Anda di halaman 1dari 7

CORRELATION OF CANOPY FICUS WITH DENSITY OF HERB GROUND COVER AT NATIONAL PARK OF MT. HALIMUN SALAK Al-Qorina.

*, Dwi Yanti., Erlandy U., Ketut A.W.S., Putri H., Wiwit Y. L., Diaz S. P. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda 10, Rawamangun Jakarta13220. Telp/Fax (021)4894909 * email : sketsaist_92@yahoo.co.id

Abstract Gunung Halimun-Salak is one of the part of National Park of Mt.Halimun Gunung Halimun with the temperature average is about 22,60C at day. GunungHalimun has so many biodiversities. The biodiversities at Mt.Halimun consits of 275 spesies of plants with 8 family. The purpose of this research is to know the corellation of canopy Ficus with herbground cover at Gunung HalimunSalak, West Java. The research was held on Friday-Saturday,July 8th-9th, 2011. The method that used on this research is descriptive method by pusposive sampling technique. The research was done in two track, there are Citalahab and Cikaniki track. On location was made 8 plots which the measure of each plot is 10x10 m. After the research, the researcher count the data including large canopy, the density, frequency, INP and diversity index. The result is , there are 46 species of herb and 8 species of Ficus tress Keywords: large canopy, density, herb ground cover,national park of Mt. Halimun

PENGARUH LUAS KANOPI POHON FICUS TERHADAP KERAPATAN TUMBUHAN PENUTUP TANAH DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK

Al-Qorina.*, Dwi Yanti., Erlandy U., Ketut A.W.S., Putri H., Wiwit Y. L., Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda 10, Rawamangun Jakarta13220. Telp/Fax (021)4894909 * email : sketsaist_92@yahoo.co.id

Abstrak Gunung Halimun merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Gunung Halimun memiliki suhu rata rata sebesar 22,60C. Gunung Halimun memiliki banyak keanekaragaman hayati 275 jenis tumbuhan yang terdiri dari 82 suku. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh luas kanopi pohon Ficus terhadap tumbuhan penutup tanah di TNGHS di Jalur Citalahab dan Cikaniki, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, 8-9 Juli 2010. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik purposive sampling . Pada lokasi dibuat 8 plot yang masing-masing berukuran 10x10m. Setelah dilakukan penelitian, maka dilakukan pengambilan data dengan menghitung kerapatan, frekuensi, INP (Indeks Nilai Penting) dan indeks keanekaragaman jenis. Hasil yang didapatkan pada 8 plot adalah di temukan 8 jenis Ficus dan 46 jenis herba penutup tanah. Kata Kunci : luas kanopi Ficus, kerapatan, herba penutup tanah, Taman Nasional Gunung Halimun Salak

PENDAHULUAN Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) merupakan taman nasional yang memiliki kekayaan vegetasi hutan yang sangat tinggi. Luas dari Taman Nasional Gunung Halimun mencapai 113.357 hektar (Wiriadinata, 2002). Taman Nasional Gunung Halimun Salak termasuk dalam Hutan Hujan Tropis. Hutan Hujan Tropis adalah suatu masyarakat kompleks merupakan tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Dalam buku ini istilah kanopi hutan digunakan sebagai suatu yang umum untuk menjelaskan masyarakat tumbuhan keseluruhan di atas bumi. Di dalam kanopi iklim micro berbeda dengan diluarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Banyak dari pohon yang lebih kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan (Irwanto, 2006) Pada 3 lokasi di TNGHS yaitu Gunung Halimun pada ketinggian 1000-1500 mdpl, Gunung Ci Timur pada ketinggian 1000-1200 mdpl dan Gunung Penenjoan pada ketinggian 1000-1200 mdpl didapatkan hasil 275 jenis tumbuhan yang terdiri dari 82 suku yang dikelompokkan berdasarkan habitusnya maka dari 275 jenis tumbuhan tersebut terdiri atas 106 jenis pepohonan, 52 jenis perdu, 22 jenis semak, 27 jenis liana/pemanjat, 50 jenis terna, 15 jenis terna epifit dan 3 jenis tumbuhan berumpun (LIPI,2002). Suku-suku di antara 106 jenis pohon adalah suku Annonaceae, Aquifoliaceae, Araliaceae, Araucariaceae, Araceae, Celastraceae, Clusiaceae, Euphorboaceae, Fabaceae, Fagaceae, Lauraceae, Magnoliaceae, dan Moraceae. Ficus merupakan marga terbesar dari keluarga Moraceae yang banyak dijumpai di Indonesia. Dari sekitar 1000 jenis keluarga Moraceae yang terdapat di TNGHS 50% diantaranya adalah Ficus (Fiqa, 2005). Penelitian Fiqa, (2005) menunjukkan bahwa Gunung Halimun memiliki keanekaragaman Ficus yang beragam. . Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diperlukan untuk mengetahui pengaruh luas

