Anda di halaman 1dari 5

1

Contoh dalam penulisan metode penelitian untuk penelitian hukum normatif Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini akan dilalui tahapan-tahapan dan teknis yang dilakukan yaitu: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian hukum normatif berupa penelitian kepustakaan yang menggunakan 3 bahan hukum yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian hukum ini menitikberatkan pada studi kepustakaan yang berarti akan lebih banyak menelaah dan mengkaji aturan-aturan hukum yang ada dan berlaku. Dalam penelitian ini memerlukan bahan hukum-bahan hukum karena akan berfungsi untuk melengkapi dan menunjang bahan hukum dalam penelitian kepustakaan (library research). 2. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang Peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian inventarisasi peraturan perundang-undangan dengan menitikberatkan pada bahan hukum primer yang mengatur tentang. Catatan: Jenis-jenis tipe penelitian yang dapat digunakan, disesuaikan dengan penelitian yang digunakan: (1) inventarisasi peraturan perundang-undangan; (2) sejarah hukum; (3) perbandingan hukum; (4) asas hukum; (5) kekaburan hukum; (6) kekosongan hukum. 3. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriftif analitis, karena dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran secara menyeluruh (holistik) mendalam dan sistematis mengenai .. Dikatakan analitis, karena kemudian akan dilakukan analisis terhadap .. selain menggambarkan secara jelas tentang asas-asas hukum, kaedah hukum, berbagai pengertian hukum yang berkaitan dengan penelitian. 4. Jenis Bahan Hukum Jenis bahan hukum yang digunakan Peneliti dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian kepustakaan sebagai berikut: a. Bahan hukum primer, yang terdiri dari: (sebutkan yang dipakai saja). 1) KUH Perdata 2) KUH Dagang 3) Undang-undang Dasar 1945 4) Undang-Undang RI Nomor............. Tahun.................. Tentang............... 5) Peraturan Pemerintah RI Nomor...........Tahun............... Tentang.............. 6) Keputusan Presiden RI Nomor ............... Tahun........... Tentang ............. 7) Keputusan Menteri .RI Nomor Tentang 8) Peraturan Daerah Provinsi NomorTahunTentang b. Bahan hukum sekunder, terdiri dari: berbagai bahan kepustakaan seperti buku-buku literatur, buku ajar, makalah, majalah hukum, jurnal ilmiah, klipping, artikel surat

kabar, artikel di internet yang berkaitan dengan .. (sebutkan yang dipakai saja). c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasannya terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, kamus Inggris, kamus Indonesia (sebutkan yang dipakai saja). 5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Untuk menjawab permasalahan yang ada Peneliti melakukan pengumpulan bahan hukum melalui studi dokumen (studi kepustakaan) meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yakni dengan cara melakukan inventarisasi dan identifikasi terhadap sejumlah peraturan perundang-undangan, dokumen hukum, catatan hukum, hasil-hasil karya ilmiah dan bahan bacaan/literatur yang berasal dari ilmu pengetahuan hukum dalam bentuk buku, artikel, jurnal dan hasil penelitian yang ada kaitannya dengan. 6. Teknik Pengolahan Bahan Hukum (bias digunakan atau tidak) Bahan hukum yang terkumpul kemudian diolah. Pengolahan bahan hukum pada umumnya dilakukan dengan cara : a. Pemeriksaan bahan hukum (editing), yaitu mengoreksi apakah bahan hukum yang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar, dan sudah relevan dengan masalah. b. Penandaan bahan hukum (coding) yaitu memberi catatan atau tanda yang menyatakan sumber bahan hukum. c. Rekonstruksi bahan hukum (reconstruction) yaitu menyusun ulang bahan hukum secara teratur, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. d. Sistematika bahan hukum (systematizing) yaitu menempatkan bahan hukum dalam kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah. 7. Analisis Bahan Hukum (disesuaikan dengan yang dilakukan Peneliti). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Bahan hukum yang telah terkumpul dari studi dokumen dikelompokkan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Bahan hukum tersebut kemudian ditafsirkan dan dianalisis guna mendapatkan kejelasan (pemecahan dari masalah yang akan dibahas). Teknik analisis dilakukan secara interpretasi, yaitu bahan hukum diinterpretasikan dan dijabarkan dengan mendasarkan pada suatu norma-norma dan teori-teori ilmu hukum yang berlaku, sehingga pengambilan keputusan yang menyimpang seminimal mungkin dapat dihindari. Dengan menarik kesimpulan dengan mempergunakan metode penalaran secara induktif yaitu suatu pemikiran secara sistematis dari khusus ke umum, dan deduktif ialah suatu pemikiran secara sistematis dari umum ke khusus. Langkah-langkah analisis yang harus dilakukan adalah: 1. Pengumpulan fakta; 2. Klasifikasi hakekat permasalahan hukum; 3. Identifikasi dan pemilihan isu hukum yang relevan (pertanyaan hukum); 4. Penemuan hukum yang berkaitan dengan isu hukum tersebut; dan

