Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BESAR BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

Disusun oleh : ANDRA UTAMA D311047

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN AKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA PURWOKERTO JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO 2011 / 2012

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

A. PENDAHULUAN Saya memilih topik ipoleksosbudhamkam yang lebih spesifik pada kehidunpan sosial pada makalah saya ini, dengan judul BAPAK BUNUH DUA ANAKNYA hal ini sekarang banyak kita jumpai ditengah-tengah masyarakat banyak orang tua yang gelap mata menganiaya bahkan samapai membunuh anak kandungnya sendiri. Banyak faktor yang melatar belakangi hal ini dan yang selalu yang menjidi koraban adalah anak padahal mereka tidak mengetahui persoalan tersebut, mereka hanya jadi pelampisan orang-orang yang seharusnya menjaga dan mendidik mereka. Saya mengambil sumber dari koran merapi yang terbit pada sabtu tanggal 24 Desember 2011 sebagai sumber pada penulisan makalah ini yang terdiri dari dua judul yaitu : Usai membunuh gantung diri Anak-anak saya bunuh

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

A. KONDISI SAAT INI Pada saat ini kondisi ekonomi ditengah-tengah masyarakat banyak yang kurang baik karena masih banyak masyarakat indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat indonesia ini msaih sangat rendah. Hal itu banyak memicu terjadinya kejahatan ditengah-tengah masyarakat dan juga bisa menimbulkan kekerasan dalam keluarga, saat para orang tua tidak mampu memilah masalah itu dan membawa masalah didunia kerja sampai kekeluarga maka akan menimbulkan ketidak harmonisan pada keluarga. Ketidak harmonisan hubungan keluarga juga dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ketika hubungan suami istri tidak lagi harmonis dan tidak ada yang bisa menjadi penengah dari masalah tersebut maka akan sering terjadi keributan pada keluaraga tersebut dan yang paling sering menjadikan korban adalah anak-anak yang tidak salah bahkan mereka tidak mengerti dan tidak tau menau mengenai masalah itu mereka hanya merasakan dapampak dari masalah itu. Penyebab paling besar terjadinya kekerasan dalam rumah tangga adalah fakta bahwa lelaki dan perempuan kekuasaannya tidak sama di dalam masyarakat. Suami menganggap bahwa perempuan yang menjadi isteri adalah sah milik mereka lewat perkawinan, sehingga mereka boleh berbuat apa saja terhadap perempuan yang menjadi isterinya itu, tanpa seorangpun yang berhak melarang. Kondisi ini semakin ironis dimana banyak pihak isteri yang tidak mau melaporkan perilaku kekerasan yang dilakukan suaminya. Banyak faktor yang menyebabnya isteri tidak mau melaporkan peristiwa yang terjadi

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

padanya. Beberapa faktor penyebabnya adalah adanya rasa malu dari korban karena menganggap hal ini merupakan aib keluarga sehingga orang lain tidak boleh tahu, rasa takut akan ancaman pelaku ditambah oleh rasa khawatir dari berbagai tekanan bahkan karena adanya ketergantungan ekonomi dan emosional dari korban kepada pelaku, sehingga menyebabkan kasus kekerasan dalam rumah tangga sulit terdeteksi, karena tidak dilaporkan. Faktor-faktor tersebut ditunjang dengan masih adanya pandangan di masyarakat yang mengatakan bahwa persoalan rumah tangga merupakan persoalan pribadi yang bersangkutan, sehingga tidak seorangpun yang boleh mencampuri. Oleh karena itu masyarakat tidak melihat bahwa persoalan ini merupakan tanggung jawab bersama, tetapi diposisikan sebagai masalah di dalam rumah tangga. Hal ini juga disebabkan karena budaya kita sampai pada tingkat tertentu masih mendukung keyakinan lama, bahwa perempuan adalah milik laki-laki, sehingga laki-laki bisa memperlakukan perempuan sesuai dengan kehendaknya di dalam sebuah rumah tangga. Dalam ketentuan pasal 28 UUD 1945 beserta perubahannya, pasal 28 G ayat (1) Undang-Undang perlindungan bahwa setiap orang berhak atas

pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang

dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. Pasal 28 H ayat (2) UUD 1945 menentukan bahwa setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

B. ANALISIS KONDISI SAAT INI


1. Faktor

ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap stabilitas

kehidupan dalam rumah tangga tersebut apabila mereka (kepala keluarga) tidak mampu memilah akan masalah itu maka anggota keluarga bisa menjadi imbas dari kondisi ekonomi tersebut ditambah lagi jika istri dirumah tidak dapat memahami kondisi yang sedang dihadapi oleh suaminya tersebut.
2. Seharusnya persoalan dalam rumah tangga jangan disimpan sendiri, kita

bisa melakukan diskusi dengan orang-orang yang kita percaya atau bisa kunsultasikannya dengan orangtua, jangan sampai seperti dalam referensi diatas paman korban melihat ada darah ditanggan adik iparnya seharusnya ia berani mengambil keputusan untuk masuk kedalam rumuah korban atau minta bantuan tetangga korban hal itu yang sangat disayangkan jika ia masuk pada malam kejadian mungkin kedua keponakannya masih dapat diselamatkan dan adik iparnya juga dapat diselamatkan.

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

A. SOLUSI
1. Seorang suami harus mampu membedakan masalah kantor atau masalah

pada tempat kerja dengan kihidupan rumah tangganya jangan sampai masalah kantor dibawa kekeluarga yang sangat ironisnya keluarga menjadi tempat pelampiasan akan masalah tersebut 2. Pengertian seorang istri akan masalah yang dihadapi suaminya sangat berpengaruh dalam hal ini, jadi seorang istri harus tau dan paham akan masalah tersebut
3. Sebaiknya ada orang terdekat yang bisa diajak diskusi tentang masalah

yang tenggah dihadapi seperti orangtua atau teman yang dapat dipercaya 4. Peranan tetangga atau lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam hal ini

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

A. PENUTUP 1. Kesimpulan Dalam kehidupan keluarga kita harus mampu memilah masalah, dalam keluarga jangan mencampurkan semua masalah, terutama anak-anak jangan dilibatkan dalam masalah tersebut karena mereka belum tentu paham tentang masalah tersebut. 2. Saran Masalah keluarga jangan disembunyikan atau dihadapi sndiri lebih baik didiskusikan dengan orangtua atau orang-orang yang dapat dipercaya.

BAPAK BUNUH 2 ANAKNYA

Anda mungkin juga menyukai