1.1 Latar Belakang Puisi merupakan salah satu jenis sastra yang merupakan pernyataan yang paling inti. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Oleh karena itu dari dulu hingga sekarang puisi merupakan pernyataan seni sastra yang paling baku. Membaca puisi merupakan senikmatan seni yang khusus, bahkan merupakan puncak kenikmatan seni sastra. Pada masa sekarang, nampak puisi Indonesia modern yang kian dinikmati oleh semua lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh puisi itu selain memberikan kenikmatan seni, juga memperkaya kehidupan batin, menhaluskan budi, bahkan juga sering membangkitkan semangat hidup yang menyala dan mempertinggi rasa ketuhanan dan keimanan. Maka dari itu pembelajaran tentang puisi yang termasuk tentang pembelajaran tentang sastra perlu dikembangkan atau diberikan pembelajaran mengenai sastra agar menjadikan atau lebih mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik baik itu dalam budhi, pikiran, maupun perbuatan. Karena itu, mengingat akan peran sastra dan manfaatnya bagi siswa, maka kelompok kami akan mencoba untuk mengambil tema tentang sastra ini, untuk bahan makalah kami, dengan tujuan agar siswa lebih menyadari akan betapa penting dan bergunanya pembelajaran sastra tersebut 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan puisi? 2. Apa saja ciri-ciri puisi?
3. Apa saja unsur atau penyusun dari puisi
4. Bagaimana pembagian dari puisi? 1.3 Tujuan 1. Menyelesaikan tugas dari sekolah dengan sebaik-baiknya 2. Dapat menambah wawasan dalam aspek bahasa yaitu dalam bidang bersastra 3. Dapat mengetahui pengertian,ciri-ciri, dan jenis puisi baik puisi lama dan pusai baru 1.4 Manfaat a. Manfaat bagi penulis Dapat menambah wawasan dalam mendalami penertian, ciri-ciri, dan pembagian dari puisi lama dan puisi baru .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah karya sastra yang kaya makna. bahasa yunani Perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani. Mula-mula artinya membangun, membentuk dan membuat. Jadi puisi adalah penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya dan lain-lain. 2.2 UNSUR UNSUR PUISI Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi halhal sebagai berikut. (1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. 2
(2)
(3)
(4)
Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi hal-hal sebagai berikut. (1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Halhal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. (3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
(4)
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. (6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
2.3
PEMBAGIAN PUISI
Sama dengan pelajaran lainnya puisi juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Puisi Lama dan Puisi Baru.
2.3.1
Puisi Lama
Adalah pancaran puisi masyarakat lama atau zaman lampau yang merupakan kesustraan kuno.
a. Ciri-Ciri Puisi Lama a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya b) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
1.
b. Macam-Macam Puisi Lama Mantra Mantra adalah kata-kata yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib dan ajab yang ada dalam kehidupan masyarakat. Adapunciri-cirinya adalah Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde. Bersifat lisan, sakti atau magis Adanya perulangan Metafora merupakan unsur penting Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan. Contohnya : Mantra untuk menghilangkan kesialan dalam Bahasa Jawa. Adalah sebagai berikut :
Niat ingsung adus kembang setiman. Niat ingsung rogo, sukmo, nyowo, Rogo suci., Suksma Suci, Nyowo Suci, Suci., Saking kesaning Gusti Allah
2.
Bidal ( Pribahasa ) Bidal (Pribahasa) adalah susunan kata-kata atau kalimat-kalimat yang mengandung pengertian atau lukisan sindiran, perbandingan serta kiasan. Ada beberapa Bidal(Pribahasa) yang umum dikenal di masyarakat yaitu: a. Pepatah Pepatah klausa yang dinyatakan dengan kalimat. Yang melukiskan ialah sesuatu tentang keadaan/ kelakuan seseorang. Contohnya : Hemat Pangkal Kaya Rajin Pangkal Pandai b. Ungkapan Ungkapan adalah Klausan yang berisikan tentang keadaan/kelakuan seseorang yang dinyatakan dengan pepatah. Contohnya : Anak itu panjang tangan (artinya orang yang suka mencuri) Orang itu bekerja dengan banting tulang (artinya orang yang bekerja keras ) c. Perumpamaan Perumpamaan adalah kalimat yang mengungkapkan keadaan/kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar Contohnya : Bagaikan pinang yang di belah dua (artinya orang kembar yang sulit untuk di bedakan) Seperti mendapat duren runtuh ( artinya mendapat kebahagian yang bertumpuk-tumpuk) d. Tamsil/Ibarat
Tamsil/Ibarat adalah perumpamaaan yang diiringi dengan bagian bagian kalimat yang menjelaskan sesuatu. Tamsil atau ibarat mirip dengan karmina atau pantun pendek.
Contohnya : Ada ubi ada talas, ada budi ada balas Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi
e. Pemeo
Pemeo adalah kata slogan yang menjadi popular karena sering diucapkan kembali dan bersifat mendorong semangat atau ejekan. Contohnya : Masyarakat olah raga adalah mengolah ragakan masyarakat. Merdeka atau Mati Dll 3. Pantun Pantun adalah puisi lama yang pada umunya terdiri dari 4 baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedanghan baris ketiga dan keempat disebut isi. Adapun syarat-syarat pantun yaitu : Pada umumnya terdiri dari 4 baris dalam satu baitnya Tiap baris terdiri dari 8-a2 suku kata Bersajak a-b-a-b Bari 1dan 2 disebut sampiran dan baris 3 dan 4 disebut isi
Sama dengan pelajaran lainnya pantun juga ada bermacam-macam menurut isinya , yaitu : a. Pantun Anak anak Pantun anak-anak adalah pantun yang berisikan bersukacita dan berduka cita. Contohnya : Burung merpati burung dara Terbang menuju angkasa
b. Pantun Muda Pantun Muda adalah pantung yang biasanya berisikan perjalanan, atau permasalahan semasa muda. Biasanya pantun muda berisikan pantun nasib, perkelana, berkisah-kasih, perpisahan, jenaka dan teka-teki. Contohnya : Pantun teka-teki o o o o Menuruni jurang yang sangat landai Berjalan di atas rumpun teka-teki Kalau memanglah pandai Hewan apa tanduk di kaki
c. Pantun Tua Pantun Tua adalah pantun yang berisikan kisah yang dialami semasa kita saat tua nanti. Biasanya pantun tua berisikan tentang adapt istiadat, agama, dan nasehat. Contohnya : Pantun Nasihat Buah kelapa buah lontar Di beli ayah dari pecan Rajin-rajinlah engkau belajar Untuk bekal di masa depan
d. Pantun Kilat ( Karmina ) Pantun Kilat atau sering disebut dengan pantun karmina adalah pantun yang biasanya keluar secara spontan, dan pada umumnya hanya terdiri dari 2 baris saja. Adapun cirri-cirinya yaitu : Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan. Bersajak aa-aa, aa-bb
Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi. Semua baris diawali huruf capital. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah Contohnya : o Kura-kura dalam perahu Pura pura kurang tahu o Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula e. Syair Syair berasal dari bahasa Arab, yaitu syuur yang artinya perasaan. Pada umumnya bersajak a-a-a-a, dan terdiri dari 4 baris, dan serta semua barisnya merupakan isi. Adapun cirri-cirinya adalah : Terdiri dari 4 baris Berirama aaaa Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
Contohnya : o o o o f. Gurindam Gurindam adalah pantun yang terdiri dari 2 baris yang bermakna nasehat dan pada umumnya bersajak a-a. adapun cirri-cirinya adalah : Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalahatau perjanjian pada baris pertama tadi. Contiohnya : Rotiku bersegi empat Kulitnya bertutupkan coklat Kututup rapat-rapat Agar tidak di hinggapi lalat
o Barang siapa meninggalkan sembahyang o Bagai rumah tidak bertiang g. Talibun Talibun adalah pantun yang berisikan dari 4 baris atau genap dalam satu barisnya. Cirri-cirinya adalah :
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Apabila enam baris sajaknya a b c a b c. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d
Contohnya : o Panakik pisau siraut Ambil galah batang lintabung Silodang ambil untuk niru Yang setitik jadikan laut Yang sekapal jadikan gunung Alam terkembang jadikan guru (Panghulu, 1978:2)
h. Seloka ( Pantun Berangkai ) Seloka atau pantun berangkai adalah sederetan pantun yang saling berhubungan serta memiliki sebuah makna. Adapun ciri-cirinya adalah : Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contohnya : Buah kudu jatuh ke semak Mangga muda dimakan rusa Aku rindu ibid dan bapak Karena lama tidak berjumpa
Mangga muda dimakan rusa Kera bermain batang ilalang Karena lama tidak perjumpa Ku ingin segera pulang
10
Gaji dihitung-hitung Cukup tidak untuk berdua Hati ingin sempurna dengan engkau Sama derita sama gembira Kepala pusing-pusing menimbang-nimbang Menghitung-hitung uang bagi kita (Armyn Pane)
4. Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). Contoh: Satu-satu perasaan Yang saya rasakan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan (Or Mandank) 5. Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh: Di kelam hitam mengepung Menjerit peluit kereta malam Merintih ke langit Derita hidup mengepung Menjerit bangsaku sedang berjuang Merintih ke langit (Nursyamsu) 6. Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). Contoh: Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulaudi lautan hijau Gunung-gemunung bagus rupanya Dilimpahi air mulia tampaknya
11
Tumpah darahku Indonesia namanya. (Muh. Yamin) 7. Stanza / Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Contoh: Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa sendiri Bertambah halus, akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupaan teduh tenang. (Sanusi Pane) 8. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masingmasing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Itali) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi dapat dikatakan bahwa soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muh. Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris). Contoh: Gita Gembala Lemah gemulai lembut derana Bertiuplah angin sepantun ribut Menuju gunung arah ke sana Membawa awan bercampur kabut Dahan bergoyang sambut menyambut Menjatuhkan embun jernih warnanya Menimpa bumi beruap dan lembut Sebagai benda tiada berguna
12
Jauh di sana diliputi awan Terdengar olehku bunyi nan rawan Seperti permata di dada perawan Alangkah berahi rasanya jantung Mendengarkan bunyi suara kelintung Melagukan gembala membawa untung (Muh. Yamin) 9. Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama maupun puisi baru. Yang dipentingkan dalam jenis ini adalah kandungan isi bukan bentuk. Kandungan isi dimaksudkan sebagai ekspresi bebas dari jiwanya, dari pengungkapan rasa pribadinya. kalau perlu bahasa pun dapat tunduk kepada isinya. Sanjak-sanjak ini merupakan salah ciri angkatan 45, sebuah salah satu perwujudan dari gelora jiwanya. Contoh: Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Sanjak karya Chairil Anwar di atas menggambarkan pemberontakan jiwanya, semangat hidupnya yang menuntut kebebasan.
13
BAB IV PENUTUP
3.1
KESIMPULAN Jadi kesimpulan dari karya tulis ini adalah puisi adalah karya sastra yang memiliki penuh dengan makna. Adapun unsur-unsur puisi yaitu : 1 uansur batin yang terdiri dari tema, rasa, nada dan amanat sedang kan unsure lahir yang terdiri dari perwajahan, diksi, imajinasi, kata konkret, bahasa figurative, verifikasi. Selain dari pada itu puisi juga dapat di bagi yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama terdiri dari (mantra, bidal/pribahasa, dan pantun). Sedangkan puisi baru terdiri dari ( distikom,tersina, kuartain, kuaint, sektet, septime, stanza/oktava, sonata dan sajak bebas)
3.2
KRITIK & SARAN KRITIK Agar bangsa muda sebagai penerus bangs adapt mengetahui berbagai macamtentang aspek kebahasaan kususnya tentang sastra, dan tidak melupakan karya satra bangsa sendiri.
SARAN
14
Sebaiknya pengenalan bersastra dilaksanakan pada saat dini karena bersastra sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, serta bagi pemuda agar lebih mencintai karya sastra bangsa sendiri
15