kanopi pohon Ficus terhadap tumbuhan penutup tanah di TNGHS.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak pada jalur Kanopi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan data vegetasi menggunakan teknik purposive sampling.

HASIL Setelah melakukan pengamatan pada beberapa spesies, didapatkan hasil bahwa ditemukan sebanyak 46 spesies di 8 plot. Setelah melakukan perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) pada setiap spesies yang ditemukan didapatkan hasil berikut : Tabel 1. Data Ficus yang ditemukan. Jenis Ficus Ficus ribes Ficus sp. 2 Ficus padana Ficus padana Ficus sp.3 Ficus fistulosa Ficus padana Ficus cuspidata Luas batang (m2) 0,01 0,02 0,03 0,03 0,04 0,07 0,18 0,24 Kekayaan Jenis 24 11 19 11 15 6 10 11

Grafik 1. Hubungan Luas Batang Ficus dengan Keanekaragaman jenis herba

Tabel 2. Data Herba yang di temukan


Nama Ficus Ficus sp. 1 Ficus sp. 2 Ficus ribes Ficus cuspidata Ficus padana Ficus fistulosa Ficus sp. 3 JUMLAH Banyak 1 3 1 1 4 5 1 16 Total Luas Batang (m2) 0.01 0.02 0.01 0.24 0.24 0.22 0.04 0.78 Frekuensi 0.125 0.375 0.125 0.125 0.5 0.625 0.125 2 Frekuensi Relatif 6% 19% 6% 6% 25% 31% 6% 100% Kerapatan Kerapatan Relatif 0.00125 6% 0.00375 19% 0.00125 6% 0.00125 6% 0.005 25% 0.00625 31% 0.00125 6% 0.02 100% Dominansi Dominansi Relatif 0.0000125 1% 0.000025 3% 0.0000125 1% 0.0003 31% 0.0003 31% 0.000275 28% 0.00005 5% 0.000975 100% INP 14% 40% 14% 43% 81% 91% 18% 300%

Tabel 3. Data Herba yang di temukan


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Nama Herba Curculigo capitulata Etlingera coccinea Cyathea squomulata Athyrium sp. Cyrtandra sp. Lophatherum gracile Blechnum sp. Argostemma sp. Tectaria sp. Cyathea sp. 1 Cyclosorus sp. 1 Sellaginela sp. Clidemia hirta Begonia sp. Phrynium sp. Schismatoglottis sp. Maratia sp. Microsorum sp. Angiopteris sp. Forrestia mollissima Anggrek sp. 1 Scindapsus sp. Alocasia sp. Diplazium sp. Rubiaceae sp. 1 Begonia multangula Cyathea sp. 3 Ardisia sp. Ophiorrhiza sp. Musa acuminate Elastostema sp. 1 Elastostema sp. 2 Homalonema sp. Nephrolepis sp. Paku sp. 2 Cyclosorus sp. 2 Impatient platipetala Ageratum conyzoides Synedrella nodiflora Colocasia sp. Wedelia sp. Cyathea sp. 2 Cyperaceae Elastostema sp. 3 Anonim sp Oplismenus sp. JUMLAH Total Luas 18,5 34 2 18,5 103 2,5 3 5 1 10 10 2,5 2 23,5 50 76 5 3,5 6 6 0,3 2,5 1,5 5 3 10 40 1,5 6 5 70 10 10 4 3 14 2 2 2 0,5 3 8 5 5 3 0,5 598,8 Diketemukan (x) 6 5 1 6 7 2 1 2 1 3 2 2 3 5 5 7 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 4 2 3 1 3 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 107 Frekuensi 0,75 0,625 0,125 0,75 0,875 0,25 0,125 0,25 0,125 0,375 0,25 0,25 0,375 0,625 0,625 0,875 0,125 0,25 0,25 0,25 0,125 0,25 0,25 0,25 0,125 0,25 0,5 0,25 0,375 0,125 0,375 0,125 0,125 0,25 0,125 0,375 0,125 0,125 0,125 0,125 0,125 0,125 0,125 0,125 0,25 0,125 13,375 FR 6% 5% 1% 6% 7% 2% 1% 2% 1% 3% 2% 2% 3% 5% 5% 7% 1% 2% 2% 2% 1% 2% 2% 2% 1% 2% 4% 2% 3% 1% 3% 1% 1% 2% 1% 3% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 1% 100% Dominansi 0,023125 0,0425 0,0025 0,023125 0,12875 0,003125 0,00375 0,00625 0,00125 0,0125 0,0125 0,003125 0,0025 0,029375 0,0625 0,095 0,00625 0,004375 0,0075 0,0075 0,000375 0,003125 0,001875 0,00625 0,00375 0,0125 0,05 0,001875 0,0075 0,00625 0,0875 0,0125 0,0125 0,005 0,00375 0,0175 0,0025 0,0025 0,0025 0,000625 0,00375 0,01 0,00625 0,00625 0,00375 0,000625 0,7485 Dominansi Relatif 3% 6% 0% 3% 17% 0% 1% 1% 0% 2% 2% 0% 0% 4% 8% 13% 1% 1% 1% 1% 0% 0% 0% 1% 1% 2% 7% 0% 1% 1% 12% 2% 2% 1% 1% 2% 0% 0% 0% 0% 1% 1% 1% 1% 1% 0% 100% INP 9% 10% 1% 9% 24% 2% 1% 3% 1% 4% 4% 2% 3% 9% 13% 19% 2% 2% 3% 3% 1% 2% 2% 3% 1% 4% 10% 2% 4% 2% 14% 3% 3% 3% 1% 5% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 2% 2% 2% 1% 200%