5. Penerapan hukum.1 Contoh dalam penulisan metode penelitian untuk penelitian hukum empiris A. Jenis Penelitian Penelitian tentang .. Untuk penelitian ini maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris yang menitikberatkan pada penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer, selain itu juga diperlukan penelitian kepustakaan (library research) yang berfungsi untuk melengkapi dan menunjang data yang diperoleh dilapangan. Penelitian kepustakaan ini akan menggunakan data sekunder yang berasal dari 3 (tiga) bahan hukum yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bila jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder sebagaimana halnya dalam penelitian hukum normatif, maka studi dokumen dipergunakan sebagai alat pengumpulan data (Maria SW. Soemardjono, 1989: 23). Berdasarkan data primer dan data sekunder yang terkumpul Peneliti akan melakukan pengkajian dan analisa sehingga dapat ditemukan tujuan khusus dari penelitian ini. B. Sifat Penelitian Hasil penelitian ini bersifat deskriptif analitis, karena dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran secara menyeluruh (holistik), mendalam dan sistematis tentang . Dikatakan analitis, karena kemudian akan dilakukan analisis terhadap berbagai aspek yang diteliti, selain menggambarkan secara jelas tentang asas-asas hukum, kaedah hukum, berbagai pengertian hukum yang berkaitan dengan penelitian. C. Jenis Data Yang Digunakan 1. Data Primer, data yang didapatkan dari penelitian lapangan 2. Data Sekunder, data yang didapatkan dari penelitian kepustakaan, terdiri dari 3 bahan hukum yaitu:. D. Bahan atau Materi Penelitian Untuk penelitian kepustakaan materi penelitian dalam penelitian ini ada 2 (dua) macam, yaitu: Untuk Penelitian Kepustakaan 1. Bahan Hukum Primer terdiri dari: peraturan perundang-undangan mengenai . sebagai berikut: a. KUH Perdata b. KUH Dagang c. Undang-undang Dasar 1945
Phillipus M. Hadjon (D). 1994. Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif), dalam Yuridika, No.6 Th,. IX November-Desember. Surabaya: Universitas Airlangga., hal 15.
1

d. e. f. g. h.

Undang-Undang RI Nomor............. Tahun.................. Tentang............... Peraturan Pemerintah RI Nomor...........Tahun............... Tentang.............. Keputusan Presiden RI Nomor ............... Tahun........... Tentang ............. Keputusan Menteri .RI Nomor Tentang Peraturan Daerah Provinsi NomorTahunTentang

2. Bahan Hukum Sekunder terdiri dari: buku-buku, diktat, jurnal hukum, majalah hukum, hasil penelitian, artikel di surat kabar dan di internet. 3. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasannya terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, kamus bahasa Indonesia dan ensiklopedia. Untuk Penelitian Lapangan Data yang dikumpulkan dari penelitian lapangan adalah data primer tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti Dalam memperoleh data tersebut ditentukan wilayah dan obyek penelitian. 1) Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah hukum Provinsi Kalimantan Selatan. Populasi penelitian tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Selatan yaitu di 12 (dua belas) Kabupaten yang masing-masing mempunyai daerah pertanian dengan sistem perjanjian bagi hasil. Sebagai sampel penelitian, peneliti mengambil wilayah Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala.(contoh) 2) Obyek Penelitian Sebagai obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kabupaten Banjar dengan 4 wilayah kecamatan yaitu: (sebutkan kecamatannya) dan Kabupaten Barito Kuala dengan 4 wilayah kecamatan yaitu: (sebutkan kecamatannya). Yang dijadikan obyek penelitian ini adalah yang dikenal sebagai daerah penghasil padi. Dalam penelitian pendahuluan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa sistem perjanjian bagi hasil yang dilakukan antara pemilik tanah dengan penyakap/petani penggarap adalah menggunakan sistem perjanjian bagi hasil menurut hukum adat, kebiasaan yang berlaku secara turun temurun di masyarakat tersebut. E. Alat Pengumpulan Data Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini ditentukan sebagai berikut. a. Mengenai Penelitian Kepustakaan Untuk penelitian kepustakaan, maka alat yang digunakan adalah studi dokumen, studi dokumen dilakukan atas 3 (tiga) macam bahan hukum yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. b. Mengenai Penelitian Lapangan Untuk penelitian lapangan, alat yang digunakan adalah teknik observasi, teknik wawancara dan daftar pertanyaan (questioner). Alat wawancara berpedoman

digunakan untuk memperoleh data dari para narasumber. Pedoman wawancara dipergunakan agar wawancara berjalan secara terarah sehingga sasaran penelitian diharapkan dapat tercapai. Karena jumlah responden yang banyak maka peneliti menggunakan teknik wawancara dan questioner agar dapat diperoleh hasil yang lebih mendalam dan tepat. Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data dari para responden. Responden diambil dari sampel 8 kecamatan pada Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala. Kriteria yang menentukan kualitas sampel adalah representativitasnya yakni sejauh mana ciri-ciri sampel sama dengan ciri-ciri populasi yang dimilikinya. Teknik yang dipakai adalah non probality sampling, tidak dilakukan secara random (Maria SW. Soemardjono, 1989: 19). Peneliti menggunakan purposive sampling atau judgemental sampling yaitu dengan menggunakan pertimbangan sendiri dengan bekal pengetahuan yang cukup tentang populasi untuk memilih anggota-anggota sampel. Data yang diperoleh paling banyak akan memberikan arah pada kesimpulan, tetapi pada umumnya tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk pengujian statistik (Maria SW. Soemardjono, 1989: 20). Yang menjadi informan dan responden adalah dari unsur Pemerintah baik dari Badan Pusat Statistik Provinsi dan Kabupaten, Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Desa serta Badan Penyuluh Pertanian yang ada di Kecamatan maupun dari unsur masyarakat yaitu pemilik tanah dan penyakap/petani penggarap. Jumlah unsur masyarakat yaitu pemilik tanah dan penyakap/petani penggarap yang dijadikan responden berjumlah 100 orang yang diambil dari desa-desa dalam 8 kecamatan yang dijadikan sampel penelitian. (contoh). F. Teknik Pengolahan Data Data primer dan data sekunder yang telah terkumpul kemudian diolah. Pengolahan data pada umumnya dilakukan dengan cara .. G. Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai