PRESENTASI Kasus IPAH

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

Sepsis ec Ulkus Dekubitus grade III + Diabetes Mellitus tipe II + Hipertensi Stage I + Fraktur Femur Sinistra

Oleh

Syarifah Fitria Ulfa


103202119

Latar belakang
Rumah sakit adalah sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan

Preventif Promotif Kuratif (Peningkatan (Pencegahan (Pengobatan Penyakit) kesehatan) Penyakit) Rehabilitatif ( Pemulihan Kesehatan)

pelayanan kesehatan rumah sakit


Pelayanan yang berorientasi kepada pasien

+
penyediaan obat yang bermutu

+
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat

Visite

+
pengkajian penggunaan obat

Pelayanan Farmasi klinis rumah sakit

Tujuan Studi Kasus


Memantau rasionalitas penggunaan obat di RSUP HAM.
RASIONAL 4T+1W

Memberi pemahaman dan motivasi kepada pasien untuk mematuhi terapi yang telah ditetapkan dokter

Tujuan Studi Kasus


Memberi Pelayanan informasi obat kepada pasien dan keluarga pasien

Memberi masukan dan pertimbangan kepada tenaga kesehatan lain di rumah sakit rasionalitas penggunaan obat

Identitas pasien
Nama No. Mr Umur Jenis Kelamin Tanggal Lahir Agama Suku Alamat Berat Badan Ruangan Pembayaran Tanggal Masuk Status : : : : : : : : : : : : : NZ 48.87.57 57 tahun Perempuan 17-01-1954 Kristen Protestan Karo Jl. Suka Tari No. 4, Medan s 53 kg Rindu A1 - Ruang penyakit dalam wanita Jamkesmas 01 Oktober 2011 Jamkesmas

RINGKASAN PADA WAKTU PASIEN MASUK RSUP H. ADAM MALIK

Pasien

Penurunan Kesadaran

Masuk RSUP H. Adam Malik

Sepsis

IGD

Rawat Inap di Rindu A1

Medical Record

Mengisi Biodata

Pemeriksaan yang dilakukan


Pemeriksaan Mikrobiologi klinik

Pemeriksaan patologi klinik


radiologi

Pemeriksaan fisik

Hasil pemeriksaan Terlampir di hal. 26-31

Diagnosa

Setelah dilakukan pemeriksaan pasien di diagnosa


Sepsis ec Ulkus Dekubitus grade III + Diabetes Mellitus tipe II + Hipertensi Stage I + Fraktur Femur Sinistra

Sepsis
Sepsis adalah kondisi Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) ditambah tempat infeksi yang diduga atau diketahui (ditentukan dengan biakan positif terhadap organisme dari tempat tersebut).

Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus, juga disebut pressure sores atau bed sores, adalah lesi di kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis, dermis dan kadang-kadang jaringan subkutis dan tulang di bawahnya karena penurunan mobilitas.

Terapi

Terapi terlampir (Hal. 31)

Obat-obat yang digunakan


NaCl 0,9% Ketorolac 1 amp Ranitidine Metronidazole Ceftriaxone Cefotaxime Gentamycin Inviclot (heparin) Aptor (Asetosal) NaCl 3% Parasetamol

Pembahasan
PENGKAJIAN PENGGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL
    

Tepat Pasien Tepat Indikasi Tepat Obat Tepat Dosis Waspada Efek Samping

terlampir (Hal. 40-73)

4T+1W

Sefotaksim
Pemberian sefotaksim tidak tepat dosis karena dosis yang diberikan adalah 1 g/12 jam, sedangkan untuk infeksi berat (sepsis), sebaiknya diberikan 2 gr/6-8 jam. Maksimum 12 gr/hari. Uji kultur dilakukan pada hari rawatan ke-5 dan hasilnya tersedia di tangan dokter pada hari rawatan ke20. Pasien sudah resisten terhadap sefotaksim, namun masih tetap diberikan.

Sefotaksim dan Gentamisin


Pemberian gentamisin dan sefotaksim dapat meningkatkan resiko nefrotoksisitas Telah dipantau fungsi ginjal. Hasilnya menunjukkan kondisi ginjal yang masih normal. Terapi dilanjutkan

KESIMPULAN
1. Penggunaan antibiotik cefotaxime tidak rasional tidak tepat, yaitu tidak tepat dosis dan tidak tepat waktu pemberian yang diakibatkan ketidaklengkapan administrasi dalam perihal permintaan obat pasien. 2. uji kultur tidak dilakukan sejak dini dan butuh waktu yang lama untuk mendapatkan hasilnya sehingga penggunaan antibiotik secara empiris diberikan dalam waktu yang panjang. 3. Penggunaan gentamisin sudah dipantau dengan pemeriksaan faal ginjal untuk mewaspadai efek samping nefrotoksisitas pada pasien. Penggunaannya tetap dilanjutkan karena tidak ditemui adanya kerusakan

SARAN
1. Sebaiknya kelengkapan persyaratan administrasi berupa protokol terapi untuk antibiotik cefotaxime hendaknya diupayakan untuk penggunaan beberapa hari sambil menunggu hasil kultur tersedia. 2. Sebaiknya uji kultur dilakukan lebih dini pada pasien dengan diagnosis sepsis untuk mencegah terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan mencegah terjadinya resistensi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai