PRESENTASI Kasus IPAH
PRESENTASI Kasus IPAH
PRESENTASI Kasus IPAH
Oleh
Latar belakang
Rumah sakit adalah sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan
Preventif Promotif Kuratif (Peningkatan (Pencegahan (Pengobatan Penyakit) kesehatan) Penyakit) Rehabilitatif ( Pemulihan Kesehatan)
+
penyediaan obat yang bermutu
+
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
Visite
+
pengkajian penggunaan obat
Memberi pemahaman dan motivasi kepada pasien untuk mematuhi terapi yang telah ditetapkan dokter
Memberi masukan dan pertimbangan kepada tenaga kesehatan lain di rumah sakit rasionalitas penggunaan obat
Identitas pasien
Nama No. Mr Umur Jenis Kelamin Tanggal Lahir Agama Suku Alamat Berat Badan Ruangan Pembayaran Tanggal Masuk Status : : : : : : : : : : : : : NZ 48.87.57 57 tahun Perempuan 17-01-1954 Kristen Protestan Karo Jl. Suka Tari No. 4, Medan s 53 kg Rindu A1 - Ruang penyakit dalam wanita Jamkesmas 01 Oktober 2011 Jamkesmas
Pasien
Penurunan Kesadaran
Sepsis
IGD
Medical Record
Mengisi Biodata
Pemeriksaan fisik
Diagnosa
Sepsis
Sepsis adalah kondisi Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) ditambah tempat infeksi yang diduga atau diketahui (ditentukan dengan biakan positif terhadap organisme dari tempat tersebut).
Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus, juga disebut pressure sores atau bed sores, adalah lesi di kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis, dermis dan kadang-kadang jaringan subkutis dan tulang di bawahnya karena penurunan mobilitas.
Terapi
Pembahasan
PENGKAJIAN PENGGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL
Tepat Pasien Tepat Indikasi Tepat Obat Tepat Dosis Waspada Efek Samping
4T+1W
Sefotaksim
Pemberian sefotaksim tidak tepat dosis karena dosis yang diberikan adalah 1 g/12 jam, sedangkan untuk infeksi berat (sepsis), sebaiknya diberikan 2 gr/6-8 jam. Maksimum 12 gr/hari. Uji kultur dilakukan pada hari rawatan ke-5 dan hasilnya tersedia di tangan dokter pada hari rawatan ke20. Pasien sudah resisten terhadap sefotaksim, namun masih tetap diberikan.
KESIMPULAN
1. Penggunaan antibiotik cefotaxime tidak rasional tidak tepat, yaitu tidak tepat dosis dan tidak tepat waktu pemberian yang diakibatkan ketidaklengkapan administrasi dalam perihal permintaan obat pasien. 2. uji kultur tidak dilakukan sejak dini dan butuh waktu yang lama untuk mendapatkan hasilnya sehingga penggunaan antibiotik secara empiris diberikan dalam waktu yang panjang. 3. Penggunaan gentamisin sudah dipantau dengan pemeriksaan faal ginjal untuk mewaspadai efek samping nefrotoksisitas pada pasien. Penggunaannya tetap dilanjutkan karena tidak ditemui adanya kerusakan
SARAN
1. Sebaiknya kelengkapan persyaratan administrasi berupa protokol terapi untuk antibiotik cefotaxime hendaknya diupayakan untuk penggunaan beberapa hari sambil menunggu hasil kultur tersedia. 2. Sebaiknya uji kultur dilakukan lebih dini pada pasien dengan diagnosis sepsis untuk mencegah terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan mencegah terjadinya resistensi.
TERIMA KASIH