PEMBAHASAN Ficus yang ditemukan pada 8 plot yang tersebar di jalur Kanopi terdiri dari 7 jenis. Ficus padana, F. fistulosa, F. cuspidata, F. ribes, dan tiga jenis Ficus yang belum teridentifikasi. Berdasarkan grafik hubungan batang Ficus dengan keanekaragaman jenis herba (Grafik 1), Korelasi yang didapatkan dari hasil data yang telah diambil, menunjukkan hasil negatif. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara diameter pohon Ficus dengan keanekaragaman jenis herba di bawahnya. Kanopi pohon Ficus yang memiliki luas yang lebih lebar memiliki keanekaragaman herba yang rendah, dikarenakan terdapatnya persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari antara satu herba dengan herba lainnya yang terdapat di bawah kanopi pohon Ficus sehingga cahaya matahari yang masuk terhalang oleh besarnya kanopi pohon Ficus. Sedangkan pada tabel. 2, INP Ficus yang tertinggi adalah Ficus fistulosa, dan yang terendah adalah Ficus ribes dan Ficus sp.1 dengan INP 14%. Berdasarkan tabel 3, herba yang ditemukan di semua plot sebanyak 46 spesies. Menurut hasil pengolahan data, INP herba tertinggi yang ditemui di bawah kanopi Ficus di TNGH adalah Cyrtandra sp. dengan INP sebesar 24%, Schismatoglottis sp. dengan INP sebesar 19%, dan Elastostema sp. 1 dengan INP sebesar 14%. Sedangkan inp herba terendah yang ditemui di TNGH adalah Tectaria sp. dan Ageratum conyzoides dengan INP masingmasing sebesar 1%. Cyrtandra sp. dapat berupa herba kecil, tanaman merambat, semak, epifit, atau pohon. Hampir semua genus Cyrtandra hidup di habitat hutan hujan. (Cronk, Q. C. B., et al., 2005). Schismatoglottis sp. merupakan herba hutan hujan tropis yang penyebarannya dengan memanfaatkan air. (Klaus Kubitzki, Herbert Huber). Sedangkan ekologi Elatostema merupakan indikator kawasan hutan yang lembab (van Steenis, 1972). Berdasarkan data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa penyebab Cyrtandra sp., Schismatoglottis sp. Elastostema sp. 1 mempunyai

