1. DAYA 2. PENGUKURAN
TRANSFORMATOR DAYA
Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi merubah tegangan listrik yang akan disalurkan. disalurkan.
E2 = (N2 / N1) x E1 Dimana ; E1 = tegangan primer E2 = tegangan sekunder N1 = belitan primer N2 = belitan sekunder VA primer = VA sekunder I1 x E 1 = I2 x E 2 E 1/ E 2 = I 2 / I1 I1 = I2 ( E 2 / E 1 ) Dimana ; I1 = Arus primer I2 = Arus sekunder E1 = tegangan primer E2 = tegangan sekunder Rumus umum menjadi : E1 N1 I2 _ = = E2 N2 I1 4
Menurut pasangan : transformator pasangan dalam transformator pasangan luar. Menurut isolasi pendingin : transformator kering : pendinginan udara transformator minyak : pendinginan minyak Menurut fungsi/pemakaian : transformator pembangkit transformator gardu induk transformator distribusi.
5
Gambar. Transformator
6
Umumnya kontruksi transformator terdiri dari: 1. Bagian Utama: Inti Besi Kumparan Transformator Minyak Transformator Bushing Tangki Konservator 2. Peralatan Bantu: Pendingin Tap Changer Alat Pernapasan (Dehydrating Breather) Indikator-Indikator 3. Peralatan Proteksi: Relai Bucholz Relai Arus Lebih (Over Current Relai) Relai Termis (Thermal Relai) Rod Gap Arrester Pemadam Kebakaran (Trafo-Trafo Besar)
7
- Inti besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan transformator. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis lempenganyang berisolasi, untuk mengurangi panas (akibat rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh rugiEddy Current.
- Kumparan traformator Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. lainUmumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan bolaktersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (dihubungkan rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
10
11
- Kumparan tertier Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier. - Kayu Sebagai ganjal yang memisahkan inti dan kumparan terhadap body/rangka trafo Kayu harus bersifat isolasi sehingga harus Dikeringkan terhadap kandungan air
12
- Minyak trafo Berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan kumparanintinya direndam dalam minyak-trafo, terutama trafominyaktrafotrafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (tegangan tembus tinggi) Persyaratan minyak trafo : kekuatan isolasi tinggi Penyalur panas yang baik dan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat partikelmengendap dengan cepat viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan tidak merusak bahan isolasi padat sifat kimia yang stabil.
13
- Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu isolator sebagai selubung konduktor, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
14
Bushing
15
- Tangki dan Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo bagianyang terendam minyak trafo berada dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
16
- Pendingin Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul kumparanpanas yang disebabkan oleh rugi-rugi besi dan rugirugirugirugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan tembaga. kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak berlebihan, isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi trafo, kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi untuk menyalurkan panas keluar trafo. trafo. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa: Udara, minyak. berupa: Udara, minyak. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara : sirkulasi) Alamiah (natural) Tekanan/paksaan (forced). Tekanan/
17
Pendinginan Transformator
18
19
20
- Alat pernapasan Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti berubahkeadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai tersebut. tinggi, dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak tangki, turun, menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. tangki. Dengan demikian kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. trafo. Ada udara yg terjebak oleh tekanan minyak shingga terjadi kindensasi Minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang mengandung uap air yang dapat menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal trafo, tersebut, tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis. hygroskopis. - Indikator Untuk mengawasi kondisi trafo selama beroperasi, maka perlu beroperasi, adanya indikator antara lain : indikator suhu minyak indikator permukaan minyak indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap dan sebagainya. sebagainya.
21
a. b. c. d. e.
22
- Pengaman tekanan lebih Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam tangki dan akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangki trafo. - Rele tekanan lebih Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung tibamemerintahkan kerja/membukanya P.M.T. - Rele Diferensial Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antar kumparan atau kumparan dengan tangki atau antar belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
23
Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas yang berlebihan akibat arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
24
KONSERVATOR
KLEM
BUSHING
BUCHOLTZ RELAY
JANSEN RELAY
RADIATOR
KIPAS PENDINGIN
SILICAGEL OLTC
KONTROL BOX FAN
MEKANIK OLTC
25
Pengujian Transformator
Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN50SPLN50-1982 atau IEC 76 (1976), yaitu :
26
- Pengujian jenis Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis yang diuji jenis memenuhi persyaratan. Pengujian jenis meliputi: Pengujian rutin pengujian kenaikan suhu pengujian tegangan impuls - Pengujian Rutin Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator yang diproduksi, meliputi: pengujian tahanan isolasi pengujian tahanan kumparan pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group pengujian rugi besi dan arus beban kosong pengujian rugi tembaga dan impedansi pengujian tegangan terapan (Withstand Test) pengujian tegangan induksi (Induce Test).
27
- Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan pabrik dengan pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi : pengujian dielektrik pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa pengujian hubung singkat pengujian harmonik pada arus beban kosong pengujian tingkat bunyi akuistik pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan motorpompa minyak.
28
29
- Pengukuran tahanan kumparan Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus. Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan rugi-rugi tembaga rugitrafo. Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu belitan pada saat pengukuran dan diusahakan sama dengan suhu udara sekitar, oleh karenanya diusahakan arus pengukuran yang mempunyai nilai kecil. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm digunakan Precision Double Bridge.
30
Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal: Untuk terminal tegangan tinggi: a. Trafo 3 fasa - fasa A - fasa B - fasa B - fasa C - fasa C - fasa A b. Trafo 1 fasa - terminal H1-H2 untuk trafo double bushing H1- terminal H1-Ground untuk trafo single bushing H1 Untuk sisi tegangan rendah a. Trafo 3 fasa - fasa a - fasa b - fasa b - fasa c - fasa c - fasa a b. Trafo 1 fasa - terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat. X1X231
32
Toleransi yang diijinkan adalah : a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap trafo telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group trafo. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR
33
- Pengukuran rugi pada arus beban kosong Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) serta besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka. - Pengukuran rugi tembaga dan impedansi Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws). Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian dihubungakan terbangkit juga arus nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolahseolah-olah dibebani penuh.
34
- Pengujian tegangan terapan (Withstand Test) Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan bodi tangki. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai dengan standar uji dan dilakukan pada: - sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dengan bodi yang di ke tanahkan - sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dengan bodi yang di ke tanahkan. - waktu pengujian 60 detik.
36
Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), sedangkan pada trafo dengan tapping maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal. Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian rupa sehingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban rugipenuh dan rugi beban kosong. - Pengujian tegangan impulse Pengujian impulse ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari isolasi trafo terhadap tegangan surja petir. Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada : - antar lilitan trafo - antar layer trafo - antara belitan dengan ground.
37
1. 2. 3. 4. 5.
6.
Daftar Pustaka
1. Transformator Cetakan Mc Graw Hill 2. IEC 156/1963 Method for the determination of electric strength of insulating oils 1963 IEC 76/1976 Power Transformer 1976. 3. P.T. PLN Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan untuk Transformator Tenagan Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta 1981. 4. SPLN 17 : 1979 Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak Jakarta, 1979. 5. SPLN 50 - 1982 Pengujian Transformator Jakarta, 1982.
39