Anda di halaman 1dari 6

Ahmadiyah di Cikeusik | Penyerang Terkomando | Aneh!!

Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang February 11, 2011 by: admin Ahmadiyah di Cikeusik | Penyerang Terkomando | Aneh!! Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang. Kuasa hukum Ahmadiyah, Choirul Anam, menilai bahwa penyerangan terhadap pengikut Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, telah direncanakan. Dia juga menilai penyerangan tersebut terkomando. Pasalnya, menurut Choirul, para penyerang mengenakan pita hijau dan biru serta ada yang tidak mengenakan pita. Setiap kelompok menyerang bergiliran. Ahmadiyah di Cikeusik | Penyerang Terkomando | Aneh!! Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang

Ahmadiyah di Cikeusik | Penyerang Terkomando | Aneh!! Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang

Ada tiga kategori penyerang, pita biru, pita hijau, dan tidak berpita. Pertama yang menggeruduk itu pita biru, kemudian pita hijau, dan tanpa pita. Apakah yang berpita intelijen? Saya pastikan warga biasa, ujarnya saat ditemui di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Jakarta, Jumat (11/2/2011). Pita hijau dan biru yang dikenakan para penyerang tersebut terekam dalam video yang diambil oleh saksi pengikut Ahmadiyah berinisial A. Saat ini saksi di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Selain itu, Choirul menilai bahwa jumlah penyerang yang mencapai 1.500 orang itu terlalu besar jika dikatakan tidak diorganisasi atau dikomando sebelumnya. Diperkirakan penyerang jemaah Ahmadiyah di Cikeusik tersebut, kata Choirul, adalah warga sekitar. Dia juga tidak dapat memastikan apakah penyerang tergabung dalam organisasi masyarakat (ormas) tertentu atau tidak. Warga sekitar situ, ucapnya. Terkait dengan kronologi kejadian, Choirul menerangkan bahwa pemicu bentrokan bukanlah kedatangan 17 pengikut Ahmadiyah dari luar Cikeusik seperti disampaikan kepolisian. Penyerangan tersebut memang sudah direncanakan sebelum kedatangan ke-17 warga itu. Buktinya, Ahmadiyah Cikeusik mendapat peringatan dari kepolisian tentang rencana serangan pada 4 Februari. Polisi missleading-nya menganggap ke-17 tamu adalah

aktor provokasi dengan argumen salah satu dari mereka ngomong penolakan di depan massa, salah. Nggak ada omongan 17 orang itu di depan massa, katanya. Sayangnya, meskipun mengetahui akan ada penyerangan di Cikeusik, tutur Choirul, kepolisian tidak mengantisipasinya dengan maksimal. Gak mungkin mereka (polisi) gak tahu. Kalau 200 orang berkumpul kan kelihatan, apalagi ribuan orang, katanya. sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011/02/11/12525021/P enyerang.Pakai.Pita.Tanda.Terkomando Ahmadiyah di Cikeusik | Penyerang Terkomando | Aneh!! Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang

Ahmadiyah di Cikeusik | Penyerang Terkomando | Aneh!! Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang

Penyerangan Ahmadiyah | Bentrokan Cikeusik Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang Berdasarkan rekaman video yang diambil A, salah satu saksi kunci, kepolisian dinilai sengaja membiarkan aksi penyerangan di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Penilaian itu lantaran kepolisian menarik pasukan sebelum sekitar 1.000 orang menyerang pada Minggu (6/2/2011) pagi. Choirul Anam, penasihat hukum A, mengatakan bahwa A merekam setiap peristiwa mulai sebelum massa datang, perusakan rumah dan mobil, hingga akhir penyerangan. A adalah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang yang datang ke rumah Suparman. Choirul menjelaskan, dalam rekaman terlihat adanya negosiasi antara Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cikeusik dengan salah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah di rumah Suparman sekitar pukul 08.00. Negosiasi itu, katanya, tak menemui titik temu karena kepolisian tak bersedia menjamin aset rumah Suparman. Rekaman yang penting, dia menambahkan, aparat kepolisian meninggalkan lokasi dengan dua truk sebelum massa datang. Sebelumnya, ucapnya, personel dari dalmas itu datang dengan dua truk dan satu mobil untuk berjaga-jaga di lokasi sejak Sabtu (5/2/2011).

Yang pasti, mereka (pasukan) enggak mungkin enggak ada komando untuk meninggalkan lokasi, kata Choirul di Bareskrim Polri, Jumat (11/2/2011). Dia datang untuk mendampingi A menjalani pemeriksaan. Jadi, menurut Anda, ada unsur pembiaran? Kalau melihat video, ketika eskalasi massa mulai naik polisinya malah pergi, ujar Choirul. Seperti diberitakan, kepolisian berkali-kali membantah melakukan pembiaran dalam kasus itu. Menurut Polri, ke17 anggota jemaah Ahmadiyah itu sengaja memprovokasi warga. Mereka juga menolak mengikuti Suparman dan keluarga untuk dievakuasi. sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011/02/11/1409189/Pas ukan.Ditarik.Sebelum.Massa.Datang CUplikan dari KRONOLOGI KEJADIAN VERSI AHMADIYAH baca lengkap DISINI Pada saat itu enam petugas polisi dan reserse kriminal sudah berada di lokasi, pada pukul 09.00 WIB, datang satu mobil pick up polisi dan dua truk Dalmas. Mereka makan pagi bersama dan mengobrol dengan warga Ahmadiyah. Polisi memimta warga Ahmadiyah yang berada di Desa Umbulan untuk segera meninggalkan lokasi dan tidak melakukan perlawanan jika ada serangan.

Warga Ahmadiyah menolak, lalu perwakilan polisi meninggalkan lokasi karena menerima telepon. Sejak saat itu tidak ada dialog kembali, warga Ahmadiyah berkumpul di dalam rumah Parman. Pada pukul 10.00 WIB pagi, massa dari arah utara mendatangi lokasi warga Ahmadiyah. Mereka berteriak-teriak sambil mengacungkan golok. sumber : http://www.tribunnews.com/2011/02/07/kronologipenyerangan-di-cikeusik-versi-ahmadiyah

Anda mungkin juga menyukai