INP yang tertinggi adalah karakteristik ekologisnya hutan hujan tropis dan sesuai dengan TNGHS. Kelembaban hutan yang tinggi dan intensitas cahaya matahari yang rendah mendukung tumbuhan tersebut tumbuh dengan subur. Karakter ekologi TNGHS yang lembab dan intensitas cahaya matahari yang rendah tidak sesuai dengan ekologi Tectaria dan Ageratum conyzoides. Tectaria merupakan paku teresterial yang ditemukan pada batu atau lembah berbatu di lahan lapang atau perbukitan. Ageratum conyzoides hadir di lingkungan tropis dan subtropis. A. conyzoides adalah gulma lahan penganggu di habitat kepulauan Pasifik termasuk padang rumput, perkebunan, tanah limbah dan pinggir jalan. A. conyzoides juga ditemukan dalam pembukaan lahan, padang rumput, hutan dan di sepanjang jalur (Smith 1991, di PIER 2008). Beberapa jenis herba Curculigo capitulate, Etlingera coccinea, Musa acuminate, Synedrella nodiflora, dan tanaman dari suku-suku Poaceae, Rubiaceae, dan Asteraceae adalah tumbuhantumbuhan yang memerlukan cahaya matahari langsung (Yusuf, 2005). Sebaliknya ada pula tumbuhan yang tidak memerlukan cahaya matahari langsung atau tumbuhan yang hidup dibawah naungan yaitu Athyrium sp, Lophatherum gracile, dan Scindapsus sp. (Alberta, 2009)

KESIMPULAN Ficus yang ditemukan pada 8 plot yang tersebar di jalur Kanopi terdiri dari 7 jenis. Ficus padana, F. fistulosa, F. cuspidata, F. ribes, dan tiga jenis Ficus yang belum teridentifikasi. Ficus fistulosa adalah ficus yang paling sering ditemukan dengan INP 91%. Sedangkan herba yang paling sering ditemukan adalah Cyrtandra sp. dengan INP sebesar 24%. Berdasarkan Grafik 1, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara diameter pohon Ficus dengan keanekaragaman jenis herba di bawahnya.

UCAPAN TERIMA KASIH 1. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta, atas kebijaksanaan yang telah diberikan. 2. Dra. Ratna Komala, M.Si, selaku dosen jurusan biologi Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan saran dan petunjuk untuk memeriksa dan mengoreksi proposal penelitian sampai dengan hasil dan

7.

Semua

pihak

yang

telah

membantu

terselesaikannya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.2008. Taman Nasional Gunung Halimun Salak. www.tnhalimun.go.id. (25 Juni 2011). Bulter, Rhet. A. 2009. Apakah Kanopi itu?. www.indonesia.mongabay/rainforests/kids/0 04.html.(25 Juni 2011). Cronk, Q. C. B., et al. .2005. Evolution of Cyrtandra (Gesneriaceae) in the Pacific Ocean: the origin of a supertramp clade. Am J Bot 92 1017 Fachrul, Melati Ferianita. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Cetakan Ke-2. Jakarta; Dunia Aksara Farah, Novita. 2009. Keanekaragaman dan Pengelompokan Vegetasi Manggrove di Teluk Lampung dengan Teknik Ordinasi.Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

pembahasan penelitian ini. 3. Dr. Rusdi, M.Biomed, selaku dosen jurusan biologi Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan saran dan petunjuk untuk memeriksa penelitian dan sampai mengoreksi dengan proposal hasil dan

pembahasan penelitian ini. 4. Drs. Paskal Sukandar M.Si, selaku dosen jurusan biologi Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan saran dan petunjuk untuk memeriksa dan mengoreksi proposal penelitian sampai dengan hasil dan

pembahasan penelitian ini. 5. Lana Maulana sebagai mentor, Ninda Hutami Silalahi dan Elsa Novrita Sari sebagai asisten mentor yang saran, telah dan

Fiqa, Abdan Putri. 2005. Pengaruh naungan dan Komposisis Media Terhadap Pertumbuhan Bibit Beringin ( Ficus benjamina L.); UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI, Pasuruan, Indonesia. Wiriadinata H. 2002. Biodiversitas Taman Nasional Gunung Halimun Vol.6 No.1 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Taman Nasional Gunung Halimun; Herbarium Bogoriensis Puslit Biologi LIPI.

memberikan

bimbingan,

petunjuk dalam pengambilan data dan penyelesaian penelitian ini. 6. Panitia pelaksana LDMPL 2011 yang telah memberikan wadah kepada mahasiswa untuk belajar melakukan penelitian dan penyusunan laporan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai