Anda di halaman 1dari 1

a. Latar belakang Krisis energy merupakan masalah fundamental dan global yang sedang dihadapi saat ini.

Ketidakseimbangan antara penggunaan dan ketersediaan energi yang didorong pesatnya laju pertambahan penduduk dan pesatnya industrialisasi dunia, mengakibatkan tersedotnya cadangan energi, khususnya energi fosil yang merupakan sumber energi utama dunia. Data dari BPPT tahun 2010 menunjukkan bahwa 50% konsumsi energi nasional Indonesia selama ini berasal dari minyak bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih sangat tergantung pada sumber energi tak terbarukan tersebut, padahal cepat atau lambat sumber energi tersebut akan habis. Selain itu, sumber energi listrik yang berasal dari batu bara dan minyak bumi tidak ramah lingkungan karena menimbulkan polusi udara, dan untuk memperbaharuinya memerlukan waktu yang lama. Untuk itu, penemuan sumber-sumber energy terbarukan mutlak diperlukan, terlebih yang melimpah dan ramah lingkungan. Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energy baru merupakan salah satu alternatif untuk menggantikan sumber energi minyak bumi yang semakin menipis. Salah satu piranti yang dapat mengubah energy matahari menjadi bentuk energi lain adalah sel surya. Penelitian sel surya sebenarnya secara intensif sudah dimulai sejak 1970-an. Sedikitnya ada 9 jenis sel surya dengan berbagai tipe yang ditentukan oleh jenis material yang dipergunakan sebagai penyerap sinar mataharinya (solar absorber material). Realita yang ada sekarang ini penggunaan sel surya sebagai sumber listrik masih sangat minim dan belum bisa diandalkan sebagai suatu sumber tenaga alternatif yang dapat mengganti tenaga listrik dari bahan bakar fosil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : kemampuan sel surya yang belum optimal dalam menghasilkan tenaga listrik, proses pembuatan sel yang memerlukan operasi pembiayaan yang mahal, apalagi jika sel tersebut masih harus diimpor bagi pembuatan modul sel surya (Hariyadi, 1998). Saat ini sel surya komersil yang biasa dijumpai di pasaran ialah sel surya berjenis silicon. Sel surya jenis ini memiliki efisiensi optimum skala laboratorium sekitar 25%. Kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan sel surya jenis silicon adalah bahan bakunya yang mahal dan proses pembuatannya sendiri tidak ramah lingkungan. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, pemanfaatan sel surya jenis ini tidak akan terjangkau.

Anda mungkin juga menyukai