Anda di halaman 1dari 4

V. Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam 1.

Anak Didik Pendidikan ibarat uang logam, selalu memiliki dua sisi yang bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan. Satu sisi ada yang bertugas sebagai pendidik, di sisi lain ada yang bertugas sebagai peserta/anak didik. Proses pendidikan berarti terjadinya aktivitas antara pemberi dan penerima.

Anak didik merupakan salah satu dari dua sisi tersebut yang memiliki tugas menerima konsep pendidikan agar dirinya terbentuk sebagai insan muslim yang kenal dan tahu akan Tuhan dan agamanya, memiliki akhlak Al-Quran, bersikap, bersifat, dan bertindak sesuai dengan kaidah Al-Quran, berpikir dan berbuat demi kepentingan umat serta selalu turut ambil bagian dalam kegiatan pembangunan manusia seutuhnya.

Dalam membicarakan anak didik, ada dua hal penting yang harus diperhatikan oleh pendidik, yaitu:

1.

Hakikat Anak Didik

2.

Kebutuhan Anak Didik

2. Pendidik

Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik sering disebut dengan murabbi, muallim, dan muaddib. Ketiga term tersebut mempunyai semantis masing-masing sesuai dengan penggunaannya dalam konteks pendidikan Islam. Di samping itu istilah pendidik juga disebut dengan istilah/panggilan Al-Ustadz dan Al-Syaikh.

Sebagaimana teori Barat, pendidik dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik

Pendidik yang utama dan pertama adalah orang tua (ayah dan ibu). Mereka bertanggung jawab penuh atas perkembangan anak-anaknya sejak dalam kandungan sampai mereka beranjak dewasa. Oleh karena itu kesuksesan anak dalam mewujudkan dirinya sebagai khalifah Allah juga merupakan kesuksesan orang tua sebagai pendidiknya. Allah SWT berfirman: Artinya: ..Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. Al-Tahrim: 6)

3. Kurikulum

Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir yang artinya pelari dan Curere yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum ternyata berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.

4. Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kataMethadanHodos.Metha berarti melalui atau melewati. Sementara Hodos berarti jalan atau cara. Oleh karena itu, metode berarti jalan/cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu, dalam bahasa Arab disebut dengan Thariqah.

Dalam konsep pendidikan, kata metode sering digandengkan dengan kata mengajar atau yang lebih dikenal dengan istilah metodologi pengajaran. Mengajar berarti menyajikan atau menyampaikan sesuatu (sejumlah bahan pelajaran) kepada anak didik. Jadi metode pengajaran adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.

5. Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Kata nilai menurut filosofi pengertiannya ialah idea of worth. Menurut Edwin dan Gerald Brown, evaluasi (penilaian dalam pendidikan) berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Penilaian dalam pendidikan Islam bertujuan agar keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam benar-benar sesuai dengan nilai-nilai yang Islami, sehingga tujuan pendidikan Islam yang dicanangkan dapat tercapai. Penilaian dan pengukuran dalam pendidikan Islam akan objektif bila didasarkan pada Al-Quran dan Hadis.

6. Lingkungan

Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim, geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam kehidupan yang senantiasa berkembang. Lingkungan adalah seluruh yang ada, baik manusia, maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak, kejadian-kejadian, atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan

lingkungannya, sejauh itu pula keterbukaan/peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya.

7. Alat Pendidikan

Untuk mencapai tujuan, pendidikan memerlukan berbagai alat yang dikenal dengan istilah media pendidikan, audio visual, alat peraga, sarana dan prasarana pendidikan, dan sebagainya. Media pendidikan meliputi segala sesuatu yang dapat membantu proses pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena pendidikan Islam mengutamakan

pengajaran ilmu dan pembentukan akhlak, maka media untuk mencapai ilmu adalah media pendidikan ilmu, sedangkan media untuk pembentukan akhlak adalah pergaulan

Anda mungkin juga menyukai