Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 latar belakang

Adjektiva, yang juga disebut kata sifat atau kata keadaan, adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda dan mempunyai ciri sebagai berikut. Adjektiva dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang dan paling : lebih besar kurang baik, paling mahal. Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali dan terlalu : sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu murah. Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak : tidak bodoh, tidak salah, tidak benar. Adjektiva dapat diulang dengan awalan se- dan akhiran -nya : sebaik-baiknya, serendah-rendahnya, sejelek-jeleknya. Adjektiva pada kata tertentu dapat berakhir antara lain dengan -er, -(w)i, -if, al dan ik : honorer, duniawi, ilmiah, negatif, formal, elektronik. Umumnya sebuah adjektiva diletakkan di belakang kata yang diterangkan di antara kedua kata itu yang dapat mengubah status hubungan. Perhatikan bentuk berikut :

(1) a. Baju putih b. Mobil tua c. Rumah mewah

(2) a. Baju yang putih b. Mobil yang tua c. Rumah yang mewah

(3) a. Baju itu putih Baju Ali putih b. Mobil itu tua Mobil Ali tua c. Rumah ini mewah Rumah mereka mewah

Pada nomor (1) adjektiva putih, tua, dan mewah berdiri langsung di belakang nomina baju, mobil, dan rumah. Bentukan seperti itu tidak merupakan kalimat, tetapi merupakan frasa. Penyisipan yang pada contoh (2) tidak mengubah status untaian kata itu menjadi kalimat. Untaian kata pada nomor (2) tetap merupakan frasa. Sebaliknya, dengan disisipkannya kata seperti itu, Ali, Saya, ini dan mereka pada contoh nomor (3) rentetan kata itu berubah statusnya menjadi kalimat.

1.2 Rumusan masalah Bagaimana makna reduplikasi pembentuk adjektiva dalam bahasa indonesia ?

1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana makna reduplikasi pembentuk adjektiva dalam bahasa indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

Adjektiva Bahasa Indonesia Adjektiva Makna reduplikasi pembentuk adjektiva dalam bahasa Melayu Belitung dapat dikemukakan sebagai berikut. a. Adjektiva +R -> Adjektiva Redupliasi adjektiva -> adjektiva memiliki makna yang mempunyai sifat itu lebih dari satu. Contohnya seperti kalimat di bawah ini.

Mirah-mirah amat jambuk itu Merah-merah betul jambu itu .

Dayang kampong kamek puteh-puteh Gadis kampung kami putih-putih .

Kain bajuqe baru-baru Kain bajunya baru-baru .

Di samping itu, reduplikasi adjektiva -> adjektiva memiliki pula makna intensitas (sungguh-sungguh) .

Contohnya adalah sebagai berikut.

Ditaikekqe tiang itu tinggi-tinggi Dipanjatnya tiang itu tinggi-tinggi .

Dilimpare bende itu jaoh-jaoh Dilemparnya benda itu jauh-jauh .

b. Nomina + R -> Adjektiva Reduplikasi nomina -> adjektiva memiliki makna miliki sifat seperti . . . atau menyerupai . . . Contoh : Anak aku ini keumak-umakqen Anakku ini keibu-ibuan . Tingkah biak kecik itu kebapak-bapakqen Tingkah anak itu kebapak-bapakan .

Tingkah lakuqe kebelande-belandeqen Tingkah lakunya kebelanda-belandaan .

Tingkah lakuqe kejawe-jaweqen Tingkah lakunya kejawa-jawaan .

c. Adjektiva + R -> Adverbia Reduplikasi adjektiva -> adverbia mengandung makna sungguh-sungguh (intensif) .

Contoh :

Kau harus lari sederas-derasqe Kau harus lari secepat-cepatnya .

Catlah ruangan itu sebagus-bagusqe Catlah ruangan itu seindah-indahnya .

Tumislah sayor itu selayuk-layukqe Tumislah sayur itu selayu-layunya .

Fungsi Adjektiva

Adjektiva yang berfungsi sebagai komplemen dalam penelitian terjaring sebanyak tujuh buah data. Kesemua adjektiva tersebut merupakan bentuk dasar. Berikut ini disajikan contoh data komplemen berkategori adjektiva.

Ngarasa bagja Merasa bahagia Kom Adj merasa bahagia

Milu rame Ikut ramai V Kom Adj ikut ramai

Disebutkeun langgeng Disebutkan abadi V Kom Adj disebutkan abadi

Kaitung

gede

Terhitung besar V Kom Adj terhitung besar

Ngaraos salempang Merasa V khawatir Kom Adj merasa khawatir

Bagja bahagia , rame ramai , langgeng abadi , gede besar , dan salempang khawatir merupakan adjektiva. Bagja dan

salempang merupakan adjektiva menyatakan sikap batin. Gede merupakan adjektiva yang menyatakan ukuran. Langgeng merupakan adjektiva yang menyatakan waktu. Rame merupakan adjektiva yang menyatakan pencerapan berkaitan dengan pancaindra.

