cinta Allah ?12 Allah selalu mencintai hamba hamba Nya. Dia yang merawat dengan baik sejak masa kanak kanak. Dia yang menanamkan iman di dalam hati dan

menerangi akal manusia sehingga mampu memilah mana yang dapat mendekatkan diri kepada Nya serta menjauhi larangan Nya. Dia pula yang selalu mengarahkan lahiriyah hambaNya kearah yang tepat sehingga pikirannya fokus ke satu titik dan apabila Cinta Allah semakin bertambah maka terdapat tanda tanda sebagai berikut a. Bertambahnya ketaatan manusia kepada Allah b. Berteman dengan orang orang yang shaleh, karena Allah akan member Taufiq dengan berteman bersama orang orang shaleh.
11.

Ibid. h.349
Amru Khalid. Ungkapan Hati ( Untukmu Wahai Para hamba Allah). ( Jakarta : Raja

12

Gravindo Persada, 2005).h.184 11

c. Allah tidak akan menjadikan musibah di dalam agama d. Allah akan memberikan pemahaman terhadap agama kepada siapapun yang dikehendaki Nya e. Allah akan membantu hambaNya dalam menyebarkan agama Nya serta berbuat

kebajikan. f. Memiliki ambisi sehingga selalu optimis. Rasa optimis inilah yang akan memicu manusia untuk dapat mewujudkan cita cita dan keinginannya. g. Memiliki ketenangan batin, tidak ada kesedihan di dunia. h. Cobaan, segala bentuk cobaan merupakan sebuah symbol kecintaan Allah kepada hambaNya. Karena cobaan dapat membersihkan kesalahan dan dosa orang yang menghadapinya dengan ikhlas. i. Allah akan menghindarkan hamba yang dicintaiNya dari maksiat, memberikan taufik untuk selalu bertaubat. j. Ridha; yaitu solusi untuk terhindar dari fitnah k. Kecintaan terhadap sesama; Allah menjadikan ridha dengan hamba itu sehingga saling mencintai.13
13.

Najib Junaidi. log. cit. h.348

C. PENUTUP Orang yang betul betul mencintai Allah, ia akan betul betul mencintai Nya lantaran Allah adalah pusat kebaikan, kenikmatan, dan menganugerahi apa yang kita idamkan dan kita butuhkan. Seseorang hamba tidak akan mencapai kesucian hati ketika mati, yaitu kesucian dari noda noda dunia dan tidak akan mencapai kecintaan kepada Allah serta kecenderungan untuk zikrullah, kecuali kalau ia membersihkan diri dari syahwat syahwat dunia. Kecintaan kepada Allah tidak akan dapat di capai kecuali dengan marifat ( jalan Tasawuf). Sedangkan kecenderungan hati kepada Allah tidak akan dicapai kecuali dengan banyak berzikir kepada Allah dan istiqamah di dalamnya. Inilah sifat yang menyelamatkan dan membahagiakan kita di dunia dan akhirat. Melalui jalan Tasawuf diharapkan dapat menggugah hati kita sehingga membawa kita sadar pada apa dan siapa yang seharusnya kita cintai dengan segenap jiwa raga dalam hidup kita di dunia pana ini, siapa lagi kalau bukan sang maha khalik yakni Allah SWT bukan mahluk ciptaan Nya.

i KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul CINTA TUHAN DALAM TASAWUF . Penyusunan makalah ini berdasarkan dari telaah dan kajian penulis terhadap beberapa sumber buku sebagai literatur yang diharapkan akan menambah wawasan keilmuan kita mengenai arti cinta kepada Allah yang sebenarnya yang merupakan sebuah cinta yang suci dan membawa kebahagian bagi yang merasakannya. Semoga dengan penulisan makalah ini dapat menggugah hati kita sehingga membawa kita sadar pada apa dan siapa yang seharusnya kita cintai dengan segenap jiwa raga dalam hidup kita di dunia pana ini, siapa lagi kalau bukan sang maha khali yakni Allah SWT. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak Dr. Mujiburrahman, M.A yang telah membantu penulis baik berupa bimbingan, arahan maupun informasi yang telah memperlancar penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta semua pihak yang membantu mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin ya rabbal alamin.

Barito Kuala,

Desember 2010 PENULIS

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI A. PENDAHULUAN B. PEMBAHASAN

. .

i ii 1

1. Makna Mahabbah (Cinta) Kepada Allah 2. Jalan / Langkah Menuju Kecintaan Allah 3. Hal hal Yang Membangkitkan Cinta Kepada Allah . 4. Tanda Tanda Cinta Kepada Allah 5. Tanda Tanda Kecintaan Allah Kepada Hamba-Nya C. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

3 6 7 9 10 12

C. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Farid. Manejemen Kalbu Ulama Salaf. ( Surabaya : Pustaka eLBA, 2008) Abdul Halim Mahmud. Hal Ikhwal Tasawuf, Analisa Tentang Al Munqidz Minadhdhalal ( Indonesia : Daarul Ihya ) Amru Khalid. Ungkapan hati ( Untukmu Wahai Para hamba Allah ). ( Jakarta :

Raja Gravindo Persada, 2005 ) Najib Junaidi. Menejemen Kalbu Ulama salaf. ( Surabaya : eLBA Fitrah mandiri Sejahtera, 2008 ) M. Faiz Al Madbaha. Puncak Rohani kaum Sufi ( Surabaya : Penerbit Pustaka Progresif, 1996) Sangidu. Wahdatul Wujud. ( Yogyakarta : Gama Media,2001) Syekh Abdul Halim Mahmud. At Tasawuf fi Al Islam. ( Bandung : Pustaka setia, 2002 ) Yusran Asmuni. Pertumbuhan dan Perkembangan Berpikir dalam Islam

( Surabaya : Al Ihlas, 1994) Yunasril Ali. Pengantar Ilmu Tasawuf. ( Semarang : Pedoman Ilmu Jaya , 1983 )

Anda mungkin juga menyukai