Anda di halaman 1dari 19

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

PE NE RA PA N KE BIJ AK AN E _K TP DA LA M AD
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya lah makalah kami yang berjudul PENERAPAN DALAM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN selesaikan. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pengajar mata kuliah Kebijakan kependudukan, atas kepercayaan dan dan kesempatan yang telah beliau berikan kepda kami untuk menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami KEBIJAKAN E _KTP yang pada akhirnya bisa kami

mengharapkan saran yang membangun dari pembaca. Kiranya hanya sekian yang bisa kami sampaikan, kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih

Medan, Januari 2012

Pemakalah

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Informasi administrasi kependudukan memiliki nilai strategi bagi penyelenggara pemerintahan, pembangun dan pelayanan kepada masyarakat sehingga perlu pengelolaan informasi administrasi kependudukan secara terkordinasi dan berkesinambungan, sehingga untuk menjamin akan stabilitas pelayanan kepada masyarakat dibidang kependudukan sehingga pemerintah menetapkan kebjiakan akan sistem informasi administrasi kependudukan dan akta catatan sipil Pelayan pembuatan Kartu Tanda Penduduk dan akta catatan sipil ini adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap penduduk yang berusia 17 tahun ke atas atau telah pernah nikah, karena kartu tanda penduduk merupakan suatu bukti diri secara outentik yang sangat vital dalam setiap mengurus atau membutuhkan sesuatu hal dalam kehidupan sehari-hari. Menyediakan pelayanan publik yang baik adalah tugas negara melalui pemerintah. Pemenuhan kebutuhan publik diartikan sebagai pemenuhan hakhak sipil warga negara. Tugas dan kewajiban ini dilakukan melalui aparat pemerintah dari tingkat paling atas sampai paling bawah seperti RW dan RT. Sebagai kewajiban, maka sudah semestinya setiap aparat pemerintah memberikan pelayanan publik yang terbaik, termasuk kepada seseorang/ kelompok Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 1.2. Perumusan masalah

Apakah pengertian administrasi kependudukan? Bagaimana penerapan e KTP dalam kebijakan admnistrasi kependudukan?

1.3. Tujuan makalah Untuk memenuhi tugas kebijakan kependudukan. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan terhadap penerapan e _KTP dalam kebijakan administrasi kependudukan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian administrasi kependudukan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Adminduk) dan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2007 tentang PelaksanaanUU No. 23/2006 menjamin hak seorang/kelompok penganut Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan hak-hak administrasi kependudukan seperti pencantuman kepercayaan dalam KTP, akta kelahiran, perkawinan dan dokumen kematian yang dijamin dalam UU No. 23/2006 tentang Adminduk. Ada juga payung hukum lain yakni Peraturan Presiden (Perpres) No. 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil. Dengan peraturan perundang-undangan tersebut, penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak boleh didiskriminasi. Mereka berhak mendapatkan perlindungan dan pelayanan administrasi kependudukan tanpa diskriminasi. Dalam rangka sosialisasi UU Adminduk, Indonesian Legal Resource Center (ILRC) menerbitkan buku saku Adminduk, sebagai panduan warganegara khususnya para penghayat kepercayaan dalam upaya mendapatkan hak-hak mereka. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. 2.1.1. Hak yang dimiliki warganegara/penduduk dalam sistem administrasi kependudukan. Setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh: 1. Dokumen kependudukan; 2. Pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil; 3. Perlindungan atas data pribadi; 4. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen; 5. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil atas dirinya dan/atau keluarganya; dan 6. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta penyalahgunaan data pribadi oleh instansi pelaksana.

2.1.2. Kewajiban kependudukan

yang dimiliki warganegara/ penduduk dalam sistem administrasi

Setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap kejadian/peristiwa penting yang dialami seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan akan membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat keterangan kependudukan lain yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. 2.1.3. Dokumen Kependudukan Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Dokumen Kependudukan pada dasarnya meliputi : 1. Biodata penduduk 2. Kartu Keluarga (KK); 3. Kartu Tanda Penduduk (KTP); 4.Surat Keterangan Kependudukan 5.Akta Pencatatn Sipil Surat keterangan kependudukan meliputi surat-surat sebagai berikut: 1. Surat Keterangan Pindah; 2. Surat Keterangan Pindah Datang; 3. Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri; 4. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri; 5. Surat Keterangan Tempat Tinggal;e. 6. Surat Keterangan Kelahiran; 7. Surat Keterangan Lahir Mati. 8. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan; 9. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian; 10. Surat Keterangan Kematian; 11. Surat Keterangan Pengangkatan Anak; 12. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia;
6

13. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas; dan 14. Surat Keterangan Pencatatan Sipil. Pelayanan pencatatan sipil, Pelayanan pencatatan sipil meliputi pencatatan peristiwa penting, yaitu: 1. Kelahiran; 2. Kematian; 3. Lahir mati; 4. Perkawinan; 5. perceraian; 6. Pengakuan anak; 7. Pengesahan anak; 8. Pengangkatan anak; 9. Perubahan nama; 10. Perubahan status kewarganegaraan; 11. Pembatalan perkawinan; 12. Pembatalan perceraian; dan 13. Peristiwa penting lainnya. 2.1.4.Instansi pelaksana administrasi kependudukan yaitu: 1. Kantor Urusan Agama (KUA) tingkat kecamatan untuk pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk bagi penduduk yang beragama Islam 2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kabupaten/kota 3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Provinsi DKI Jakarta 4. Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di kotamadya/kabupaten administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kewajiban dan wewenang instansi pelaksana

Kewajiban instansi pelaksana administrasi kependudukan adalah sebagai berikut:

a. mendaftar Peristiwa Kependudukan dan mencatat Peristiwa Penting; b. memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap penduduk atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; c. menerbitkan Dokumen Kependudukan;
7

d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil; e. menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting; dan f. melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang disampaikan oleh Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

Instansi Pelaksana dalam melaksanakan urusan Administrasi Kependudukan memiliki kewenangan yang meliputi:

a. memperoleh keterangan dan data yang benar tentang Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan Penduduk; b. memperoleh data mengenai Peristiwa Penting yang dialami Penduduk atas dasar putusan atau penetapan pengadilan; c. memberikan keterangan atas laporan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting untuk kepentingan penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian kepada lembaga peradilan; dan d. mengelola data dan mendayagunakan informasi hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil untuk kepentingan pembangunan Ketentuan mengenai jangka waktu penerbitan dan bagaimana jika dilanggar 1. Instansi Pelaksana atau Pejabat yang diberi kewenangan, sesuai tanggung jawabnya, wajib menerbitkan dokumen Pendaftaran Penduduk sejak tanggal dipenuhinya persyara-tan. Aturan waktu penerbitannya adalah: a. KK atau KTP paling lambat 14 (empat belas) hari; b. Surat Keterangan Pindah paling lambat 14 (empat belas) hari; c. Surat Keterangan Pindah Datang paling lambat 14 (empat belas) hari; d. Surat Kerangan Pindah ke Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari; e. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas) hari; f. Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari; g. Surat Keterangan Kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari; h. Surat Keterangan Lahir Mati paling lambat 14 (empat belas) hari; i. Surat Keterangan Kematian paling lambat 3 (tiga) hari; j. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan paling lambat 7 (tujuh) hari; atau k. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari;

2. Perwakilan Republik Indonesia wajib menerbitkan Surat Keterangan Kependudukan sejak tanggal dipenuhinya persyaratan, yaitu sebagai berikut: a. Surat Keterangan Perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari; b. Surat Keterangan Pengangkatan Anak paling lambat 7 (tujuh) hari; atau c. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari; 3. Pejabat Pencatatan Sipil dan Pejabat pada Perwakilan Republik Indonesia yang ditunjuk sebagai pembantu pencatat sipil wajib mencatat pada register akta Pencatatan Sipil dan menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan. Dalam hal Pejabat pada Instansi Pelaksana melakukan tindakan atau sengaja melakukan tindakan yang memperlambat pengurusan Dokumen Kependudukan dalam batas waktu yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dikenakan sanksi berupa denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). 2.2. Kartu Tanda Penduduk KTP adalah nama resmi kartu identitas seseorang di Indonesia yang diperoleh setelah seseorang berusia di atas 17 tahun. KTP berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan. Khusus warga yang telah berusia 60 tahun dan ke atas, mendapat KTP seumur hidup yang tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali. KTP berisi informasi mengenai sang pemilik kartu, meliputi nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK.), alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, golongan darah, kewarganegaraan, foto, tanda tangan atau cap jempol. Setiap Penduduk yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP. 2.2.1Tatacara penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penerbitan KTP bagi WNI dilaksanakan di desa/kelurahan, kecamatan atau unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan yang didelegasikan kepada pejabat yang bersangkutan. Sementara bagi penduduk Orang Asing Tinggal Tetap, pelayanan KTP dilakukan oleh unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di kabupaten/kota.

Untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru harus melengkapi syarat-syarat berikut : 1. Surat Pengantar dari RT/RW 2. Foto Copy Kartu Keluarga 3. Pas Foto terbaru berukuran 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar 4. SKPPB bagi pendatang baru dari luar DKI Jakarta 5. Foto copy Akta Kelahiran 6. SKPPT bagi WNA 7. Bukti Pembayaran Keterlambatan Pembuatan KTP Sedangkan Untuk memperpanjang Kartu Tanda Penduduk yang sudah habis masa berlakunya harus melengkapi syarat-syarat berikut : 1. KTP lama yang sudah habis masa berlakunya 2. Fotocopy Kartu Keluarga 3. Pas foto 2 x 3 cm sebanyak 3 lembar 4. Surat Keterangan lapor kehilangan KTP dari Kepolisian bagi yang kehilangan KTP 5. Bukti Pembayaran Keterlambatan Perpanjangan KTP

2.3. Kartu tanda Penduduk Elektronik 2.3.1. Pengertian KTP elektronik e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk) Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu.
10

Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sebagai berikut: Sidik jari yang direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut: 1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain 2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores. 3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar Untuk menciptakan e-KTP dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya: 1.Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip 2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu 3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang menyerupai spiral) 4. Printing,yaitu pencetakan kartu 5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik 6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman 2.3.2. Fungsi dan kegunaan e-KTP adalah : 1. Sebagai identitas jati diri 2.Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya; 3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP; Terciptanya keakuratan data penduduk untuk mendukung program pembangunan. Penerapan KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah sesuai dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009 yang berbunyi : 1. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk;

11

2. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang bersangkutan; 3.Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam database kependudukan; 4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di Instansi Pelaksana. 5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan; 6. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur oleh Peraturan Menteri.

BAB III PENERAPAN KEBIJAKAN E _KTP DALAM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN 3.1.Dasar Hukum

12

3.2.Kewenangan Penyelengaraan Administrasi Kependudukan 3.2.1. Kewenangan penyelengaraan administrasi kependudukan berdasarkan UU no 23

tahun 2006, yaitu: Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan administrasi kependudukan antara lain Pengelolaan dan Penyajian Data Kepen dudukan secaranasional (Pasal 5). Pemerintah Provinsi berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan

administrasi kependudukan antara lain Pengelolaan dan Penyajian Data Kependudukan skala Provinsi yang dilakukan Gubernur (Pasal 6) Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan administrasi kependudukan antara lain Pengelolaan dan Penyajian Data Kependudukan skala Kabupaten/Kota yang dilakukan Bupati/Walikota (Pasal 7)

13

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota berkewajiban antara lain memberikan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, dan menerbitkan dokumen kependudukan (Pasal 8)
3.2.2. Kewenganan Penyelengaraan dan Pelaksanaan Kependudukan Berdasarkan UU No

52 tahun 2009 Pemerintah bertanggung jawab antara lain menetapkan kebijakan nasional yang dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri untuk fasilitasi dan penyerasian kebijakan perencanaan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk di daerah (Pasal 12 UU No. 52 Tahun 2009 dan Pasal 81 Perpres No. 24 Tahun 2010) Pemerintah Provinsi bertanggung jawab antara lain menetapkan kebijakan daerah yang dilakukan oleh Gubernur untuk fasilitasi dan penyerasian kebijakan perencanaan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk di Provinsi (Pasal 13) Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Bupati/Walikota bertanggung jawab antara lain melaksanakan penyerasian kebijakan perencanaan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk di Kabupaten/Kota (Pasal 14)
3.3.Perkembangan Persiapan dan Agenda Penerapan e-KTP

Sosialisasi, Koordinasi dan Orientasi , sudah dilakukan sejak tahun 2010 dan dilanjutkan di tahun 2011 Penyempurnaan Grand Desain SAK oleh Tim Teknis, Telah disepakati oleh Tim Teknis dari 15 Kementerian/Lembaga pd tgl 4 Agustus 2010 dan telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tgl 13 Agustus 2010

Penyempurnaan Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak, Blangko e-KTP oleh Tim Teknis, Telah disepakati oleh Tim Teknis pada tgl 28 Desember 2010 yang telah ditetapkan dengan Permendagri Nomor 6 Tahun 2011

Pedoman Penerbitan KTP Berbasis NIK Secara Nasional , Sudah diterbitkan melalui Permendagri Nomor 9 Tahun 2011 Permintaan perkiraan harga penerapan e-KTP kepada prinsipal Perangkat AFIS, Chip dan Percetakan, Dari prinsipal AFIS dan Chip sudah memberikan jawaban tentang perkiraan harga sebanyak 8 prinsipal sedangkan dari Percetakan sudah memberikan jawaban 5 percetakan. Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA dibawah harga dari semua prinsipal maupun harga dari percetakan

14

Review RAB e-KTP oleh BPKP , Review RAB e-KTP Tahun 2011 telah selesai dilaksanakan oleh BPKP sedangkan Review Anggaran Tahun 2012 akan dilaksanakan pada Tahun 2011

Mengirim surat ke KPK dan BPK RI , Untuk mencermati ketepatan RAB & mengawasi mulai dari proses pengadaan barang/ jasa s/d dgn pelaksanaannya : Surat No.471.173/4862/SJ tgl 10 Desember 2010 dan Mendagri Ekspose di KPK tgl. 24 Jan. 2011

Koordinasi dengan LKPP berkaitan Pengadaan Barang/Jasa , Koordinasi dengan LKPP dilaksanakan pada tahun 2010 dan 2011 serta pendampingan Tim LKPP dlm proses lelang

Koordinasi dengan KPPU berkaitan Pengadaan Barang/Jasa , Koordinasi dengan KPPU dilaksanakan pada bulan Juni 2010 dan Maret 2011 Koordinasi dengan MenKeu berkaitan Kontrak Tahun Jamak , dilakukan melalui surat mendagri no 910/4377/ SJ tgl 26 desember 2010 dan surat no 471.13.4988 tanggal 21 desember 2010

Pengadaan Barang/Jasa , Secara Elektronik (e-Procurement)

3.1.Pelaksanaan Penerapan e-KTP Tahun 2011

Dalam pelaksanaan penerapan e ktp ini waktu yang efektif untuk digunakan adlah selama 6 bulan yaitu:

Pencetakan Blangko sejumlah 67 JutaBlangko e-KTP , Secara bertahap selama 5 bulan


(Minggu Kedua Juni 2011 s/d Minggu Kedua November 2011) tiap-tiap bulan pencetakan harus selesai 13,4 juta blangko per bulan atau 450 ribu per hari

Pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, sistem AFIS dan jaringan komunikasi data, Dari minggu kedua Juni 2011 s/d minggu kedua September 2011 Bimbingan Teknis , Minggu ketiga Juni 2011 s/d minggu pertama Agustus 2011 Pendampingan Teknis, Minggu Pertama Agustus 2011 s/d Akhir November 2011 Pelayanan e-KTP(Perekaman sidik jari, foto dan tanda tangan) Personalisasi e-KTP , Minggu ketiga Agustus 2011 s/d Minggu Kedua Desember 2011 Penerbitan e-KTP, Minggu Pertama September 2011 s/d Minggu Ketiga Desember 2011 Penyerahan e-KTP , Minggu Kedua September 2011 s/d Minggu Keempat Desember 2011

15

Pelaksanaan Penerapan e-KTP Tahun 2012 , Pelaksanaan Penerapan e-KTP Tahun 2012 tahapannya sama dengan tahapan Tahun 2011 tanpa proses pelelangan sehingga waktu yang tersedia 12 bulan. Dalam rangka mendukung efektifitas dan efisiensi Penerbitan NIK dan Penerapan e-KTP, maka akan dilaksanakan pengembangan SIAK sbb : 1. Tahun 2010, SIAK di 329 Kab/Kota disambungkan (online) dengan Pusat 2. Tahun 2011, - SIAK di semua Kab/Kota (497 Kab/Kota) tersambung (online) dengan Pusat, Pelayanan SIAK di 2.348 Kec (pada 197 Kab/Kota) tersambung (online) ke Kab/Kota dengan Pusat 3. Tahun 2012, - SIAK di semua Kab/Kota (497 Kab/Kota) tersambung (online) dengan Pusat dan Provinsi dan Pelayanan SIAK di semua Kecamatan (6.589 Kec pada 497 Kab/Kota) tersambung (online) ke Kab/Kota, Pusat dan Provinsi 4. Tahun 2013, SIAK di Kementerian Dalam Negeri dan Daerah tersambung (online) dengan Instansi Pengguna secara bertahap.

Dampak dan manfaat pengunaan NIK secra nasional dan penerapan e KTP,

16

BAB IV 17

PENUTUP Kesimpulan Dari semua pembahasan ditas dapat kami ambil kesimpulan yaitu: Program administrasi kependudukan tahun 2011 s/d 2012 adalah salah satu program strategis nasional, yang memiliki anggaran besar, yang akhirnya mempunyai manfaat yang besar bagi masyarakat bangsa dan negara. Dimana untuk mewujudkannya perlu ada komitmen dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta peran aktif petugas dan seluruh lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

18

Fulthoni,dkk.2009.Memahami kebijakan administrasi kependudukan.jakarta selatan: The Indonesian Legal Resource Center (ILRC) Lembaga demografi FE UI,1981.DASAR DASAR DEMOGRAFI .jakarta:lembaga penerbit FEUI
PEMANTAPAN PERSIAPAN PENERAPAN KTP ELEKTRONIK TAHUN 2011 dalam RAPAT KERJA NASIONAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Tanggal : 10 - 11 APRIL 2011 oleh Plt. DIREKTUR JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI http://www.depdagri.go.id/template/depdagriv2/images/favicon.ico diakses pada 15 Nopember 2011 21:23:08

19

Anda mungkin juga menyukai