Fungsi adjektiva reduplikasi bahwa Melayu Belitung meliputi adjektiva -> adjektiva dan nomina -> adjektiva. Berikut paparan kedua fungsi itu.

a. Adjektiva -> Adjektiva Contoh reduplikasi adjektiva pembentuk adjektiva dapat ditemukan dalam kalimat-kalimat bahasa Melayu Belitung berikut ini.

Mirah-mirah amat jambuk itu Merah-merah betul jambu itu .

Ditaikekqe tiang itu tinggi-tinggi Dipanjatnya tiang itu tinggi-tinggi .

Dilempare bende itu jaoh-jaoh Dilemparnya benda itu jauh-jauh .

Mantaq-mantaq dimakange jambu itu Mentah-mentah dimakannya jambu itu .

Mun nak jadi urang pelinge-pelinge belajar Kalau mau menjadi orang rajin-rajin belajar.

Dalam kalimat (1) (5) terdapat kata-kata mirah-mirah merahmerah , tinggi-tinggi tinggi-tinggi , jaoh-jaoh jauh-jauh ,

mantaq-mantaq mentah-mentah , dan pelinge-pelinge rajin-rajin , yang tergolong dalam kelas adjektiva. Kelima kata tersebut merupakan hasil dari reduplikasi adjektiva pula, yaitu kata mirah merah (mirahmirah), kata tinggi tinggi (tinggi-tinggi), kata jaoh jauh (jaohjaoh), kata mantaq mentah (mantaq-mantaq), dan kata pelinge

rajin (pelinge-pelinge).

b. Nomina -> Adjektiva

Dalam bahasa Melayu Belitung ditemukan bahwa reduplikasi terhadap nomina dapat berfungsi membentuk adjektiva, contohnya dapat dilihat dalam kalimat-kalimat berikut.

Anak aku keumak-umakqen Anak saya keibu-ibuan .

Biak kecik ini kebapak-bapakqen Anak ini kebapak-bapakan .

Tingkah lakuqe kejawe-jaweqen Tingkah lakunya kejawa-jawaan .

Tingkah lakuqe kebelande-belandeqen Tingkah lakunya kebelanda-belandaan .

Dalam kalimat (1) (4) terdapat kata keumak-umakqen keibuibuan , kebapak-bapakqen kebapak-bapakan , kejawe-jaweqen

kejawa-jawaan , dan kebelande-belandeqen kebelanda-belandaan . Keempat kata tersebut tergolong dalam kelas adjektiva. Kata-kata tersebut merupakan hasil reduplikasi kata umak ibu (keumak-

umakqen), bapak bapak (kebapak-bapakqen), jawe jawe (kejawejaweqen), dan kata belande belanda (kebelande-belandeqen) yang termasuk kelas nomina. Jadi, dalam hal ini reduplikasi terhadap nomina dapat berfungsi adjektiva.

c. Adjektiva + R -> Nomina Reduplikasi adjektiva -> nomina memberi makna sebagai berikut.

Yang dianggap . . . . Contoh : Kite harus ngormati tanah leluhur Kita harus menghormati tanah leluhur .

Yang memiliki sifat . . . .

Contoh:

Saya rajin makai wangi-wangien Saya suka memakai wangi-wangian .

Biak itu pemalas-pemalas semue Mereka itu pemalas-pemalas semua .

Yang menyukai . . . .

Contoh :

Urang ruma kamek pemait-pemait semue Orang rumah kami pemahit-mahit semua .

Kamek ne pemanis-manis semue Kami pemanis-manis semua .

Adjektiva dapat berfungsi sebagai predikat dalam kalimat atau sebagai keterangan pada frasa nominal. Pada contoh yang berikut kita temukan adjektiva yang berfungsi sebagai predikat.

Gedung yang baru itu sangat megah Setelah menerima rapor, mereka pun gembira Sedihlah hatinya, melihat anaknya tidak naik kelas Yang dibelinya kemarin tidak mahal Hatinya tidak akan tenang sebelum suaminya kembali

Pada contoh di atas, megah, gembira, sedih, mahal dan tenang adalah predikat. Dalam posisi itu adjektiva dapat memiliki pewatas seperti sangat, setelah, tidak dan tidak akan. Kadang-kadang orang memakai pula kata adalah sebelum adjektiva. Hal itu dilakukan terutama apabila subjek atau predikatnya panjang.

Yang dikatakannya padamu itu (adalah) baik Mereka yang setuju dengan ide itu (adalah) gila Ini (adalah) serumit masalah yang kita hadapi kemarin

enis adjektiva

Contoh-contoh berikut adalah Jenis Adjektiva dalam Bahasa Lintang yang telah mengalami proses reduplikasi.

1) SEpintar-pintaro jEmo masI pErlu bantuan jEmo laIn. Sepandai-pandai orang masih memerlukan bantuan orang lain Sepandai-pandai orang masih memerlukan bantuan orang lain .

2) Sejaat-jaat ndUng nedo kEmuno anaqnyo. Sejahat-jahatnya ibu tidak akan membunuh anaknya Sejahat-jahatnya ibu tidak akan membunuh anaknya .

3) Buanyo masaq-masaq ia diamblqo galo Buah yang matang-matang telah diambil semua olehnya Buah yang matang-matang telah diambil semua olehnya .

4) Murid-muridnya alap-alap dudUq di muko Murid yang bagus-bagus duduk di depan Murid yang bagus-bagus duduk di depan .

10

5) Jemonyo tuo-tuoU badao di muko Orang yang tua-tua itu tempatnya di depan Orang yang tua-tua itu tempatnya di depan .

Dalam kalimat-kalimat di atas dapat dilihat adanya bentuk ulang atau proses reduplikasi dari jenis kata adjektiva, yaitu sEpintar-pintaro sepandai-

pandainya , sEjaat-jaat sejahat-jahat , masaq-masaq masak-masak , alap-alap bagus-bagus , dan tuo-tuo tua-tua , Kata-kata tersebut adalah hasil reduplikasi bentuk dasar pintar pandai , jaat jahat , masaq masaq , alap bagus , dan tuo tua , yang semuanya tergolong jenis kata adjektiva.

Bentuk Adjektiva

Kebanyakan adjektiva adalah monomorfemis; artinya, terdiri atas satu morfem. Namun, ada pula adjektiva yang lebih dari satu morfem dan karena itu disebut polimorfemis. Berikut adalah beberapa contoh adjektiva yang monomorfemis.

Asin Anggun Besar Biru

cerah ceria mewah murah

kecil kurus lama lemah

matang murah ramai rusak

Karena kodrat semantiknya, tidak semua adjektiva memiliki ciri yang mutlak sama dengan yang lain. Kata seperti kaya dan miskin mempunyai gradasi semantis sehingga pada kata itu kita dapat menambahkan keterangan seperti kurang dan agak menjadi bentuk kurang kaya dan agak miskin. Sebaliknya, adjektiva mutlak bukanlah kata yang memiliki gradasi-sesuatu hanya dapat mutlak atau tidak mutlak. Karena itu, kita hanya dapat membentuk frasa tidak mutlak dan tidak dapat membentuk frasa agak mutlak, atau lebih mutlak .

11

Adjektiva yang polimorfemis dibentuk dengan tiga cara : (1) pengafiksan, (2) pengulangan, dan (3) pemaduan dengan kata lain. Adjektiva turunan dibentuk dengan memakai afiks pungutan seperti i, -iah, dan wi. Contoh :

Alami Insani Hewani Nabati

ilmiah alamiah lahiriah jasmaniah

manusiawi surgawi duniawi ragawi

Di samping bentuk seperti di atas, ada pula bentuk yang wujudnya nomina, namun sering dipakai dalam posisi adjektiva. Berikut adalah beberapa contohnya :

Penakut Pemalas Pemarah Pengecut Pendendam

keibuan kebapakan kekanak-kanakan kebelanda-belandaan kebarat-baratan

Bentuk terhormat, terasing dan tercemar secara sepintas lalu memang kelihatan seperti adjektiva karena dapat dibubuhi keterangan pembanding, keterangan penguat dan keterangan pengingkar-seperti banyak adjektiva yang lain. Akan tetapi, jika kita amati lebih mendalam akan tampak bahwa bentuk-bentuk seperti itu tidak diturunkan dari hormat, asing, cemar yang ditambah dengan prefiks ter- . ketiga bentuk itu adalah verba yang diturunkan dari verba lain, yakni dihormati, diasingkan dan dicemari. Dengan demikian, kata terhormat, terasing dan tercemar bukanlah adjektiva melainkan verba.

12

Cara kedua untuk menurunkan adjektiva adalah dengan pengulangan tetapi kata yang diulang itu pun telah memiliki status adjektiva. Contoh :

Mudah-mudah Bodoh-bodoh Cantik-cantik Murah-murah Besar-besar Subur-subur

Pengulangan dasar yang berafiks se- + -nya seperti pada bentuk sebaik-baiknya tidak membentuk adjektiva karena bentuk seperti itu tidak lain menerangkan nomina, tetapi menerangkan verba; misalnya kamu harus bekerja sebaik-baiknya. Demikian pula pengulangan adjektiva dapat membuat adjektiva itu berfungsi adverbial jika dipakai untuk menerangkan verba, misalnya : Dia datang cepat-cepat.

1) Uma dusUn kami bEsaq-bEsaq Rumah di desa kami besar-besar Rumah di desa kami besar-besar .

2) Imam sEmbayang tadi maco ayat panjang-panjang Imam sembahyang tadi membaca ayat panjang-panjang Imam sembahyang tadi membaca ayat panjang-panjang .

3) Keciq-keciq JEmo keteu kuat tEgalawa Kecil-kecil orang kate kuat sangat Kecil-kecil orang kate itu sangat kuat .

13

4) Maq ini rEgo barang-barang di pasar mahal-mahal tEgalaw Sekarang ini harga barang-barang di pasar mahal-mahal sangat Sekarang ini harga barang-barang di pasar mahal-mahal sangat .

5) Ati-ati kalu nyupir mobil Hati-hati kalau (kau) mengendarai mobil Hati-hati kalau (kau) mengendarai mobil .

Dari kalimat (1) (5) di atas dapat dilihat beberapa bentuk reduplikasi bentuk dasar adjektiva, yakni bEsaq-bEsaq besar-besar , panjang-

panjang panjang-panjang , kEciq-kEciq kecil-kecil , mahal-mahal mahal , dan ati-ati hati-hati .

Reduplikasi yg menghasilkan adjektiva bentuk dan makna dpt dirinci sebagai berikut : (1) Dwilangga A -----> A (adjektiva) yang mempunyai sifat pada bentuk dasar Bini pejabat tu alap-alap tapi galak marah Istri pejabat itu cantik-cantik tetapi suka marah .

(2) Se - + reduplikasi adjektiva -----> adjektiva meskipun Secalak-calak maling tertangkap juga Sepandai-pandai maling ketahuan juga .

14

(3) Se- +reduplikasi adjektiva -----> adjektiva sungguh-sungguh Sesego-sego kerjo pacak dikerjakan Sesulit-sulitnya pekerjaan dapat dikerjakan .

(4) Se- + reduplikasi adjektiva -----> adjektiva perbandingan Sekuntut-kuntut pinsil kaba lebia kuntut pinsil aku Setumpul-tumpul pensil kamu lebih tumpul pensil saya .

(5) Se- +reduplikasi + O perbandingan Sesegao-segao ini lebia sega kemaghi Sepuas-puasnya kini lebih puas kemarin .

15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jika dilihat dari definisi dan ciri yang dikemukakan di atas, orang dapat berkata bahwa bentuk seperti batu dan tembok adalah adjektiva pula karena kedua kata itu dapat menerangkan keadaan benda seperti terbukti dengan adanya bentuk benteng batu dan rumah tembok. Memang benar bahwa batu dan tembok pada kedua contoh itu menerangkan keadaan benda; tetapi, jika kita teliti lebih lanjut, kita akan mendapati bahwa kedua kata itu tidak memenuhi ciri-ciri adjektiva. Tidak ada, misalnya, bentukan *lebih batu atau sangat tembok* .

Definisi adjektiva juga agak bertumpang tindih dengan definisi verba karena ada beberapa ciri adjektiva yang juga menjadi ciri verba. Kata ingkar tidak, misalnya, dapat dipakai sebagai pengingkar adjektiva ataupun verba tidak cantik, tidak mandi. Untuk verba tertentu keterangan pembanding seperti lebih dan paling juga dapat dipergunakan pada verba : lebih berhasil, kurang menyenengkan, paling berbahaya.

Dalam kedua hal itu kata seperti batu dan tembok tetap termasuk kelas kata nomina, dan kata seperti berhasil, menyenangkan dan berbahaya termasuk kelas kata verba, tetapi dalam posisi tertentu berfungsi atributif.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi si pembaca dan semua kalangan khususnya mahasiswa. Adapun kesalahan tulisan baik disengaja maupun tidak disengaja tolong dimaafkan.

16

DAFTAR PUSTAKA

Moeliono, Anton M. Dardjowidjojo, Soejono. 1988. TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA. Jakarta : Balai Pustaka. Mustakim (Penyunting). 2002. VERBA BERKOMPLEMEN DI DALAM

BAHASA SUNDA. Jakarta : Pusat Bahasa. Arifin, Siti Salamah. Abubakar, Tirmizi. dkk. 2002. SISTEM REDUPLIKASI BAHASA MELAYU BELITUNG. Jakarta : Pusat Bahasa. Suryadi. Suwarno, Bambang. dkk. 2002. SISTEM REDUPLIKASI BAHASA SERAWAI. Jakarta : Pusat Bahasa. Ihsan, Diemroh. Diem, Chuzaimah Dahlan. dkk. 2002. SISTEM

REDUPLIKASI BAHASA LINTANG. Jakarta : Pusat Bahasa.

17

Anda mungkin juga menyukai